Indikator moneter dan kebijakan moneter

Indikator moneter
Gnp perkapita

1. Wilayah Domestik dan Regional
Pengertian domestik/regional disini dapat merupakan Propinsi atau Daerah Kabupaten/Kota. Transaksi
Ekonomi yang akan dihitung adalah transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah tanpa
memperhatikan apakah transaksi dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau
masyarakat lain (non-residen).

2. Produk Domestik
Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah
domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk
dareha tersebut, merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh
karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Kenyataan menunjukkan
bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal
dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimilki oleh
penduduk daerah tersebut ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di luar negeri. Hal ini
menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang
diterima penduduk daerah tersebut. Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah ini
(termasuk juga dari da ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden dan
keuntungan maka timbul perbedaan antara produk domestik dan produk regional.


3. Produk Regional
Produk regional merupakan produk domestik ditambah dengan pendapatan dari faktor produksi yang
diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan dari faktor produksi yang dibayarkan ke
luar daerah/negeri. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi
yang dimiliki oleh residen.

4. Residen dan Non-Residen
Unit institusi yang mencakup penduduk/rumah tangga, perusahaan, pemerintah lembaga non-profit,
dikatakan sebagai residen bila mempunyai/melakukan kegiatan ekonomi di suatu wilayah (Indonesia).
Suatu rumah tangga, perusahaan, lembaga non profit tersebut mempunyai/melakukan kegiatan
ekonomi di suatu wilayah jika memiliki tanah/bangunan atau melakukan kegiatan produksi di wilayah
tersebut dalam jangka waktu tertentu (minimal satu tahun).
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang konsep residen dan non-residen suatu unit institusi adalah
antara lain,

A. Penduduk suatu daerah adalah individu-individu atau anggota rumah tangga yang bertempat
tinggal tetap di wilayah domestik daerah tersebut, kecuali :




wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) daerah lain
yang tinggal di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari 1 tahun yang bertujuan
untuk bertamasya atau berlibur, berobat, beribadah, kunjungan keluarga,
pertandingan olahraga nasional/internasonal dan konferensi-konferensi atau
pertemuan lainnya, dan kunjungan dalam rangka belajar atau melakukan penelitian;



awak kapal laut dan pesawat udara luar negeri/luar daerah yang kapalnya sedang
masuk dok atau singgah di daerah tersebut;



pengusaha asing dan pengusaha daerah lain yang berada di daerah tersebut kurang
dari 1 tahun, pegawai perusahaan asing dan pegawai perusahaan daerah lainnya yang
berada di wilayah domestik daerah tersebut kurang dari1 tahun, misalnya untuk
tujuan memasang jembatan atau peralatan yang dibeli dari mereka;




pekerja musiman yang berada dan bekerja di wilayah domestik daerah tersebut, yang
bertujuan sebagai pegawai musiman saja;



anggota Korps Diplomatik, konsulat, yang ditempatkan di wilayah domestik daerah
tersebut;

B. Organisasi internasional adalah bukan residen di wilayah dimana organisasi tersebut berada
namun pegawai badan internasional/nasional tersebut adalah bukan penduduk daerah tersebut
jika melakukan misi kurang dari 1 tahun.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value
added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang
ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan
nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup
komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan),
penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan nlai tambah bruto dari masingmasing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk

Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

6. Produk Domestik Regional Neto (PDRN)Atas Dasar Harga Pasar
Perbedaan antara konsep neto di sini dan konsep bruto di atas, ialah karena pada konsep bruto di atas;
penyusutan masih termasuk di dalamnya, sedangkan pada konsep neto ini komponen penyusutan telah
dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan akan
diperoleh Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini
ialah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang-barang modal tersebut
ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi
dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang dimaksud di atas.

7. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor di sini dan konsep harga pasar di atas, ialah karena adanya pajak
tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit

produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan lain-lain
pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak langsung dari unit-unit produksi
dibebankan pada biaya produksi atau pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga
barang. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat menaikkan harga tadi, ialah subsidi
yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi, yang bisa mengakibatkan penurunan harga. Jadi

pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, hanya yang satu
berpengaruh menaikkan sedang yang lain menurunkan harga, hingga kalau pajak tidak langsung
dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung neto. Kalau Produk DOmestik Regional Neto
atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto, maka hasilnya adalah Produk
Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor.

8. Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep yang diterangkan di atas dapat diketahui bahwa Produk DOmestik Regional Neto
atas dasar biaya faktor itu sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi disuatu daerah. Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor,
merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan
yang timbul atau merupakan pendapatan yang berasal dari daerah tersebut. Akan tetapi pendapatan
yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi pendapatan penduduk daerah itu, sebab ada sebagian
pendapatan yang diterima oleh penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya
keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar yaitu milik orang yang mempunyai
modal tadi. Sebaliknya kalau ada penduduk daerah ini yang menambahkan modalnya di luar daerah
maka sebagian keuntungan perusahaan akan mengalir ke dalam daerah tersebut, dan menjadi
pendapatan dari pemilik modal. Kalau Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor
dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir

ke dalam, maka hasilnya akan merupakan Produk Regional Neto yaitu merupakan jumlah pendapatan
yang benar-benar diterima oleh seluruh yang tinggal di daerah yang dimaksud. Produk Regional Neto
inilah yang merupakan Pendapatan Regional.

9. Pendapatan Regional Perkapita
Bila pendapatan regional ini dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan
dihasilkan suatu Pendapatan Perkapita

Laju pertumbuhan ekonimi
Pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan II tahun 2016 tercatat sebesar 6,48 persen secara
tahunan, atau meningkat dibanding periode sama sebelumnya sebesar 5,52 persen.
"Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi ke-6 se-Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan lebih
tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi nasional (5,18 persen) maupun laju pertumbuhan di KTI
(5,91 persen)," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Andy Setyo
Biwado di Ambon, Jumat (9/9).
Dia mengatakan, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Maluku yang cukup baik tersebut
didorong oleh kinerja investasi yang tak lepas dari peran pemerintah berupa realisasi belanja modal
pemerintah yang lebih cepat dari periode sebelumnya.

"Dari sisi penawaran, meningkatnya laju perekonomian Maluku didorong oleh menguatnya kinerja

tiga kategori ekonomi utama yakni Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh meningkat
terutama sub kategori perikanan sejalan dengan peningkatan produksi ikan tangkap," ujarnya.
Sedangkan kategori administrasi pemerintahan tercatat tumbuh cukup kuat didukung oleh
percepatan realisasi belanja pemerintah, yang bersumber dari APBD maupun APBN.
Sementara pertumbuhan kategori perdagangan besar dan eceran juga meningkat didorong oleh
permintaan masyarakat pada periode Ramadhan yang berlangsung lebih awal dibanding tahun 2015.
Selain itu, menurutnya, terdapat beberapa acara besar yang berlangsung pada triwulan II-2016
seperti peresmian jembatan merah putih dan perkemahan pramuka madrasah nasional yang turut
menopang pertumbuhan.
"Kegiatan usaha swasta pada triwulan II-2016 terpantau membaik namun belum solid. Perbaikan
tersebut masih terbatas karena harga komoditas internasional yang masih lemah, di antaranya harga
karet dan minyak dunia," ujarnya.
Harga minyak dunia diperkirakan membaik namun pada level yang lemah hingga akhir tahun 2016,
lanjutnya, sehingga kinerja ekspor yang didominasi oleh ekspor migas tidak dapat menjadi tumpuan
perekonomian saat ini.

Indikator non moneter
Pendidikan maluku

Maluku memang sudah sangat dikenal sejak abad pertengahan hingga saat ini. Itulah

sebabnya ia tak luput dari penjajahan hasil sumber daya alam (SDA) oleh Portugis dan
Belanda. Penulis tidak akan mengulas lebih dalam tentang sejarah atau potensi SDA di
Maluku, melainkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang nantinya akan menjadi motor
penggerak pembangunan.
Berbicara mengenai potensi SDM di Maluku, kita tentu akan melihat terlebih dahulu
perkembangan pendidikan yang telah dijalankan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Provinsi Maluku. Dalam hal ini, dengan sejumlah program kerjanya diharapkan mampu
membawa progresivitas positif bagi kualitas SDM sebagai acuan yang nantinya Maluku juga
bisa menjadi pusat peradaban pendidikan di Indonesia.
Dengan berbekal Kurikulum 2013 oleh Kemendikbud, Maluku kini mulai bangkit secara
perlahan dari keterpurukan pendidikan. Misalnya saja data dari Dispora Maluku bahwa
Persentase putus sekolah dari tahun ke tahun menampakkan adanya penurunan yang
signifikan. Sampai dengan tahun 2011, putus sekolah pada tingkat SD sebesar 0,05%, pada
tingkat SMP sebesar 0,08%, dan pada tingkat SMA/SMK sebesar 0,09%. Kini tinggal
menanti evaluasi dan pembaharuan program kerja dari instansi instansi pendidikan baik

tingkat provinsi maupun pusat saja untuk lebih mengupgreat kapasitas masyarakat khususnya
pelajar nantinya.

