EKUITAS Teori Akuntansi kewajiban

EKUITAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.

MARIA SOFIA
(2015017039)
MALTA SARI HANGGARAWATI
(2015017043)
HENDRA MAKAGINGGE
(2015017056)
SITI NURJANAH
(2015017060)
YOGA TUNJUNG N
(2015017066)
FREDERIKUS WISNU
(2015017153)


Pengertian Ekuitas
ekuitas sering disebut modal. Ekuitas mengandung
unsur pemilik, untuk organisasi nonprofit ekuitas
disebut aset bersih.
IAI mendifinisikan ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban
FASB dalam SFAC No. 6 equity or net asset is the residual
interest in the assets of an entity that remains after deducting
its liabilities.
Godfey, Hodgson dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan
kewajiban atas dasar kriteria:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian

Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas Pemegang
Saham

Modal setoran


Modal Yuridis

Penerbitan saham baru
Kapitalisasi laba ditahan
Dividen saham
Konversi obligasi
Stock subscription

Laba ditahan

Modal setoran
tambahan

•Premiun modal saham
•Penjualan saham treasuri
•Penyerapan defisit
•Deklarasi devidin likuidasi
•Restrukturisasi kapital
•Revaluasi aset


•Laba atau rugi
•Dividen
•Rekapitaslisasi
•Defisit
•Koreksi
•Perubahan ekuitas

Lain-lain

Tujuan Penyajian Ekuitas
Menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang
efisiensi dan kepengurusan manajemen.
Menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi
pemilik dan pemegang ekuitas.

Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Komponen membentuk ekuitas:
1.
Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham

2.
Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
3.
Jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi
4.
Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
5.
Sumber lainnya
Laba ditahan terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari
akun ikhtisar laba rugi.
Perbedaan kedua dari segi administrasi keuangan, laba ditahan adalah
indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan
modal setoran meskipun jumlah akhir di total membentuk ekuitas
pemegang saham.
Modal setoran adalah dana dasar yang harus tetap di pertahankan
untuk menunjukan perlindungan pada pihak lain.

Modal Yuridis
Modal yuridis timbul ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus
ada sejumlah rupiah yang dipertahankan perlindungan kepada pihak lain.

Besarnya modal yuridis: sama dengan jumlah yang dikenal dengan modal
saham. Modal saham menunjukan jumlah rupiah perkalian antara cacah
saham beredar dengan nilai nominal persaham. Jumlah ini jumlah yang
secara yuridis menjadi hak pemegang saham.

Modal setoran awal

Nominal saham sering dianggap bukan
harga efektif saham secara akuntansi
penentuan
nilai
nominal
saham
sebenarnya tidak bermakna ekonomik.
Nilai nominal saham adalah alat untuk
pemerataan distribusi pemilikan daripada
menunjukan nilai saham itu sendiri.
Saham diterbitkan tanpa nilai nomunal
karena alasan:
1. Menghindari utang bersyarat dalam

hal saham terjual dibawah harga
nominal

Perubahan modal setoran
Tujuannya untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan transaksi
modal. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya
adalah:
a.Pemesanan saham
b.Obligasi terkonversi atau berhak tukar
c.Saham istimewa terkonversi atau berhak tukar
d.Dividen saham
e.Hak beli saham, opsi dan waran
f.Saham treasuri

Pemesanan saham

Pada saat perseroan didirikan atau melakukan penawaran publik
perdana, perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal
dasar. Secara konseptual, ekuitas pemegang saham bersifat seperti
kewajiban. Jumlah pesanan diakui sebagai modal setoran hanya

apabila syarat berikut dipenuhi:
a. Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan
klaim yuridis bagi perusahaan terhadap pemesan dan tidak
dapat dibatalkan
b. Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam periode
yang cukup pasti dan tidak terlalu lama

