HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN LANSIA DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI DESA PADASUKA KECAMATAN LUNYUK

  

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG

PERAWATAN LANSIA DENGAN TINGKAT DEPRESI LANSIA

DI DESA PADASUKA KECAMATAN LUNYUK

  1

  2

  3 Febriati Astuti , Ni Made Sumartyawati , Angga Pranata 1,2,3

  Staf Pengajar Sekolah Timggi Ilmu Kesehatan Mataram Email

  

ABSTRAK

Lanjut usia merupakan proses menua pada manusia yang tidak dapat dihindarkan.

  Salah satu tanda penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan dan merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan depresi (Depsos 2006). Stress sangat rentan terjadi pada lanjut usia karena faktor kehilangan, penurunan kesehatan fisik, dan kurangnya pengetahuan keluarga. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia, akan mempengaruhi koping pada lansia tidak adekuat. Koping yang tidak adekuat dalam mengahadapi masalah, akan menyebabkan krisis yang bertumpuk dan berkepanjangan yang akhirnya dapat menimbulkan depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan tingkat depresi lansia

  Desain penelitian menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempuyai lansia di Desa Padasuka Kecamatan Lunyuk tahun 2017 sebanyak 60 responden. Besar sampel berjumlah 40 responden, Instrumen yang di gunakan menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel secara teknik purposive sampling. Kemudian diuji dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman Rank (Rho).

  Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji korelasi Spearman Rank (Rho) di peroleh ρ = 0,000 <α = 0,05 berarti terdapat Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Desa Padasuka Kecamatan Lunyuk.

  Dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa Semakin rendah tingkat pengetahuan keluarga semakin tinggi tingkat depresi lansia di Desa Padasuka Kecamatan Lunyuk. Kata Kunci : Lanjut Usia, Tingkat Pengetahuan Keluarga, Depresi.

  

PENDAHULUAN adalah masalah fisik dan psikologis.

  Masalah fisik pada lansia adalah mengalami penurunan semua fungsi organ tubuh Setiap manusia didunia ini pasti sedangkan masalah psikologis yang sering akan mengalami proses menua. Proses dijumpai pada lansia adalah depresi. menua merupakan proses yang terjadi

  Depresi merupakan gangguan yang paling sepanjang hidup manusia, yang tidak hanya sering muncul pada masa-masa terakhir dimulai dari suatu waktu ke waktu tertentu, kehidupan individu (Carolyn at al, 2011). akan tetapi dimulai sejak awal kehidupan

  Gangguan depresi pada umumnya di (nugroho, 2008). Seiring dengan proses cetuskan oleh peristiwa hidup tertentu, menua tersebut, tubuh akan mengalami selalu di ikuti oleh depresi, hal ini mungkin di sebabkan oleh faktor-faktor lain yang ikut berperan mengubah atau mempengaruhi hubungan tersebut . Jarang terjadi bahwa depresi di sebabkan oleh satu faktor saja, tetapi lebih sering di sebabkan oleh berbagai faktor yang berinteraksi dalam berbagai kombinasi sehingga menciptakan suatu kondisi tertentu yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya dan frekuensi depresi (Namora, 2009;61).

  Depresi pada lansia dapat di sebabkan oleh banyak hal, misalnya kehidupan ekonomi mereka yang tidak di jamin oleh keluarga sehingga mereka tetap harus bekerja , ketakutan mereka untuk di asingkan dari keluarga, dan ketakutan tidak di pedulikan oleh anak- anaknya (Mustiadi,2014). Gangguan depresi pada lansia kurang di pahami, sehingga banyak kasus depresi lansia tidak di kenali

  A. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

  sampel ini adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang di kehendaki peneliti

  sampling di mana tehnik penentuan

  Teknik sampling pada penelitian ini yaitu purposive

  (Arikunto, 2010).

  2. Sampel dan Tehnik sampling Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah Semua lansia yang tinggal bersama keluarga yang berada di desa Padasuka kecamatan Lunyuk yang berjumlah 60 orang (Data lansia desa Padasuka tahun 2016/2017)

  Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia dengan tingkat depresi lansia di desa Padasuka Kecamatan Lunyuk.

