Uji stabilitas mikrobiologis pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii)
Vol. 62, No. 3, September-Desember l 2013, Hal. 89-94 |
ISSN 0024-9548
89 Uji stabilitas mikrobiologis pembersih gigi tiruan
dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis
(Cinnamomum burmannii)
(Microbiological stability test on denture cleanser with ingredients of
essential oil of Cinnamon Bark (Cinnamomum burmannii))
1 2 2 1 Niken Pristianingrum, Soebagio, dan Elly Munadziroh 2 Mahasiswa Strata 1 Departemen Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya – Indonesia
Korespondensi (correspondence): Niken Pristianingrum, Mahasiswa Strata 1, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl. Mayjend. Prof. Dr.
Moestopo no. 47 Surabaya 60132, Indonesia. E-mail: emunadziroh@yahoo.com ABSTRACT
Background: Denture cleaners are products designed to clean stains, deposits, and debris from the surface of the denture, by
soaking or brushing with tooth brush and toothpaste for dentures. Cinnamon is a tree with aromatic bark has a very strong odor.
Cinnamon has the effect of antifungal, antiviral, bactericidal, and larvasidal. Purpose: The aim of this research made denture
cleaning preparations with ingredients of essential oil of cinnamon bark and microbiological stability test to be have done. Method:
In this research, microbiological stability test that includes total plate count test and pathogen microbial test denture cleaning
with ingredients of essential oil cinnamon bark 2%, which is stored in a period of 1 week, 2 weeks, 3 weeks, 4 weeks, 2 months,
and 3 months. In addition to supporting the results of the study, researchers conducted a preliminary test of the effectiveness of
essentials oil of cinnamon bark against Candida albicans. Results: Showed that there was no change in total plate count and the
growth of microbial pathogens in denture cleaning preparations with the ingredients of essential oil of cinnamon bark up to 3
months. This shows that the stocks stable in storage at room temperature until the 3 months. Conclusion: Denture cleaning
preparations was stable in storage up to 3 months.Key words: Cinnamon, denture cleanser, total plate count PENDAHULUAN
Bahan resin akrilik polimetil metakrilat masyarakat Indonesia cukup tinggi. Candida albicans (PMMA) merupakan bahan yang banyak memberikan kontribusi yang besar terhadap digunakan untuk basis gigi tiruan lepasan. Bahan terjadinya denture stomatitis. Candida albicans resin akrilik telah diterima dengan baik untuk basis disamping merupakan flora normal dengan gigi tiruan di bidang kedokteran gigi sejak tahun 1 prevelensi sekitar 45%, prevelensi tersebut
1946. Resin akrilik dipakai sebagai basis gigi tiruan dilaporkan meningkat pada pemakai gigi tiruan oleh karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, dengan keadaan rongga mulut sehat yaitu 47,5% 3 tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik sampai 55,6%. Salah satu cara untuk mencegah baik, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan 2 denture stomatitis adalah dengan membersihkan gigi perubahan dimensinya kecil. tiruan. Pembersihan gigi tiruan dengan larutan 4 Keradangan rongga mulut pada pemakai gigi pembersih dilaporkan sangat efektif. Menurut 5 tiruan lepasan dengan basis resin akrilik yang
Abelson cit. Donata, larutan pembersih gigi tiruan dijangkau oleh sikat gigi, sehingga pembersihan terhadap noda, deposit, dan debris dari permukaan gigi tiruan lebih optimal.
Mosby’s Dental Dictionary 6 mendefinisikan pembersih gigi tiruan adalah produk yang dirancang untuk membersihkan noda, deposit, dan debris dari permukaan gigi tiruan, dengan cara merendam atau menyikat dengan sikat dan pasta gigi untuk gigi tiruan. Suatu produk harus memiliki stabilitas dalam penyimpanan. Stabilitas sediaan obat adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (shelf-life). 7 Selama masa penyimpanan suatu sediaan, dimungkinkan terjadi kontaminasi. Kontaminasi mikroba dalam sediaan menyebabkan turunnya kualitas produk dan mempengaruhi kesehatan konsumen. Kontaminasi ini dapat menyebabkan perubahan bau, warna, viskositas, dan penampilan sediaan. Perubahan ini disebabkan oleh kemampuan mikroorganisme memecah komponen-komponen produk dan atau merupakan metabolit mikroba.