Angka Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin

Provinsi Maluku Tahun 2010 - 2013
Jenis Kelamin

2010

2011

2012

2013

Laki - laki

98.34

97.60

98.17

98.54


Perempuan

97.25

96.27

96.58

97.32

97.79

96.94

97.38

97.93

Maluku


Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SMP, SLTA / Sederajat dan PT di Provinsi Maluku , 1992 - 2013
Net enrollment ratio (NER) SD, SMP, SLTA / equivalent in Province Maluku percent, 1992 - 2013

Tahun

1992
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

Angka Partisipasi Angka Partisipasi
Angka Partisipasi
Angka Partisipasi
Murni (APM)
Murni (APM)
Murni (APM)
Murni (APM)
SD/ Sederajat (7-12 SMP/ Sederajat (13- SMA/ Sederajat (16- Perguruan Tinggi (19Tahun) persen
15 Tahun) persen
18 Tahun) persen
24 Tahun) persen
85.70
41.40
87.63
61.12
88.74
67.07
89.89
63.92
89.79
72.06
93.45
70.08
93.77
70.01
94.39
71.40
95.00
71.89
59.80
15.13
87.44
64.12
50.90
16.66
90.21
65.81
49.79
24.91
92.52
71.16
55.36
31.69
*)
*)
*)

Banyaknya Sekolah, Gedung/ Bilik, Ruang Kelas, Murid, Guru dan Lulusan dan
Jenjang Pendidikan Negeri di Provinsi Maluku, 1995 - 2014
Number of State Schools, Buildings, Class Rooms, Pupils, Teachers and Graduates in Province Maluku, 1995 - 2014

Kabupat
en/Kota 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Regency 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
/City
TK/
Kinderg
arden
Sekolah/ 2 5 5 7 5 5 5 6 3 8 8 8 18 20 21 21 21 21 21
Schools
Gedung/
Bilik/
2
5
5
7
5
5
4
6
6
8
8
8
8 20 21 21 21 21 21
Building
s
Ruang
Kelas/
4 11 13 17
9
9
7 25
6 11 13 14 36 36 39 36 36 36 36
Class
Rooms
Murid/ 240 315 347 465 197 347 348 265 129 326 371 396 717 689 669 569 569 569 569
Pupils
Guru/
11 23 26 33 10 21 16 27 11 27 29 32 29 32 32 32 32 32 32
Teachers
SD/Prim
ary
School
Sekolah/ 1,91 1,91 1,91 1,92 1,14 1,14 1,01 1,04 1,05 1,05 1,05 1,08 1,09 1,10 1,20 1,12 1,68 1,68 1,68
6
6
9
1
2
2
8
1
2
1
9
2
2
8
3
6
5
5
5
Schools
Gedung/
Bilik/
1,82 1,91 1,91 1,80 1,09 1,09 1,01 1,01 1,01 1,05 1,05 1,08 1,09 1,09 1,09 1,09 1,56 1,56 1,56
Building 5 6 9 8 5 5 8 8 8 1 6 2 1 1 1 1 9 9 9
s
Ruang
Kelas/ 9,71 3,85 10,2 12,9 6,50 6,50 5,70 6,35 5,30 5,34 5,83 5,17 5,99 5,56 5,75 5,75 10,4 10,4 10,4
8
5 87 62
3
3
7
4
8
4
4
8
9
8
5
5 10 10 10
Class
Rooms
Murid/ 299, 298, 304, 306, 180, 171, 161, 157, 144, 150, 160, 165, 167, 167, 172, 174, 247, 247, 247,
096 086 728 146 866 132 184 219 787 564 239 896 921 991 859 913 127 127 127
Pupils
Guru/
12,0 12,8 13,3 13,9 9,71 9,27 9,14 8,47 7,67 8,61 6,86 6,69 1,82 9,06 9,61 10,2 15,9 15,9 15,9
Teachers 68 54 46 37 3 1 9 3 3 8 9 5 5 4 8 85 95 95 95
Lulusan/
38,2 30,3 30,3 34,4 23,1 20,5 23,8 21,1 20,0 19,0 18,4 20,3 20,8 21,1 21,6 3,51 30,9 30,9 30,9
Graduat 45 29 29 05 78 34 54 59 54 05 25 19 32 01 00 1 82 82 82
es
SMP/
Junior
High
School
Sekolah/ 172 176 182 193 140 140 147 149 153 164 180 222 251 265 312 287 559 559 559

