Saluran Distribusi dan Manajemen Logisti

SALURAN DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN LOGISTIK

MAKALAH
(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran)

Oleh:
1. Dewi Dwi Kurnianingsih
2. Luluk Maknunah
3. Siti Musrifah

120810301026
120810301031
120810301064

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Selama lebih dari 60 tahun, Goodyear Tire & Rubber Company menjual ban
pengganti secara eksklusif lewat jaringan agen Goodyear independen yang
ampuh. Goodyear mendapat perhatian penuh dan loyalitas dari agen satu merek
dan para agen mendapat hak eksklusif untuk menjual lini ban Goodyear yang
banyak diminati. Namun, pada pertengahan tahun 1992 Goodyear merusak tradisi
dengan menjual produknya lewat pusat mobil Sears, sehingga menempatkan agen
Goodyear dalam persaingan langsung dengan pengecer raksasa.
Beberapa faktor memaksa perubahan dalam sistem distribusi Goodyear.
Setelah enam dasawarsa menjadi pabrik ban terbesar di dunia, Goodyear
tergelincir ke posisi kedua di bawah Michelin. Goodyear bukan hanya berjuang
melawan pesaing domestik yang kecil melainkan juga berupaya mempertahankan
pangsa pasar A.S. melawan pesaing baru internasional yang besar dan menguat.
Dan akhirnya, memasuki tahun 1990-an Goodyear mengalami keruntuhan.
Walaupun masih nomor satu di Amerika Serikat, pangsa pasar ban pengganti di
A.S. turun 3 persen hanya dalam lima tahun. Bertempur menghadapi resesi
berkepanjangan dan persaingan harga yang ketat dari Michelin dan Brigestone,
Goodyear mengalami kerugian pertama kali sesudah Depresi Besar. Tindakan
drastis pun diperlukan.

Masuklah manajemen baru yang dipimpin oleh Stanley Gault. Gault mulai
memegang tampuk kekuasaan pada pertengahan tahun 1991 dan dengan cepat
merampingkan Goodyear, mengurangi utang yang besar, menghemat biaya, dan
menjual usaha yang tidak termasuk bisnis inti. Tetapi perubahan paling besar
terjadi di pemasaran. Di bawah pimpinan Gault, Goodyear mempercepat
pengembangan produk baru dan mendongkrak pengeluaran untuk iklan.
Pemasaran, distribusi, dan perubahan lain membuat Goodyear bergulir lagi.
Dalam tahun pertama di bawah Gault, penjualan dan pendapatan Goodyear
meroket, pangsa pasarnya naik 1 persen, dan harga sahamnya naik empat kali
lipat. Perluasan sistem distribusi tampaknya berhasil baik, paling tidak dalam

1

jangka pendek. Misalnya, Sears sendiri mengendalikan 10 persen pasar ban
pengganti di A.S. Bahkan 20 persen pangsa pasar bisnis Sears untuk Goodyear
berarti tambahan tiga juta ban setahun, cukup untuk menghapus lebih dari separuh
pangsa pasar perusahaan yang hilang sebelumnya.
Berdasarkan ilustrasi tersebut tampaklah bahwa saluran distribusi dan
manajemen logistik sangatlah penting untuk kelangsungan perusahaan. Keputusan
yang menyangkut saluran distribusi pemasaran merupakan salah satu keputusan

paling penting yang dihadapi manajemen. Keputusan perusahaan mengenai
saluran distribusi langsung mempengaruhi setiap keputusan pemasaran yang lain.
Penetapan harga tergantung pada apakah perusahaan menggunakan pedagang
dalam jumlah massal atau toko khusus bermutu tinggi. Keputusan mengenai
tenaga penjualan perusahaan dan iklan tergantung pada berapa banyak
pembujukan, pelatihan, dan motivasi yang dibutuhkan agen. Keputusan saluran
distribusi juga seringkali membutuhkan komitmen jangka panjang terhadap
perusahaan lain. Oleh karena itu, dengan arti penting menyangkut saluran
distribusi dan manajemen logistik tersebut maka penulis tertarik untuk
membahasnya dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat
disusun adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana sifat saluran distribusi?
1.2.2 Bagaimana perusahaan saluran distribusi berinteraksi dan berorganisasi
1.2.3

untuk melakukan tugas saluran distribusi?
Apa masalah yang dihadapi perusahaan ketika merancang dan mengelola


