BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Dampak Pernikahan Dini pada Remaja Putri di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupten Batubara Tahun 2014 (Studi Kualitatif)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

  Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang rentan resiko kehamilan karena pernikahan dini (usia muda). Diantaranya adalah keguguran, persalinan prematur, BBLR, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia pada kehamilan, keracunan kehamilan, dan kematian (Kusmiran, 2011).

  Organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2012 menunjukkan bahwa sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun atau 11% dari seluruh kelahiran di dunia yang mayoritas (95%) terjadi di negara sedang berkembang. Di Amerika Latin dan Karibia, 29% wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia dini tercatat

  WHO

  di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) ( , 2012).

  Komplikasi dari kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian anak perempuan berusia 15 sampai 19 tahun di negara-negara berkembang . Dari 16 juta remaja perempuan yang melahirkan setiap tahun diperkirakan 90 % sudah menikah dan 50 ribu diantaranya telah meninggal. Selain itu resiko terjadinya kematian ibu dan dan kematian bayi yang baru lahir 50 % lebih tinggi dilahirkan oleh ibu di bawah usia 20 tahun antara ibu dibandingkan pada wanita yang hamil di usia 20 tahun ke atas (WHO, 2012).

  Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia di tahun 2007. Untuk level ASEAN, tingkat pernikahan dini di Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja. Menurut Riskesdas 2010, Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0,2 persen atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah. Jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 tahun yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun (11,7 % perempuan dan 1,6 % laki-laki usia 15-19 tahun). Selain itu jumlah aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja (BkkbN, 2011).

  Untuk mencapai target penurunan Angka Kematian Ibu (Milenium

  Development Goals ), yakni 102 per 100 ribu pada 2015 menjadi semakin sulit

  untuk dicapai, akibat melonjaknya kasus pernikahan dini di Indonesia. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi salah satunya disebabkan usia ibu terlalu muda sehingga terjadi perdarahan atau abortus oleh karena anatomi tubuh anak belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan sehingga dapat terjadi komplikasi. Dari data UNPFA (2010) didapati 15-30% persalinan untuk usia dini dengan komplikasi kronik seperti kerusakan berupa kebocoran urin atau terdapatnya feses pada rongga vagina. Kerusakan organ kewanitaan tersebut rentan terjadi pada wanita usia kurang dari 20 tahun yang telah melakukan hubungan seksual. (Tribunnews, 2013).

  Penelitian Organisasi kemanusiaan Plan Indonesia pada April 2011 dilakukan di delapan kabupaten (Kabupaten Indramayu (Jawa Barat), Grobogan dan Rembang (Jawa Tengah), Tabanan (Bali), Dompu (NTB), serta Timor Tengah Selatan, Sikka, dan Lembata (NTT) yang mengutamakan perlindungan dan pemberdayaan anak didapat data 33,5% anak usia 13-18 tahun pernah menikah dan rata-rata menikah pada usia 15-16 tahun(Alfiah, 2011).

  Menurut BkkbN (2011) faktor yang mempengaruhi usia rata-rata usia menikah pertama perempuan adalah faktor sosial, ekonomi, budaya dan tempat tinggal (desa/kota). Beberapa ahli menyatakan bahwa pernikahan dini sering disebabkan oleh faktor ekonomi, pendidikan, faktor diri sendiri dan faktor orang tua (Puspitasari, 2009).

  Menurut Adiningsih dalam Pikiran Rakyat (2010), pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja sangatlah minim, informasi yang kurang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi sehingga memaksa remaja untuk melakukan eksplorasi sendiri, baik melalui media (cetak dan elektronik) dan hubungan pertemanan, yang besar kemungkinannya justru salah. Ternyata sebagian besar remaja merasa tidak cukup nyaman curhat dengan orangtuanya, terutama bertanya seputar masalah seks. Oleh karena itu, remaja lebih suka ,mencari tahu sendiri melalui sesama temannya dan menonton blue film. Selain itu pengetahuan tentang akibat pernikahan dini dan kesiapan secara fisik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan pada pasangan yang menikah diusia muda terutama pihak wanitanya. Hal ini berkaitan dengan kehamilan dan proses melahirkan. Secara fisik, tubuh mereka belum siap untuk untuk melahirkan anak dan melahirkan karena tulang panggul mereka yang masih kecil sehingga membahayakan persalinan. Hal tersebut sangat mempengaruhi angka kematian ibu dan angka kematian bayi sebagai standart derajat kesehatan suatu negara.

  Desa Mangkai Baru merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Desa Mangkai Baru terletak di daerah pedalaman yang letaknya diantarai oleh dua pabrik. Alat tranportasi sudah cukup memadai dengan jaringan komunikasi yang sudah cukup tersedia. Di Desa Mangkai Baru sendiri hingga saat ini pernikahan dini merupakan hal yang dianggap negatif oleh masyarakat setempat, setiap individu yang menikah di usia dini hampir selalu menjadi bahan perbincangan masyarakat. Meskipun demikian pernikahan dini masih tetap ada.

  Menurut data tahunan pemerintah daerah Desa Mangkai Baru Kabupaten Batubara, tercatat jumlah pernikahan remaja yang menikah di bawah usia 20 tahun pada 2012 sebanyak 25 orang, dari 23 orang di tahun 2011 dan pada awal Juni 2013 sebanyak 13 orang remaja telah menikah di bawah usia 20 tahun dan rata-rata menikah setelah lulus SMA ataupun sebelum lulus SMA.