Schools
Gedung/
Bilik/
Building
s
Ruang
Kelas/
Class
Rooms
Murid/
Pupils
Guru/
Teachers
Lulusan/
Graduat
es
SMA/
Senior
High
School
Sekolah/
Schools
Gedung/
Bilik/
Building
s
Ruang
Kelas/
Class
Rooms
Murid/
Pupils
Guru/
Teachers
Lulusan/
Graduat
es

70 175 181 190 133 133 144 143 143 163 176 197 215 227 254 254 559 559 559

1,56 1,61 1,77 1,96 1,24 1,24 1,35 1,44 1,44 1,67 1,72 1,89 1,86 1,90 2,09 2,02 3,43 3,43 3,43
4
4
6
8
1
1
0
3
8
5
8
3
7
5
5
9
0
0
0

66,9 70,3 69,4 71,3 48,4 50,3 44,3 44,8 47,1 49,2 51,1 54,7 58,4 59,9 65,6 63,6 90,0 90,0 90,0
30 48 76 67 70 26 04 02 48 91 21 17 77 77 47 30 39 39 39
4,06 4,23 4,42 4,76 3,32 3,54 3,31 3,53 3,64 3,27 3,30 3,30 3,40 3,44 4,42 4,49 7,18 7,18 7,18
4
0
0
0
2
0
9
8
2
7
5
1
8
6
9
9
0
0
0
19,3 29,8 20,8 21,1 15,6 15,3 13,4 13,0 13,5 15,5 14,6 14,6 16,8 16,8 16,8 5,83 30,2 30,2 30,2
14 23 23 50 36 73 42 48 81 21 90 99 16 34 59
4 47 47 47

64

68

70

74

40

40

56

49

58

61

74

83

88

90

98

98 253 253 253

64

68

69

74

40

40

54

45

54

58

69

76

81

81

81

1,03
253 253 253
5

749 788 798

1,18
1,43
1,23 1,80 1,80 1,80
569 569 660 514 675 649
759 808 838 982
3
9
1
0
0
0

38,7 41,5 43,4 45,0 31,8 31,0 27,9 25,0 33,1 31,6 34,5 36,9 40,0 37,4 37,9 46,5 61,0 61,0 61,0
78 23 49 46 07 68 16 35 72 62 47 03 98 12 78 58 00 00 00
2,52 2,61 2,59 2,71 1,41 1,99 1,82 1,67 2,10 1,41 1,66 1,69 1,83 1,92 2,70 3,21 5,84 5,84 5,84
0
3
0
2
0
0
1
1
7
2
9
8
5
2
6
8
0
0
0
11,5 8,69 8,69 13,1 9,42 8,86 8,20 6,53 8,55 8,86
43
1
1 18
1
7
4
8
7
2

Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Dan Kelamin di provinsi Maluku Tahun 2013
Propinsi
Maluku Tenggara Barat

Laki-laki

Perempuan

Total

8.84

8.96

8.90

Maluku Tenggara

9.02

8.67

8.84

Maluku Tengah

9.00

8.80

8.90

Buru

7.98

7.06

7.54

Aru

8.58

8.03

8.31

Seram Bagian Barat

9.04

8.43

8.74

Seram Bagian Timur

8.00

7.22

7.62

Maluku Barat Daya

7.78

7.52

7.65

Buru Selatan

7.25

6.15

6.72

Kota Ambon

11.39

11.30

11.35

Kota Tual

9.93

9.22

9.56

9.37

9.04

9.20

Maluku

Tingkat kesehatan
Angka Kesakitan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
Provinsi Maluku Tahun 2013
Kabupaten/Kota

