I. Menejemen Keselamatan dan Kesehatan

I. Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebuah tata cara melakukan
pengelolaan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar mendapatkan hasil
yang efektif dan efisien dalam mendukung jalannya suatu bisnis tanpa memberikan
dampak kepada pelaku bisnis baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Seperti halnya Sistem Manajemen yang lain, maka Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bentuk dari bagian elemen-elemen dasar dari
sistem manajemen yaitu:
1.

Tekad dan Kebijakan:

2.

Perencanaan

3.

Pelaksanaan

4.


Pemeriksaan Pelaksanaan

5.

Peninjauan dan Perbaikan sistem

II. Elemen-Elemen Dasar yang Diperlukan Dalam
Penerapan Program K3
Apa yang dimaksud Program keselamatan dan kesehatan kerja
(K3/OH&S)?
Program keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebuah rencana tindakan yang
dirancang untuk mencegah kecelakaan dan penyakit kerja. Beberapa bentuk
aktivitas dalam program tersebut merupakan persyaratan dalam undangundang/peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, oleh karenanya sebuah
program kesehatan dan keselamatan kerja minimum harus mencakup unsur-unsur
yang dipersyaratkankan oleh undang-undang/peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Dikarenakan suatu organisasi berbeda dengan organisasi lainnya, sebuah program
yang dikembangkan untuk satu organisasi belum tentu dapat memenuhi kebutuhan
organisasi lainnya baik dari sisi kebutuhan pemenuhan persyaratan undangundang/peraturan K3 ataupun pemenuhan terhadap kebutuhan sesuai dengan

jenis dan karakteristik serta budaya kerjanya.

Dalam hal ini kami mencoba meringkas elemen-elemen umum dari sebuah
program keselamatan dan kesehatan agar dapat dipergunakan oleh organisasi
menengah dan kecil untuk mengembangkan program K3 sesuai dengan
kebutuhan organisasinya secara spesifik. Sebuah program yang unik dan specific
dapat dikembangkan dengan cara melibatkan karyawan secara mendalam dalam
perancangan Program kesalamatan dan Kesehatan Kerja, hal ini merupakan
syarat mutlak yang dalam kondisi tertentu mungkin keterlibatan karyawan harus
diusahakan dan jika diperlukan keterlibatan karyawan ini dirancang dengan upaya
lebih komprehensif dan tegas atau merupakan suatu bagian dari uraian tugas dan
tanggung gugatnya.

Apakah yang dimaksud dengan Elemen – elemen Dasar Penerapan Program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3/OH&S)?
Walaupun Kebutuhan, ruang lingkup dan karakteristik organisasi berbeda satu
dengan yang lainnnya namun Elemen dasar penerapan program keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
Elemen ke 1 Tekad dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)
Elemen ke 2 Tanggung jawab, wewenang dan tanggung gugat

Elemen ke 3 P2K3,partisipasi, konsultasi dan komunikasi
Elemen ke 4 Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Elemen ke 5 Prosedur Kerja Aman dan Analisa keamanan metoda kerja
Elemen ke 6 Orientasi Kerja untuk Karyawan
Elemen ke 7 Pelatihan dan Kesadaran
Elemen ke 8 Inspeksi tempat kerja
Elemen ke 9 Pelaporan dan Analisa Kecelakaan Kerja
Elemen ke 10 Pengendalaian Tanggap Darurat
Elemen ke 11 Penyediaan dan Penanganan P3K/pertolongan pertama gawat
darurat(PPGD) perawatan medis
Elemen ke 12 Promosi keselamatan dan Kesehatan Kerja
Elemen ke 13 Pengendalian Operasional Keselamatan dan Kesehatan kerja

Elemen Program ke: 1 Tekad dan Kebijakan tertulis.
Apakah yang dimaksud dengan Pernyataan Kebijakan?
Pernyatan Kebijakan Suatu organisasi keselamatan dan kesehatan kerja adalah
pernyataan prinsip dan aturan umum yang berfungsi sebagai panduan untuk
bertindak. Manajemen senior harus berkomitmen untuk memastikan bahwa
kebijakan tersebut diberlakukan tanpa pengecualian.
Kebijakan kesehatan dan keselamatan harus memiliki kepentingan/arah yang

sama dengan kebijakan organisasi, secara lebih tepat kebijakan K3 harus
merupakan penjabaran secara spesifik dari kebijakan organisasi terhadap

kebutuhan organisasi tersebut dilihat dari sisi pandang kepentingan perusahaan
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pernyataan kebijakan dapat singkat, tetapi harus menyebutkan:

komitmen manajemen untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
karyawannya
tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja




Filosofi/prinsif dasar keselamatan dan kesehatan kerja organisasi seperti:
bahwa kesehatan dan keselamatan tidak akan dikorbankan untuk demi
keuntungan, bahwa bekerja dengan pengabaian terhadap penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja adalah kinerja tidak dapat diterima dan tidak
ditoleransi




