Gambar 6.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Pasuruan (km2)

PROFIL KOTA PASURUAN

  • – 112 55’ Bujur Timur dan 7 35’ – 7 45’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Pasuruan inidibagi

    menjadi 3 Kecamatan dan terbagi lagi menjadi 34 Kelurahan. Kota ini berbatasan langsung

    dengan :
    • Kecamatan Purworejo dengan luas wilayah sebesar 8,08 Km
    • Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah sebesar 8,27 Km2
    • Kecamatan Bugul Kidul dengan luas wilayah sebesar 11,11 Km
    • Kecamatan Panggungrejo Kidul dengan luas wilayah sebesar 7,83 Km

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 1

  6.1. Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Posisi Kota Pasuruan dalam koordinat global adalah berada antara koordinat 112

 45’

   Selat Madura di sebelah utara  Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan di sebelah timur  Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan di sebelah selatan  Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan di sebelah barat Luas wilayah Kota Pasuruan secara keseluruhan adalah 35,29 Km

  2 dengan rincian:

  2

  2

  2 Gambar 6.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Pasuruan (km2)

  

(km2)

PERSENTASE

  Sumber: Perda Kota Pasuruan No. 15 Tahun 2012

KECAMATAN LUAS

  8,27 23,43 Gadingrejo

  8,08 22,9 Purworejo

  11,11 31,48 Bugulkidul

  7,83 22,19 Panggungrejo Jumlah 35,29 100 Sumber : PERDA Kota Pasuruan No.15 Tahun 2012

Tabel 6.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Pasuruan (km2)

  

Untuk lebih jelasnya lihat pada peta orientasi serta batas wilayah administratif terpampang

jelasdalam Peta 6.1 Orientasi Wilayah Kota PasuruandanPeta 6.2Batas Administrasi Kota

Pasuruan.

  

Peta6.1 Peta Orientasi Wilayah Kota Pasuruan

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 2

  Peta 6. 2 Batas Administrasi Kota Pasuruan

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 3

  6.2. Gambaran Demografi RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 4

6.2.1. Penduduk

  Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan memproyeksikan (berdasarkan Sensus Penduduk 2010) ada sebanyak 194.168 penduduk yang mendiami Kota Pasuruan, dengan sex ratio 98,28 atau lebih dari 50 persennya berjenis kelamin perempuan. Dengan kata lain, sebanyak 96.226 penduduk berjenis-kelamin laki-laki dan 97.942 berjenis kelamin perempuan.

  Penyebaran penduduk pada ketiga di Kota Pasuruan kurang merata. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan kepadatan penduduk masing-masing kecamatan yang berbeda secara signifikan. Kecamatan Panggungrejo yang memiliki wilayah paling padat penduduk yaitu 8.570 jiwa per Km2. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kota Pasuruan tahun 2013 adalah 5.502 jiwa per Km2.

Gambar 6.2 Piramida Penduduk Kota Pasuruan, 2013

  

Kecamatan Luas Penduduk KepadatanPenduduk

Km2 % Jumlah %

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 5

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 6 Gadingrejo

  8.27

23.43 43.541

22.42 5.265

  Purworejo

  8.08

22.90 54.347

28.00 6.726

  Bugulkidul

  11.11

31.48 29.173

15.02 2.625

  Panggungrejo

  7.83

22.19 67.107

34.56 8.570

  Kota Pasuruan 35.29 100.00 194.168 100.00 5.502 Sumber : SensusPenduduk, Proyeksi

  Tabel 6.1Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Pasuruan, 2013 Kecamatan JenisKelamin Jumlah RasioJenisKelamin Laki-laki Perempuan Gadingrejo 21.948 21.593 43.541 101,64 Purworejo 27.115 27.233 54.348 99,57 Bugulkidul 14.380 14.792 29.172 97,21 Panggungrejo 32.783 34.324 67.107 95,51 Kota Pasuruan 96.226 97.942 194.168 98,25 Sumber : SensusPenduduk, Proyeksi

Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Kota Pasuruan menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, 2013 KelompokUmur Laki-laki Perempuan Jumlah 0 - 4 8.273 8.099 16.372 5 - 9 8.699 8.059 16.758 10 - 14 8.723 8.001 16.724 15 - 19 8.573 8.409 16.982 20 - 24 7.806 8.020 15.826 25 - 29 7.917 7.893 15.810 30 - 34 8.494 8.488 16.982 35 - 39 7.602 7.845 15.447 40 - 44 7.015 7.424 14.439 45 - 49 6.409 7.016 13.425 50 - 54 5.554 5.954 11.508 55 - 59 4.415 4.320 8.735 60 - 64 2.937 2.982 5.919 64 - 69 1.711 2.007 3.718 70 - 74 1.080 1.433 2.513 75 + 1.018 1.992 3.010

  Kota Pasuruan 96.226 97.942 194.168 Sumber : SensusPenduduk, Proyeksi

Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Kota Pasuruan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2013 Kecamatan JumlahPenduduk KepadatanPenduduk

  • – 1% dan ketinggian rata-rata 4 meter diatas permukaan laut.

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 7 2011 2012 (Jiwa/Km2)

  Gadingrejo 62.573 42.660 5.158 Purworejo 67.021 47.353 5.861 Bugulkidul 57.536 34.359 3.096 Panggungrejo *) 65.637 8.383 Jumlah 187.310 190.045 5.385 Sumber : BPS Kota Pasuruan

Tabel 6.4 Jumlah, Kepadatan, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pasuruan menurut Kecamatan.

  6.3 Gambaran Topografi Kondisi topografi Kota Pasuruan relatif datar dengan kemiringan antara 0

  Kecamatan Tinggi DPL (m) Gadingrejo

  4 Purworejo

  4 Bugulkidul

  4 Panggungrejo

  4 Sumber : BPN Kota Pasuruan Tabel 6.5Ketinggian Rata-rata Masing-masing Kecamatan di Kota Pasuruan

  

Peta 6.3 Kelerengan Kota Pasuruan

  

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 8

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 9 6.4.

  8 K. Girang 12,76 40,15

  20 K. Sumber Pinang 9,92 5,30

  19 K. Rabono 3,98 26,87

  18 K. Rabon 0,01 2,98

  17 K. Pancut 3,58 1,13

  16 K. Pajajaran 3,67 4,49

  15 K. Komeng 2,78 23,76

  14 K. Karangayar 6,25 6,79

  13 K. Juri 12,95 3,79

  12 K. Jaran 1,94 0,23

  11 K. Jalatunda 6,42 2,72

  10 K. Guyangan 9,46 37,04

  9 K. Gunting 3,98 1,45

  7 K. Gemandar 4,07 7,80

  Gambaran Geohidrologi Kota Pasuruan dilalui oleh beberapa sungai, yaitu di sebelah barat terdapat Sungai

Welang, di tengah kota mengalir Sungai Gembong dan di bagian timur mengalir Sungai

  6 K. Cobanblimbing 10,06 0,65

  5 K. Cempaka 5,22 0,22

  4 K. Boklemah 4,93 1,42

  3 K. Birda 8,10 11,79

  2 K. Betiting 2,87 0,41

  1 K. Bamban 16,01 7,67

  2 )

  Panjang Luas (km) (km

  Sumber : Master Plan Drainase Kota Pasuruan, 2007

Tabel 6.6Luas DPS, Sub DPS dan Panjang Sungai K. Gembong

No DPS / Sub DPS

  Gembong (muara) 68.090 21.660 Tembero 43.435 13.912 SumberSuko 31.250 8.179

  2 ) (km)

  DPS / Sub DPS Luas Panjang

(km

  

Petung. Ketiga sungai diatas berfungsi sebagai drainase alam yang seluruhnya bermuara ke

Selat Madura di sebelah utara Kota Pasuruan. Namun sungai-sungai tersebut memiliki daerah

aliran yang sempit sehingga sering terjadi banjir sebagai akibat luasan sungai yang kurang

dapat menampung curah hujan. Selain itu muara sungai Gembong berfungsi sebagai

pelabuhan sungai yang hanya dapat dilayari pada saat air pasang. Daerah Pengaliran Sungai

(DPS) Gembong secara administratif terletak di Kabupaten dan Kota Pasuruan, DPS Welang

terletak di Kabupaten Malang dan Pasuruan, DPS Gembong berada di Kabupaten Pasuruan.

Sedangkan sub daerah pengaliran sungai disajikan pada Tabel 6.6 dan 6.7.