  (under diagnosed) dan tidak di obati (under treated)

  Tujuan Penelitian

  Laraia,2001) terhadap keluarga dari pasien depresi di temukan data bahwa beberapa penyebab keluarga tidak aktif dalam memberikan perhatian dan pengobatan pada pasien depresi yaitu : meningkatnya stres dan kecemasan keluarga, sesama keluarga saling menyalahkan, kesulitan pemahaman, kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit depresi yang di derita oleh anggota keluarganya. Keberadaan keluarga adalah hal yang penting dari semua pengobatan manapun, semua orang ingin hidup dalam keadaan di terima dan di sayangi oleh orang yang di kenalnya, seperti juga penderita depresi.

METODE PENELITIAN

  Dengan banyaknya jumlah lansia yang mengalami tanda- tanda depresi maka dari itu Peran aktif keluarga sangat di perlukan untuk mendeteksi sejak dini timbulnya depresi lansia. Survei yang di lakukan Biegel (dalam Stuart dan

  4 kepala keluarga yang mempunyai lansia dengan tanda dan gejala depresi , dimana mereka nampak murung, letih, tidak dapat tidur nyenyak, pakaian acak- acakan, suka marah-marah dan sering menyendiri. 2 lansia yang di wawancarai mengatakan bahwa merasa kesepian karna di tinggal pasangan hidup dan merasa tidak di urus oleh anak-anaknya.

  Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan pada tanggal 29 Desember 2016 dengan wawancara dan observasi ada sekitar

  yang menyebabkan sepertiga penderitanya mengalami kematian (Stuart; Sundeen, 1995 dalam Tamber; Noorkasiani, 2009).

  (Setiadi,2007). Berdasarkan criteria kuesioner yang diberikan dengan yang ditetapkan peneliti didapatkan jawaban sepenuhnya diserahkan 40 orang. kepada responden. kemudian memberikan waktu untuk mengisi

  B. Rancangan Penelitian kuesioner yang sudah dibagikan.

  Penelitian yang digunakan dalam

  analitik

  penelitian ini adalah

  D. Analisa Data

  korelasional

  dengan pendekatan cross Berdasarkan tujuan penelitian

  

sectional yaitu desain penelitian yang maka tekhnik analisa data dalam

  mempelajari dinamika korelasi antara penelitian ini menggunakan metode faktor-faktor resiko dengan efek, statistik, dengan menggunakan uji dengan cara pendekatan, observasi atau korelasi Sperman Rank yaitu di pengumpulan data sekaligus pada waktu gunakan untuk mencari atau untuk yang sama. menguji signifikan hipotesis asosiatif masing- masing variabel yang di

  C. Teknik Pengumpulan Data hubungkan berbentuk ordinal, dan

  1. Instrumen Penelitian sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiono,2002).

  Instrumen penelitian adalah alat Suatu hipotesis diterima apabila t atau fasilitas yang digunakan oleh hitung > t table maka Ha diterima dan peneliti dalam mengumpulkan data H0 ditolak, artinya ada hubungan agar pekerjaan lebih mudah dan tingkat pengetahuan keluarga tentang hasilnya lebih baik, dalam arti lebih perawatan lansia dengan tingkat cermat, lengkap dan sistematis depresi dan apabila t hitung < t table sehingga mudah diolah (Arikunto, maka Ha ditolak dan H0 diterima. 2010).

  Instrumen yang digunakan

  Hasil Dan Pembahasan

  dalam penelitian ini adalah kuesioner

  A. Hasil Penelitian dengan wawancara. Kuesioner

  1. Distribusi Frekuensi Tingkat tentang tingkat pengetahuan keluarga, Pengetahuan KeluargaResponden

  Kuesioner berisi 10 soal pilihan

  No. Variabel Frekuensi %

  ganda dengan tingkatan pengetahuan

  1. Tinggi 5 12,5

  dari tahu, memahami, aplikasi,

  2. Sedang 9 22,5

  analisis, sintesis dan evaluasi . dan

  3. Rendah

  26

  65

  keusioner untuk menilai depresi

  Jumlah 40 100

  lansia menggunakan skala Depresi

  Sumber : Data Primer Geriatric (Geriatric Depression

  Tabel diatas menunjukkan bahwa

  Scale )yang terdiri dari 30 pertanyaan.