Seringkali perubahan ini tidak nyata tetapi dalam waktu beberapa bulan baru menunjukkan perubahan. 8 Sumber kontaminan mikroba dapat berasal dari bahan dasar (terutama bahan alam), air yang digunakan dalam proses produksi, proses pembuatan, alat-alat, lingkungan tempat produksi, dan bahan pengemas serta operator. Sumber kontaminasi yang berbahaya adalah mikroorganisme patogen, tetapi mikroorganisme nonpatogen dapat juga menyebabkan penyakit jika dalam jumlah besar dan dalam kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan mikroorganisme. 8 Suatu sediaan tidak harus steril, tetapi kontaminan sediaan harus dibatasi jumlahnya. 8 Uji mikrobiologis
(uji batas mikroba dan identifikasi mikroba patogen) dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan tersebut terhadap mikroba. Uji batas mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba hidup dalam semua jenis produk farmasi mulai dari bahan baku hingga sediaan jadi dan untuk menyatakan produk farmasi tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu. 9 Uji batas mikroba dilakukan dengan menghitung jumlah mikroba pada cawan petri pada pengenceran tertentu dan dinyatakan dalam total plate count (Angka Lempeng Total). 10 Persyaratan untuk uji batas mikroba menurut CTF (The Toilet Preparation
Federation ) yaitu mengandung mikroorganisme aerob kurang dari 1000 per gram atau ml.
Identifikasi mikroba patogen pada sediaan yang berasal dari bahan alam meliputi Pseudomonas
aeruginosa , Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans . 9
karena merupakan penyebab penyakit infeksi yang umum pada manusia. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, pemakaian dan pendayagunaan obat tradisional di
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Obat-obatan tradisional kembali digunakan masyarakat sebagai salah satu alternatif pengobatan, di samping obat-obatan yang berkembang di pasar. 11 Kayu manis adalah pohon dengan kulit batang memiliki bau aromatik yang sangat kuat. Kandungan kimia yang terdapat dalam kayu manis antara lain minyak atsiri, safrole, eugenol, sinamaldehid, tanin, damar, kalsium oksalat, dan zat penyamak. 12 World
Health Organization monographs on selected medicinal plants 13
menjelaskan dalam uji eksperimental farmakologi, kayu manis memiliki efek antijamur dan antibakteri. Barnes 14 menyatakan bahwa kayu manis memiliki efek antifungal, antiviral, bakterisidal, dan larvasidal. Secara in vitro, kayu manis telah terbukti sebagai anti jamur Candida albicans. 13,14 Yulinah et al. 15 menyatakan aktivitas antifungi minyak atsiri kulit batang kayu manis terhadap Candida albicans dengan konsentrasi hambat minimum 1%.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin membuat suatu sediaan pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis 2%. Pada penelitian ini akan dilakukan uji stabilitas mikrobiologis sediaan yang disimpan dalam jangka waktu 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan. Jangka waktu penyimpanan ini sesuai dengan standar penyimpanan sediaan pada suhu kamar. Selain itu untuk mendukung hasil penelitian, peneliti melakukan penelitian pendahuluan yaitu uji efektifitas minyak atsiri kulit batang kayu manis terhadap Candida albicans. Uji efektifitas minyak atsiri kulit batang kayu manis terhadap Candida albicans dilakukan pada konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%. Uji efektifitas bertujuan untuk menetapkan konsentrasi yang tepat untuk pembuatan sediaan pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis. Tujuan penelitian ini menghitung angka lempeng total sediaan pembersih gigi tiruan dengan bahan aktif minyak atsiri kulit batang kayu manis 2% setelah penyimpanan selama 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan dan mengidentifikasi mikroba patogen
