Pengaruh Variasi Suhu Dalam Proses Thermal Spray Coating Untuk Menambah Kekerasan Material Baja Karbon Rendah

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================

Pengaruh Variasi Suhu Dalam Proses Thermal Spray
Coating Untuk Menambah Kekerasan Material Baja
Karbon Rendah
Tris Sugiarto1, Beta Hendrian2, dan Fian Erfianto3
1,2,3

Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto
Jl. Sumingkir No. 1 Purwokerto Barat 53130
e-mail : [email protected] , [email protected] , [email protected]

Abstrak
Ada beberapa cara untuk proses pelapisan permukaan salah satunya adalah thermal Spray
coating. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu material berpengaruh
terhadap kekerasan specimen dengan kromium sebagai pelapis dalam proses thermal spray

coating. Penelitian ini menggunakan specimen berupa baja karbon rendah yang berjumlah 10
buah dengan dimensi 50 mm x 30 mm x 3 mm dengan tekanan oksigen sebesar 0,06 Mpa, jarak
nozel 70 mm, dan jumlah lapisan sebanyak 20. Variasi dilakukan pada suhu 550 oC, 600oC, dan
650oC. Setelah dilakukan pengujian dengan metode rockwell maka terlihat grafik kenaikan
kekerasan dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan spray (original). Hasil nilai
kekerasan pada specimen original adalah 60,5 HRB, sedangkan hasil nilai dengan variasi suhu
550oC sebesar 62,29 HRB atau naik sebesar 2,95%, hasil nilai dari variasi suhu 600 oC sebesar
63,62 HRB atau naik sebesar 5,15%, dan hasil nilai dari variasi suhu 650oC sebesar 64,62 HRB
atau naik sebesar 6,8%. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
suhu yang digunakan maka semakin naik tingkat kekerasan yang diperoleh. Hal ini disebabkan
fasa atom dari material bergerak selama pemanasan berlangsung, kemudian dari proses spray
kristal-kristal dari kromium masuk kedalam permukaan material tersebut yang membuat material
menjadi lebih keras. Suhu terbaik dalam penelitian ini adalah 650 oC.
Kata Kunci : Suhu, Thermal Spray Coating, Kekerasan

1.

Pendahuluan
Baja karbon rendah merupakan baja dengan kandungan unsur karbon dalam struktur baja
kurang dari 0,3% C[1]. Baja jenis ini digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pipa

gedung, jembatan, poros roda, sproket dan yang lainnya. Semakin berkembangnya teknologi
pada masa ini maka kekuatan, kekerasan, ketahanan sebuah material dapat di naikan dari
kondisi sebelumnya dengan menambahkan material baru dengan cara thermal spray coating.
Thermal spray merupakan proses dimana prinsip kerjanya adalah satu material (dalam bentuk
wire, rod, atau powder) dipanaskan oleh sumber panas, setelah material meleleh langsung
ditekan oleh udara tekan[2] sehingga langsung menempel pada permukaan benda kerja
membentuk lapisan baru. Kromium (24Cr) dapat memberikan kekuatan dan kekerasan baja
lebih meningkat, tahan korosi dan tahan aus. Suhu merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi hasil pelapisan[3]. Perubahaan variasi suhu akan mempengaruhi tingkat
kekerasan pada hasil pelapisan[4]. Suhu material yang rendah menyebabkan hasil lapisan
menjadi tidak merata karena atom-atom dari material yang belum terbuka. Berdasarkan uraian
diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sifat kekerasan dan
menggunakan variasi suhu sebagai variabel bebasnya dengan menggunakan suhu dari 550oC,
600oC, 650oC yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan suhu specimen yang
dispray dengan kromium terhadap tingkat kekerasan.
2.

Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah experiment, yaitu melakukan serangkaian
pengujian pada objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan sebagai bahan


46

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
perhitungan. Yang akan di jadikan sebagai objek penelitian adalah baja karbon rendah yang
memiliki kadar karbon 0 – 0,3%[5].
2.1

Peralatan yang digunakan
Adapun peralatan utama yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah alat thermal
spray coating sebagaimana dilihat dibawah ini;
Tabung isi

