TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Titik Endang Lestari NIM B12 049 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK
KABUPATEN BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Titik Endang Lestari
NIM B12 049
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALIDiajukan oleh :
Titik Endang Lestari
B12.049
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
Arista Apriani SST, M.Kes NIK 201188069
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK
KABUPATEN BOYOLALI
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh:
Titik Endang Lestari NIM B12049
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan
Pada tanggal : Penguji I
Kartika Dian L, S.ST. M.Sc NIK 200884032
Penguji II
Arista Apriani, S.ST. M.Kes NIK 201188069
Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani, SST. M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.
4. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola Posyandu Lansia Ngemplak Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan penelitian.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015 Penulis Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Titik Endang Lestari B12 049
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
xiii + 44 halaman+ 18 lampiran + 8 tabel + 2 gambar
ABSTRAK Latar Belakang: Mengacu pada UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi para kader (Maryam dkk, 2010). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela (Maryam dkk, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Ngemplak, Sawahan, Boyolali terdapat 30 kader. Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur pada 10 kader didapatkan hasil 3 orang kader bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu lansia, sedangkan 7 orang kader tidak bisa menjawab tentang pengertian posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia, peran serta lansia.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia
di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali pada tingkat baik, cukup dan kurang. Serta faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sawahan Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat
pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali menunjukkan 5 siswa (17%) berpengetahuan baik, 18 siswa (60%) berpengetahuan cukup dan 7 siswa (23%) berpengetahuan kurang. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.
Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa
Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.
MOTTO
v Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini. v Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan keterpaksaan maka hasilnya pun akan berantakan.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :
1. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.
3. Sahabatku tercinta laseh, yuli, atik terimakasih atas semangat yang kalian berikan.
4. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA .
5. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.
6. Bu Arista Apriani terimakasih selama ini telah sabar membimbing dan berbagi pengalaman.
CURICULUM VITAE
Nama : Titik Endang Lestari Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 10 September 1992 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Cepak RT 001 RW 004 Sekarjati Karanganyar Ngawi Riwayat Pendidikan
Lulus tahun 2006
1. SD N BANGUNREJO 01 Lulus tahun 2009
2. SMP N 01 KARANGANYAR Lulus tahun 2012
3. SMAN 01 WIDODAREN
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
CURICULUM VITAE ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ............................................................................ 7 B. Kerangka Teori ............................................................................ 20 C. Kerangka Konsep ....................................................................... 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 22 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 22 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 23 D. Variabel penelitian ...................................................................... 24 E. Definisi Operasional .................................................................... 24
G. Teknik Pungumpulan Data ......................................................... 29
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 30
I. Etika Penelitian ............................................................................ 32 J. Jadwal Penelitian ........................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambara Umum Tempat Penelitian ........................................... 34 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 34 C. Pembahasan ................................................................................ 39 D. Keterbatasan ............................................................................... 42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................. 43 B. Saran ............................................................................................ 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ........................................................ 25Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................... 26Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ............................................ 35Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ................................... 36Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. .................................... 36
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan informasi. ..................................... 37Tabel 4.5 Hasil Pengolahan Data. ...................................................................... 38Tabel 4.6 Kuantitas Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan ................ 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 20Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 21DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 5 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 : Surat Persetujuan Responden Lampiran 10 : Kuesioner Penelitian Lampiran 11 : Pedoman Penskoran Kuesioner Lampiran 12 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Kader
Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
Lampiran 13 : Hasil Uji Validitas Lampiran 14 : Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di
Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 16: Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu
Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
Lampiran 17: Dokumentasi penelitian Lampiran 18: Lembar Konsultasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan telah berhasil menurunkan angka kematian bayi, ibu dan angka kesakitan serta menghasilkan perbaikan gizi masyarakat. Dampak positif yang dihasilkan adalah meningkatnya angka harapan hidup
yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan jumlah dan proporsi usia lanjut (Maryam dkk, 2010).
Datastatistik Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 27,23%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,67%, dan yang berusia tua atau lansia (>65 tahun) sebesar 5,10%. Tingginya angka prevalensi lansia menimbulkan Angka Beban Tanggungan
(Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 47,77% (Depkes RI, 2009).
Di Depok Usia Harap Hidup (UHH) Tahun 2007 sebesar 73,03 dan diharapkan akan terus meningkat pada Tahun 2009. Jumlah populasi penduduk usia lanjut Tahun 2007 adalah 6,3% dari 1,470,002 jiwa. Tahun 2008 adalah 6,6 % dari 1,503,677 jiwa. Tahun 2009 adalah 6,9% dari 1,536,980 jiwa dan tahun 2010 adalah 7,3% dari 1,570,949 jiwa (Maryam dkk, 2010).
