Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya
Nama : NOPRIANA
NIM
: 4516013065
Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya
1. Hakikat Manusia dan Keingintahuannya
Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya dibanding dengan makhluk lain,
jasmani manusia adalah yang terlemah sedangkan rohaninya atau akal budi dan
kemauannya sangat kuat (Aly dan Rahma, 1998:2). Manusia memang tidak bisa
terbang seperti burung, tidak dapat berenang selincah ikan, dan tidak punya tenaga
sekuat gajah. Meski demikian manusia memiliki kemampuan berpikir dan
bernalar, dengan akal sertan uraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang
lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.
2. Kelebihan Manusia dan Penghuni Bumi Lainnya
Tuhan
menciptakan
dua
makhluk,
yang
satu
bersifat
anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk
hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum
alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum
kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia
sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan
maupun tumbuhan.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya
bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu,
tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi
sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan
dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan
atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian
hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk
mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air
yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini
nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah
(eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau
atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burungburung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa
ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri
atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk
membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu.
Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki “pengetahuan”
bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung
tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan
pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari
zaman ke zaman.
Kelebihan manusia dari penghuni bumi lainnya manusia merupakan makhluk
yang paling dominan di permukaan bumi. Hampir semua ini di bumi ini dikuasai
oleh manusia. Karena manusia memiliki beberapa kelebihan daripada makhluk
bumi lainnya.Kelebihan tersebut antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk yang berpikir (homo sapiens)
Meski
manusia
mempunyai beberapa
keterbatasan secara fisik,
seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya dibandingkan
makhluk bumi lainnya, namun manusia lebih baik dalam menggunakan
akalnya.
Dengan
kemampuan
berpikirnya
manusia
bisa
mengatasi kekurangannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat (homo fiber).
Meski memiliki kekurangan dari segi kemampuan fisik, tapi manusia bisa
memenuhi
semua
kebutuhannya.
Cara
manusia
untuk
memenuhi
kebutuhannya adalah dengan membuat alat. Dengan alat yang dibuatnya
tersebut, manusia dengan mudah dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
c. Manusia dapat berbicara (homo languens)
Kelebihan manusia daripada makhluk hidup lainnya yang adalah manusia
bisa berbicara,sedangkan makluk hidup lainnya tidak. Manusia dapat
berbicara melalui lisan maupun tulisansehingga ia dapat mengkomunikasikan
apa yang diinginkannya.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat (homo sosius)
Manusia merupakan makhluk sosial. Maksudnya manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan dari manusia lainnya. Untuk mengatasi hal itu manusia
pun hidup bermasyarakat dansaling membantu satu sama lainnya. Dengan
demikian manusia bisa dengan mudahmemenuhi kebutuhannya.
e. Manusia dapat mengadakan usaha (homo economicus).
Salah satu cara bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan
mengadakan tukar-menukar barang dan berjual-beli dengan manusia lainnya.
Dengan kegiatan ini manusia bisa saling membantu dalam memenuhi masingmasing manusia tersebut dengan mudah. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan
makhluk bumi lainnya.
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (homo religious).
Hal lain yang membedakan manusia dengan penghuni bumi lainnya adalah,
manusiamemiliki kepercayaan dan beragama. Manusia percaya dengan
adanya kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini.
Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan
dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan
dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
Kemampuan Menyadari Diri
Kaum rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka
manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri.
Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan yang lain
dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan menempatkan diri dan menerobos. Justru karena manusia
memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka pada manusia terdapat unsur
kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia bukan “berada” seperti hewan
dan
tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi. Jika
seandainya pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu
tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar
“ber-ada” dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya
kemampuan bereksistensi
inilah yang membedakan manusia sebagai
makhluk human dari hewan selaku mahkluk infra human, dimana hewan
menjadi orderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer
terhadap lingkungannya.
Kata Hati
conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati,
suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang ikut
serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”.
Manusia memiliki
pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang
telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai
manusia.
Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,
maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah
perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati
dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam
belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu.