Obligasi Terkonversi
Perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik
bahwa obligasi dapat ditukar dengan saham biasa atas
kehendak pemegang obligasi dalam periode konversi
tertentu. Ada 2 nilai yang dapat digunakan basis kapitalisasi
yaitu:
1. Nilai buku atau nilai bawaan obligasi pada saat penukaran
Saham
prioritas
terkonversi
2. Harga
pasar obligasi
atau harga pasar saham

Pengukuran jumlah rupiah harus diakui sebagai modal
setoran. Pendekatan pertama nilai nominal saham prioritas
plus porsi premium di transfer ke modal pemegang saham dan
premium modal pemegang biasa. Pendekatang kedua, kalau
ada selisih antara harga pasar baik saham biasa maupun
saham prioritas, selisih tersebut harus dikompensasi ke atau
dari laba ditahan.

Dividen Saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk
saham yang sejenis dengan saham yang mula-mula
diterbitkan.
Karakteristik Dividen Saham
1. Bagi pemegang saham , dividen saham bukan
merupakan pendapatan atau laba.
2. Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen saham
bukan merupakan pembagian laba.
3. Dari segi pandang kesatuan pemilik, dividen saham
bukan merupakan laba bagi penerimannya.


KAPITALISASI

1. Kapitalisasi
atas dasar nilai
nominal

2.

Kapitalisasi
atas dasar harga
saham

Modal setoran
persaham
sebelum dividen
saham
3.

Kapitalisasi atas dasar nilai nominal
Kapitalisasi dividen saham haruslah hanya sebesar nilai nominal atau nyataannya. Jumlah

minimal yang harus dikapitalisasi untuk memenuhi ketentuan yuridis
Kapitalisasi atas dasar harga saham
Dividen saham dapat dipandang sebagai pengganti dividen kas karena dividen saham
mempunyai nilai. Paling tidak, pemegang saham dapat menjual saham tersebut karena
dividen kas yang diharapkan dan investasi semula tidak berubah. Nilai tersebut diukur atas
dasar harga saham. Dengan demikian, harga pasar merupakan dasar yang tepat untuk
menentukan kapitalisasi. Berrbagai dasar pikiran mendukung hal ini
a. Laba ditahan
b. Transaksi dividen saham
c. Dari kacamata prusahaan, jumlah rupiah dividen saham.
d. Penggunaan harga saham

Saham treasuri
Transaksi yang jelas akan mengurangi saham adalah penarikan kembali saham
untuk sementara menjadi saham treasuri. Alasan perusahaan melakukan penarikan
kembali saham sebagai saham treasuri adalah:
a. Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program
opsi saham.
b. Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam
transaksi penggabungan usaha (business combination).

Konsep Satu-Transaksi
Disebut satu transaksi karena pebelian saham treasuri dan penjualannya
kembali dianggap sebagai satu transaksi. Artinya, pembelian dan penjualan
dianggap sebagai kesatuan transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan transaksi saham treasuri tersebut.

Konsep Dua-Transaksi
Dengan konsep ini, pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri
dianggap likuidasi ekuitas pemegang saham sedangkan penjualan kembali saham
treasuri dianggap sebagai penerbitan saham baru. Konsep ini disebut dengan
pendekatan nilai nominal karena harga penarikan atau penjualan kembali
ditandingkan dengan nilai normal. Selisihnya, baik dalam penarikan atau penjualan,
dikompensasi ke modal setoran lain atau sebatas porsi modal setoran lain mulamulanya dikompensasi ke laba ditahan.
Perubahan Laba Ditahan
Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap
dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba
ditahan yaitu laba atau rugi periodik dan pembagian deviden. Laba yang
dipinndahkan dari akun Laba-Rugi (income summary) adalah laba yang merupakan
selisih seluruh elemen transaksi operasi dalam arti luas yang disebut laba
komperhensif.