Pseudomonas aeruginosa , Escherichia coli, Staphylococcus Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 89-94 © 2013 Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 89-94 © 2013
aureus , dan Candida albicans pada sediaan pembersih Jumlah koloni dihitung yang tumbuh, kedua
gigi tiruan dengan bahan aktif minyak atsiri kulit lempeng dinyatakan rata-rata jumlah bakteri tiap ml batang kayu manis 2% setelah penyimpanan selama sampel dan dikalikan dengan pengenceran. 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan,
Identifikasi mikroba pathogen dilakukan dan 3 bulan. dengan cara menanam sediaan pada media nutrient
broth untuk memperkaya bakteri dan diinkubasi
pada suhu 37 ± 2 C 24 jam, kemudian digoreskan
BAHAN DAN METODE
pada media selektif. Staphylococcus aureus menggunakan media Maltosa Salt Agar (MSA), Bahan yang digunakan dalam penelitian ini pseudomonas aeruginosa pada media Cetrimide adalah minyak atsiri kulit batang kayu manis,
Agar Medium (CETA), Escherichia coli pada media
aquades, emulgator tween 80, larutan salin, media (EMB), Candida albicans pada
Eosin Methylene Blue
biakan Nutrient agar MERCK VM 100650 943 dan
Sabouroud Dextrosa Agar (SDA). Morfologi masing- Nutrien t borth BD 8072513, Media selektif Manitol
masing mikroba dapat dilihat pada Tabel l.
salt agar (MSA) OXOID CM 0085, Cetrimide Agar Medium (CETA) MERCK VM 393489 511 , Eosin
(EMB) MERCK VM 219142 411,
Methylene Blue Tabel 1. Morfologi mikroba pada media agar selektif
Sabouroud Dextrosa Agar (SDA) BD 0012492, Stok Nama mikroba Nama mikroba Nama mikroba Nama mikroba Nama mikroba Media selektif Media selektif Media selektif Media selektif Media selektif Cir Cir Cir Ciri khas morf Cir i khas morf i khas morf i khas morf i khas morfologi k ologi k ologi k ologi koloni ologi k oloni oloni oloni oloni
bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027,
Escherichia coli ATCC 8739 , Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus MSA Kuning dengan zone kuning
ATCC 653BP , Candida albicans.Alat yang digunakan Pseudomonas aeruginosa CETA Umumnya kehijauan
adalah Autoklaf merek Huxley 340, Inkubator
Escherichia coli EMB Hitam, biru hitam merek Memmert, Mikropipe. Candida albicans SDA Hifa
Persiapan sediaan pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis dengan membuat sediaan induk pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu
HASIL
manis dengan konsentrasi 2% (4 ml minyak atsiri Hasil uji efektifitas sediaan pembersih gigi kulit batang kayu anis + 2% tween 80 + aquades tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu hingga didapatkan volume 200 ml). manis terhadap Candida albicans dapat dilihat pada
Uji efektifitas kandidat produk pembersih gigi Tabel 2. tiruan,dimulai dengan pengenceran sediaan pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri
Tabel 2. Hasil uji efektifitas sediaan pembersih gigi tiruan
kulit batang kayu manis dengan konsentrasi 0,25%;
dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis
0,5%; 1%; 1,5%. Disiapkan media dasar SDA yang
terhadap Candida albicans
terdiri dari media dasar dan media perbenihan, kemudian membuat lubang sumuran pada media
K K K Kosentr K osentr osentr osentr osentrasi asi asi asi asi Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
dan ditanam masing-masing konsentrasi sediaan
0,25% 0 ± 0
pada sumuran sebanyak 100 mikron. Sediaan
0,5% 0 ± 0
diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam dan
1% 7,77 ± 0,45 1,5% 10,20 ± 0
diamati dan diukur zona hambat tumbuh.
