Psikologi belajar transfer belajar dan

BELAJAR
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM

DISUSUN OLEH
ANGGI SEPTIYANI

201460046

KUSWANTO

201460059

A. DEFINISI BELAJAR
Secara umum belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk sikap,kebiasaan,pemahaman,keterampilan,daya
pikir dan kemampuan kemampuan yang lain. Dapat disimpulkan juga bahwa belajar merupakan
semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Berikut merupakan pengertian belajar menurut para ahli :
1. Notoatmodjo
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup.

2. Winkel
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.
3. Ernest R. Hilgard (Sumardi Suryabrata,1984:252)
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian
menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen,tidak akan kembali kepada keadaan
semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan
akibat kelelahan,sakit,mabuk,dan sebagainya.
4. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning1997
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku,yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta merta akibat refleks atau
perilaku yang bersifat naluriah.
5. Edward Lee Thorndike
Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi asosiasi antara peristiwa yang
disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah energy yang menghasilkan
respon pada organ penginderaan,sedangkan respon adalah tingkah laku yang muncul

dikarenakan adanya stimulus.
B. HUKUM BELAJAR
Thorndike lahir pada tahun 1874 di Williamsburg,Massachusetts,putra kedua dari seorang
pendeta Methodis. Beliau lulus S1 dari Universitas Wesleyan tahun 1895,S2 dari Harvard tahun
1896 dan meraih gelar Doktor di Columbia tahun1898.
Teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike disebut dengan teori belajar koneksionisme.
Thorndike juga menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan masalah atau
problem solving. Dalam penyelidikannya tentang proses belajar,pelajar harus diberi
persoalan,dalam hal ini Thorndike melakukan eksperimen dengan sebuah puzzle box.
Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang
apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop didalam sangkar disentuh. Percobaan
tersebut menghasilkan teori Trial and Error. Atas dasar percobaannya Thorndike menemukan
hukum hukum belajar yaitu :
1. Hukum Kesiapan (Law of Readliness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus
maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat. Ada beberapa kondisi yang akan muncul pada hukum kesiapan
ini,diantaranya:
a) Jika individu siap untuk bertindak dan mau melakukannya maka ia akan merasa

puas.
b) Jika individu siap untuk bertindak tetapi ia tidak mau melakukannya maka
timbullah rasa ketidakpuasan.
c) Jika belum ada kecenderungan bertindak namun ia dipaksa melakukannya maka
jika hal itu dilakukan akan timbul rasa jengkel dari dalam hatinya.
Sebagai contoh adalah seorang murid yang sudah siap ujian tetapi ternyata ujiannya
diundur minggu depan,maka hal ini akan menyebabkan adanya penurunan dalam
belajar untuk mempersiapkan ujian minggu depan. Karena seperti prinsip hukum
kesiapan bahwa ketika individu siap untuk melakukan suatu tindakan tetapi tidak
dilakukan maka akan menjengkelkan.
2. Hukum Latihan (Law of Exercise)
Hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemah hubungan S-R. Hukum
latihan mengandung dua hal:
a) The Law of Use : hubungan atau koneksi koneksi akan menjadi bertambah kuat
jika ada latihan antara situasi yang menstimulasi dengan suatu respons.
b) The Law of Disuse : hubungan atau koneksi akan menjadi bertambah lemah atau
terlupa kalau latihan dihentikan karena sifatnya yang melemahkan hubungan
tersebut.
Sebagai contoh adalah seorang MC yang belajar untuk memandu acara dengan
berlatih di depan cermin baru kemudian di depan audience sehingga dapat

memandu acara dengan baik.
3. Hukum Efek (Law of Effect)
Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila keadaan menyenangkan
(satisfying state of affairs) dan cenderung diperlemah jika keadaan menjengkelkan
(annoying state of affairs). Rumusan tingkat hukum efek adalah bahwa suatu tindakan
yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain
akan diulangi. Contohnya ketika seorang mahasiswa belajar materi sebelum kuis dan
mendapatkan nilai baik maka dia akan cenderung belajar dahulu sebelum kuis. Tetapi
suatu ketika mahasiwa itu belajar sebelum kuis dan mendapatkan hasil jelek maka ketika
ada kuis mata kuliah yang sama mahasiswa tersebut malas belajar.
Selain ketiga hukum tersebut ada juga konsep belajar inkremental yaitu belajar secara
bertahap bukan yang insightful. Contohnya pada system pendidikan yang melihat topik
topik materi sebelum memulai suatu pembelajaran kemudian membahas satu persatu
topik tersebut.

C. PROSES BELAJAR
Jika membicarakan tentang strategi pengajaran maka kita tidak akan bisa lepas dari unsur unsur
sebuah pembelajaran. Adalah Martha Kaufeldt (2008) dalam buku Teachers,Change Your Bait!
Brain-Compatible Differentiated Instruction yang diterbitkan oleh Crown House Publishing
Company LL.C. USA,merumuskan 6 unsur dalam sebuah proses pembelajaran yaitu lingkungan