Air


µA

Rising Air

Powder

Power

Kv

Gambar 2.1 Alat thermal spray coating
3.1. Proses pembuatan spesimen
a. Pembentukan spesimen, Pembentukan spesimen dilakukan dengan dimensi yaitu panjang
50 mm x lebar 30 mm x tebal 3 mm dimana dimensi tersebut di peroleh dengan cara
memotong bahan specimen menggunakan mesin potong dan gergaji mesin. Setelah
melakukan pemotongan langkah yang selanjutnya merapikan bahan specimen yang masih
belum rata menggunakan mesin gerinda.
b. Preparasi permukaan, Tujuan dari preparasi permukaan adalah mempersiapkan specimen
agar memiliki kondisi yang sesuai untuk proses pelapisan. Proses pembersihan permukaan
(degreasing) yang pertama dengan amplas kasar bertujuan untuk membersihkan permukaan

sempel dari kotoran, minyak atau korosi. Kemudian dibersihan lagi dengan menggunakan
amplas halus supaya mendapatkan permukaan specimen yang lebih halus. Langkah kedua
yaitu membersihkan specimen dengan air dan kain untuk membersihkan sisa-sisa kotoran
setelah diamplas. Kemudian dikeringan dengan sinar matahari sebelum dimasukan kedalam
oven pemanas.
c. Pelapisan Menggunakan Metode Thermal Spray, Langkah pertama yang dilakukan pada
proses pelapisan adalah pemasangan sempel pada penjepit kemudian mengaktifkan mesin
Thermal Spray dan mengatur parameter proses seperti pada tabel 2.
Tabel 2.1 parameter proses spray coating
Spray Parameter

Satuan

Jumlah lapisan
Tekanan Oksigen
Jarak spray

20
0,06 Mpa
70 mm


Selanjutnya dilakukan pemanasan awal (preheating) sampel dengan oven pemanas tanpa
menggunakan serbuk pelapis, pemanasan dilakukan sesuai variabel yang diinginkan yaitu
dengan suhu 550°C, 600°C, dan 650°C. Kemudian dilakukan pelapisan benda uji dengan
serbuk kromium sebanyak 20 kali pelapisan (spray). Tidak ada jarak waktu pada setiap kali

47

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
pelapisan karena pelapisan dilakukan secara berlanjut terus menerus hingga memenuhi jumlah
lapisan yang di inginkan. Setelah proses spray selesai maka specimen dibiarkan mendingin
kemudian dilepas dari penjepit dan dilanjutkan dengan suhu 550°C, 600°C, dan 650°C
masing-masing 3 specimen yang telah dilapisi (spray) oleh kromium. Thermal spray coating
dipakai sebagai alat untuk menyemprotkan kromium ke specimen[6]. Kemudian setelah
dilakukan penyemprotan maka specimen dapat di lakukan pegujian. Dalam tahap ini langkah

pertama yang dilakukan pada proses pelapisan adalah pemanasan awal (preheating) Specimen
dengan oven pemanas (furnace) guna mendapatkan suhu yang diinginkan yaitu 550°C, 600°C,
dan 650°C tanpa menggunakan serbuk pelapis. Pemanasan ini membutuhkan waktu sekitar 2025 menit.

Gambar 2.2. Proses pemanasan bahan specimen
Kemudian mengaktifkan mesin Spray Coating dan mengatur tekanan oksigen 0,6
Mpa. Setelah waktu pemanasan cukup specimen dikeluarkan dari oven pemanas dan langsung
dilakukan penyikatan permukaan specimen dari sisa kotoran yang menempel. Kemudian
dilakukan pengukuran suhu specimen dengan menggunakan alat thermo couple untuk
mendapatkan suhu yang sesuai sebelum disemprotkan menggunakan alat spray coating.
Kemudian dilakukan pelapisan specimen dengan metode spray coating dan serbuk kromium
sebagai pelapisnya dengan jarak nozlee 70 mm, tekanan oksigen 0,06 Mpa, jumlah lapisan 20,
dan dimulai dari suhu 550oC, 600oC, dan 650oC.

Gambar 2.3. Proses penyemprotan specimen
Setelah proses spray selesai maka specimen dilepas dari penjepit dan dibiarkan
mendingin menyesuaikan suhu ruangan. Kemudian siap untuk dilakukan pengujian kekerasan.
2.2 Proses pengujian
Pada tahapan ini seluruh specimen baik yang masih original (tidak dilapisi) atau yang
sudah dilapisi akan mendapatkan proses pengujian menggunakan metode Rockwell untuk


48

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
mengetahui tingkat kekerasan permukaan pada specimen, yang nantinya dapat diketahui
apakah specimen akan mengalami peningkatan kekerasan atau tidak setelah dilapisi
menggunakan chromium. Karena specimen yang akan diuji merupakan baja karbon rendah
maka cukup menggunakan ball identer mm 1/16” sebagai penekan pada mesin Rockwell
dimana satuan dari ball identer itu sendiri yaitu HRB[7].
3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
3.1 Penyajian data
Pada pengambilan data pengujian uji kekerasan Rockwell dengan melapisi baja karbon
rendah menggunakan kromium yang memiliki titik leleh lebih tinggi dari baja karbon rendah
yaitu sebesar 1900 oC sedangkan untuk baja karbon memiliki titik leleh sebesar 1550 oC
sehingga apabila baja karbon dilapisi dengan kromium tingkat kekerasan permukaan baja akan

mengalami peningkatan. Dalam pengambilan data dikenakan 3 kali penekanan pada setiap
sampel dari total 10 sampel yang dibuat sehingga menghasilkan 30 titik tekan yang nantinya
akan diambil rata-rata pada setiap variabel yang diwakili oleh 3 sampel dengan beban masingmasing sampel 100 kg. Pada pengujian ini didapat sampel hasil dari proses thermal spray
coating yang di uji kekerasan dengan metode Rockwell menggunakan beban 100kg. Setelah
dilakukan pengujian kekerasan pada specimen yang tidak atau yang mendapatkan perlakuan
suhu 550oC, 600oC, dan 650oC maka didapatkan data mengenai tingkat kekerasan specimen
yang tidak mendapatkan perlakuan lapisan dan juga specimen yang mendapatkan perlakuan
lapisan. Specimen yang tidak mendapatkan proses pelapisan dan pemanasan dapat dilihat pada
gambar 3.1.

Gambar 3.1. Specimen 1(original).
Hasil dari kekerasan specimen original atau tidak mendapat perlakuan pemanasan dan
spray.
Tabel 3.1 Data hasil kekerasan specimen original
No

Specimen

Kekerasan HRB


Rata-rata

60,7
1

Tanpa Perlakuan

60,5
60,3

49

60,5

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================

60,8
60,7

Nilai kekerasan (HRB)

60,7
60,6
60,5

60,5
60,4
60,3
60,3
60,2
60,1
1

2

3

specimen 1

Gambar 3.2. Grafik kekerasan specimen 1(original).

1.

Berdasarkan hasil pengujian kekerasan rockwell pada specimen original didapatkan hasil
nilai kekerasan pada titik 1 sebesar 60,7 HRB, pengulangan pada titik 2 sebesar 60,5
HRB, pengulangan pada titik 3 sebesar 60,3 HRB, kemudian didapat nilai rata-ratanya
sebesar 60,5 HRB.
Kelompok kedua, yaitu specimen yang mendapat perlakuan suhu sebesar 550oC

Gambar 3.3. Specimen variabel suhu 550oC
Hasil kekerasan dari specimen dengan variasi suhu 550oC
Tabel 3.2. Data hasil kekerasan specimen dengan suhu 550oC.
Kekerasan
(HRB)

Specimen

Rata-rata
(HRB)

1

62,2

62,1

62,4

62,23

2

62,5

62,2

62,2

62,30

3

62,3

62,4

62,4

62,36

50

Rata-Rata Final
(HRB)

62,29

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
62,6
62,5
62,5

Nilai kekerasan (HRB)

62,4

62,4

62,4

62,4
62,3
62,3
62,2

62,2

62,2

2

3

62,2
62,1
62,1
62
61,9
1
specimen 1

specimen 2

specimen 3

Gambar 3.4. Grafik kekerasan specimen pada suhu 550 oC.
Berdasarkan hasil pengujian kekerasan rockwell pada specimen 1,2,3 dengan perlakuan
suhu 550oC, tekanan oksigen 0,06 Mpa, jumlah lapisan sebanyak 20, dan jarak nozzle spray 70
mm didapatkan nilai rata-rata kekerasan pada specimen 1 sebesar 62,23 HRB, nilai rata-rata
kekerasan pada specimen 2 sebesar 62,30 HRB, nilai rata-rata kekerasan pada specimen 3
sebesar 62,36 HRB, kemudian dari tiga specimen didapat nilai rata-ratanya sebesar 62,29
HRB. Dan Kelompok ketiga, yaitu specimen yang mendapat perlakuan suhu sebesar 600oC.

Gambar 3.5 . Specimen variasi suhu 600oC
Hasil dari kekerasan specimen dengan variasi suhu 600oC.
Tabel 3.3. Data hasil kekerasan specimen dengan suhu 600oC.
Kekerasan
(HRB)

Specimen

Rata-rata
(HRB)

1

63,5

63,1

63,8

63,46

2

63,8

63,4

63,7

63,63

3

63,9

63,7

63,7

63,76

51

Rata-rata
Final (HRB)

63,62

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
64

63,9
63,8

63,8

Nilai kekerasan (HRB)

63,8
63,6

63,7

63,7 63,7

63,5
63,4

63,4
63,2

63,1

63
62,8
62,6
1

2
specimen 1

specimen 2

3
specimen 3

Gambar 3.6. Grafik kekerasan specimen pada suhu 600 oC.
Berdasarkan hasil pengujian kekerasan rockwell pada specimen 1,2,3 dengan perlakuan
suhu 600oC, tekanan oksigen 0,06 Mpa, jumlah lapisan sebanyak 20, dan jarak nozzle spray 70
mm didapatkan nilai rata-rata kekerasan pada specimen 1 sebesar 63,46 HRB, nilai rata-rata
kekerasan pada specimen 2 sebesar 63,63 HRB, nilai rata-rata kekerasan pada specimen 3
sebesar 63,76 HRB, kemudian dari tiga specimen didapat nilai rata-ratanya sebesar 63,62
HRB.
2.

Kelompok keempat, yaitu specimen yang mendapat perlakuan suhu sebesar 650oC

Gambar 3.7. Specimen variasi suhu 650oC
hasil dari kekerasan specimen dengan variasi suhu 650oC.
Tabel 3.4. Data hasil kekerasan specimen dengan suhu 650oC.
Kekerasan
(HRB)

Specimen

Rata-rata
(HRB)

Rata-rata Final
(HRB)

64,62

1
2

64,5
64,8

64,1
64,4

64,8
64,7

64,46
64,63

3

64,9

64,7

64,7

64,76

52

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
65

64,9
64,8

64,8

64,8

Nilai kekerasan (HRB)

64,6

64,7

64,7

64,7

64,5
64,4

64,4

64,2

64,1

64

63,8

63,6
1

2

specimen 1

specimen 2

3

specimen 3

Gambar 3.8. Grafik kekerasan specimen pada suhu 650 oC.
Berdasarkan hasil pengujian kekerasan rockwell pada specimen 1,2,3 dengan perlakuan suhu
650oC, tekanan oksigen 0,06 Mpa, jumlah lapisan sebanyak 20, dan jarak nozzle spray 70 mm
didapatkan nilai rata-rata kekerasan pada specimen 1 sebesar 64,46 HRB, nilai rata-rata
kekerasan pada specimen 2 sebesar 64,63 HRB, nilai rata-rata kekerasan pada specimen 3
sebesar 64,76 HRB, kemudian dari tiga specimen didapat nilai rata-ratanya sebesar 64,62
HRB.
2.2 Pembahasan
Dari uraian analisa diatas pada didapatkan hasil dengan variabel bebas 1 dengan suhu
550oC mendapatkan kenaikan kekerasan terendah dibandingan yang original yaitu sebesar
62,29 HRB, sedangkan hasil dengan variabel bebas 3 dengan suhu 650oC mendapatkan
kenaikan tertinggi dibandingan yang original yaitu sebesar 64,62 HRB. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin naik tingkat kekerasan
yang didapat. Ini dikarenakan semakin tinggi suhu berpengaruh terhadap fasa atom, yang
mengakibatkan ikatan atom dari material dalam hal ini baja karbon rendah bergerak, dengan
demikian kristal-kristal kromium yang disemprotkan kematerial lebih banyak yang
menyelinap (interstiti) masuk di sela-sela atom atau disekitar kristal satu dengan yang lain
didalam material tersebut sehingga akan terbentuk larutan padat interstiti dalam subtrat
tersebut. yang akan menyebabkan kromium dan material menyatu, dengan kerapatan dan
porositas yang tinggi akan menjadi lebih kuat dan keras setelah material tersebut didinginkan
menyesuaikan suhu ruangan. Masuknya atom-atom kedalam permukaan material membentuk
fase baru yang disebut karbida besi yang mempunyai sifat yang keras.
4. Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diambil dari masing-masing specimen yang telah mendapat
perlakuan spray dengan variabel perbedaan suhu material maka dapat diambil kesimpulan
bahwa suhu sangat berpengaruh dalam proses meningkatkan kekerasan pada material baja
karbon rendah. Material original yang tidak mendapatkan perlakuan spray yang kemudian
diuji sebanyak tiga titik tekan menggunakan Rockwell hanya memiliki kekerasan rata-rata
sebesar 60.5 HRB. Sedangkan specimen yang mendapat perlakuan spray dengan suhu 550 oC
memiliki kekerasan sebesar 62,29 HRB atau naik sebesar 2,95% dari rata-rata kekerasan

53

EDISI 6 NO 1 April 2014

ISSN 1978-2497
ITEKS
Intuisi Teknologi Dan Seni
===================================================================
specimen original. Kemudian specimen yang mendapat spray dengan suhu 600 oC memiliki
kekesaran sebesar 63,62 HRB atau naik sebesar 5,15% dari rata-rata kekerasan specimen
original. Kemudian specimen yang mendapat perlakuan spray dengan suhu 650 oC memiliki
kekerasan sebesar 64,62 HRB atau naik sebesar 6,8% dari rata-rata kekerasan specimen
original. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu material (baja
karbon rendah) maka akan semakin meningkatkan kekerasan pada specimen.
4.2 Saran
Ada beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan
menggunakan mtode yang sama, antara lain :
a. Sebaiknya perlakuan dilengkapi oven pemanas untuk lebih memudahan peneliti
selanjutnya melakuan penelitian.
b. Pada peneliti selanjutnya dapat mengontrol keluarnya material yang akan digunakan
sebagai bahan pelapisan dan menggunakan variasi suhu yang lebih tinggi dengan material
yang sama.
c. Penelitian selanjutnya ditambahkan satu specimen yang dipanaskan dan satu specimen yang
dipanaskan kemudian dispray untuk perbandingan, tekanan udara yang digunakan harus
stabil agar material pelapis dapat keluar dengan stabil.
5. Daftar Pustaka
[1] Sri Argarini, 2016, Makalah industri besi baja, https://www.scribd.com/doc/187874902/
Makalah-Industri-Besi-Baja (Diakses pada 20 maret 2016).
[2] Arthana, Gede, Iwayan. 2014. Ketahanan aus lapisan Ni-Cr pada dinding silinder linier
dengan menggunakan powder flame spray coating (Tesis). Denpasar : Universitas
Udayana.
[3] Ndawa Jimmy. Jurnal Keausan. https://www.scribd.com/document/84321508/jurnalkeausan.
[4] Yansah Rudi, 2016. Thermal spray method coating. Diambil dari
:https://www.scribd.com/presentation/70256658/Thermal-Spray-Method-Coating
(Diakses tenggal 23 maret 2016).
[5] Syukuri Zikrina. Pengujian kekerasan. :https://www.scribd.com/doc/ 306780754/
Pengujian -Kekerasan (Diakses pada 3 april 2016).
[6] Nursiami, Siti, Ana Yustika, Luthfia Rizqy A, Fransisca D. 2012, kromium, molybdenum
dan wolfram. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
[7] Wahyu Ika, Ahmad Bakarti R, Erlin Nasocha, Nindia Fauzia R, Nurul Khusnia, Oktaviana
Retna N. Uji kekerasan material dengan metode rockwell. Surabaya : Universitas
Airlangga.

54

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Oksigen Melalui Masker Sederhana dan Posisi Kepala 30º Terhadap Perubahan Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang Di RSUD Ulin Banjarmasin 2015

0 0 9

Pengaruh Pemberian Cod Liver Oil pada Pakan Komersial terhadap Kolesterol, Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) pada Daging Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii).

0 0 9

Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda dalam Sistem Akuaponik terhadap Laju Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Lele (Clarias sp.) Effect Addition of Different Probiotic in Aquaponic Systems Towards The Growth Rate and Survival Rate of Catfish (Clarias sp.)

0 0 9

Pengaruh Senyawa Kimia Dalam Limbah Penyulingan Minyak Atsiri Terhadap Aktivitas E.coli Effect of Chemical Compounds in Wastes from Essential Oil Distillation on the Activity of E.coli

0 0 11

Pengaruh Hormon Pregnan Mare Serum (PMSG) Murni dan Kombinasi terhadap Gonadosomatik Indeks, Hepatosomatik Indeks Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) Effect of Pure and Combine Hormone of Pregnant Mare Serum (PMSG) on Gonadosmatic Index, Hepatosomati

0 0 11

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar Biosolar Dengan Penambahan Minyak Cengkeh Terhadap Unjuk Kerja Pada Motor Diesel

0 1 12

Analisis Distribusi Tekanan Fluida Cair Melalui Elbow 45° Dengan Variasi Kapasitas Aliran Fluida Dan Jari- Jari Kelengkungan

0 1 8

Analisis Pengaruh Kuat Medan Listrik Terhadap Lingkungan Dibawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV Penghantar Pedan-Tasik

0 0 8

Studi Ekperimental Pengaruh Jenis Fluida Pendingin Pada Proses Quenching Dan Holding Time Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Baja ST 42

0 0 9

Pengaruh Variasi Jarak Nozzle Terhadap Kekerasan Material Baja Karbon Rendah Dengan Metode Thermal Spray Coating

0 0 10