Untuk menjembatani jarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek yang
diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki
kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka
pendidikan moral juga sering disebut pendidikan kemauan.
Tanggung Jawab
Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung
jawab. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab
kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab
kepada Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai
keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut
dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati,
masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan
kerelaan.
Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai
dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya
memang berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang
tidak bertentangan dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan
erat dengan kata hati dan moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila
segenap perbuatanya (moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata
hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia.
Kewajiban dan Hak
Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun
hak tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya
hak memperoleh perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan
kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat
dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena
pemenuhan hak dan pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang
berarti tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat
sepenuhnya dilakukan.
Kemampuan Menghayati Kebahagian
Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada
aspek nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya
irasional. Kebahagian itu ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri
secara factual (lulus sebagai sarjana, mendapat pekerjaan dan
seterusnya)
atau pun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang
diakibatkannya tetapi terletak pada kesangguapan menghayati
itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut
semuanya
didalam
rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu, usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia
yang menghayati kebahagian adalah pribadi manusia dengan segenap
keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati
kebahagaian apabila
jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai pandangan
hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk merealisasikan
dengan cara yang realistis.
3. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Perkembangan rasa ingin tahu itu selalu dimulai dengan pertanyaan “apa”
(what) tentang segala sesuatu yang dilihatnya. Kemudian dilanjutkan dengan
pertanyaan “bagaimana”(how) dan “mengapa” (why). Pertanyanya-pertanyaan
seperti ini telah tumbuh sejak anak-anak belajar di taman kanak-kanak. Dengan
adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin tahu manusia
terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban terhadap
berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang terjadi
di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.
Secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari :
Terhadap sesuatu maka
dilakukan
Pengamatan
Rasa Ingin Tahu
Pengetahuan
Berdasarkan
pengamatan dan
pengalaman terus
menerus diperoleh
Semisal sifat
dari benda yang
diamati
Berdasarkan
pengamatan
berungkalli diperoleh
Pengalaman
Kumpulan pengetahuan
tentang sesuatu yang
didapatkan secara sistematis
dinyatakan
Ilmu pengetahuan
Adanya kemampuan berfikir pada manusia
menyebabkan terus berkembangnya
Alam
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
IPA. Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan diturunka dari generasi
ke generasi ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi
tentang ilmu pengetahuan akan terus bertambah dan berkembang dari genersi ke
generasi. Bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari entang pengungkapan
rahasia dan gejala alam meliputi asal usul alam semesta dengan segala isinya
termasuk proses mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi disebut
sebagai IPA.
4. Sifat Keingintahunan Manusia
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk mengetahui
sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat,
merasa, mencium, dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara
indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting
dari seluk-beluk adanya pengetahuan.
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan
setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara
otomatis setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman
setiap orang berbeda-beda, penyelesaian masalahnya bersumber pada pengalaman
yang beragam sehingga pengetahuan menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman akan membedakan cara penyelesaian masalah,
sekaligus memperkaya pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang
sangat berharga. Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama
dan kemudian melahirkan empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran dalam
filsuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan
dan pengetahuan itu sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman
sebagai sumber pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam bahwa
sumber pertama pengetahuan adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari
pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa depan sangat
bergantung pada kecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik
semua pengalaman.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan
bentuk konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat
didalam kepala manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah
kelancaran kerja otak dalam menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar
dalam sebuah ide tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep
demi pembatasan sesuatu yang digagas
Sifat keingintahuan manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia
selalu brusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramat. Untuk
bisa menjawab pertanyaan dari raa ingin tahunya manusia sering mereka-reka
sendiri jawabannya meski jawaban sepertiini kadang tidak logis, namun sering
diterima masyarakat awam sebagai sutu kebenaran. Pengetahuan ini disebut
pseudo scince. Pseudo Scince adalah pengetahuan yang mirip sains tapi bukan
sains. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan sains semu sebagai
berikut :
a. Mitos merupakan gabungan dari pengamatan dan pengalaman dengan dugaan
imajinasi dan kepercayaan.