  sebagian besar responden memilik

  2. Teknik Pengumpulan Data tingkat pengetahuan merawat lansia Pengumpulan data pada yang rendah dengan persentase 65%. penelitian ini dilakukan dengan cara

  2. Distribusi level pengetahuan membagikan kuesioner kepada keluarga Responden keluarga dan lansia, jika ada dari

  No. Variabel Frekuensi %

  beberapa responden yang tidak

  1. Tahu 65 81, 25

  mampu membaca maka peneliti

  Memahami

  59 2. 73,75

  sendiri yang membantu membacakan

  Aplikasi 3. 34 42,5

  4. Analisis 27 33,75

  keluarga dengan tingkat depresi pada

  5. Sintesis 21 26,25

  lansia di desa padasuka kecamatan

  6. Evaluasi 25 31,25

  lunyuk dengan jumlah sampel sebanyak

  Jumlah 231

  40 lansia berdasarkan criteria inklusi dan Sumber : Data Primer eksklusi .

  Tabel diatas menunjukkan bahwa dari

  1. Identifikasi Tingkat Pengetahuan 40 reponden keluarga lebih banyak Keluarga berada pada level pengetahuan

  Identifikasi tingkat tahu/c1 dengan persentase 81,25% pengetahuan keluarga terhadap

  3. Distribusi Responden Lansia tingkat depresi lansia di desa Berdasarkan Tingkat Depresi.

  Padasuka kecamatan Lunyuk dengan

  No. Variabel Frekuensi %

  responden sebanyak 40 menunjukkan

1. Berat

  5

  2

  bahwa tingkat pengetahuan keluarga

  Sedang

  29

  73 2.

  di desa Padasuka sebagian besar

  Normal 3.

  9

  22 masih rendah dengan persentase 65%. Jumlah 40 100

  Pengetahuan keluarga merawat Sumber : Data Primer lansia di sesuaikan dengan konsep Tabel diatas menunjukan bahwa lima tugas keluarga yang di sebagian besar responden lansia kemukakan oleh Bailon dan Maglaya berada pada level depresi sedang

  (1978) dalam Efendi (2007) yaitu dengan jumlah persentase 73%, mengenal masalah kesehatan,

  4. Hasil Pengujian Hipotesis mengambil keputusan, merawat Dengan menggunakan uji anggota keluarga, memodifikasi statistik korelasi Spearman Rank di lingkungan dan memanfaatkan dapatkan hasil bahwa ada hubungan fasilitas kesehatan yang ada di antara tingkat pengetahuan keluarga masyarakat. Pengetahuan keluarga dengan tingkat depresi lansia di dalam hal ini adalah memahami desa padasuka. Hasil uji konsep lansia, pengertian depresi,

  Spearman Rank menunjukkan nilai tanda dan gejala depresi, sig.(2-failed) adalah 0,000 < 0,05 mengetahui cara mengambil maka dapat di simpulkan Ha di keputusan dan cara merawat lansia terima ada hubungan yang depresi. signifikan antara tingkat

  Tingkat pengetahuan keluarga pengetahuan keluarga dengan rendah ini disebabkan beberapa tingkat depresi lansia. Nilai faktor yang mempengaruhinya. koefeisien korelasi sebesar -0,592

  Faktor tersebut menurut hasil serta artinya memiliki hubungan korelasi data-data yang menunjang antara lain yang tinggi dengan arah negatif adalah faktor pendidikan, dimana yang artinya apabila tingkat pendidikan dari keluarga pengetahuan rendah maka tingkat mempengaruhi perawatan lansia yang depresi tinggi. mengalami depresi. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan

B. PEMBAHASAN

  tinggi akan memberikan respon yang Merujuk pada tujuan umum lebih rasional dan juga dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui memotivasi dan memberi pemahaman terhadap seseorang dari pada mereka yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami tentang perawatan lansia (Mubarak, 2009).

  Identifikasi tingkat depresi lansia di desa Padasuka kecamatan lunyuk dengan 40 responden di ukur dengan GDS di dapatkan hasil bahwa 73% lansia di desa Padasuka mengalami depresi ringan, ini menunjukkan bahwa lansia yang depresi lebih banyak dari pada lansia yang normal.