Penyesuaian Perioda Lalu
Penyesuaian perioda-lalu adalah perlakuan
terhadap suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi
operasi perioda masa lalu (yang baru ditemukan atau
baru dapat diakui dalam perioda sekarang) bukan
sebagai pengurang atau penambah perhitungan laba
tahun sekarang (masuk dalam statemen laba-rugi tahun
sekarang/berjalan) tetapi sebagai penyesuai terhadap
laba ditahan awal perioda sekarang.
Koreksi Kesalahan
Dalam hal tertentu kesalahan tidak bisa diketahui
dan baru ketahuan beberapa waktu atau bahkan
beberapa perioda setelah statemen keuangan disusun
dan diterbitkan. Jadi untuk dapat disebut kesalahan,
suatu jumlah rupuiah harus berasal dari kesalahan
hitung, kesalahan aplikasi atau penerapan prinsip
akuntansi, atau kehilafan atau kekeliruan menggunakan
fakta yang tersedia pada saat penyusunan laporan
keuangan.

Kohersi Sebagai
Penyesuaian Laba Ditahan

Laba ditahan awal periode berjalan
disesuaikan dengan jumlah rupiah pengaruh
kumulatif kesalahan terhadap perhitungan
laba periode-periode sebelumnya dan kalau
statemen komperatif disajikan, pengaruh
retroaktif kesalahan harus ditunjukan dalam
statemen keaungan periode-periode yang
terpengaruh.

Koreksi Sebagai Penyesuai
Modal Setoran Lain

Paton dan Littleton (1970)
menegaskan bahwa koreksi yang
berkaitan dengan penggunaan aset
dalam perioda-perioda yang lalu
dengan alasan apapun hendaknya
dipisahkan dengan premium modal
saham.

Koreksi Sebagai Komponen Statemen Laba-Rugi
Paton dan Littleton (1970) mendukung perlakuan ini dengan alasan bahwa statemen laba rugi
kumulatif yang didasarkan atas statemen-statemen terdahulu harus menunjukan laba (atau rugi)
komperhensif sepanjang riwayat perusahaan sampai tangga sekarang. Dengan demikian kalau koreksi
langsung dilakukan dalam akun laba ditahantanpa ada petunjuk atau penjelasan apapun dalam statemen
laba-rugi, beberapa statemen laba rugi yang pernah diterbitkan tidak dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Perubahan Akuntansi
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang mempunyai pengaruh
terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang disebut dengan perubahan
akuntansi. Ada 3 macam perubahan akuntansi yaitu:
• Perubahan prinsip atau metode akuntansi (change in accounting principle or method)
• Perubahan taksiran akuntansi (change in accounting estimate)
• Perubahan kesatuan pelaporan (change in the reporting entity)

3 Alternatif atau Metode
 Penyesuaian Retroaktif
Metode ini mengakui pengaruh kumulatif perubahan dalam laba
perioda yang lalu sebagai penyesuaian perioda-lalu.
 Penyesuaian Sekarang
Metode ini mengakui seluruh pengaruh perubahan dalam laba
perioda yang lalu sebagai komponen dalam menghitung laba perioda
sekarang (periode terjadinya perubahan).
 Penyesuaian Sekarang dan Prospektif
Metode ini menyebar pengaruh kumulatif perubahan dalam laba
perioda yang lalu ke perioda sekarang dan beberapa perioda mendatang
yang sesuai.

Kuarsi Re-organisasi
Kuarsi reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara
hokum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan
kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit.
Syarat-syarat kuarsi reorganisasi menurut Dewan Standar Akuntansi :
1.Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material.
2.Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek
yang baik pada saat kuasi reorganisasi dilakukan.
3.Perusahaan tidak sedang mengadapi permohonan kepailitan.
4.Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5.Saldo ekuitas sesudah kuasi organisasi harus positif.

Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan Penyerapan Rugi

Urutan Menerima Distribusi Aset

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.