Penunjukan penanggung jawab untuk penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja baik seara menyuluruh ataupun bagian perbagian, jabatan
khusus atau jabatan pada level tertentu organisasi tsb, serta penegasan secara
umum peran dan tanggung jawab dari semua karyawan, pihak-pihak terkait
terhadap kepatuhan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kebijakan tersebut harus:






dinyatakan dalam istilah yang jelas, tidak dengan kata yang bias, tegas dan lugas
ditandatangani oleh Top Manajemen organisasi
terus ditinjau dan dimutakhirkan
dikomunikasikan kepada setiap karyawan
melekat dalam seluruh kegiatan kerja


Berikut ini adalah contoh dari kesehatan dan keselamatan pernyataan kebijakan:
PT. Usaha Makmur Mandiri
Kebijakan Manajemen
Perihal: Penerapan Keselamatan dan Keehatan kerja
Kepada : Seluruh Karyawan
Berlaku sejak: 2 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pt. Usaha Makmur Mandiri merupakan
prioritas utama dalam rangka melindungi karyawan dan kepentingan
keberlangsungan perusahaan dari sisi perlindungan sumber daya manusia sebagai
asset penting perusahaan. Maka Manajemen berkomitmen untuk melakukan semua
upaya dan daya untuk melindungi karyawannya dari kecelakaan, penyakit akibat
kerja, bahaya kebakaran serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
Oleh karenanya:
1) Semua Supervisor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua
bawahannya mendapatkan pelatihan yang diperlukan untuk menghasilkan output
yang optimal tanpa mengakibatkan kecelakaan, dan memastikan semua
bawahannya mengikuti metoda kerja yang aman serta mematuhi peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja.


2)Semua karyawan diwajibkan untuk mendukung penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dan menjadikannya bagian dari tugas rutin harian, mengikuti
semua aturan keselamatan dan kesehatan kerja serta melaksanakan metoda kerja
yang aman berdasarkan prosedur yang sudah ditetapkan.
3) Semua karyawan yang tidak mematuhi dan mengabaikan kebijakan ini dan tidak
menjalankan dengan baik keselamatan dan kesehatan kerja di area yang menjadi
tanggung jawabnya akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perusahaan
sebagaimana tercantum dalam perjanjian kesepakatan kerja bersama.
4) Peraturan perundangan keselamatan kesehatan kerja yang berlaku di Indonesia
adalah merupakan standard minimum perusahaan yang harus dilaksanakan dan
ditaati.
5)Semua karyawan mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mendapat
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
6)perbaikan terus menerus Keselamatan dan kesehatan kerja harus diupayakan dan
menjadi tanggung jawab seluruh karyawan dan manajemen perusahaan.
Budi Prasetio Amukresa,
Presiden Direktur Pt. Usaha Makmur Mandiri

III. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Apa yang dimaksud dengan Komitmen?

Komitmen adalah gambaran dari tekad suatu organisasi untuk
melakukan/mencapai sesuatu pada level tertentu. Komitmen dalam suatu sistem
manajemen merupakan landasan pijakan untuk membangun sistem manajemen itu
sendiri. tanpa adanya komitmen sebagai suatu gambaran dari tekad suatu
organisasi untuk melakukan atau mencapai sesuatu maka mustahil suatu sistem
akan terbentuk atau dapat memberikan hasil yang optimal.
Untuk itu komitmen juga harus dapat dibuktikan dan diukur serta dilakukan
peninjauannya terhadap keselarasan dengan kondisi baik di dalam organisasi
ataupun diluar organisasi.
Agar komitment dapat di buktikan dan diukur serta dapat di tinjau kesesuaiannya
dengan jenis organisasinya maka komitmen ini harus dituliskan, disyahkan dengan
dibubuhi tandatangan dari penanggungg jawab organisasi tersebut.

Apa yang dimaksud dengan Kebijakan?
Kebijakan adalah gambaran secara tertulis tentang Komitmen atau tekad dari
organisasi. maka dengan kata lain Kebijakan adalah merupakan perwujudan dari
komitmen suatu organisasi dalam wujud tulisan yang di syahkan oleh penanggung
jawab organisasi. sebagai bentuk pengesyahan Komitmen tersbut harus di berikan
tanggal dan dibubuhi tanggal dari orang yang bertanggung jawab terhadap
organisasi tersebut.