fisik,lingkungan sosial,penyajian oleh guru,konten atau materi pembelajaran,proses
pembelajaran,produk produk pembelajaran. Martha menyarankan dalam menentukan strategi
pengajaran,seorang guru harus memperhatikan 6 unsur ini dengan baik dan mempertimbangkan
keserasiannya dengan otak siswa. Strategi pengajaran terbaik tidak akan dapat memberikan
hasil yang optimal apabila diterapkan dalam lingkungan yang berlawanan dengan prinsip
prinsip cara otak siswa bekerja. Karena itu,seorang guru seharusnya memikirkan pengajaran
yang berbeda sebagai sebuah unsur yang sangat penting agar harmonis dengan otak. Hal ini
berkaitan dengan uniknya setiap individu siswa,sehingga guru akan semakin dapat merancang
pembelajaran dan lingkungan belajar yang sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.
Berikut aplikasi teori enam unsur proses pembelajaran yang dapat diterapkan
1. Lingkungan Fisik
 Mempertimbangkan bagaimana dampak dampak yang akan muncul oleh adanya
rangsangan lingkungan terhadap otak dan fisik siswa.
 Membuat pengubahan tempat duduk dalam ruang kelas agar dapat
mengakomodasi pilihan pilihan yang diinginkan oleh siswa.
 Mengkaji kemungkinan kemungkinan penggunaan tempat belajar(sumber
belajar)lainnya selain dalam ruang kelas
2. Lingkungan Sosial
 Mantapkan perasaan memiliki diantara siswa dan perasaan diikutsertakan dalam
kelompok kelompok belajar.

 Buatlah pengaturan terlebih dahulu sebelum proses belajar dimulai. Misal
membentuk pasangan atau kelompok belajar. Ini dapat membantu kemungkinan
stress pada siswa dan tentu saja lebih menghemat waktu.
 Kenalilah kelompok kelompok belajar yang terbentuk secara natural di dalam
kelas. Karena dapat membantu guru mengajar ulang atau mengelompokkan
siswa berdasarkan minatnya.

3. Penyajian Pembelajaran
 Gunakanlah hal hal baru yang dapat menarik perhatian siswa. Sebagai contoh
dalam menyampaikan materi diselingi humor atau dikaitkan dengan hal yang
sedang ngetren.
 Membuat koneksi antara konsep dan keterampilan baru dengan kehidupan
sehari hari siswa sehingga membuat pembelajaran mereka menjadi kontekstual.

 Menyajikan materi pembelajaran dengan sebuah
proyek,percobaan,eksperimen,atau pemanfaatan IT
4. Konten atau Materi Pembelajaran
 Perhatikan unsur isi materi ,relevansi(keterkaitan) dan manfaat dalam proses
pembelajaran dengan tujuan memotivasi peserta didik.
 Membuat siswa terpikat dengan materi ajar. Caranya dengan mengajarkan suatu

wilayah spesifik secara mendalam.
 Menyesuaikan materi ajar dengan perbedaan tingkatan dan kesiapan antara satu
siswa dengan siswa lain.
5. Proses Pembelajaran
 Di dalam proses pembelajaran masukkan beragam kegiatan dan refleksi agar
terbangun ingatan jangka panjang.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mereka menyampaikan
pemahamannya
 Memanfaatkan sumber teknologi yang ada untuk pengumpulan beragam
informasi untuk mengintegrasikan pemahaman siswa.
6. Produk Produk Pembelajaran
 Merancang proyek sehingga memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan
pemahamannya melalui pencapaian pencapaian nyata.
 Memberikan tugas atau pertanyaan pada level yang lebih tinggi (higher order
thinking)
 Merancang beragam tes bagi siswa untuk menunjukkan seberapa dalam
pemahaman mereka akan suatu konten pembelajaran.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Munadi
(Rusman,2012:124)
1. Faktor Internal

 Faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima,tubuh tidak capek,tidak dalam
keadaan cacat jasmani,dll
 Faktor psikologis seperti intelegensi,minat,bakat,dan daya nalar peserta didik.

2. Faktor Eksternal
 Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik contohnya suhu udara. Meliputi
lingkungan sosial contohnya relasi dengan teman kelas,relasi dengan keluarga dan
masyarakat.
 Faktor instrumental seperti perencanaan kurikulum yang sudah
dirancang,sarana,dan siapa pengajarnya nanti.

D. KAJIAN PEMBELAJARAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM
Menurut Zahara Idris(1987) sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen komponen
atau elemen elemen atau unsur unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional
yang teratur,tidak secara acak yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.
Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan no.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara
dua pihak yaitu pihak yang mengajar dengan pihak yang belajar.
Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar(teaching) dan proses mengajar

(learning). Penekanannya pada perpaduan antara keduanya yakni kepada penumbuhan aktivitas
subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem sehingga dalam sistem
belajar ini terdapat komponen. Diantaranya:
 Tujuan pembelajaran
 Peserta didik
 Pendidik
 Materi pembelajaran
 Pendekatan atau metode
 Media atau alat
 Sumber belajar
 Evaluasi
Semua komponen dalam sistem pembelajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya proses belajar dapat terselenggara secara
lancer ,efisien,dan efektif berkat adanya interaksi yang positif ,konstruktif dan produktif antara
berbagai komponen yang terkandung di dalam sebuah sistem belajar tesebut.
E. KESIMPULAN
Belajar adalah adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara pelajar dengan
lingkungannya baik itu kepada pengajar,teman teman,media pembelajaran,atau sumber belajar

yang lain. Sedangkan ciri ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen
komponen sebagai berikut: tujuan pembelajaran,peserta didik,pendidik,materi belajar,metode
belajar,sumber belajar serta evaluasi. Semua komponen tersebut saling terkait atau
berhubungan untuk mewujudkan proses belajar yang efektif dan efisien. Komponen komponen
pembelajaran tersebut sebagai suatu sistem yang utuh dan saling mendukung satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
Hergenhahn,B.R.2009.Theories of Learning(teori belajar).Kencana Premedia Group:Jakarta