2% 11,32 ± 1,59
Pelaksanaan uji satabilitas mikrobiologis (Uji batas mikroba (angka lempeng total), identifikasi mikroba patogen) melalui uji batas mikroba (Angka
Tabel 3. Hasil uji efektifitas sediaan pembersih gigi tiruan
Lempeng Total) dengan cara disiapkan cawan petri 1 5 dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis dan diberi label pengenceran 10 sampai 10 : dibuat
terhadap Candida albicans pada bulan ke-3
pengenceran sampel dengan larutan salin pada 5 K Kosentr K osentrasi osentr osentr asi asi asi Mean ± SD Mean ± SD pernadingan 1 : 9 sampai didapat pengenceran 10 . K K osentr asi Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD Tiap-tiap pengenceran diambil 1 ml dan ditanam
0,25% 0 ± 0
pada dua cawan petri yang berisi media NA, 0,5% 0 ± 0
1% 8,22 ± 1,72
digoyang agar hasil pengenceran sampel dengan
1,5% 12,64 ± 2,26
media NA dapat tercampur homogen. Larutan
2% 15,12 ± 1,30
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 89-94 © 2013
Uji efektivitas sediaan pembersih gigi tiruan Escherichia coli menunjukkan hasil negatif, karena dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis sampel tidak membentuk koloni berwarna hitam atau dengan konsentrasi 1,5% dan 2% terhadap Candida biru hitam pada media Eosin Methylene Blue (EMB).
albicans yang disimpan selama 3 bulan, diperoleh Identifikasi Staphylococcus aureus, juga menunjukkan
data zona hambat seperti pada Tabel 3. Data zona hasil negatif, karena tidak menunjukkan koloni kuning hambat tersebut dilakukan uji distribusi normal pada Manitol Salt Agar (MSA). Candida albicans yang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov , didapatkan hasil ditanam pada Sabouroud Dextrosa Agar (SDA) juga
data berdistribusi normal p = 0,99 (p>0,005). Data menunjukkan hasil negatif, karena tidak membentuk yang sudah didapat dilakukan uji t-test, dan koloni berwarna krem dan berbau ragi. didapatkan hasil p = 0,31 (p>0,005). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara konsentrasi 1,5% dan 2%.
Tabel 4. Hasil uji batas mikroba (angka lempeng total) Angka lempeng total (ALT) Angka lempeng total (AL Angka lempeng total (AL Angka lempeng total (AL Angka lempeng total (AL T) T) T) T) W Waktu pen W W W aktu pen aktu pen aktu pen aktu penyimpanan yimpanan yimpanan yimpanan yimpanan 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu (minggu/b (minggu/b (minggu/b (minggu/b (minggu/bulan ulan ulan ulan ulan k koloni k k k oloni oloni oloni oloni Rerata Rer Rer Rer Rer ata ata ata ata
ΣΣΣΣΣ 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 4 Minggu 2 Bulan 3 Bulan 2 bulan
3 bulan Gambar 1. Koloni Staphylococcus aureus selama 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan.
Hasil identifikasi mikroba patogen menunjukkan hasil negatif (hasil gesekkan sampel tidak menunjukkan karakteristik yang sama dengan hasil gesekan positif
Penelitian uji batas mikroba (angka lempeng
yang merupakan gesekan positif yang merupakan total) dilakukan dengan cara sediaan yang telah gesekan mikroba patogen sebagai pembanding).
disimpan selama jangka waktu 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan ditanam pada media Nutrient agar dengan pengenceran -5 hingga 10 , kemudian dilakukan penghitungan rata- rata jumlah koloni yang tumbuh. Hasil penelitian selama 3 bulan menunjukkan tidak ada pertumbuhan koloni, sehingga dalam penelitian ini tidak didapatkan peningkatan angka lempeng total (ALT) sediaan. 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu
Hasil uji efektifitas terhadap Candida albicans menunjukkan konsentrasi 2% sebagai konsentrasi yang baik untuk menghambat pertumbuhan Candida
albicans , sehingga konsentrasi tersebut dijadikan
patokan dalam pembuatan sediaan pembersih gigi 4 Minggu 2 Bulan 3 Bulan tiruan. Uji stabilitas mikrobiologis uji batas mikroba (angka lempeng total) menunjukkan hasil penelitian
Gambar 2. Koloni Pseudomonas aeruginosa selama 1 minggu, 2
selama 3 bulan menunjukkan tidak ada pertumbuhan minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan. koloni, sehingga dalam penelitian ini tidak didapatkan
Hasil identifikasi mikroba patogen menunjukkan hasil peningkatan angka lempeng total (ALT) sediaan. negatif (hasil gesekkan sampel tidak menunjukkan
Hasil pengamata hingga bulan ke-3 menunjukkan karakteristik yang sama dengan hasil gesekan positif
yang merupakan gesekan positif yang merupakan
bahwa sampel tidak mengandung Pseudomonas gesekan mikroba patogen sebagai pembanding).