Pendapatan kotor
Laba bersih
Laba ditahan
Premium modal saham
Modal saham

Karyawan dan pemerintah
Kreditor berjaminan
Kreditor tak berjaminan
Pemegang saham prioritas
Pemegang saham biasa

Perincian Laba Ditahan
Perincian laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas
dasar sumber dan atas dasar tujuan. Dengan atas dasar
sumber, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan
yang berasal dari operasi normal atau rutin dan yang
berasal dari laba luar biasa. Sedangkan atas dasar tujuan,
perincian ini ditujukkan dengan adanya pos cadangan
jaminan sosial, laba ditahan terbatas, dan cadangan umum.

Laba komprehensif
Perubahan akibat transaksi operasi atau
transaksi nonpemilik harus dipisahkan secara
tegas dengan perubahan akibat transaksi
pemilik. Pemisahan ini dilakukan agar diketahui
pos-pos mana saja yang disajikan melalui
statemen laba-rugi dan pos-pos mana saja yang
dilaporkan dengan statemen laba ditahan.
Terdapat dua pendekatan yang dianut yaitu
pendekatan kinerja sekarang dan pendekatan
semua-termasuk.

Konsep Pemanfaatan Aset
Statemen laba-rugi harus menyajikan secara efektif semua akibat dari pemanfaatan
aset yang diserahkan sepenuhnya kepada manajemen. Pemisahan laba menjadi
normal dan tidak normal dalam dua statemen akan cenderung mengalihkan pusat
perhatian pemakaian secara tidak semistinya ke laba normal dan dengan demikian
secara tidak sadar mengurangi perhatian pembaca akan keefektifitaan manajemen
secara keseluruhan. Ada berbagai cara untuk untuk memanfaatkan aset.
• Penggunaan aset yang utama adalah untuk menghasilkan barang atau jasa untuk
mendatangkan laba
• Penggunaan aet yang kedua adalah untuk dijadikan jaminan kontrak utang atau
pendanaan dan untuk alat pelunasan kontrak tersebut.

Konsep Aset Kapital
Sebagai lawan konsep pemanfaatan aset, konsep ini
membedakan fungsi aset lancar dan aset tetap. Dengan demikian,
perubahan aset tetap karena penjualan atau penghentian berbeda
dengan perubahan karena pemanfaatan aset untuk menciptakan
laba (melalui depresiasi) sehingga laba atau rugi pemberhentian
aset harus dilaporkan terpisah sebagai penyesuai laba ditahan.
Laba atau rugi ini dipandang sebagai transaksi modal karena
dianggap modal pemegang saham tertanam dalam aset tetap.
Paton dan Littleton menyangkal konsep di atas. Secara
konseptual, laba atau rugi yang berkaitan dengan pemanfaatan
aset tetap tidak berbeda dengan laba atau rugi yang berkaitan
dengan pengelolaan aset lancar. Lagipula, tidak ada alasan yang
kuat untuk mengaitkan aset tetap fisis dengan kontibusi modal
oleh insvestor karena jenis aset tertentu secara umum tidak dapat
ditelusuri dengan pasti asal sumber dananya.

Penyajian laba konferhensif
Dengan dianutnya pendekatan laba semua termasuk atau
laba konferhensif, masalahnya adalah bagaimana
menyajiakan komponen komponen pembentuk laba
komperhensif dan bagaimana disajikan dalam statemen laba
rugi. Sebagai basis pembahasan penyajian laba, berikut ini
memuat komponen komponen pembentuk statemen laba
rugi.
1. Seksi operasi utama
2. Seksi operasi tambahan
3. Pajak penghasilan
4. Operasi hentian/taklanjutkanan
5. Pos-pos luar biasa/ekstraordinir
6. Pengaruh kumulatif perubahan perinsip akuntansi
7. Pengaruh kumulatif perubahan estimat/taksiran
8. Perubahan ekuitas nonpemilik lainnya

PT ABC
Statemen Laba-Rugi
untuk Tahaun Berakhir 31 Desember 200X