Laki-laki

Perempuan

Total

Maluku Tenggara Barat

9.80

7.41

8.59

Maluku Tenggara

11.05

15.29

13.13

Maluku Tengah

12.18

12.49

12.34

Buru

18.32

18.61

18.47

Aru

7.66

7.77

7.71

Seram Bagian Barat

17.21

18.23

17.73

Seram Bagian Timur

8.88

9.88

9.39

Maluku Barat Daya

13.05

13.93

13.50

Buru Selatan

8.10

7.23

7.65

Kota Ambon

9.21

10.06

9.63

Kota Tual

11.35

10.50

10.92

11.63

12.17

11.90

Maluku

Jumlah Puskesmas dan Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku, 1999
Number of PHC and Health Personnel By Regency/City in Province Maluku, 1999

Kabupaten/Kota Puskesmas/
Regency/City
PHC

Tenaga Kesehatan/ Health Personnel

Dokter
Dokter
Dokter
Umum/
Spesialis/ Paramedis/
Gigi/
General
Special
Nurses
Dentist
Physicians
Physicians
Maluku Tenggara
Barat
Maluku Tenggara
Maluku Tengah
Buru
Kepulauan Aru
Seram Bagian
Barat
Seram Bagian
Timur
Maluku Barat
Daya
Buru Selatan
Kota Ambon
Kota Tual
Maluku

19

3

1

-

-

17

9

1

-

-

49

13

1

-

-

10

4

-

-

-

*)

*)

*)

-

-

**)

**)

**)

-

-

**)

**)

**)

-

-

-

***)

***)

-

-

****)

****)

****)

-

-

17

8

3

-

-

*)

*)

*)

-

-

112

37

6

Jumlah Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku, 1999
Number of Hospitals and Beds By Regency/City in Province Maluku, 1999

Kabupaten/Kota
Regency/City
Maluku Tenggara
Barat
Maluku Tenggara
Maluku Tengah
Buru
Kepulauan Aru
Seram Bagian Barat
Seram Bagian Timur
Maluku Barat Daya
Buru Selatan
Kota Ambon

Pemerintah/ Swasta/
State
Private

ABRI/
Armed
Forces

RS

TT

RS TT RS TT

-

-

1

150

-

1

64

1

40

3

168

1

1

28

*)

Bersalin/ Khusus/
Maternity Special
RS

TT

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

150

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

*)

*)

*)

-

-

-

-

-

-

**)

**)

**)

**)

-

-

-

-

-

-

**)

**)

**)

**)

-

-

-

-

-

-

-

-

***)

***)

-

-

-

-

-

-

****)

****)

****) ****)

-

-

-

-

-

-

1

359

4

-

1

-

1

-

3

140

RS TT

Kota Tual
Maluku

*)

*)

*)

*)

-

6

619

6

480

4

-

-

-

-

1

-

1

Lingkungan hidup

Rumah Tangga Dengan Sanitasi Layak di Provinsi Maluku, 2010 - 2014
Percentage of Household with Access to Improved Sanitation in Maluku, 2010 - 2014

Kode/ Code
8100

Provinsi/ Province
Maluku

Sanitasi Layak/ Improved Sanitation
2010

2011

2012

2013

2014

50.11

50.75

54.66

62.99

61.70

Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Maluku Menurut Kabupaten/Kota, 2005 - 2015
Number of Poor Population in Province Maluku by Regency/City, 2005 - 2015

Jumlah Penduduk Miskin (dalam ribuan)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Maluku Tenggara Barat 67.8 70.6 68.3 63.1 58.9 35.9 32.8 30.7 32.4 31.4
Maluku Tenggara
47.9 48.5 48.8 46.0 30.1 29.7 27.2 25.5 24.6 23.9
Maluku Tengah
124.6 124.8 118.7 108.4 101.8 102.9 94.1 88.1 81.4 78.9
Buru
41.8 42.3 40.9 38.9 37.6 27.0 24.7 23.2 22.4 21.9
Kepulauan Aru
26.5 26.9 25.9 29.8 28.5 29.5 27.0 25.0 24.3 23.8
Seram Bagian Barat
55.9 55.7 53.6 50.7 48.0 49.7 45.5 42.5 41.4 40.2
Seram Bagian Timur
31.6 31.8 31.8 30.8 29.3 31.3 28.6 26.9 25.8 25.1
Maluku Barat Daya
*)
*)
*)
*)
*) 27.6 25.2 23.2 21.0 20.4
Buru Selatan
**) **) **) **) **) 11.8 10.8 10.3 9.8 9.7
Kota Ambon
15.4 18.1 16.8 21.2 21.1 25.6 23.4 22.0 16.9 16.9
Tual
***) ***) ***) ***) 13.9 18.7 17.1 16.0 15.0 14.8
MALUKU
411.5 418.6 404.7 388.8 369.1 389.5 356.4 333.6 315.2 307.0
Kabupaten/Kota