aeruginosa , karena tidak didapatkan koloni berwarna kehijauan pada media Cetrimide Agar Medium (CFTA). Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 89-94 © 2013
Uji efektifitas minyak atsiri kulit batang kayu manis terhadap Candida albicans dilakukan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui aktivitas antimikroba sediaan. Pada uji ini didapatkan kadar minimal yang 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan baik, yaitu konsentrasi 2%. Konsentrasi 2% kemudian dijadikan sebagai standar untuk pembuatan sediaan pembersih gigi tiruan. Pada akhir penelitian dilakukan uji efektivitas sediaan yang telah 4 Minggu 2 Bulan 3 Bulan disimpan selama 3 bulan pada konsentrasi 1,5% dan
2% terhadap Candida albicans. Hasil statistik uji
Gambar 3. Koloni Escherichia coli selama 1 minggu, 2 minggu,
efektifitas menyatakan bahwa tidak ada perbedaan 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan. bermakna antara konsentrasi 1,5% dan 2%, sehingga
Hasil identifikasi mikroba patogen menunjukkan hasil
pada penelitian selanjutnya dapat digunakan minyak
negatif (hasil gesekkan sampel tidak menunjukkan
atsiri dengan konsentrasi 1,5% sebagai standar
karakteristik yang sama dengan hasil gesekan positif pembuatan sediaan pembersih gigi tiruan. yang merupakan gesekan positif yang merupakan gesekan mikroba patogen sebagai pembanding).
Uji batas mikroba dilakukan dengan menghitung jumlah mikroba pada cawan petri pada pengenceran tertentu dan dinyatakan dalam total plate count (angka lempeng total). Penghitungan angka lempeng total dilakukan pada sediaan yang telah disimpan sesuai suhu kamar dan dalam jangka waktu penyimpanan 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu dan 3 bulan.
Identifikasi mikroba patogen dilakukan dengan mengidentifikasi mikroba Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Candida albicans yang tumbuh pada sediaan (Gambar 1, 2, 3, 4 Minggu 2 Bulan 3 Bulan terjadi kontaminasi. Kontaminasi ini dapat dan 4). Selama masa penyimpanan dimungkinkan menyebabkan perubahan bau, warna, viskositas, dan Gambar 4. Koloni Candida albicans selama 1 minggu, 2 minggu,
penampilan sediaan. Perubahan ini disebabkan oleh 3 minggu, 4 minggu, 2 bulan, dan 3 bulan. kemampuan mikroorganisme memecah komponen-
Hasil identifikasi mikroba patogen menunjukkan hasil
komponen produk dan atau merupakan metabolit
negatif (hasil gesekkan sampel tidak menunjukkan
mikroba. Seringkali perubahan ini tidak nyata tetapi
karakteristik yang sama dengan hasil gesekan positif
dalam waktu beberapa bulan baru menunjukkan
yang merupakan gesekan positif yang merupakan 8 gesekan mikroba patogen sebagai pembanding).
perubahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perubahan angka lempeng total sediaan hingga bulan ke 3, dan hasil pengamatan terhadap mikroba patogen hingga bulan ke-3 menunjukkan hasil
PEMBAHASAN
negatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat Uji stabilitas mikrobiologis dilakukan pada dinyatakan bahwa sediaan pembersih gigi tiruan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan sediaan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri stabil dalam penyimpanan sesuai suhu kamar hingga kulit batang kayu manis terhadap pertumbuhan bulan ke 3. Kestabilan sediaan dimungkinkan karena
Candida albicans . Uji stabilitas mikrobiologis terdiri
dalam proses pengerjaan dilakukan secara steril mulai dari uji batas mikroba (angka lempeng total) dan dari bahan baku, peralatan, tempat penyimpanan identifikasi mikroba patogen. Selain itu untuk sediaan, dan tempat pengujian mikrobiologis. mendukung hasil penelitian, peneliti melakukan
Pengerjaan yang steril akan meminimalisir terjadinya penelitian uji efektifitas minyak atsiri kulit batang kontaminasi. Selain itu, sediaan mengandung kayu manis terhadap Candida albicans. minyak atsiri kulit batang kayu manis yang
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 89-94 © 2013 nd
6. Mosby. Mosby’s dental dictionary. 2 ed. Elsevier. Available
mempunyai daya antimikroba, sehingga sediaan juga
from http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/
memiliki ketahanan terhadap kontaminasi. Hal ini 14 denturecleanser. Accessed January 30 , 2010. th didukung oleh Barnes menyatakan bahwa kayu
7. Joshita D. Kestabilan obat. Jakarta: UI; 2008. p. 78.
manis memiliki efek antifungal, antiviral, bakterisidal, Available from http://www.repository.ui.ac.id. dan larvasidal. Berdasarkan pembahasan diatas maka th Accessed on April 11 , 2010. dapat disimpulkan bahwa sediaan pembersih gigi
8. Brannan DK. Cosmetic microbiology, a practical
tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu handbook. New York: CRC Press; 1997. p. 102-104. manis 2% stabil dalam penyimpanan hingga 3 bulan
9. Suwandi U. Peran media untuk identifikasi mikroba pada suhu kamar. patogen. penelitian dan pengembangan PT Kalbe Farma. Jakarta: Cermin Dunia Kedokteran; 1999. h.
21-3. th DAFTAR PUSTAKA 10. Farmakope Indonesia. Farmakope Indonesia IV. 4 ed.
Jakarta: Lembaga Farmasi Nasional Indonesia; 1995.
1. Craig RG, O’Brien WJ, Powers JM. Dental material th h. 847-54. properties and manipulation. 11 ed. St. Louis: The
11. Wahyuni TS. Formulasi dan Uji Stabilitas Mikrobiologis CV Mosby Co; 1992. p. 271-2. th Sediaan Tabir Surya Krim Kaempferia galangal L.
2. Combe EC. Notes on dental materials. 6 ed.
Skripsi. Surabaya: Unair; 2001. h. 3, 4, 26-7. Edinburg: Churchill Livingstone; 1992. p. 157-8, 224.
12. Prapanza I, Lukito AM. Khasiat dan manfaat
3. Soenartyo H. Denture stomatitis: penyebab dan sambiloto raja pahit penakluk aneka penyakit. Jakarta: pengelolaannya. Majalah Kedokteran Gigi (Dent J) Agromedia Pustaka; 2003. h. 10. 2000; 33 (4): 148-51.
13. World Health Organization monographs on selected
4. Rianti D. Ekstrak Coleus ambonicus Lour sebagai medicinal plants (1999 p.106) WHO. 1999. World bahan pembersih terhadap Candida albicans dengan Health Organization monographs on selected kekuatan transversa resin akrilik. Tesis. Surabaya: medicinal plants Volume 1. Geneva. p. 95-104. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; 2003.
14. Barnes J. Herbal medicines. Third edition. Great h. 1-45.
Britain: Pharmaceutical Press; 2007. p. 162.
5. Donata T. Efektivitas perendaman resin akrilik dalam
15. Yulinah ES, Suganda AG, Muslikhati. Efek minyak berbagai konsentrasi infusa sereh terhadap jumlah atsiri kulit kayu dan daun cinnamomum burmanni koloni Candida albicans. Skripsi. Surabaya: Unair; terhadap bakteri dan fungi. Majalah Farmasi 2005. h. 3. Indonesia 1999; 10(1): 31-9.