  Penelitian ini sejalan dengan yang di lakukan oleh Naili (2013) bahwa angka kejadian depresi pada lansia cukup tinggi yaitu mencapai 70%. Namun hasil yang di dapatkan oleh Onya (2013) yang menunjukkan bahwa prevalensi kejadian depresi pada lansia kecil yaitu 28%. Perbedaan ini menurut peneliti karena adanya perbedaan budaya atau penggunaan alat ukur penelitian yang digunakan untuk mengevaluasi kejadian depresi.

  Hasil penelitian ini juga di dapatkan bahwa proporsi terjadinya depresi pada lansia antara laki- laki dan perempuan sama dengan proporsi 36,5%, hasil penelitian ini berbeda dengan yang di lakukan oleh kartika (2012) yaitu bahwa proporsi kejadian depresi lebih banyak pada lansia laki-laki dan yang di dapatkan oleh Onya dan Nailil (2013) pada penelitiannya yang menyatakan bahwa pada proporsi terjadinya depresi lebih banyak terjadi pada perempuan dan terdapat hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan terjadinya depresi lansia, yaitu dengan p-value masing-masing

  p=0,002 dan p-0,034 . Adanya

  perbedaan ini menurut peneliti karna perbedaan alat ukur yang di gunakan dan lokasi penelitian.

  Selain variabel jenis kelamin, pada penelitian ini juga di lakukan penilaikan tingkat depresi menurut hubungan lansia dengan pengasuh di keluarga, di dapatkan data bahwa 95% lansia di asuh oleh anaknya. Ini menunjukkan seharusnya lansia lebih bahagia dan mampu menekan angka depresi pada lansia sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2007) bahwa lansia akan merasa lebih bahagia apabila di perhatikan oleh anak-anaknya. Hali ini juga di kemukakan oleh Wulandari (2010, hlm.5 dalam Lilian, dalam Santrock (2004) bahwa lansia yang berhubungan dekat dengan keluarganya mempunyai kecenderungan sedikit untuk stres di bandingkan lansia yang berhubungan jauh. Menurut peneliti ada faktor lain yang mengakibatkan lansia mengalami depresi walaupun di asuh oleh anaknya sendiri, seperti dukungan sosial dan lingkungan.

2. Identifikasi Tingkat Depresi Lansia

  Kesimpulan

  1. Tingkat pengetahuan keluarga dengan kategori rendah sebanyak 26 orang (65%), kategori sedang sebanyak 9 orang (22,5%) dan kategori tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 5 orang (12,5%).

  2. Responden responden lansia yang depresi berat sebanyak 2orang (5%), depresi sedang sebanyak 29 orang (73%) dan lansia normal sebanyak 9 orang (22%).

  3. Sesuai dengan hasil uji statistik

  Spearman Rank di dapatkan hasil p- value = 0,000 (<0,005) maka ada DAFTAR PUSTAKA hubungan signifikan anatara tingkat pengetahuan keluarga dengan tingkat Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu depresi lansia dengan arah hubungan Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI . yang negatif artinya apabila Jakarta. PT.Rineka Cipta. tingkat pengetahuan rendah maka Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut

  Usia tingkat depresi tinggi . Yogyakarta: Graha Ilmu.

  Fitri,A.W. 2011. Kejadian dan tingkat depresi pada lanjut usia.

  Saran Diponegoro : Fakultas

  Bagi Keluarga Kedokteran Umum, Universitas Diharapkan dapat memberikan perawatan Diponegoro;2011.

  Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan kepada lansia dengan baik melalui

  Keluarga Riset, Teori dan Praktek, Edisi ke-5 . Jakarta. EGC.

  pendekatan fisik, psikologis, social dan Hawari,

  D. (2007). Hubungan spiritual untuk mencegah terjadinya depresi Pengetahuan dan Peran Keluarga pada lansia. dalam Merawat Pasien Skizofrenia yang Mengalami Gejala Relaps. Diperoleh tanggal 10 Juli 2012 dar http://www.Library.upnvj.ac.id/pdf/5 FIKESSIKEPERAWAT AN/1010712005/BAB%201.pdf

  Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriantrik. Jakarta.

  EGC. Ollivia, Freska. 2012.

  Determinan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 4 Jakarta selatan . FK UI. Skripsi.

  Setiadi, 2007. Konsep dan Proses

  Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.