b. Wahyu merupakan komunikasi sang pencipta dengan mahluknya sebagai
utusan yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar.
c. Otoritas dan Tradisi merupakan pengetahuan tentang lama yang ada dan
dipergunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan
kebenaran.
d. Prasangka yaitu berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar bisa salah.
e. Intuisi merupakan kegiatan berfikir yang nonalitik (tanpa nalar), tidak
berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya pendapat itu diperoleh dengan
cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu.
f. Penemu Kebetulan yaitu pengetahuan yang awalnya ditemukan secara
kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna.
g. Trial and Error adalah pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba-coba
salah tanpa dilandasi denga teori yang relavan
Rasionalitas atau penalaran adalah suatu berfikir yang membuahkan
pengetahuan atau proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip. Pada tahap ini dikenal dua macam bentuk penalaran yaitu :
a. Penalaran deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pertnyaan yang
bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulansecara deduktif menggunakan pola pikir yang disebut silogisme,
terdiri dari dua pertanyaan dari sebuah kesimpulan. Contohnya :
Premis mayor
: semua mahluk hidup bernafas
Premis minor
: gajah adalah mahluk hidup
Kesimpulan
: jadi juga bernafas
Premis Mayor
: semua orang sedang menangis pasti sedang sedih
Premis Minor
: Mira menangis
Kesimpulan
: jadi mira pasti sedang sedih.
Kelemahan penalaran deduktif :
Terdapat kesulitan dalam menilai kebenaran
premis-premis yang
digunakan karena tidak dapat didasarkan pada pengamatan yang berulang
terhadap fenomena tersebut.
Penalaran bersifat abstrak, lepas dari pengalaman karena tidak mungkim
diamati dengan panca indera, tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak.
Terdapat kesulitan menerapkan konsep rasional pada kehidupan praktis.
b. Penalaran induktif merupakan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
pengalaman konkrit yang termati oleh panca indera, disebut juga paham
empirisme. Menurut paham ini, pengetahuan yang benar adalah pengetahuan
yang diperoleh secara langsungdari pengalaman konkrit. Himpunan
pengetahuan tersebut belum dapat disebut ilmu pengetahuan karena belum
disusun secara teratur dan belum dicari hubungan sebab akibatnya sehingga
perlu dilakukan penalaran. Ketika melakukan penalaran, fakta yang
didasarkan atas pengamatan tidak boleh dicampuradukkan dengan dugaan
atau dengan pendapat orang yang melakukan penalaran karena dapat
mengacaukan penalaran. Objek yang diamati berupa gejala alam ada yang
dapat ditirukan oleh manusia ada yang tidak. Berdasarkan pengamatan secara
sistematis dan kritis terhadap gejala alam akan diperoleh pengetahuan tentang
gejala itu. Penganut empirisme menyusun pengetahuan dengan penalaran
induktif, yaitu cara berpikir denga menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus. Contohnya
Premis Minor
Premis Myor
: Hewan membutuhkan makanan untuk
: semua mahluk hidup membutuhkan makanan untuk
dapat bertahan hidup
Kesimpulan
: hewan membutuhkan makanan untuk dapat
bertahan hidup
Melaui penalaran induktf semakin lama semakin banyak disusun pertanyaan
yang lebih umum lagi dan semakin bersifat fundamental.
Kelemahan Penalaran Induktif
Sekumpulan
fakta/gejala/kasus
yang
diamati
belum
tentu
menunjukkan konsistensi, bahkan mungkin bersifat kontadiktif
Hal ini karena fakta-fakta yang diamati yang nampaknya berkaitan
tersebut belum dapat menjamin tersusunnya pengetahuan yang
sistematis dan benar. Selain itu batasan yang dimaksud pengalaman
itu apakah sebenarnya stimulus pengalaman atau hanya persepsi
pengamat.