  21 K. Selolumpang 5,26 1,48 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 10 No DPS / Sub DPS Panjang Luas (km) (km

  2 )

  22 K. Sentosa 1,35 6,58

  23 K. Sumbersuko 4,05 1,95

  24 K. Surak 3,11 6,57

  25 K. Telebuk 4,69 11,98

  26 K. Wedi 4,51 1,88

  27 K. Welang 19,88 62,35

  28 K. Kepu 1,12 0,48

  29 K. Cobanblimbing 0,90 0,90

  30 K. Capang 2,32 9,43

  Sumber : Master Plan Drainase Kota Pasuruan, 2007 Tabel 6.7Luas DPS, Sub DPS dan Panjang Sungai K. Sumber Made

  Peta 6.4Geohidrologi Kota Pasuruan

  6.5. Gambaran Geologi RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 11

  Secara geomorfologi, Kota Pasuruan terbentang diatas dataran alluvial yang terbentuk

dari campuran bahan-bahan endapan yang bersumber dari daerah tuf vulkanis intermedier

pegunungan Tengger di sebelah Selatan, bukit lipatan dan batuan endapan berkapur Raci di

bagian Barat dan Grati di bagian Timur.

  Jenis tanah di Kota Pasuruan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

(1) Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di sepanjang pantai,

meliputi kurang lebih 15% luas areal Kota Pasuruan. Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk campuran endapan baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah tanah mengembang dan lengket, apabila kering tanah berkerut, terjadi celah, dan bersifat keras, sehingga tanah sulit diolah. Keasaman tanah netral sampai mendekati basa dengan kadar hara N, F, K, Ca dan Mg yang cukup tinggi. Tetapi karena kadar Na dan CI juga tinggi sebenarnya tanah jenis ini tidak sesuai untuk lahan pertanian. Tanah ini lebih sesuai untuk budidaya tambak dan penggaraman.

  

(2) Tanah alluvial, menyebar di daerah tengah hingga ke selatan kota. terbentuk dari bahan

endapan dari daerah sekitarnya terutama yang berasal dari daerah sebelah selatan kota.

  Belum mempunyai perkembangan penampang, berwarna kelabu tua, bertekstur liat berdebu sampai liat berat. Dalam keadaan basah tanah mengembang dan melekat, apabila kering tanah akan berkerut dan keras. Secara alami tanahnya agak kedap udara dan tata aerasinya kurang lancar, sehingga drainase pada umumnya terhambat. Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH 6.5

  2 CO

  5

  • – 7.5, kadar hara N rendah, P sedang dan K

2 O tinggi sekali. Tanah jenis ini sesuai untuk budidaya tanaman dengan catatan perlu perhatian khusus pada sistem pembuangan airnya.

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 12

  Peta 6.5 Geologi Kota Pasuruan

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 13 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 14

  6.6. Gambaran Klimatologi Berdasarkan buku Bantuan Teknis Persampahan dan Drainase Kota Pasuruan Tahun

  78

  41 Max 476,0 435,0 371,3 352,0 166,0 172,0 25,0 0,0 13,0 95,0 190,0 517,0 1840,8 119 Rerata 264,3 219,0 165,7 118,6 26,7 35,4 2,6 0,0 0,9 13,3 33,6 213,7 1081,4 Min 108,0 48,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 289,5

  35 2005 108 103 110 103

14

39 213 689

  91 2004 176 113 290

  83 2003 263 377 371 11 73 1096

  93 2002 391 308 285 108 16 222 1329

  26 46 166 1148

  86

  2

  32 95 190 231 - - 2001 219 435 132 255

  96

  79 1999 318 323 206 352 10 124 168 340 1841 107 2000 - 138

  33 79 1733

  13

  

2007 yang mendasarkan pengklasifikasian iklim pada Peta Agroklimat Jawa - Madura dari

Oldeman, iklim Kota Pasuruan termasuk tipe D.2 (agak kering) dengan curah hujan rata-rata

pertahun 1.337 mm. Periode musim kemarau (yaitu curah hujan rata-rata hingga 100

mm/bulan) terjadi selama 7 bulan, yaitu bulan Mei sampai November. Sedangkan periode

musim penghujan (yaitu curah hujan rata-rata hingga 200 mm/bulan) terjadi selama 3 bulan,

yaitu bulan Januari sampai Maret.