Peningkatan jumlah usia lanjut tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek kehidupan baik fisik, mental, psikososial dan ekonomi.
Menghadapai kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah usia lanjut yang lebih mendasar dan sesuai dengan kebutuhan, agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia lajut yaitu mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi dan meningatkan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdayaguna dalam kehidupan, keluarga, dan masyarakat (Maryam dkk, 2010).
Berkenaan dengan hal tersebut diatas serta mengacu pada UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan perlu adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta ketrampilan dan kemampuan yang memadai bagi para kader (Maryam dkk, 2010). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela (Maryam dkk, 2010).
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat baik laki-laki maupun wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Meilani dkk, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 07 november 2014, di Desa Ngemplak, Sawahan, Boyolali terdapat 30 kader. Berdasarkan hasil bisa menjawab pertanyaan tentang posyandu lansia, sedangkan 7 orang kader tidak bisa menjawab tentang pengertian posyandu lansia, tujuan posyandu lansia, sasaran posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia, peran serta lansia.Dari latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti tentang “tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak KabupatenBoyolali”.
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan kategori kurang.
d. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang posyandu lansia.
2. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini menambah bahan bacaan, referensi, masukan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kesehatan terutama tentang kader dan posyandu lansia.
b. Bagi Desa Ngemplak Sawahan Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan kader tentang
E. Keaslian Penelitian
1. Efi Wulan Sari ( 2013 ) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Kader
Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) Di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013”. Jenis penelitian adalah
Deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Karangjati
Kalijambe dengan teknik pengambilan sampel di lakukan dengan sampling
jenuh. Alat pengukuran data menggunakan format kuesioner. Hasil
penelitian yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dengan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden (73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Jadi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia yang paling banyak pada kategori cukup.
2. Yusran Nasution Fatmah (2012) dengan judul “ Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posbindu dalam Pengukuran Tinggi Badan Prediksi Lansia, Penyuluhan Gizi Seimbang dan Hipertensi Studi di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat”. Disain penelitian menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan one group
pretest-posttestdesign serta pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 41 responden (36 kader
Posbindu dan 5 petugas puskesmas) di Kecamatan Grogol Petamburan. Peningkatan pengetahuan diukur dengan angket pre-post test dan
form checklist. Rerata skor pre dan post-test pengetahuan pengukuran
antropometri lansia berbeda makna dan meningkat sebesar 22 butir.Perbedaan rerata keterampilan kader sebelum dan setelah pelatihan pada antropometri tinggi badan prediksi dan penyuluhan gizi seimbang lansia.
Ada perbedaan keterampilan responden dengan tingkat cukup dan baik bila dibandingkan sebelum dan setelah pelatihan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian sedangkan persamaannya terletak pada jenis penelitian dan tehnik penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil dari kata tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa, penglihatan, pendengaran dan penciuman. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut.
b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dibagi enam tingkatan, yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan sebagai mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari Untuk mengukur tingkat kognitif ini digunakan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention) Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahuinya.
Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut, yang terkait satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau pada kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang bersangkutan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
1) Faktor Internal
a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga.
c) Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok :
1) Cara Tradisional
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi : a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d) Melalui Jalan Pikiran Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology).
2. Kader
a. Pengertian
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
b. Syarat Kader
Seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat. 2) Mau dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela. 3) Dapat membaca dan menulis. 4) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan 5) Mempunyai waktu yang cukup.
6) Bertempat tinggal diwilayah posyandu (Maryam dkk, 2010)
c. Tugas Kader
Menurut Depkes (2007), tugas kader Posyandu lansia adalah sebagai berikut :
1) Tugas kader secara langsung
Tugas kader secara langsung adalah tugas yang dilakukan pada saat kegiatan posyandu berlangsung, antara lain : a) Menyiapkan pelaksanaan kegiatan di Posyandu.
b) Menyampaikan pemberitahuan kepada lansia tentang jadwal kegiatan hari buka Posyandu c) Menyiapkan sarana kegiatan (buku registrasi, lembar balik d) Melaksanakan kegiatan di Posyandu yaitu melakukan pendaftaran peserta, mengukur tensi, mencatat dalam buku register dan memasukkan dalam KMS, menilai hasil penimbangan, melakukan penyuluhan sesuai hasil penimbangan.