1.2.4

saluran distribusi?
Apa peran yang dimainkan distribusi fisik untuk menarik dan memuaskan
pelanggan?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
1.3.1 Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
1.3.2 Mengetahui dan memahami mengenai saluran distribusi dan manajemen
1.3.3

logistik
Mengetahui dan memahami fungsi saluran distribusi dan manajemen
logistik

1.4 Manfaat Pembahasan Masalah

2

1.4.1


Memberikan pemahaman kepada para pembaca mengenai saluran

1.4.2

distribusi dan manajemen logistik
Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya saluran
distribusi dan manajemen logistik

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Saluran Distribusi dan Sifat Saluran Distribusi
Saluran distribusi (Winardi, 1989:299) merupakan suatu kelompok
perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produkproduk kepada pembeli. Sedangkan Philip Kotler (1997:140) mengemukakan
bahwa “saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk
digunakan atau dikonsumsi.”

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mendorong suatu perusahaan
menggunakan distributor yaitu:
a. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas
tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung
b. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar
karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya
c. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan
dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi
d. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macammacam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari
masing-masing pabriknya
2.1.1 Fungsi Saluran Distribusi
Saluran distribusi memindahkan barang dari produsen kepada konsumen.
Saluran distribusi mengatasi kesenjangan utama dalam waktu, tempat, dan
kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa dari mereka yang akan
menggunakan. Fungsinya antara lain sebagai berikut:
1. Informasi (Information)

4

Adalah mengumpulkan dan menyebarkan informasi riset pemasaran mengenai

potensi dan kemampuan pasar, pesaing dan kekuatan-kekuatan lain dalam
lingkungan pemasaran.
2. Promosi (Promotion)
Adalah mengembangkan dan menyebarkan komunikasi terhadap para
konsumen. Dalam hal ini harus berani untuk membujuk atau persuatif tentang
produk yang akan ditawarkan. Saluran distribusi perlu memilih sarana promosi
yang tepat untuk promosi agar produk yang ditawarkan kepada konsumen
mengena dihati konsumennya.
a. Kontak: menemukan atau berkomunikasi dengan pembeli.
b. Penyesuaian: Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan
pembeli , termasuk aktivitas seperti pembuatan, pemilahan, perakitan , dan
pengemasan.
3. Negosiasi (Negotiation)
Merupakan usaha untuk membuat kesepakatan untuk mencapai persetujuan
akhir tentang harga dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perpindahan
hak milik produk produsen kepada konsumen.
4. Pemesanan (Ordering)
Merupakan keputusan dari distribusi untuk memenuhi minatnya membeli
produk atau jasa ke produsen.
5. Pembiayaan (Financing)

Merupakan pembayaran, permintaan, penyebaran dana untuk menutup biayabiaya saluran distribusi tersebut baik melalui bank atau lembaga-lembaga
keuangan lainnya.
6. Pengambilan Risiko (Risk Taking)

5

Merupakan perkiraan berapa besarnya resiko yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
7. Kepemilikan Fisik ( Physical Possession)
Merupakan milik dari penyimpanan dan pergerakan barang secara fisik dari
bahan mentah sampai ke konsumen akhir.
8. Pembayaran (Payment)
Merupakan arus pembayaran kepada penjual atas jasa atau produk yang telah
diserahkan.
9. Kepemilikan (Title)
Merupakan arus perpindahan kepemilikan dari suatu lembaga atau organisasi
ke lembaga atau organisasi lainnya.
Saluran distribusi yang lain membantu melengkapi transaksi, antara lain:
a. Distribusi fisik: memindahkan dan menyimpan barang.
b. Dukungan keuangan: membeli dan menggunakan dana untuk menutupi

biaya pekerjaan saluran distribusi
c. Mengambil risiko: menanggung risiko melaksanakan pekerjaan saluran
distribusi.
2.1.2 Macam-Macam Saluran Distribusi
Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya:
1. Produsen – Konsumen.
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana
karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang
dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari

6

rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi
langsung.
2. Produsen – Pengecer – Konsumen.
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen.
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran

distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam
jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh
konsumen dilayani pengecer saja.
4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen.
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya
terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen.
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara
untuk menyalurkan baran gnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi
ini terutama agen penjualan. (Swastha dan Irawan, 1997, p.295-297)
2.1.3 Saluran Distribusi dalam Sektor Jasa
Menurut Kotler (1996:8), konsep saluran distribusi tidak terbatas pada
distribusi fisik dari barang. Produsen jasa dan ide juga menghadapi masalah untuk
membuat hasil mereka tersedia bagi populasi sasaran. Di sektor swasta, penyedia
jasa berhati-hati dalam memilih lokasi outlet yang nyaman bagi pelanggan
sasaran. Di sektor pemerintah, organisasi dan biro jasa mengembangkan ‘sistem
distribusi yang mendidik’ dan ‘sistem distribusi yang sehat’ untuk mencapai

populasi yang tersebar luas. Selain itu, saluran distribusi juga dipergunakan dalam
pemasaran ‘pribadi’.
2.2 Interaksi Saluran Distribusi dalam Menjalankan Tugas Saluran
Distribusi

7

Saluran distribusi adalah sistem tingkah laku yang kompleks yang
melibatkan interaksi manusia dan perusahaan untuk mencapai sasaran individual,
perusahaan, dan saluran. Beberapa saluran hanya terdiri dari interaksi informal di
antara perusahaan yang diatur secara longgar, yang lain terdiri dari interaksi
formal yang dipandu oleh struktur organisasi kuat dan sistem saluran yang benarbenar baru bentuknya.
Saluran distribusi terdiri dari perusahaan yang bersatu untuk kepentingan
bersama. Setiap anggota saluran memainkan peran dalam saluran dan spesialisasi
dalam melaksanakan satu atau beberapa fungsi. Idealnya, karena sukses anggota
saluran individual tergantung pada sukses saluran secara keseluruhan, semua
perusahaan harus bekerja sama secara mulus. Mereka harus memahami dan
menerima perannya, mengkoordinasi sasaran dan aktivitas mereka, serta bekerja
sama untuk mencapai sasaran saluran secara keseluruhan.
Namun terkadang anggota saluran individual jarang mempunyai pandangan
luas atau ketidaksepakatan. Ketidaksepakatan seperti ini terhadap sasaran dan
peran menyebabkan konflik saluran, seperti:
a. Konflik horizontal, yaitu konflik sauran yang terjadi di antara perusahaan
pada tingkat saluran yang sama. Misal sesama agen perang harga, bisa jadi
memasuki daerah wilayah penjualan sesama agen.
b. Konflik vertikal, yaitu konflik saluran yang bahkan lebih sering dan
mengacu pada konflik antara tingkat yang berbeda dari saluran yang sama.
Misal Cocacola konflik dengan beberapa pabrik botolnya yang setuju untuk
membotolkannya.
Beberapa konflik dalam saluran berbentuk persaingan sehat. Persaingan
seperti itu dapat bermanfaat bagi saluran – tanpa konflik, saluran akan menjadi
pasif dan tidak inovatif. Tetapi terkadang konflik dapat merusak saluran. Agar
saluran secara secara keseluruhan dapat berkinerja bagus maka peran setiap
anggota saluran harus ditentukan dan konflik saluran harus dikendalikan. Kerja
sama, penugasan peran, dan manajemen konflik dalam saluran dapat dicapai lewat
kepemimpinan saluran yang kuat.
2.2.1 Sistem Pemasaran

8

1. Sistem Pemasaran Vertikal (SPV)
Menurut sejarah , saluran distribusi adalah kumpulan beberapa perusahaan
independent dengan ikatan longgar, masing-masingnya tidak banyak berfikir
tentang kinerja saluran keseluruhan. Saluran distribusi konvensional yaitu saluran
yang terdiri dari satu atau beberapa produsen, pedagang besar, dan pengecer
independent,