  

25

  217 719 104 1997 - - - - - - - - - - - - - - 1998 412 302 194 259 166 172

  217 719 104 1996 179 48 105 170

  81 1995 179 48 105 170

  62 1994 252 179 240 26 13 300 1010

  52 79 207 862

  96 1993 130 202 77 115

  79 20 517 1221 108 1991 476 234 133 152 16 50 1061 119 1992 405 264 266 63 424 1422

  37

  1990 191 211 166

  

Tabel 6.8Curah Hujan Bulanan di Stasiun P3GI

TAHUN B U L A N TAHUNAN JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES Total (mm/th) R 24 (mm)

  

Sebagai perbandingan juga diambil data dari Master Plan Drainase Pasuruan Tahun 2007

berupa data curah hujan harian (point rain fall) yang diambil dari pos penakar hujan P3GI di

Kecamatan Bugul Kidul dari tahun 1990 – 2005. Data ini disajikan pada Tabel 6.8.

  Sumber : Master Plan Drainase, 2007

Berdasar data diatas, jumlah curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.081,4 mm dengan

curah hujan maksimum selama periode itu adalah sebesar 119 mm.

6.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi Kota Pasuruan

A. Kondisi Sosial

  Tolok ukur kesejahteraan masyarakat didasarkan pada konsep Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). IPM mencakup tiga indikator, yaitu derajat pendapatan, derajat kesehatan dan

derajat pendidikan. IPM Kota Pasuruan secara umum (yaitu 0.48) masih di bawah rata-rata

IPM Jawa Timur (sebesar 0.58).

  

Ikatan adat dan budaya setempat masih cukup kuat di kota ini. Selain itu suasana kehidupan

masyarakat dalam kaitan dengan bidang keagamaan (yang juga terkait moral, motivasi dan

etos kerja), sangat mendukung.

Upaya pembangunan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu rangkaian upaya

mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan memberikan dampak luas. Krisis telah

mengakibatkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan berdampak pula pada

penurunan rasa percaya diri dalam kehidupan ekonominya. Untuk itu Pemerintah Kota

Pasuruan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat melaksanakan

fungsi sosialnya secara wajar. Upaya yang ditempuh diantaranya dengan memberikan

keterampilan, kewirausahaan danmemberikan fasilitas ekonomi yang memadai bagi

masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial.

  

Permasalahan sosial yang ada di Kota Pasuruan antara lain anak terlantar, pengemis atau

gelandangan, wanita tuna susila, korban narkotika dan anak nakal. Berikut ini disajikan

informasi statistika masalah sosial di Kota Pasuruan.

  

Tabel6.9Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan dan Kelurahan di Kota Pasuruan

  Kecamatan/ Anak Pengemis/ Wanita Tuna Korban No

  Anak Nakal Kelurahan Terlantar Gelandangan Susila Narkotika

  Kec. Gadingrejo

  65 82 147 - -

  1. Krapyakrejo

  2 - 2 - -

  2. Bukir

  24

  1 - -

  25

  3. Sebani 8 - - 8 -

  4. Gentong - -

  1 1 -

  5. Karanganyar - - - - -

  6. Trajeng

  3 - - -

  3 7.

  6 16 - - Tambaan

  22

  8. Gadingrejo

  2

  60 - 62 -

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 15

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 16

  3. Krampyangan - 1 - -

  2

  6. Bugul Kidul 4 -

  10

  8 2 - -

  5. Kepel

  11

  4. Blandongan 11 - - -

  1

  2. Bakalan - - - - -

  8

  2

  1. Sekargadung 2 - - -

  70

  6

  2

  16

  46

  6 Kec. Bugul Kidul

  2

  7. Petamanan - - -

  2

  4

  Berdasarkan Pertumbuhan Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB), potensi

terbesar Kota Pasuruan saat ini adalah sektor perdagangan, perhotelan dan restaurant (27,91

%) disusul sektor industri pengolahan (17,14 %), pengangkutan dan komunikasi (15,99 %).