Distribusi Pengeluaran Per Kapita dan Indeks Gini di Provinsi Maluku, 2005 - 2014
Distribution of Per Capita Expenditure and Gini index in Province Maluku, 2005 - 2014

Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

40%
Terendah
24.53
21.77
20.87
21.47
23.37
21.74
16.02
18.13
22.89
*)

40%
Menengah
38.07
37.11
37.43
38.75
37.46
37.23
36.37
41.45
44.97
*)

20%
Tertinggi
37.40
41.12
41.70
39.78
39.17
41.03
47.60
31.78
32.14
*)

Indeks
Gini
0.26
0.29
0.33
0.31
0.31
0.33
0.41
0.38
0.37
*)

Tenaga kerja
Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku, 1995 - 2016
Number of Labor Forces In Province Maluku , 1995 - 2016
Jenis
Kegia
tan
Utam
a/ 199
Type 5 *)
of
Main
Activi
ty
Angk
atan
Kerja
/
491,
Labo 645
r
Force
s
455,
Beke 710
rja/

20
199 199 199 199
200 200 200 200 200 200 200 200 200 201 201 201 201 201 201 201
00
6 *) 7 *) 8 *) 9 *)
1 *) 2 *) 3 *) 4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
5
6
*)

495, 491, 502, 516,
410, 533, 527, 509, 481, 515, 552, 559, 596, 651, 701, 659, 663, 672, 727, 743,
332 784 319 420
800 847 978 133 399 553 729 239 030 339 893 953 481 304 259 149

461, 459, 458, 472, - 380, 493, 446, 417, 409, 441, 485, 499, 533, 586, 650, 610, 598, 601, 655, 690,
401 672 498 889
397 915 507 550 137 071 308 555 015 430 112 362 792 651 063 786

Work
ing
Men
cari
Kerja
35,9 33,9 32,1 43,8 43,5
30,4 39,9 81,4 91,5 72,2 74,4 67,4 59,6 63,0 64,9 51,7 49,5 64,6 70,6 72,1 52,3
/
35 31 12 21 31
03 32 71 83 62 82 21 84 15 09 81 91 89 53 96 63
Looki
ng
for
work

Politik dan keamanan

Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia dan Indeks Aspek Indeks Demokrasi Indonesia
Provinsi Maluku dan Indonesia, 2009 - 2014
The Development of Indonesian Democracy Index and Index Aspect Indonesian Democracy Index
Province Maluku and Indonesia, 2009 - 2014

2009

2010

2011
69,51 MALUKU

2012

Kebebasan
Sipil

92,77

Kebebasan
Sipil

96,22

Kebebasan
Sipil

90.7

Kebebasan
Sipil

76.05

Kebebasan
Sipil

81.52

Kebebasan
Sipil

90.85

Hak-Hak
Politik

52,05

Hak-Hak
Politik

48,12

Hak-Hak
Politik

46.14

Hak-Hak
Politik

45.08

Hak-Hak
Politik

50.53

Hak-Hak
Politik

60.03

Lembaga
Demokrasi

66,3

Lembaga
Demokrasi

69,89

Lembaga
Demokrasi

75.61

Lembaga
Demokrasi

62.27

Lembaga
Demokrasi

71.95

Lembaga
Demokrasi

70.09

INDONESIA

67,3 INDONESIA

Kebebasan
Sipil

86,97

Kebebasan
Sipil

82,53

Kebebasan
Sipil

80.79

Kebebasan
Sipil

77.94

Kebebasan
Sipil

79.00

Kebebasan
Sipil

82.62

Hak-Hak
Politik

54,6

Hak-Hak
Politik

47,87

Hak-Hak
Politik

47.54

Hak-Hak
Politik

46.33

Hak-Hak
Politik

46.25

Hak-Hak
Politik

63.72

Lembaga
Demokrasi

62,72

Lembaga
Demokrasi

63,11

Lembaga
Demokrasi

74.72

Lembaga
Demokrasi

69.28

Lembaga
Demokrasi

72.14

Lembaga
Demokrasi

75.81

65.48 INDONESIA

Geografis

Letak Geografis Provinsi Maluku
Dibuat pada Rabu, 29 Januari 2014 11:49
Letak Geografis Provinsi Maluku