masing-masing

merupakan

bisnis

terpisah

yang

berusaha

memaksimalkan labanya sendiri, walaupun harus mengorbankan laba dari sistem
secara keseluruhan. Sebaliknya sistem pemasaran vertikal (SPV) adalah saluran
distribusi yang terdiri dari produsen, pedagang besar, dan pengecer yang bertindak
sebagai suatu sistem terpadu . Anggota saluran yang satu memiliki yang lain,
mempunyai kontrak dengan mereka, atau mempunyai wewenang demikian besar
sehingga mereka semua bekerja sama.
1. SPV Korporasi
adalah sistem pemasaran vertikal yang menggabungkan tahap-tahap produksi
dan distribusi yang berurutan di bawah satu kepemilikan – kepemimpinan
saluran dibentuk lewat kepemilikan bersama.
2. SPV Berdasarkan Kontak
yaitu sistem pemasaran vertikal terdiri dari perusahaann indipenden pada
tingkat produksi dan distribusi berbeda yang bergabung lewat kontrak untuk
memperoleh penghematan dan dampak penjualan lebih besar dari pada yang
dapat diperoleh kalau bekerja sendiri-sendiri. Terdapat tiga tipe SPV
berdasarkan kontrka yaitu:
a. Rangkaian sukarela yang disponsori pedagang besar, yaitu sistem
pemasaran vertikal berdasarkan nonkontrak yang terdiri dari rangkaian
pengecer independen yang dengan

sukarela diorganisasikan oleh pedagang

besar untuk membantu mereka bersaing melawan organisassi rangkaian
yang besar.
b. Koperasi pengecer , yaitu sistem pemasaran vertikal berdasarkan kontrak
dengan pengecer mengorganisasikan bisnis baru, milik bersama untuk
melaksanakan fungsi pedagang besar dan mungkin produksi.
c. Organisasi waralaba, yaitu sistem pemasaran vertikal berdasarkan kontrak
dengan salah satu anggota saluran yang disebut pewaralaba menghubungkan
beberapa tahap dalam proses produksi-distribusi.
3. SPV yang Diatur
9

yaitu sistem pemasaran vertikal yang mengkoordinasikan tahap-tahap produksi
dan distribusi yang berurutan, bukan melalui ikatan kepemilikan bersama atau
berdasarkan kontrak, melainkan lewat ukuran dan wewenang dari salah satu
pihak.
2. Sistem Pemasaran Horisontal
Sistem pemasaran horizontal merupakan pengaturan saluran dengan dua
perusahaan atau lebih pada satu tingkat bergabung untuk mengejar peluang
pemasaran yang baru. Dengan bekerja sama, perusahaan dapat menggabungkan
modal, kapasitas produksi, atau sumberdaya pemasaran untuk mencapai lebih
banyak daripada yang dapat dicapai oleh salah satu perusahaan bekerja sendiri.
Perusahaan mungkin menggabungkan kekuatan dengan pesaing atau bukan
pesaing. Mereka mungkin bekerjasama secara permanen, sementara, atau
mungkin mendirikan perusahaan terpisah.
3. Sistem Pemasaran Campuran
Saluran distribusi pemasaran campuran adalah sistem distribusi multi
saluran yang terjadi jika satu perusahaan menetapkan dua saluran distribusi
pemasaran atau lebih untuk mencapai satu segmen pelanggan atau lebih.
2.3 Tantangan yang Dihadapi Perusahaan Ketika Merancang dan Mengelola
Saluran Distribusi
a. Keputusan Rancangan Saluran
1. Menganalisis kebutuhan konsumen akan saluran
Saluran pemasaran seperti halnya sistem penyerahan nilai kepada
pelanggan, yaitu setiap anggota saluran menambah nilai untuk pelanggan.
Merancang saluran pemasaran dimulai dengan mencari tahu nilai apa yang dicari
konsumen di berbagai segmen sasaran dari agen. Apakah konsumen ingin
membeli dari lokasi yang dekat ataukah apakah mereka bersedia ke lokasi yang
jauh? Apakah mereka suka membeli lewat telpon atau lewat surat? Apakah
mereka ingin penyerahan segera ataukah mau menunggu? Apakah konsumen
menghargai pilihan yang beraneka ragam atau mereka lebih menyukai
spesialisasi? Apakah konsumen ingin banyak pelayanan tambahan (penyerahan,
kredit, perbaikan, pemasangan) atau mereka memperolehnya dari tempat lain?
Semakin terdesentralisasi saluran semakin cepat penyerahan, semakin banyak
10

