Nyeri Diatas Tumit Sewaktu Olahraga

NYERI DIATAS TUMIT SEWAKTU OLAHRAGA
Seorang pasien laki-laki berumur 30 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri hebat pada
daerah belakang pergelangan kaki kirinya. Sekitar 3 jam yang lalu pasien bermain bola, saat berebutan
bola, tiba-tiba kaki kirinya berbunyi krek, pasien langsung terjatuh dan merasakan sakit yang sangat
sehingga meraung kesakitan. Pasien tidak mampu berdiri kembali sehingga harus dibopong keluar
lapangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital baik. Pada pergelangan
kaki bagian belakang didapatkan udem, nyeri bila ditekan. Pada test Simmonds tidak didapatkan plantar
fleksi kaki. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan ruptur total tendo Achilles kiri. Pasien disarankan
menjalani operasi penyambungan kembali tendo yang terputus.

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles
LO.1.1 Menjelaskan Makroskopis Tendon Achilles

Gambar 1.1: Letak Tendon Achilles
Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Tendon tersebut berfungsi untuk melekatkan
otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus.
Tendon achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu gastronemius, soleus, dan otot plantaris kaki.
Tendon achilles adalah tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang panjangnya 15 cm,
dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian
tengah belakang tulang calcaneus. Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh
kontraksi ototterhadap tulang. yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.

Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang- tulang,
membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan
semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan

besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang menghubungkan otot dengan
tulang.
Tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan
fungsinya untuk meletakkan otot gastrocnemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan telapak
kaki yaitu, calcaneus. Tendon achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus dan
otot plantaris kaki. Pada manusia, tendo achilles terletak tepat dibagian pegelangan kaki. Tendon Achilles
juga merupakan tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia, yang panjangnya
berukuran sekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya
mengumpul dan melekat pada bagian tengah dan belakang tulang calcaneus
Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Ketika otot
betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon Achilles.
Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit, sehingga terjadi gerakan plantarfleksi (posisi kaki dalam
keadaan seperti menjinjit). Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas
sehari-hari seperti berjalan, berlari, dan melompat.
LO.1.2 Menjelaskan Mikroskopis Tendon Achilles
Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang

menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon adalah struktur dalam tubuh yang
menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan
tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, angkat, dan bergerak dalam banyak cara.
Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan
kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon.
Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang.
Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendo. Sekitar 95% dari kolagen tendo adalah kolagen tipe-I,
dengan jumlah elastin yang sangat kecil. Elastin dapat menjalanitekanan sebesar 200% sebelum rusak.
Jika elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar, maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya
yang ditransmisikan ke tulang.
Fibril kolagen terikat ke fesikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf.
Fasikula-fasikula tergabung bersama, dikelilingi oleh epitenon, dan membentuk struktur kasar dari
tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk
memungkinkan pergerakan tendon dengan mengurangi gesekan.

Gambar 1.2: Struktur Tendon
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon Achilles yang
putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles yang putus
menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipe- III kurang tahan terhadap
kekuatan tarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles

normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon
yang putus. Tenosit, yang merupakan fibroblast khusus, muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan
yang baik ini disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit,
yang menghasilkan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks eksraseluler dan juga dapat
menyerap kembali serat-serat kolagen.

Gambar 1.3: Histologi Tendon Achilles
Struktur terbesar dalam skema di atas adalah tendon atau Ligamentum atau tendon kemudian dipecah
menjadi entitas yang lebih kecil disebut fasciles (lembaran).Lembaran berisi fibril dasar ligamentum atau
tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon.Ada
karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau
tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan
memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan
tendon.
Tendon
1 .Tendon mengandung kolagen tipe I
2 .Tendon mengandung matriks proteoglycan
3. Tendon mengandung fibroblast yang tersusun secara parallel
Fungsi dasar
1. Tendon membawa kekuatan tarik dari otot ke tulang

2. Tendon membawa kekuatan tekan ketika membungkus tulang seperti katrol
Struktur
1. Kolagen (70% dari berat kering tendon)
2 .Glycine (±33%)

3. Proline (±15%)
4 .Hydroxyproline (±15%)
Blood Supply
1. Pembuluh darah di perimysium (meliputi tendon)
2. Pada periosteol insertion
3. Jaringan sekitarnya
Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen,
kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan
gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsin dan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2
jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut,
ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi
dan sementum
2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks
tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastik

3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan
dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel
yang langsung berhubungan engan lamina tersebut
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina
LO.1.3 Menjelaskan Kinesiologi Tendo Achilles