2) Tugas kader secara tidak langsung
Tugas kader secara tidak langsung adalah tugas yang dilakukan di luar kegiatan Posyandu lansia, antara lain : a) Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bersedia membantu dalam kegiatan posyandu, khususnya di bidang penyuluhan.
b) Mengajak masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga.
c) Melakukan penyuluhan pada acara – acara lain seperti arisan dan pengajian.
d. Pelatihan Kader Kader harus menguasai teknik ketrampilan dan pengetahuan yaitu :
1) Ketrampilan komunikasi interpesonal
Ketrampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif agar informasi dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti dengan baik dan dilaksanakan.
2) Ketrampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posyandu (pencatatan, pelaporan, penimbangan, dll).
Kader perlu memahami pencatatan dan pelaporan yang benar, agar dapat memperoleh data yang mampu membantu kader mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memperoleh perhatian khusus.
3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan informasi yang benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihan- pelatihan sebelum menjadi dan melaksanakan kewajiban sebagai kader posyandu (Ismawati dkk, 2010).
3. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia)
a. Pengertian Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan (Ismawati dkk, 2010).
b. Tujuan Posyandu Lansia Tujuan pembentukan posyandu lansia ini adalah :
1) Tujuan Umum :
a) Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga.
b) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
2) Tujuan Khusus :
a) Meningkatkan kesadaran pada lansia
b) Membina kesehatan dirinya sendiri
c) Meningkatkan mutu kesehatan lansia
d) Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia (Ismawati dkk, 2010).
c. Sasaran Posyandu Lansia Adapun sasaran posyandu lansia adalah : 1) Sasaran Langsung
Sasaran langsung adalah sasaran yang hanya di tujukan kepada kelompok usia lanjut, antara lain : kelompok prausia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
2) Sasaran tidak Langsung Sasaran tidak langsung adalah sasaran yang ditujukan kepada lain : keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Ismawati dkk, 2010).
d. Penyelenggaraan Posyandu Lansia
1) Pelaksanaan Kegiatan Anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan dibawah bimbingan Puskesmas.
2) Pengelola Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal atau nonformal (Ismawati dkk, 2010).
e. Kegiatan Posyandu Lansia
Kegiatan Posyandu lansia ini mencangkup upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi : 1) Promotif
Yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya:penyuluhan perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani. 2) Preventif
Yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya penyakit dengan menggunakan KMS lansia.
3) Kuratif Yaitu Upaya pengobatan penyakit yang sedang diderita lansia
4) Rehabilitatif
Yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri pada lansia (Ismawati dkk, 2010).
f. Peran serta lansia
Para lansia diharapkan dapat bersama-sama mewujudkan kesehatan dengan cara: 1) Berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan 2) Olahraga secara teratur sesuai kemampuan 3) Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala 4) Menjalani pengobatan 5) Meningkatkan upaya kemandirian dan pemenuhan kebutuhan pribadi (Ismawati dkk, 2010).
g. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Menurut Ismawati dkk (2010), Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Pelayanan Posyandu Lansia dengan sistem 7 meja.
a) Meja 1 Pendaftaran
b) Meja 2 Pemeriksaan Kesehatan
c) Meja 3 Pengukuran tekkanan darah, Tinggi badan dan Berat badan, serta d) Meja 4 Penyuluhan
e) Meja 5 Pengobatan
f) Meja 6 Pemeriksaan gigi
g) Meja 7 PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
2) Posyandu Lansia dengan sistem 5 meja
a) Meja 1 Pendaftaran.
b) Meja 2 Pengukuran dan penimbangan berat badan.
c) Meja 3 Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan , Indeks Massa Tubuh (IMT), dan mengisi KMS.
d) Meja 4 Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi, serta pemberian PMT.
e) Meja 5 Pemeriksaan kesehatandan pengobatan, mengisi data-data hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia guna memantau status kesehatannya.
3) Posyandu Lansia dengan sistem 3 meja
a) Meja 1 Pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan.
b) Meja 2 Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja 2 ini.
c) Meja 3 Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
B. Kerangka Teori
Posyandu Pengetahuan
Kader Lansia
1. Pengertian
1. Pengertian
1. Pengertian
2. Tingkat Pengetahuan
2. Syarat Kader
2. Tujuan Posyandu
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
3. Tugas Kader Lansia Pengetahuan
4. Pelatihan Kader
3. Sasaran Posyandu
4. Cara Memperoleh Pengetahuan Lansia
4. Penyelenggaraan Posyandu Lansia
5. Kegiatan Posyandu Lansia
6. Peran Serta Lansia
7. Mekanisme
Gambar 2.1 KerangkaTeoriSumber: Notoatmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), Maryam dkk, (2010), Ismawati dkk, (2010)
C. Kerangka Konsep
Baik Sedang
Tingkat Pengetahuan Kader Kurang
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Sosial Budaya Keterangan:
=Diteliti =TidakDiteliti = Mempengaruhi
Gambar 2.2 Kerangka KonsepBAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik (Sugiyono, 2012).
Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007).
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2015.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader.
2. Sampel
Sampel adalah Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 10% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan adalah seluruh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 kader.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan
sampling jenuh hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil
kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kader di Desa Sawahan Ngemplak Boyolali dengan jumlah 30 kader.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Kaderg. Mekanisme Ordinal
Instrumen ini ada 40 soal, dengan menggunakan Skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu memberikan suatu serangkaian pertanyaan yang telah ditulis dan responden tinggal memilih jawaban benar atau salah (Notoatmodjo, 2012).
3. Kurang bila nilai yang diperoleh(x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)
1 SD
1 SD≤ x≤ mean +
2. Cukup bila nilai responden yang diperoleh mean –
Kuesioner 1. Baik bila nilai responden yang diperoleh(x) ≥ mean + 1 SD
f. Peran serta lansia
Tentang Posyandu Lansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
e. Kegiatan Posyandu Lansia
d. Penyelenggaraan Posyandu Lansia
c. Sasaran Posyandu Lansia
b. Tujuan Posyandu Lansia
a. Pengertian Posyandu Lansia
Kemampuan responden untuk menjawab :
Variabel Devinisi Operasional Skala Alat Ukur Kategori Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia
F. Instrumen Penelitian
tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah.Dimana permasalahan soal tersebut mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Skala Guttman ini umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian pertanyaan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif
(unfavorable) bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar
nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda cetang (√) pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2007).
Isi kuesioner terdiri dari pengetahuan kader tentang posyandu lansia. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen penelitian ini :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Kader Tentang PosyanduLansia di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali
No. Pertanyaan Variabel Indikator Jumlah
Favorable Unfavorable
Tingkat Pengertian 1*,3*
2
3 Pengetahuan Kader Tujuan 4,6*,7*,8
5
5 tentang Posyandu Sasaran 9,11*,12,14 10,13,15*
7 Lansia Penyelenggaraan
16
17
2 Kegiatan 18,20,21,24 19,22,23
7 Peran Serta Lansia 25,26,28 27,29
5 Mekanisme 30,31,34,35,36 32,33,37,38*,
11 ,39
40
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai rxy hitung > rxy tabel atau dengan nilai p-value < 0,05. r tabel dalam penelitian ini adalah 0,361 (Riwidikdo, 2013).
Menurut Riwidikdo (2012), Untuk melakukan uji validitas minimal dilakukan terhadap 30 orang.
Menurut Riwidikdo 2013, Rumas product moment:
ݎ ேǤσିσǤσ ௫௬ ୀ
మ మ మ మ ሽ
ඥ ሼ ே σ ି ሺσሻ ሼேσ ିሺσ௬ሻ
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total.
N : Jumlah responden X : Skor pertanyaan Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total Uji validitas dilaksanakan di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali dengan menyebar kuesioner sebanyak 40 butir pernyataan kepada 30 responden. Dari 40 pernyataan yang telah dilakukan uji validitas sehingga untuk pernyataan nomer 1,3,6,7,11,15,38 tidak valid sehingga untuk 7 pernyataan tersebut tidak digunakan karena sudah ada item yang mewakili kisi-kisi kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).
Untuk menguji realibilitas instrument peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Rumus Alpha Chonbach adalah sebagai berikut:
ݎ ೖ σ್మ
ୀ ቂ ቃଵି ൨ ೖషభ మ
Keterangan : r : Rehabilitas Instrument k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
∑ b : Jumlah varians butir
2
!t : Varians total Dari uji coba reabilitas terhadap 30 responden dan 33 soal yang dilakukan di Desa Kismoyoso Ngemplak Boyolali didapatkan nilai
alpha cronbach, 0,914 hal ini menunjukkan bahwa nilai
alphacronbach diatas 0,7 sehingga kuesinoer dinyatakan reliabel.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada kader yang ada di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder :
1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil jawaban kuesioner tentang posyandu lansia yang diisi oleh kader di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.