pilihan yang disediakan, dan semakin banyak pelayanan tambahan yang
disediakan, semakin banyak tingkat pelayanan agen.
2. Menetapkan sasaran dan hambatan saluran
Perusahaan harus memutuskan segmen mana yang akan dilayani dan saluran
terbaik untuk dipergunakan dalam setiap keadaan. Dalan setiap segmen,
perusahaan ingin meminimalkan biaya saluran total untuk memenuhi keinginan
pelayanan dari pelanggan. Sasaran saluran dari perusahaan juga dipengaruhi oleh
sifat dari produk, kebijakan perusahaan, perantara pemasaran, pesaing, dan
lingkungan. Karakteristik produk amat mempengaruhi rancangan saluran, misal
produk yang cepat busuk lebih memerlukan pemasaran langsung. Produk dalam
jumlah besar, seperti bahan bangunan, atau minuman ringan, membutuhkan
saluran yang meminimalkan jarak pengiriman dan jumlah penanganan.
Karakteristik perusahaan, memainkan peran penting. Misal ukuran dan
situasi keuangan perusahaan menentukann fungsi pemasaran mana yang akan
ditangani sendiri dan mana yang harus ditangani perantara. Karakteristik perantara
juga mempengaruhi rancangan saluran. Perusahaan harus menemukan perantara
yang bersedia dan mampu melaksanakan tugas yang dibutuhkan. Tetapi walaupun
bagaimana baiknya perantara namun tetap kurang intensif bila dibandingkan
apabila perusahaan sendiri yang menanganinya. Faktor lingkungan seperti kondisi
ekonomi dan hambatan hukum juga mempengaruhi keputusan saluran.
3. Mengenali alternatif utama
Ketika sudah menetapkan sasaran salurannya, perusahaan seharusnya
mengenali alternatif utama dalam arti tipe perantara, jumlah perantara, dan
tanggung jawab anggota saluran.
a. Tipe Perantara
Perusahaan harus menetapkan tipe anggota saluran yang tersedia untuk
melaksanakan tugas saluran. Alternatif saluran berikut mungkin muncul
dari diskusi manajemen seperti: satuan penjual perusahaan, agen produsen,
dan distributor industri.

11

b. Jumlah Perantara Pemasaran
Perusahaan juga harus menetapkan jumlah anggota saluran yang dipakai
pada setiap tingkat. Terdapat tiga macam strategi yang dapat dipilih yaitu
distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.
c. Tanggung Jawab Anggota Saluran
Produsen dan perantara harus membuat persetujuan mengenai persyaratan
dan tanggung jawab dari setiap anggota saluran. Mereka harus sepakat
tentang kebijakan harga, kondisi penjualan, hak teritorial, dan pelayanan
spesifik yang harus dilaksanakan oleh setiap pihak. Perantara harus
menetapkan daftar harga dan diskon yang adil bagi perantara. Perantara
harus menetapkan teritorial setiap anggota saluran, dan harus berhati-hati
kalau akan menempatkan penjual baru.
b. Keputusan Manajemen Saluran
1. Memilih anggota saluran
Ketika memilih perantara, perusahaan harus menetapkan karakteristik apa
yang menunjukkan perantara bermutu. Biasanya perusahaan ingin mengevaluasi
berapa umur bisnisnya, jenis barang lain yang dijualnya, catatan pertumbuhan dan
laba, kerja sama dan reputasinya. Bila perantara adalah agen penjual, perusahaan
ingin mengevaluasi jumlah dan karakteristik lini yang dijualnya,dan ukuran serta
mutu tenaga penjual. Bila perantara itu adalah toko pengecer yang ingin menjadi
distributor eksklusif atau selektif, perusahaan pasti ingin mengevaluasi pelanggan
toko, lokasinya, dan potensi pertumbuhan masa depan.
2. Memotivasi anggota saluran
Setelah memilih, anggota saluran harus terus-menerus dimotivasi untuk
melakukan yang terbaik. Perusahaan harus harus menjual tidak hanya lewat
perantara tetapi juga kepada mereka.
3.Mengevaluasi anggota saluran
Produsen harus secara teratur membandingkan prestasi kerja setiap anggota
saluran terhadap standar seperti kuota penjualan, tingkat sediaan rata-rata, waktu
penyerahan kepada pelanggan, perlakuan terhadap barang rusak dan hilang,
kerjasama dalam program promosi dan pelatihan, serta pelayanan kepada
pelanggan.
2.4 Distribusi Logistik dan Peranannya dalam Menarik dan Memuaskan
Pelanggan
12