Gambar 1.4: Dorsofleksi dan Plantarfleksi pada pergelangan kaki

Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang
tumit (calcaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawah kaki. Iniadalah tindakan yang
memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri,berlari, melompat, berjalan normal, dan
untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).
Pergerakan
Gerakan sendi berasal dari dorsofleksi dan ekstensi, dorsofleksi meliputi aproksimasi dorsum kaki
ketungkai depan, sementara ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki menunjuk ke bawah.
Pergerakan sumbu transversal terjadi sedikit miring. Malleoli erat merangkul talus di semua posisi
sendi,sehingga setiap sedikit pergerakan derajat dari sisi ke sisi yang mungkin ada, terjadi hanya karena
peregangan ligamen dari syndesmosis talofibular, dan fibula yang sedikit bengkok. Permukaan artikular

superior talus lebih luas di depan daripada di belakang.
Dalam dorsofleksi, ruang yang lebih besar dibutuhkan antara dua malleoli. Hal tersebut di dapa tdengan
gerakan berputar sedikit keluar dari ujung bawah fibula dan peregangan ligamen syndesmosis, gerakan
lateral ini dimudahkan dengan sedikit meluncur di tibiofibularartikulasi, dan mungkin juga oleh fibula
yang menekuk. Dari ligamen, deltoideus memiliki kekuatan sangat besar, terbiasa tahan tekanan seperti
proses fraktur. Bagian tengah, bersama-sama dengan ligamen calcaneofibular, mengikat kuat tulangtulang tungkai ke kaki, dan menolak pemindahan di segala arah.
Serabut anterior dan posterior membatasi ekstensi dan fleksi kaki masing-masing, dan serat anterior juga
membatasi abduksi. Posterior ligamentum talofibular membantu dalam melawan perpindahan
calcaneofibular dari kaki belakang, dan memperdalam rongga untuk penerimaan talus. Talofibular
anterior adalah pelindung terhadap perpindahan kaki ke depan, dan batas perpanjangan sendi. Gerakan
inversi dan eversi kaki, terutama berpengaruh pada sendi tarsal ; sendi yang memiliki jumlah gerak
terbesar antara talus dan kalkaneus belakang dan navicular dan berbentuk kubus didepan. Hal ini sering
disebut sendi transversal tarsal, dan dapat mengganti sendi pergelangan kaki dalam ukuran besar ketika
akhirnya menjadi ankylosed, dengan tarsus sendi subordinat. Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan
fibula dihasilkan oleh Gastrocnemius, soleus,Plantaris, M. Tibialis posterior, longus Peronæi dan brevis,
M. Fleksor digitorum longus, danM. Fleksor halusis longus; dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius
Peronæus, ekstensordigitorum longus, dan ekstensor halusis proprius
 Gerak sendi:
- Fleksi Dorsalis : M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. proneus tertius dan M. extensor
hallucis longus.

- Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M. peroneus
longus dan brevis M. tibialis posterior
Gerakan jinjit akibat kerja tendon achilles
Normal: Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek), tendon yang melekat dari otot ke
tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat memendek, tendon bergerak ke bawah kaki. Ini adalah tindakan
yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri, berlari, melompat, berjalan normal,
dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).
 Articulatio:

a) Articularis Subtalaris (Talocalcanea)
Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus
Jenis sendi : Gliding
Gerak sendi : Geser Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posteriorinferior menuju
anterosuperior os. Calcaneus Memperkuat sendi : Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum
talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum interoseum. Pada articulatio
subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi
bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi.
Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi
dan adduksi.
b.) Articularis Talocalcaneonavicularis

Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum
Jenis sendi : Gliding
Gerak sendi : Geser & Rotasi Memperkuat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum
calcaneonaviculare
c.) Articularis Calcaneocuboidea
Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum
Jenis sendi : Plana
Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at
plantare, ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales
LI.2. Memahami dan menjelaskan Ruptur Tendo Achilles
LO.2.1. Menjelaskan Definisi Ruptur dan Ruptur Tendon Achilles
Ruptur adalah putusnya suatu organ atau jaringan.Ruptur tendo Achilles adalah putusnya tendo Achilles
atau cedera yangmempengaruhi bagian bawah belakang kaki.
Ruptur tendo Achilles adalah putusnya tendo Achilles atau cedera yang mempengaruhi fungsi dari
bagian bawah belakang kaki. Kerobekan tendon Achilles merupakan cidera yang parah dan
menyebabkan kecacatan. Kerobekan biasanya terjadi pada beberapa inchi diatas perbatasan antara
tendon dan tulang tumit. Ini secara khas terjadi ketika seseorang mengontraksikan, atau menegangkan,
otot betis dan secara mendadak mendorongkan kakinya, seperti pada olahraga bola basket
Klasifikasi
Ada 4 klasifikasi ruptur Tendon achilles yaitu:

1. Tipe I: Pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati dengan manajemen
konservatif

2. Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan tendon kurang dari sama dengan 3 cm, biasanya
diobati dengan akhir-akhir anastomosis
3. Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm
4. Tipe IV: perpisahan yang penuh dengan cacat lebih 6 cm (pecah diabaikan)

L.O 2.2 Etiologi ruptur tendo Achilles
Ruptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi maksimal pada
otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi saat berlari, melompat, bermain bulu tangkis, basket, tersandung
dan jatuh dari ketinggian. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang
menerima aliran darah. Tendo juga dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia. Putusnya
tendo Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles.
Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab
lainnya juga bisa karena:
1. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah, 2.
Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan
sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,
3. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis,

4. Obesitas.
5. Umur. Usis puncak untuk rupture tendon Achilles 30-40
6. Seks. Ruptur tendo Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi pada pria
Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes, obat-obatan, seperti
kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah, cedera dalam olah raga,
seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,tenis, basket dan sepak bola ataupun
olahraga berat lainnya, trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan obesitas.
LO.2.3 Faktor risiko ruptur tendon Achilles
1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)
2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)

3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya
4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan transkripsi decorin,
penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan
menghasilkanpeningkatan kerapuhan.
5. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas
6. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat
L.O 2.4 Klasifikasi ruptur Tendo Achilles
Empat daerah yang paling umum terjadinya ruptur tendo :
1. Quadriceps

Sebuah kelompok dari 4 otot, yang vastus lateral, medialis vastus, intermedius vastus, dan rektus
femoris, dating bersama-sama tepat diatas anda tempurung lutut (patella)untuk membentuk tendon
patella. Sering disebut quad, kelompok otot ini digunakan untuk memperpanjang kaki dilutut dan
bantuan dalam berjalan, belari, dan melompat.
2. Achilles
Tendo Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada
manuisa, letaknya tepat dibagian pergelangan kaki. Tendo Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat
pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian
strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcancus. Tendon ini
sangat penting unutk berjalan, berlari dan melompat secara normal. Cidera karena olahraga dank arena
trauma pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.
3. Rotator cuf
Rotator cuf terletak dibahu dan terdiri dari 4 otot: Supraspinatus (yang umum tendo paling pecah),
infraspinatus, teres minor, dan m.subkapularis. kelompok
otot ini berfungsi untuk mengangkat tangan ke samping, membantu memutar lengan, dan menjaga bahu
keluar dari soket tersebut.
4. Bisep
Otot bisep berfungsi sebagai flekstor lengan dari siku. Otot ini membawa tangan kea rah bahu dengan
menekuk siku.illes .
Selain daerah yang sering terjadi ruptur klasifikasinya dibagi pula berdasarkan robekan yaitu :
a. Robekan pada ligamen lateral:
 Robekan ligamen total
Trauma adduksi yang hebat dapat menyebabkan robekan total pada ligamen lateral. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinik serta foto stres padapergelangan kaki.
Pengobatan dengan restorasi ligamen secara konservatif atau operatif.

 Robekan ligamen parsial (strain)
Diagnosis dtrain ligamen lateral sama dengan yang total tetapi dengan pemeriksaan fotostres tidak
ditemukan adanya robekan. Pengobatan dengan pemasangan verban elastis ataupemasangan gips
dibawah lutut.
b. Robekan pada ligamen medial (ligamen deltoid)Robekan terjadi karena
adanya trauma abduksi. Robekan dapat bersama-sama denganlepasnya
fragmen kecil pada robekan ligamen lateral
LO.2.5 Menjelaskan Patofisiologis Ruptur Tendon Achilles
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading).
Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika
terjadi kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha),hamstring
(otot paha bagian bawah),dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah
sekitar cedera memar dan membengkak. Dapat pula karena latar belakang degenerasi tendon.
LO.2.6. Menjelaskan Patogenesis Ruptur Tendon Achilles
Robekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor. Pada spektrum ringan
akhir dapat menjadi peritendonitis.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibril kolagen. Stress tensil
menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini yang menyebabka pada daerah jari kaki
adanya kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk
meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang di tempatkan pada tendon tetap kurang dari 4
persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada
penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati
1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi
rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller
daninterfibriller.
LO.2.7 Menjelaskan Manifestasi Klinis

Gambar 2.2: Pembengkakan pada ruptur achilles tendon
Penderita ruptur tendon achilles memiliki gejala atau manifestasi klinik sebagai berikut:
1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis
2. Bengkak, kaku dan memar
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik.
5. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
6. Nyeri bisa berat.
7. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang sepanjang tendon Achilles dekat lokasi penyisipan, dan
kekuatan plantarflexion lemah aktif semua bisa menegakkandiagnosis
8. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pegelangan kakiatau betis
9. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan di dekat tumit.
10. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulangtumit.
11. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik atau “push of” kaki terluka ketika berjalan.
12. Pasien merasa seolah-olah ia telah dipukul tepat pada tumitnya dan tidak bisaberjinjit.
13. Apabila ada robekan,suatu celah dapat dilihat dan terasa 5 cm diatas insersio tendon.
14. Plantar flexi kaki akan lemah dan tidak disertai dengan tendon
LO.2.8. Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Ruptur Tendon Achilles
Dalam mendiagnosis ruptur tendo achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan
pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedra terjadi dan apakah pasien tersebut sebelumnya cedera
tendo atau gejala serupa juga dialami. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan
dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki.
Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah
(seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo
Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melaluipemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli
bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.
Diagnosis Banding
 Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang
disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa
ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun
naik.

 Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari,achiles tendoncitis
adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.
 Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan
degenerasi dan penebalan tendon.
L.O 2.9 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Pemeriksaan fisik :
Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak ada pergerakan maka dicurigai
tendo achilles mengalami ruptur
A. Thompson test
- Posisi pasien tengkurap ,kemudian betis pasien diremas.
- Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun apabila terjadi
ruptur, maka tidak ada pergerakan.
B. Obrien’s Test
- Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus masukkan
jarum berukuran 25.
- Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo
achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami
ruptur.
- Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar
C. Copeland Test
- Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
- Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.
- Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur,
tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.
Pemeriksaan penunjang lainnya :
A. Foto Rountgen
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi
menggunakan sinar X untuk menganalisis titik cederaTemuan radiografi pada ruptur tendon Achilles
meliputi:
- Penggelapan tendon Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan penggelapan margin
anterior tendon Achilles pada tampak lateral.

- Gangguan posterior pada Kager pad lemak  Darah dan edema mengganggu Kager pad lemak. Pad
lemak dipersempit oleh edema.
- Lekukan kulit pada bagian robekan  lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian robekan. Biasanya
tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.
- Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon  ujung ruptur tendon menarik kembali dan bergelung,
mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.
- Mengidentifikasi ujung yang terputus Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh pembengkakan dan
perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus

B. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles,dan MRI juga
dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik inimenggunakan medan
magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melaluitubuh. Proton ini kemudian
dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapadari proton tsb keluar dari garis
(alignment). Ketika proton kembali mereka (proton)memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang
unik yang dapat dianalisis olehkomputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari
area penting. MRIdapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto
berkualitassangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.

Fig.11 tendon Achilles robek parsial.Sobek longitudinal interstisial (panah putih) dan bukti degenerasi
hipoksia yang mendasari dengan tendon tebal juga bisa dilihat.

C. Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerja dengan
mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan
kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang
tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara
nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan
cedera atau robek.
 Test fleksi Lutut
Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan dimeja periksa.
Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral ataudorsofleksi, diagnosis ruptur
tendon achilles dapat ditegakkan.
 Test jarum
Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10cm
proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalamsubstansi
tendon. Pergelangan kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorsofleksi. Jika, pada
dorsofleksi, titik jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggaputuh. Jika titik jarum proksimal,
diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempatpenyisipan dari tendon.
 Tes sphygmomanometer
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasienberbaring
rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal)dengan kaki di fleksi
plantar. Kaki kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar140 milimeter merkuri (18,66
kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh.Namun, jika tekanan tetap sekitar 100
milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosisruptur tendon Achilles dapat
ditegakkan.Menjelaskan pemeriksaan radiologi ruptur tendon achilles
 Plain Radiograph
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi
menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera
pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat ketika elektron energi tinggimenghantam sumber logam. Gambar
sinar-X diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat (misalnya
kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika sinar melewati jaringan dan
ditangkap di film. Sinar-X umumnyadipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti
tulang, sementara jaringanlunak masih relatif tidak dibedakan di latar belakang nya. Radiografi memiliki
peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera
lain seperti patah tulang kalkanealis.
LO.2.10. Menjelaskan Komplikasi Ruptur Tendon Achilles
Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya, kerusakan kulit,
infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumah sakit menurun dan biaya dokter,
morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparan anestesi.

Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture (hingga 40%) dan
lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapat menyembuhkan dalam posisi
memanjang karena celah di ujung tendon yang mengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya
tahan.
LO.2.11 Menjelaskan Tata Laksana Ruptur Achilles Tendon

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh Twaddle dan Poon Yand dipublikasian di American Journal of
Sports Medicinepada tahun 2007, pasien dalam kelompok bedah memperbaiki tendon Achilles dengan
menjalani menggunakan prosedur Krackow, diikuti oleh pemasangan gips equinus, sedangkan pasien
non-bedah yang ditempatkan langsung dicor. Setelah pelepasan gips, pasien dipakaikan orthosis yang
dapat dilepas dengan posisi pergelangan kaki pada 20 º dari fleksi plantar.
Terapi fisik :
Seorang individu yang mengalami ruptur tendon achilles harus mencari pengobatan medis yang segera.
Terapi fisik umumnya tidak ditunjukkan untuk fase akut pengobatan, tetapi menjadi bagian penting
dalam proses pemulihan total.
Pengobatan konservatif :
Mobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,maupun seluruhnya. Latihan bergerak
sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo Achilles
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar ujungtendin dapat
berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak.
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama 4-6minggu dalam posisi
fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi plantar pada pergelangan kaki.

Fisioterapi, dengan kaki menggantung melatih dorsofleksi secara aktif dan fleksi plantar pasif, yang
memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman. Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral,
dengan protokol ROM yang samaseperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk
menanggung berat badanyang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada saat ini, mereka juga
diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari. Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas
orthosisdan kemudian mulai terapi fisik untuk peregangan dan penguatan. Ada 3 kasus reruptures, 2di
bedah dan 1 pada kelompok nonsurgical. Dari 2 reruptures bedah, 1 jatuh dari tangga, danyang lainnya
ditabrak mobil saat mencoba menghentikan perampokan. Pasien nonsurgicaltergelincir dari tanggul di
minggu ke-16. Semua reruptures dirawat melalui pembedeahan.Lainnya, protokol konservatif yang lebih
baru menggunakan periode nonweight- bearing-casting, baik di atas atau di bawah lutut, dengan kaki di
equinus sekitar 2-4 minggu,dan kemudian seri casting atau dengan penurunan derajat fleksi plantar ke
netral pada interval2 hingga 4 minggu.
Percutaneous Surgery

Gambar 2.8: Percutaneous Surgery
Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk, jahitan melewati ujung distal
dan proksimal, yang diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu
kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, danmendorong subkutan. Luka-luka kecil
dibersihkan dan dipasang perban kering dan sterilSetelah itu, pasien menggunakan bantalan gips yang
tanpa beban. Penggunaan gipsdilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan
pemakaian gips dengan elevasitumit rendah.
Open Surgical Repair

Gambar 2.9: Open Surgical Repair
Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan longitudinal medial.Insisi medial
memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik pada tendon plantaris, sertamenghindari cedera pada
saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginyatingkat komplikasi luka dan adesi. Pada
pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10 cm. Setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung
tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe
Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakann onabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung
dengan teknik cross-stitch. Para tendon harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian,
penutupan oleh kulit akanmembatasi terjadinya komplikasi luka.Setelah operasi, pergelangan kaki
dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis. Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara
netral ke plantar atau sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat
parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif
danaktif-dibantu gerak, berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapidengan
mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat beraktivitaskembali dalam
jangka waktu 4 bulan. Tindakan operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan
memilikitingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture; peningkatan kekuatan otot
pascaoperasi,dan daya tahan, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali
beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif. Namun, kemungkinan terjadinya
komplikasi luka seperti infeksi, drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasankulit lebih tinggi
daripada tindakan non-operasi.
Pengobatan lainnya :
Pasien dengan diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit vaskular, neuropati,atau komorbiditas
sistemik yang serius dianjurkan untuk memilih pengobatan nonoperativekarena risiko yang signifikan
dari pengobatan operasi (misalnya, infeksi, luka rincian,dehiscence perbaikan, komplikasi perioperatif).
Gips kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara pergelangan kakiditempatkan di plantar
fleksi sedikit (equinus gravitasi).Dengan menjaga kaki dalam posisi ini, ujung tendon secara teoritis lebih
baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selamasekitar 6-10 minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan
kontraindikasi. Pergelangan kakisecara bertahap dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah
periodeimobilisasi (~ 4-6 minggu). Posisi ini ditopang dengan casting serial atau pergelangankaki
orthotics yang disesuaikan. Berjalan dengan menggunakan cor diperbolehkansaat masa tersebut. Setelah
pelepasan cor, tumit di sepatu diangkat setinggi 2 cm dabdipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini,
program rehabilitasi dimulai.

Keuntungan pengobatan nonoperative termasuk komplikasi luka tidak ada (misalnya,kerusakan kulit,
infeksi, pembentukan bekas luka, cedera neurovaskular), biaya rumahsakit menurun dan biaya dokter,
morbiditas lebih rendah, dan tidak ada paparananestesi.
Kekurangan pengobatan nonoperative termasuk insiden yang lebih tinggi rerupture(hingga 40%) dan
lebih sulit perbaikan reruptur bedah. Selain itu, tepi tendon dapatmenyembuhkan dalam posisi
memanjang karena celah di ujung tendon yangmengakibatkan penurunan daya fleksi plantar dan daya
tahan.
Resiko operasi tendon Achilles:
 Infeksi kulit di tempat sayatan
 Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek sampingobat-obatan
 Kerusakan saraf
 Resiko kembalinya ruptur Achilles. Walaupun risiko ini lebih kecil dibandingpengobatan nonsurgical
 Kemungkinan tendon yang sembuh setelah operasi tidak akan sekuat seperti sebelumcedera.
Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan
mengenakan gips, boot berjalan, atauperangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot
diposisikan untuk menjagakakimenunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian
disesuaikan secarabertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke atas atau
bawah).Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6 bulan.Lebih dari 80 dari100 orang yang
menjalani operasi untuk ruptur tendon Achilles dapatkembali ke semua aktivitas yang mereka lakukan
sebelum cedera, termasuk kembali berolahraga.
Meskipun operasi perkutan secara tradisional dipandang memilikitingkat rerupture tinggi dibandingkan
operasi terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya sebenarnya sama besar. Sekitar 5
dari 100 orang yang melakukanoperasi untuk ruptur tendon achilles akan rerupture setelah operasi
Operasi terbuka lebih besar kemungkinannya daripada operasi perkutan untuk menghasilkan komplikasi
masalah penyembuhan luka. Tapi kerusakan saraf lebihmungkin dapat terjadi pada operasi perkutan.
Teknik-teknik baru untuk operasiperkutan dapat membuat kemungkinan kerusakan saraf kurang lebih
sedikitdibandingkan ketika teknik yang lebih tua digunakan.sulit untuk membandingkan hasil operasi,
karena usia dan aktivitas mereka yangberbeda. Keberhasilan operasi bergantung pada pengalaman
dokter bedah, jenisprosedur bedah yang digunakan, tingkat kerusakan tendon, seberapa cepat
setelahpecahoperasi dilakukan, dan seberapa cepat program rehabilitasi dimulai setelah operasidan
seberapa baik pasien mengikutinya.
Terapi obat NSAIDs
 Ibuprofen
DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambatt reaksi inflamasidan
menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandinAnalgesik
 Asetaminofen

DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, orangg dengan gangguan GI tract bagianatas dan
bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek sedatif Menjelaskan Pencegahan Ruptur
Tendon Achilles

LO.2.12 Pencegahan
• Pertahankan fleksibilitas dalam kaki.
• Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum melakukan kegiatan olahraga.
• Jangan memaksakan latihan jika kaki terasa lelah
.• Jaga berat badan ideal agar tidak obesitas.
• Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat.
LO.2.13. Menjelaskan Prognosis Ruptur Achilles Tendon
Dengan perawatan yang tepat dan rehabilitasi, prognosis ruptur achilles tendon baik hingga sempurna
( ad bonam ). Banyak atlet yang mampu kembali ke aktivitas level semula dengan tindakan bedah atau
konservatif. Namun, individu yang menjalani pembedahan lebih sedikit mengalami ruptur tendon
achilles lagi. Tingkat ruptur ulang untuk pengobatan operasi adalah 0—5% dibandingkan hampir 40%
pada pasien yang menggunakan treatment konservatif.
Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembai normal. Jika operasi
dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya,
kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali
berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelahcedera terjadi.