59.68 MALUKU

2014

69,07 MALUKU

63,17 INDONESIA

68.38 MALUKU

2013

MALUKU

62.63 INDONESIA

66.23 MALUKU

63.68 INDONESIA

Menurut letak astronomis, maka wilayah Provinsi Maluku terletak antara:

2 030 ' -

124 0

-

90 Lintang Selatan / Southern Latitude

1360 Bujur Timur / Eastern Longitude

Batas Wilayah Provinsi Maluku

1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Laut Seram

2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafuru

3. Sebelah Timur Berbatasan dengan Pulau Irian

4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Pulau Sulawesi

1.

Iklim

Iklim dan Klasifikasi

Daerah Maluku mengenal 2 musim yakni : musim barat atau utara dan tenggara atau timur
yang di selingi oleh dua macam pancaroba yang merupakan transisi kedua musim tersebut.

Musim barat di Maluku berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan
bulan April adalah masa transisi ke musim tenggara. Musim tenggara berlaku rata-rata 6
bulan berawal dari bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat
adalah pada bulan November.

Keadaan musim tidak homogen dalam arti setiap musim berlaku di daerah ini memberikan
pengaruh yang berbeda-beda pada daratan maupun lautannya.

Temperatur rata-rata 26,2 C (di Maluku Tenggara terutama pada musim hujan).

Klasifikasi



Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di Maluku tergolong type Alpa, dan hanya
sebagian kecil yang tergolong type Ae, seperti daerah-daerah Obi, Tual dan Dobo.



Berdasarkan klasifikasi Schmid Fergusen, iklim di Maluku tergolong type A dan B
dan hanya sebagian kecil saja tergolong type C seperti Daerah Tual ( Maluku
Tenggara ).

Keadaan curah hujan di Maluku dapat dibagi 4 katagori :



Curah Hujan di Maluku 1.000 mm/thn. Terjadi di pulau Wetar dan sekitarnya.



Curah hujan antara 1.000 - 2.000 mm / thn, terjadi di pulau babar, Tanibar, Aru dan
sebagian pulau Buru, kepulauan Sula, Bacan dan sekitar Tobelo.



Curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm / thn. Terjadi di pulau Seram, Gorom, Obi,
Morotai dan Kei Kecil.



Curah hujan lebih dari 3.000 mm / thn terdapat dipulau Lease, pulau Kei kecil,
P.Ambon dan Kao.

- Curah hujan tertinggi terdapat di gunung Darlisa (di pulau Seram bagian barat ) sebesar
3.384 mm / tahun.

- Curah hujan terendah terdapat di Tiwakr (pulau Wetar) sebesar 991 mm / tahun.

Tabel Luas Wilayah menurut kabupaten di Maluku
No. Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

MALUKU TENGGARA BARAT
MALUKU TENGGARA
MALUKU TENGAH
BURU
KEPULAUAN ARU
SERAM BAGIAN BARAT
SERAM BAGIAN TIMUR
MALUKU BARAT DAYA
BURU SELATAN
KOTA AMBON
KOTA TUAL

Luas
Kabupaten
10 102,00
1 010,70
11 595,00
6 644,40
6 426,70
6 948,40
5 799,10
8 648,00
5 060,00
359,45
352,29

Indeks pembangunan
ANGKA HARAPAN HIDUP, ANGKA MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2004
ANGKA HARAPAN
HIDUP
62.2

ANGKA MELEK
HURUF
98.5

RATARATA LAMA
SEKOLAH
7.8

MALUKU TENGGARA

66.8

99.4

7.5

MALUKU TENGAH

64.5

97.9

8.1

BURU

65.9

92.8

7.2

KEPULAUAN ARU

66.8

98.7

7.4

SERAM BAGIAN BARAT

64.4

97.7

7.9

SERAM BAGIAN TIMUR

64.1

97.2

7.4

KOTA AMBON

72.3

98

10.7

MALUKU

66.2

97.8

8.40

KABUPATEN/KOTA
MALUKU TENGGARA
BARAT