2.4.1 Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan,
pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Martin (1988) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara
strategik

mengatur

pengadaan

bahan

(procurement),

perpindahan

dan

penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi
terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu
sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang
maupun waktu mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif.
Berdasarkan definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen
logistik merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengelolaan (siklus) logistik guna mendukung efektivitas
dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
2.4.2

Sifat dan Kepentingan Distribusi Logistik dan Logistik Pemasaran
Dalam logistik modern, lebih luas daripada distribusi fisik. Distribusi fisik

mencakup perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian arus material,
barang jadi, dan informasi yang berkaitan secara fisik dari tempat asalnya ke
tempat konsumen untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan menghasilkan
laba. Logistik tidak hanya menyangkut masalah distribusi ke luar, melainkan juga
masalah distribusi ke dalam. Hal ini menyangkut manajemen seluruh rantai
pasokan, arus nilai tambah dari pemasok sampai pengguna akhir. Jadi, tugas
manajer logistik adalah mengatur koordinasi seluruh saluran sistem distribusi fisik
– aktivitas pemasok, agen pembelian, pemasar, anggota saluran, dan pelanggan.
Selain itu, perusahaan dewasa ini lebih menekankan pada logistik karena
beberapa alasan antara lain:
a) Pelayanan kepada dan kepuasan dari pelanggan telah menjadi batu sendi
dari strategi pemasaran dalam banyak bisnis, dan distribusi adalah unsur
pelayanan pelanggan yang penting

13

b) Logistik adalah unsur biaya utama bagi kebanyakan perusahaan
c) Ledakan dalam variasi produk telah menciptakan kebutuhan akan
manajemen logistik yang lebih baik
2.4.3

Sasaran Sistem Logistik
Titik awal untuk merancang sistem logistik adalah untuk mempelajari

pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Beberapa perusahaan menyatakan
sasaran logistik adalah memberikan pelayanan maksimum kepada pelanggan
dengan biaya paling rendah. Sasaran dari sistem logistik pemasaran harus
menyediakan tingkat pelayanan yang ditargetkan kepada pelanggan dengan biaya
paling rendah.
2.4.4 Fungsi Utama Manajemen Logistik
Penyelenggaraan logistik senantiasa berkaitan dengan proses yang
didalamnya

akan

melibatkan

orang-orang/badan

yang

harus

melakukan

kegiatan/usaha secara efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk
tercapainya suatu sasaran yang ditetapkan, dengan demikian maka misi ini tidak
dapat direalisasikan tanpa diterapkannya fungsi-fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan logistik.
Pada

dasarnya

fungsi-fungsi manajemen

yang

diterapkan

dalam

penyelenggaraan logistik adalah fungsi-fungsi manajemen yang bersifat umum
dan mutlak diperlukan pada seluruh aspek kegiatan, meliputi :
1) Perencanaan
Perencanaan logistik merupakan dasar untuk pengarahan dan pengkoordinasian
dalam pembinaan sumber-sumber dan pedoman bagi setiap tindak logistik,
secara umum perencanaan logistik didasarkan pada :
a. Program pembangunan kekuatan jangka panjang (25 tahun).
b. Program pembangunan kekuatan jangka sedang (5 tahun).
c. Program pembangunan kekuatan 1 tahun.
d. Penajaman prioritas sasaran yang dikonsentrasikan pada kemampuan
operasional yang diharapkan.
e. Hasil evaluasi data masukan dari satuan bawah dan fungsi-fungsi terkait
yang diakomodasikan dalam evaluasi penyelenggaraan logistik.
14

2) Pengorganisasian
Pengorganisasian setiap kegiatan logistik pada dasarnya merupakan satu sistem
atau tatanan yang harus berorientasi kepada tugas dengan program yang jelas
namun kenyal. Pengorganisasian logistik dilaksanakan dengan memperhatikan
berbagai hal serta dengan pendekatan sebagai berikut :
a. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan tugas.
b. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan komoditi.
c. Pengorganisasian yang diselenggarakan dengan rentang kendali sependek
mungkin.
d. Pengorganisasian

yang

diselenggarakan

berdasarkan

eselonisasi

penanggung jawab pengemban fungsi logistik sesuai struktur organisasi
yang berlaku.
3) Pengawasan dan pengendalian
Pengawasan dan pengendalian sebagai fungsi organik pembinaan,yaitu
menyelenggarakan usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk menjamin tercapainya
tujuan secara efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku melalui pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pemeriksaan dan
tindakan

pengendalian

yang

diperlukan

sehingga

penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin atau minimum dapat
dikurangi. Dalam penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengawasan dan pengendalian harus berdasarkan pada rencana yang telah
ditetapkan.
b. Pengawasan dilaksanakan melalui jalur pengawasan struktural maupun
fungsional.
c. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai strata demi
tercapainya kesatuan dan keterpaduan upaya.
Selain itu, manajemen logistik juga mempunyai fungsi utama dalam sasaran
logistik sehingga meminimalkan biaya mencapai sasaran tersebut. Fungsi utama
logistik termasuk:
a)

Pemrosesan pesanan

15

Pesanan dapat diserahkan dengan berbagai cara – lewat pos, telepon,
wiraniaga,

atau

via

komputer

dan

pertukaran

data

elektronik

(EDI=electronic data interchange).
b) Pergudangan
Setiap perusahaan harus menyimpan produknya sebelum terjual.
Perusahaan harus memutuskan berapa banyak gudang dan dari jenis apa
yang dibutuhkannya serta dimana letaknya. Semakin banyak gudang yang
dipakai perusahaan, semakin cepat barang dapat diserahkan kepada
pelanggan.
c)

Manajemen sediaan
Tingkat sediaan juga mempengaruhi pelanggan. Masalah utama adalah
mempertahankan keseimbangan yang sulit antara menyimpan sediaan
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Keputusan sediaan menyangkut hal
mengetahui kapan harus memesan dan berapa banyak yang harus dipesan.

d) Transportasi
Pemasar perlu memperhatikan keputusan transportasi perusahaan.
Pemilihan transportasi yang menyangkut mempengaruhi harga produk,
kinerja penyerahan, dan kondisi barang ketika tiba-tiba semuanya akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
2.4.4

Manajemen Logistik Terpadu
Dewasa ini, semakin banyak perusahaan yang menggunakan konsep

manajemen logistik terpadu. Konsep ini mengakui bahwa menyediakan pelayanan
yang lebih baik bagi pelanggan dan mengurangi biaya distribusi membutuhkan
kerja sama kelompok, di dalam perusahaan dan di antara semua organisasi
saluranpemasaran. Dalam perusahaan, berbagai fungsi departemen harus erat
bekerja sama untuk memaksimalkan prestasi keja logistik perusahaan sendiri.
Perusahaan juga harus memadukan sistem logistik dengan sistem logistik
pemasok dan pelanggan untuk memaksimalkan kinerja sistem distribusi
keseluruhan.

16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani
antara produsen dan konsumen. Ada beberapa faktor yang membuat saluran
distribusi penting bagi suatu perusahaan. Fungsi utama saluran distribusi adalah
menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam
melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan
yang baik.
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga
manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai
tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan
dipergunakan secara efisien dan efektif.
Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan
yang dapat dipakai, ke lokasi dimana dibutuhkan, dan dengan total biaya yang
rendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufakturing
yang sangat luas dari Negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui
saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.
3.2 Saran
Sebaiknya sebuah perusahaan memperhatikan mengenai masalah saluran
distribusi karena saluran distribusilah yang membantu perusahaan dalam
menyalurkan produk dari produsen (perusahaan) ke konsumen. Selain itu
manajemen logistik akan membantu dalam hal pengadaan atau penyediaan
barang. Dan manajemen logistik diharapkan perusahaan dapat lebih efektif dan
efisien dalam menjalankan kegiatan operasional dan pemasaran perusahaan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1996. Principles of Marketing Seventh
Edition (Dasar-Dasar Pemasaran). Jakarta: Prenhallindo.
Nurrohmah, Liza. 2013. Saluran Distribusi
(https://bintangfararyani.wordpress.com/2013/02/03/saluran-distribusiphilip-kotler/) [26 Agustus 2015]
https://angelangeljs.blogspot.com/2013/05/manajemen-logistik.html
http://bellasallsa.blogspot.com/2012/06/makalah-manajemen-logistik-dan.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/saluran-distribusi-definisi-fungsidan.html.adman.staf.upi.edu/2012/07/27/konsep-manajemen-logistik/

18