CONTOH Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Safety Policy of Production Department
Dikeluarkan

: September, 3rd 2002

Perbaikan

: – draft-

Tgl Berlaku

: February, 2003

Halaman

: 1/1

Distribusi


: All Production Employee

Departemen Produksi xxxxxxxxxxxx berkomitment secara bersungguh-sungguh
untuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di seluruh proses produksi.
Kami berkeyakinan bahwa seluruh karyawan adalah aset yang sangat berharga
bagi perusahaan, oleh karena itu merupakan prioritas utama kami untuk
melindungi seluruh karyawan dari penyakit kerja, kecelakaan kerja dan cidera.
Untuk dapat menjamin pelaksanaan yang efesien maka kami menerapkan Sistem
pengelolaan Keselamtan dan Kesehatan Kerja dengan semangat perbaikan secara
berkelanjutan dan mentaati peraturan pemerintah, Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja perusahaan dan persyaratan keselamatan lainnya .
Merupakan perhatian perusahaan untuk menyediakan program, pelatihan dan
semua yang berhubungan dengan anggaran untuk menjamin pemenuhan terhadap
persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Ini adalah Kebijakan kita untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap
karyawan produksi termasuk kontraktor dan suplier harus mengikuti Kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan kerja Departemen Produksi ini.
Jakarta, February 3rd 2003


Production Manager

Operation Manager

IV. Perencanaan SMK3
Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja diperlukan
untuk menentukan arah dan batasan alur dari pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di suatu organisasi atau instansi.
Perencanaan ini meliputi:
1. Gambaran saat ini dan Gap analysis-nya terhadap standar SMK3 yang
akan diraih (Standard SMK3 dimaksud adalah standard Lokal ataupun
dari Luar. contoh, SMK3 berdasarkan PERMENAKER, SNI dan dari
Luar contohnya five star ILCI/ISRS, ataupun OHSAS 18001.
2. Identifikasi dan gambaran pemenuhan terhadap persyaratan Tekhnis
dan non tekhnis Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam hal ini
persyaratan Internal organisasi/instansi dan persyaratan Eksternal
organisasi baik berlaku secara lokal ataupun inernasional.
3. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko dari seluruh aktifitas bisnis
organisasi/instansi baik secara langsung ataupun tidak langsung,
serta rencana tindakan pengendaliannya baik sementara ataupun
permanen.
4. Identifikasi dan Penentuan Arah Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dalam hal ini Tujuan dan sasaran SMK3.

5. Penetapan Metoda, tata cara, pembiayaan, penanggung jawab serta
tindak-tindakan/kegiatan dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja agar poin no. 1 sampai dengan no. 4 jelas
tergambarkan sistematis pelaksanaannya.

a. Prosedur Identifikasi Peraturan Perundangan K3
1. Tujuan/Purpose
Prosedur ini dibuat untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi
peraturan, perundangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (termasuk identifikasi
persyaratan lainnya jika diperlukan) dan evaluasi terhadap kesesuaian materi
peraturan perundangan dengan kegiatan bisnis xxxx serta evaluasi terhadap status
pemenuhannya.
The objective of this procedure is to give clear guidance to identify the regulation,
occupational health and safety legislation (include other requirements
identification, if needed) and evaluation the suitability of its substance with xxxxx
business activities, also the evaluation of compliance.
2. Ruang Lingkup/Scope
Prosedur ini melingkupi semua jenis kegiatan xxxxx baik yang dilakukan secara
langsung maupun kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor. Ruang lingkup
identifikasi peraturan perundangan meliputi identifikasi terhadap peraturan terkait
dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dikeluarkan oleh pemerintah
Republik Indonesia serta identifikasi terhadap persyaratan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja lainya yang berlaku di Indonesia seperti SNI jika diperlukan.

This procedure applies to all activities in xxxxxx, directly and activities conducted
by contractors. The scope covers the identification of regulation related to
occupational health and safety issued by Government of Indonesia Republic, also
identification of other occupational health and safety requirements applied in
Indonesia, such as SNI, if needed.
3. Referensi Dokumen/Document Reference

3.1 ISO 9001:2000 Klausul/Clause:
#6.4. Lingkungan Kerja/Work Environment
3.2 OHSAS 18001:2007 Klausul/Clause:
#4.3.2. Peraturan perundangan dan persyaratan lain/Legal and other
requirements
3.3 SOP Risk Assessment
#3.4 SOP Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi
4. Definisi & Singkatan/Definition & Abbreviation
4.1 Peraturan perundangan/Legal requirements
Peraturan Perundang-undangan adalah suatu acuan yang dipakai oleh xxxxx
dalam menentukan kesesuaian suatu aktivitas dalam batasan-batasan kontrol
dan pengaruh suatu parameter dan atau proses kunci untuk menilai kecukupan
kinerja K3. Peraturan perundang-undangan meliputi peraturan dari Pemerintah
Pusat, Provinsi dan Pemerintah Daerah setempat.
Legal requirements is a reference for xxxxxx to make suitability of justification
for activities of keys parameter and or keys process in related with boundaries
of control and influences. It’s purpose to appraisal of performance adequate of
OSH. Legal Requirements cover of Central Government, