Peran dan tanggung jawab Jumantik (1)

Peran dan tanggung jawab Jumantik-PSN di sekolah antara lain :
1. Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan sekolah secara
rutin seminggu sekali.
2. Membuat catatan/laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah
3. Melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Guru Penanggung Jawab
Jumantik-PSN sekolah seminggu sekali
4. Melakukan sosialisasi PSN 3M dan pengenalan DBD kepada rekan-rekan
siswa-siswi lainnya.
5. Berperan sebagai penggerak dan motivator siswa-siswi lainnya agar mau
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan sekolah
dan tempat tinggalnya.
6. Berperan sebagai penggerak dan motivator bagi keluarga dan masyarakat
agar mau melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di
lingkungan tempat tinggalnya
Home » Artikel » Binatang » ID » Kesehatan » Cara Jumantik
Memberantas Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Pengertian Juru Pemantau Jentik
Cara Jumantik Memberantas Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (DBD) - Pengertian Juru Pemantau Jentik
godam64 21:38 Komentari
Jumantik yaitu singkatan dari Juru Pemantau Jentik adalah petugas
khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela

mau bertanggung jawab untuk malakukan pemantauan jentik
nyamuk DBD aedes aegypti di wilayahnya serta melakukan
pelaporan ke kelurahan secara rutin dan berkesinambungan.
Kegiatan / Tugas Jumantik Dalam Memantau Wilayah :
1. Mencek tempat penampungan air dan tempat yang dapat
tergenang air bersih apakah ada jentik dan apakah sudah tertutup
rapat. Untuk tempat air yang sulit dikuras diberi bubuk larvasida
seperti abate.
2. Membasmi keberadaan kain / pakaian yang tergantung di dalam
rumah.
3. Mengecek kolam renang dan kolam ikan agar bebas dari jentik
nyamuk.
4. Menyambangi rumah kosong / tidak berpenghuni untuk cek
jentik.
Jumantik harus mendapatkan pelatihan khusus jumantik dan

tinggal di dekat wilayah pantau jentik nyamuk dbd. Pemantauan
dilakukan satu kali dalam seminggu (biasanya jumat) pada pukul
pagi hari. Jika ditemukan jentik nyamuk maka petugas berhak
memberi peringatan kepada penghuni / pemilik untuk

membersihkan atau menguras agar bersih dari jentik. Jumantik lalu
membuat catatan dan laporan yang diperlukan untuk dilaporkan ke
kelurahan dan kemudian dari kelurahan dilaporkan ke instansi
terkait atau vertikal.
Selain petugas jumantik (juru pemantau jentik), orang yang tinggal
di sekitar suatu wilayah wajib juga melakukan
pengawasan/pemantauan jentik di wilayahnya (self jumantik)
dengan tehnik dasar minimal 3M Plus, yaitu :
1. Menutup
Menutup adalah memberi tutup yang rapat pada tempat air
ditampung seperti bak mandi, kendi, toren air, botol air minum dan
lain sebagainya.
2. Menguras
Menguras adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan
tempat penampungan air seperti kolam renang, bak mandi, ember
air, tempat air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
3. Mengubur
Mengubur adalah memendam di dalam tanah untuk sampah atau
benda yang tidak berguna yang memiliki potensi untuk jadi tempat
nyamuk dbd bertelur di dalam tanah.

Plus Kegiatan Pencegahan :
- Menggunakan obat nyamuk / anti nyamuk.
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Menanam pohon & binatang yang dapat mengusir/memakan
nyamuk dan jentik nyamuk.
- Menghindari daerah gelap di dalam rumah agar tidak ditempati
nyamuk dengan mengatur ventilasi dan pencahayaan.
- Memberi bubuk larvasida pada tempat air yang sulit dibersihkan.
- Tidak menggantuk pakaian di dalam rumah serta tidak
menggunakan hordeng dan perabot gelap yang bisa jadi sarang
nongkrong nyamuk, dll.
--Keterangan Tambahan :
Pada situs ini terdapat artikel / tulisan lain mengenai demam
berdarah dengue dan tentang kesehatan dan penyakit lainnya.

Gunakan mesin pencari di sebelah kiri untuk mencarinya. Selamat
membaca terima kasih.
Skip to main content
窗体顶端
窗体底端

窗体顶端
窗体底端


Log In



Sign Up

docx
LAPORAN SURVEI JENTIK
21 Pages
LAPORAN SURVEI JENTIK



Uploaded by

Wahyu Exlesia Lolani


connect to download

LAPORAN SURVEI JENTIK
Download
6
2.
Definisi Container
Kontainer merupakan semua tempat/wadah yang dapat
menampung air yang mana air didalamnya tidak dapat mengalir ke
tempat lain. Dalam c
ontainer
seringkali ditemukan jentik-jentik nyamuk karena biasanya
kontainer digunakan nyamuk untuk perindukan telurnya. Misalnya
saja nyamuk
Aedes aegypti
menyukai kontainer yang menampung air jernih yang tidak
langsung berhubungan langsung dengan tanah dan berada di
tempat gelapsebagai tempat perindukan telurnya. (Dinkes DKI
Jakarta, 2003) Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2003),

tempat perindukan nyamuk
Aedes aegypti
dibedakan menjadi 3, yaitu: 1.
Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung
air guna keperluan sehari

hari seperti tempayan, bak mandi, bak WC, ember, dan lain

lain. 2.
Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barang

barang bekas (ban bekas, kaleng bekas, botol, pecahan
piring/gelas), vas bunga, dll. 3.
Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya
tempurung kelapa, lubang di pohon, pelepah daun, lubang batu,
potongan bambu, kulit kerang dll. Kontainer ini pada umumnya
ditemukan diluar rumah.
3.
Definisi Nyamuk
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada

kelas
Hexapoda

orde
Diptera
.
Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya
(metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk
Aedes aegypti
mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur

larva

pupa

dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air,
sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur
akan menetas dalam 1-2 hari setelah terendam dalam air. Stadium
jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari, dalam keadaan
normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium

pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa
dan siklus tersebut akan berlangsung
7
Nyamuk Betina Dewasa Telur (1-2 hari) Jentik (7-9 hari) Pupa (2-4
hari) Nyamuk Muda
kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari stadium
telur sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu
sedikitnya 9 hari.
Gambar 2.1.
Siklus Hidup Nyamuk
Aedes Aegypti
Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat
yang berair dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk
akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk
berbeda-beda tergantung dari jenisnya. 1.
Nyamuk
Anopheles
akan meletakkan telurnya di permukaan air satu persatu atau
bergerombol tetapi saling lepas, telur
Anopeles

mempunyai alat pengapung. 2.
Nyamuk
Culex
akan meletakkan telur di permukaan air secara bergerombolan
dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
3.
Nyamuk

Aedes
meletakkan telur yang mana menempel pada dinding kontainer
dan mengapung di permukaan air.

8
Gambar 2.2
. Perbedaan nyamuk
Anopheles, Aedes dan Culex
Menurut Ririh Yudhastuti (2011), adapun sifat nyamuk dewasa
berbeda- beda bergantung dari spesies nyamuknya. Berikut sifatsifat umum yang dimiliki adalah :

9

1.) Nyamuk betina membutuhkan darah untuk proses reproduksi
seperti pembentukan telur, sedangkan nyamuk jantan senang tetap
tinggal didaerah dekat perindukannya, atau di tumbuh-tumbuhan.
2.) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung
jenis spesiesnya. Misalnya nyamuk
Anopheles
bisa mencapai jarak terbang hingga 3 km. Selain itu, hal tersebut
dipengaruhi oleh kelembaban udara. Penyebaran dari nyamuk itu

sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif. 3.) Nyamuk juga memiliki
waktu yang spesifik dalam mencari mangsa. Misalnya nyamuk
Anopheles, Culex dan Mansonia
menyukai senja hingga fajar dalam mencari mangsanya.
Sedangkan nyamuk
Aedes aegypti
mencari mangsa di siang hari. Ditinjau dari tempat hidupnya,
nyamuk dibedakan atas beberapa macam yaitu : (1) Nyamuk yang
senang berinduk di air payau (
salt marsh type
); dan (2) Nyamuk yang senang berinduk di genangan air yang

sifatnya sementara, dibedakan atas : 4.)
Temporary pool type
, jenis nyamuk ini senang berinduk di genangan air yang sifatnya
sementara, seperti bekas pijakan kerbau, manusia, dan sebagainya
5.)
Artifial container type
, nyamuk yang senang di perindukan genangan air yang terdapat di
kaleng bekas, ban bekas, gelas plastik bekas yang biasanya
dibuang oleh manusia disembarang tempat. 6.)
Treehole type
, jenis nyamuk ini pada dasarnya memiliki selera yang sama seperti
jenis
Temporary pool type
, hanya saja pada jenis ini banyak ditemukan terutama pada daerah
yang sering hujan atau curah hujannya tinggi, misalnya di lubanglubang pohon. 7.)
Rock pool type
, sama halnya dengan
Treehole type,
hanya saja yang dipilih pada genangan air di lubang-lubang di
batu karang atau padas.
10
Sedangkan jika ditinjau dari tempat persembunyiannya atau
tempat peristirahatannya, maka nyamuk dikategorikan kedalam
dua jenis yaitu : 1.)
Natural resting station type
, dimana tempat peristirahatannya dalam lubang-lubang yang
ditemui secara alamiah, misalnya pada pohon-pohon, batu karang
atau padas, dan lain sebagainya. 2.)
Artifial resting station type,
dimana tempat peristirahatannya pada tempat-tempat yang
terbentuk karena hasil karya manusia, baik yang sifatnyasengaja
maupun tidak sengaja misalnya dalam rumah disela-sela baju yang
digantung, adanya kaleng bekas, dan sebagainya.
4.
Angka Kepadatan Jentik

Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat,
diperlukan survei yang meliputi survei nyamuk, survei jentik serta
survei perangkap telur (
ovitrap
). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat digunakan untuk
menunjang perencanaan program pemberantasan vektor. Dalam
pelaksanaannya, survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2
metode (Depkes RI, 2005), yakni :
1.
Metode
Single
Larva Survei ini dilakukan dengan cara mengambil satu jentik
disetiap tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan ada
jentiknya untuk selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut
mengenai jenis jentiknya. 2.
Metode Visual Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya larva di setiap tempat genangan air tanpa mengambil
larvanya. Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada
survei jentik nyamuk
Aedes aegypti
akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan
ukuran sebagai berikut:
11
1.
House Index
(HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh rumah yang
diperiksa. 2.
Container Index
(CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari seluruh
kontainer yang diperiksa 3.
Breteu Index
(BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus rumah.
HI lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah.
Density figure
(DF) adalah kepadatan jentik
Aedes aegypti
yang merupakan gabungan dari HI, CI dan BI yang dinyatakan
dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO Tahun 1972di bawah
ini :
Tabel 2.1
Larva Index

Density figure (DF) House Index (HI) Container Index (CI) Breteau
Index (BI)
11

31-21-424

73-55

938

17 6 - 9 10

19 4 18

28 10 -1 4 20

34 5 29

37 15

20 35 -49 6 38

49 21 - 27 50

74 7 50 -59 28 - 31 75

99
X 100 %
HI = Jumlah rumah yang positif jentik Jumlah rumah yang
diperiksa
X 100 %
CI = Jumlah kontainer yang positif jentik Jumlah kontainer yang
diperiksa
X 100 %
BI = Jumlah kontainer yang positif jentik 100 rumah yang diperiksa

READ PAPER


About



Blog



People



Papers



Job Board



Advertise


  We're Hiring!



 Help Center



Find new research papers in:



Physics



Chemistry



Biology



Health Sciences



Ecology



Earth Sciences



Cognitive Science



Mathematics



Computer Science



Terms



Privacy



Copyright



Academia ©2017