  85 17 142 Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2008

  9 13 295 Total 2006 69 117

  1 Total 2007 133 140

  13. Panggungrejo 1 - - -

  19

  9 10 - -

  12. Mandaranrejo

  11. Tapaan 4 - - -

  4

  5

  2 3 - -

  10. Bugullor

  4

  9. Kandangsapi 4 - - -

  1

  8. Pekuncen 1 - - -

  4

  2 2 -

  10. Ngemplakrejo

  No Kecamatan/

  7

  1. Pohjentrek

  78

  7

  7

  42

  22

  13 Kec. Purworejo

  11. Karangketug 13 - - -

  5 2 - -

  1

  10. Randusari

  4

  9. Petahunan 4 - - -

  Narkotika Anak Nakal

  Susila Korban

  Gelandangan Wanita Tuna

  Terlantar Pengemis/

  Kelurahan Anak

  6

  1

  10

  24

  9. Mayangan - 10 - -

  1

  8. Bangilan 1 - - -

  12

  3 9 - -

  7. Kebonsari

  4

  6. Purworejo - 4 - -

  10 14 - -

  7

  5. Kebonagung

  2

  4. Purutrejo - - 2 -

  4

  2 2 -

  3. Tembokrejo -

  2. Wirogunan - - - - -

  15

B. Kondisi Ekonomi

  

Oleh karena itu, pemerintah Kota Pasuruan menaruh perhatian besar pada perkembangan

ketiga potensi tersebut, tanpa mengabaikan sektor lain.

  

Pola pergeseran struktur perekonomian yang demikian dan didasarkan pada pengamatan

lapangan menegaskan suatu kesimpulan bahwa meskipun profilnya masih sederhana tetapi

hal tersebut sudah menunjukkan perkembangan ke arah modernisasi yang lebih maju. Namun

demikian peningkatan nilai tambah dalam pola usaha karena perkembangan industri lebih

dominan pada jenis industri non formal dan kecil.

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kota Pasuruan tahun 2007 mencapai Rp.

1.124.352.418.000,- yang berarti mengalami kenaikan sebesar Rp. 126,82 milyar atau 12,71

% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga

konstan tahun 2007 mencapai sebesar Rp. 326,10 milyar. Yang berarti mengalami kenaikan

sebesar Rp. 16,11 milyar atau 5,20 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara

rinci perbandingan pertumbuhan PDRB Kota Pasuruan Tahun 2007 baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel 6.10.

  

Tabel6.10Perbandingan Pertumbuhan PDRB Kota Pasuruan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Tahun 2007 (Rp)

No Sektor/Sub Sektor Harga Berlaku Harga Konstan

  1 Pertanian 80.853.589 42.331.280

  2 Pertambangan dan Penggalian 2.228.586 1.438.273

  3 Industri Pengolahan 331.277.875 170.494.969

  4 Listrik, gas dan Air Bersih 44.041.683 25.686.009

  5 Bangunan 140.997.627 67.232.142

  6 Perdagangan, Hotel dan Restauran 665.430.521 335.473.367

  7 Angkutan dan Komunikasi 225.092.762 119.717.822

  8 Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 142.807.658 76.659.799

  9 Jasa 211.326.854 115.296.867

  Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2008

Dari Tabel 6.10 dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi atas dasar harga berlaku lebih

tinggi dibanding atas dasar harga konstan. Ini disebabkan pertumbuhan ekonomi yang

dihitung atas dasar harga berlaku masih mengandung unsur inflasi (kenaikan harga barang

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 17

  

dan jasa) sehingga kurang memadai jika dipakai sebagai indikator. Selain itu tingkat inflasi

antara daerah satu dan daerah lain tidak sama besarnya.

  

Peranan gabungan dari dua sektor utama atas dasar harga konstan yang paling

berpengaruh, yaitu perdagangan dan industri, mampu mendominasi andil terhadap total

PDRB. Bahkan tingkat pertumbuhan sektor utama ini dapat mempengaruhi besaran

pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Dalam struktur PDRB, perbedaan laju pertumbuhan antar

sektor berakibat berubahnya kontribusi struktur ekonomi yang pada gilirannya menyebabkan

pergeseran sektor yang berperan di dalamnya.

  Kota Pasuruan Dalam Angka 2008, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun Berdasarkan

2007 sebesar Rp. 18.331.133.619,84. Kontribusi terbesar PAD ini disumbangkan oleh retribusi

daerah yang mencapai Rp. 7.020.917.657,-. Jumlah dana perimbangan yang diterima Kota

Pasuruan pada tahun 2007 adalah Rp 253.257.608.466,-. Porsi terbesar dari dana

perimbangan ini diberikan oleh dana alokasi umum yang besarannya lebih dari 75 %.

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 6 - 18