  Juga pada saat dilakukakan survei awal pada Juli 2013 dari 10 orang remaja putri di Desa Mangkai Baru di dapat bahwa 70% mengenal beberapa orang yang menikah dini akibat hamil di luar nikah. Dari hasil wawancara dengan beberapa nara sumber, didapatkan informasi bahwa ada sebagian pasangan yang menikah dini disebabkan oleh faktor orangtua dan ekonomi.

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti baik itu berupa observasi maupun wawancara dengan beberapa masyarakat Desa Mangkai Baru, peneliti menemukan bahwa sebagian warga yang menikah di usia remaja ada yang mengalami abortus dan KDRT. Dan mereka cenderung memisahkan diri dari lingkungan terutama dengan teman seusianya, dan ada yang tidak mampu merawat anaknya secara mandiri sehingga harus bergantung pada orangtua dan mertuanya. Terjadinya pernikahan dini di Desa Mangkai Baru mempunyai dampak tidak baik kepada mereka yang telah melangsungkan pernikahan juga berdampak pada anak-anak yang dilahirkannya serta masing-masing keluarganya akan tetapi tidak semua pernikahan dini berdampak kurang baik bagi keluarga.

  Seringkali menikah dini dijadikan alasan untuk menghindari hal-hal yang dilarang baik asas agama maupu sosial di tengah gejolak pergaulan seperti saat ini. Alasan lain adalah pikiran bahwa dengan menikah muda, mereka akan masih sehat dan aktif berkarya di saat anak-anak mereka tumbuh besar yang membutuhkan biaya untuk keperluan pendidikan dan keperluan lainnya. Selain itu muncul pula alasan lain yang mengatakan bahwa nikah muda itu menyenangkan.

  Meskipun itu merupakan alasan dari pada terjerat dalam pergaulan bebas dan menghindari hamil di luar pernikahan.

  Dari fakta yang di dapat, dengan melihat dan menelaah bahwa mereka yang menikah muda akan lebih cenderung untuk mengalami kegagalan dalam rumah tangga mereka. Namun dalam alasan perceraian bukan karena alasan nikah muda, melainkan ekonomi dan lain sebagainya. Tetapi masalah tersebut tentu saja sebagai salah satu dampak dari pernikahan yang dilakukan tanpa kematangan usia dan psikologis.

  Dari data-data tentang pernikahan dini di Indonesia dan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, serta melihat fakta yang terjadi di Desa Mangkai Baru, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang apa yang dirasakan remaja putri setelah menikah melalui pendekatan kualitatif tentang pernikahan dini pada remaja putri yang telah menikah di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara.

  1.2 Fokus Penelitian

  Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu dala latar belakang masalah serta dari pengamatan awal ditemukan fenomena-fenomena yang dipilih sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah (Iskandar, 2013). Penelitian ini difokuskan pada pendekatan kualitatif tentang pernikahan dini pada remaja putri yang telah menikah dini di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan remaja putri melakukan pernikahan dini serta dampak yang dirasakan remaja putri yang telah menikah baik sosial maupun kesehatan akibat menikah di usia dini.

  1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas dapat merumuskan masalah penelitian yaitu masih dijumpai banyaknya kasus pernikahan yang dilakukan remaja pada usia dini sehingga ingin diketahui lebih lanjut tentang apa yang dirasakan remaja putri setelah menikah melalui pendekatan kualitatif tentang pernikahan dini pada remaja putri yang telah menikah di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara tahun 2014.

  1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

  Untuk mengetahui secara komprehensif tentang apa yang dirasakan oleh remaja putri yang telah menikah di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara tahun 2014.

1.4.2 Tujuan Khusus

  1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan pernikahan dini pada remaja putri di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui dampak pernikahan dini pada remaja putri yang telah menikah dini di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara tahun 2014.

1.5 Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya orangtua tentang pernikahan dini dan dampak dari pernikahan dini sehingga masyarakat dapat waspada dan membimbing anaknya terhadap perilaku dan pergaulan anaknya. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberika kontribusi berupa masukan kepada para remaja tentang dampak negatif dari pernikahan dini dan sebagai pertimbangan kepada pasangan remaja yang ingin melaksanakan pernikahan dini.

2. Bagi Peneliti

  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian, serta menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam melaksanakan penelitian di lapangan.

Dokumen yang terkait

Dampak Pernikahan Dini pada Remaja Putri di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupten Batubara Tahun 2014 (Studi Kualitatif)

7 108 107

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Infeksi di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara Tahun 2010

0 54 94

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar belakang - Analisis Tentang Pernikahan Dini di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2015

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Pernikahan Dini Pada Remaja Usia 15-19 Tahun Di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Tahu 2014

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernikahan Dini 2.1.1 Definisi Pernikahan Dini - Pernikahan Dini pada Remaja Aceh di Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 1 46

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pernikahan Dini pada Remaja Aceh di Kota Lhokseumawe Tahun 2014

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Seksual Pranikah pada Remaja Putri yang Tinggal di Kost Lingkungan V Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Harmonisasi Interaksi Antar Etnis Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kebupaten Deli Serdang

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini pada Kehamilan dan Persalinan dengan Sikap Remaja Putri Terhadap Perkawinan Dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja a. Definisi Remaja - Dampak Pernikahan Dini pada Remaja Putri di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupten Batubara Tahun 2014 (Studi Kualitatif)

0 0 17