NIM
: 4516013065
Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya
1. Hakikat Manusia dan Keingintahuannya
Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya dibanding dengan makhluk lain,
jasmani manusia adalah yang terlemah sedangkan rohaninya atau akal budi dan
kemauannya sangat kuat (Aly dan Rahma, 1998:2). Manusia memang tidak bisa
terbang seperti burung, tidak dapat berenang selincah ikan, dan tidak punya tenaga
sekuat gajah. Meski demikian manusia memiliki kemampuan berpikir dan
bernalar, dengan akal sertan uraninya memungkinkan untuk selalu berbuat yang
lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.
2. Kelebihan Manusia dan Penghuni Bumi Lainnya
Tuhan
menciptakan
dua
makhluk,
yang
satu
bersifat
anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk
hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum
alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum
kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia
sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan
maupun tumbuhan.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya
bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu,
tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu
tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi
sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan
dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan
atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian
hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk
mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air
yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini
nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah
(eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau
atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burungburung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa
ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri
atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk
membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu.
Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki “pengetahuan”
bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung
tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan
pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari
zaman ke zaman.
Kelebihan manusia dari penghuni bumi lainnya manusia merupakan makhluk
yang paling dominan di permukaan bumi. Hampir semua ini di bumi ini dikuasai
oleh manusia. Karena manusia memiliki beberapa kelebihan daripada makhluk
bumi lainnya.Kelebihan tersebut antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk yang berpikir (homo sapiens)
Meski
manusia
mempunyai beberapa
keterbatasan secara fisik,
seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya dibandingkan
makhluk bumi lainnya, namun manusia lebih baik dalam menggunakan
akalnya.
Dengan
kemampuan
berpikirnya
manusia
bisa
mengatasi kekurangannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat (homo fiber).
Meski memiliki kekurangan dari segi kemampuan fisik, tapi manusia bisa
memenuhi
semua
kebutuhannya.
Cara
manusia
untuk
memenuhi
kebutuhannya adalah dengan membuat alat. Dengan alat yang dibuatnya
tersebut, manusia dengan mudah dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
c. Manusia dapat berbicara (homo languens)
Kelebihan manusia daripada makhluk hidup lainnya yang adalah manusia
bisa berbicara,sedangkan makluk hidup lainnya tidak. Manusia dapat
berbicara melalui lisan maupun tulisansehingga ia dapat mengkomunikasikan
apa yang diinginkannya.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat (homo sosius)
Manusia merupakan makhluk sosial. Maksudnya manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan dari manusia lainnya. Untuk mengatasi hal itu manusia
pun hidup bermasyarakat dansaling membantu satu sama lainnya. Dengan
demikian manusia bisa dengan mudahmemenuhi kebutuhannya.
e. Manusia dapat mengadakan usaha (homo economicus).
Salah satu cara bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan
mengadakan tukar-menukar barang dan berjual-beli dengan manusia lainnya.
Dengan kegiatan ini manusia bisa saling membantu dalam memenuhi masingmasing manusia tersebut dengan mudah. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan
makhluk bumi lainnya.
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (homo religious).
Hal lain yang membedakan manusia dengan penghuni bumi lainnya adalah,
manusiamemiliki kepercayaan dan beragama. Manusia percaya dengan
adanya kekuatan gaib yang lebih besar dan mengatur jagad raya ini.
Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan
dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan
dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
Kemampuan Menyadari Diri
Kaum rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka
manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri.
Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan yang lain
dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan menempatkan diri dan menerobos. Justru karena manusia
memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka pada manusia terdapat unsur
kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia bukan “berada” seperti hewan
dan
tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi. Jika
seandainya pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu
tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar
“ber-ada” dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya
kemampuan bereksistensi
inilah yang membedakan manusia sebagai
makhluk human dari hewan selaku mahkluk infra human, dimana hewan
menjadi orderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer
terhadap lingkungannya.
Kata Hati
conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati,
suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang ikut
serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”.
Manusia memiliki
pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang
telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai
manusia.
Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,
maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah
perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati
dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam
belum otomatis perbuatannya merupakan realisasi dari kata hatinya itu.
Untuk menjembatani jarak yang mengantarai keduanya masih ada aspek yang
diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki
kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka
pendidikan moral juga sering disebut pendidikan kemauan.
Tanggung Jawab
Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut
tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung
jawab. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab
kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab
kepada Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai
keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut
dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati,
masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan
kerelaan.
Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai
dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya
memang berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang
tidak bertentangan dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan
erat dengan kata hati dan moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila
segenap perbuatanya (moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata
hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia.
Kewajiban dan Hak
Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun
hak tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya
hak memperoleh perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan
kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat
dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena
pemenuhan hak dan pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang
berarti tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat
sepenuhnya dilakukan.
Kemampuan Menghayati Kebahagian
Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada
aspek nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya
irasional. Kebahagian itu ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri
secara factual (lulus sebagai sarjana, mendapat pekerjaan dan
seterusnya)
atau pun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang
diakibatkannya tetapi terletak pada kesangguapan menghayati
itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut
semuanya
didalam
rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu, usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia
yang menghayati kebahagian adalah pribadi manusia dengan segenap
keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati
kebahagaian apabila
jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai pandangan
hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk merealisasikan
dengan cara yang realistis.
3. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam
Perkembangan rasa ingin tahu itu selalu dimulai dengan pertanyaan “apa”
(what) tentang segala sesuatu yang dilihatnya. Kemudian dilanjutkan dengan
pertanyaan “bagaimana”(how) dan “mengapa” (why). Pertanyanya-pertanyaan
seperti ini telah tumbuh sejak anak-anak belajar di taman kanak-kanak. Dengan
adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin tahu manusia
terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban terhadap
berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang terjadi
di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.
Secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari :
Terhadap sesuatu maka
dilakukan
Pengamatan
Rasa Ingin Tahu
Pengetahuan
Berdasarkan
pengamatan dan
pengalaman terus
menerus diperoleh
Semisal sifat
dari benda yang
diamati
Berdasarkan
pengamatan
berungkalli diperoleh
Pengalaman
Kumpulan pengetahuan
tentang sesuatu yang
didapatkan secara sistematis
dinyatakan
Ilmu pengetahuan
Adanya kemampuan berfikir pada manusia
menyebabkan terus berkembangnya
Alam
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
IPA. Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan diturunka dari generasi
ke generasi ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi
tentang ilmu pengetahuan akan terus bertambah dan berkembang dari genersi ke
generasi. Bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari entang pengungkapan
rahasia dan gejala alam meliputi asal usul alam semesta dengan segala isinya
termasuk proses mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi disebut
sebagai IPA.
4. Sifat Keingintahunan Manusia
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk mengetahui
sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat,
merasa, mencium, dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara
indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting
dari seluk-beluk adanya pengetahuan.
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan
setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara
otomatis setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman
setiap orang berbeda-beda, penyelesaian masalahnya bersumber pada pengalaman
yang beragam sehingga pengetahuan menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman akan membedakan cara penyelesaian masalah,
sekaligus memperkaya pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang
sangat berharga. Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama
dan kemudian melahirkan empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran dalam
filsuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan
dan pengetahuan itu sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman
sebagai sumber pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam bahwa
sumber pertama pengetahuan adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari
pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa depan sangat
bergantung pada kecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik
semua pengalaman.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang
disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan
bentuk konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat
didalam kepala manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah
kelancaran kerja otak dalam menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar
dalam sebuah ide tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep
demi pembatasan sesuatu yang digagas
Sifat keingintahuan manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia
selalu brusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramat. Untuk
bisa menjawab pertanyaan dari raa ingin tahunya manusia sering mereka-reka
sendiri jawabannya meski jawaban sepertiini kadang tidak logis, namun sering
diterima masyarakat awam sebagai sutu kebenaran. Pengetahuan ini disebut
pseudo scince. Pseudo Scince adalah pengetahuan yang mirip sains tapi bukan
sains. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan sains semu sebagai
berikut :
a. Mitos merupakan gabungan dari pengamatan dan pengalaman dengan dugaan
imajinasi dan kepercayaan.
b. Wahyu merupakan komunikasi sang pencipta dengan mahluknya sebagai
utusan yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar.
c. Otoritas dan Tradisi merupakan pengetahuan tentang lama yang ada dan
dipergunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan
kebenaran.
d. Prasangka yaitu berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar bisa salah.
e. Intuisi merupakan kegiatan berfikir yang nonalitik (tanpa nalar), tidak
berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya pendapat itu diperoleh dengan
cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu.
f. Penemu Kebetulan yaitu pengetahuan yang awalnya ditemukan secara
kebetulan dan beberapa diantaranya adalah sangat berguna.
g. Trial and Error adalah pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba-coba
salah tanpa dilandasi denga teori yang relavan
Rasionalitas atau penalaran adalah suatu berfikir yang membuahkan
pengetahuan atau proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip. Pada tahap ini dikenal dua macam bentuk penalaran yaitu :
a. Penalaran deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pertnyaan yang
bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulansecara deduktif menggunakan pola pikir yang disebut silogisme,
terdiri dari dua pertanyaan dari sebuah kesimpulan. Contohnya :
Premis mayor
: semua mahluk hidup bernafas
Premis minor
: gajah adalah mahluk hidup
Kesimpulan
: jadi juga bernafas
Premis Mayor
: semua orang sedang menangis pasti sedang sedih
Premis Minor
: Mira menangis
Kesimpulan
: jadi mira pasti sedang sedih.
Kelemahan penalaran deduktif :
Terdapat kesulitan dalam menilai kebenaran
premis-premis yang
digunakan karena tidak dapat didasarkan pada pengamatan yang berulang
terhadap fenomena tersebut.
Penalaran bersifat abstrak, lepas dari pengalaman karena tidak mungkim
diamati dengan panca indera, tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak.
Terdapat kesulitan menerapkan konsep rasional pada kehidupan praktis.
b. Penalaran induktif merupakan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
pengalaman konkrit yang termati oleh panca indera, disebut juga paham
empirisme. Menurut paham ini, pengetahuan yang benar adalah pengetahuan
yang diperoleh secara langsungdari pengalaman konkrit. Himpunan
pengetahuan tersebut belum dapat disebut ilmu pengetahuan karena belum
disusun secara teratur dan belum dicari hubungan sebab akibatnya sehingga
perlu dilakukan penalaran. Ketika melakukan penalaran, fakta yang
didasarkan atas pengamatan tidak boleh dicampuradukkan dengan dugaan
atau dengan pendapat orang yang melakukan penalaran karena dapat
mengacaukan penalaran. Objek yang diamati berupa gejala alam ada yang
dapat ditirukan oleh manusia ada yang tidak. Berdasarkan pengamatan secara
sistematis dan kritis terhadap gejala alam akan diperoleh pengetahuan tentang
gejala itu. Penganut empirisme menyusun pengetahuan dengan penalaran
induktif, yaitu cara berpikir denga menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan terhadap gejala-gejala yang bersifat khusus. Contohnya
Premis Minor
Premis Myor
: Hewan membutuhkan makanan untuk
: semua mahluk hidup membutuhkan makanan untuk
dapat bertahan hidup
Kesimpulan
: hewan membutuhkan makanan untuk dapat
bertahan hidup
Melaui penalaran induktf semakin lama semakin banyak disusun pertanyaan
yang lebih umum lagi dan semakin bersifat fundamental.
Kelemahan Penalaran Induktif
Sekumpulan
fakta/gejala/kasus
yang
diamati
belum
tentu
menunjukkan konsistensi, bahkan mungkin bersifat kontadiktif
Hal ini karena fakta-fakta yang diamati yang nampaknya berkaitan
tersebut belum dapat menjamin tersusunnya pengetahuan yang
sistematis dan benar. Selain itu batasan yang dimaksud pengalaman
itu apakah sebenarnya stimulus pengalaman atau hanya persepsi
pengamat.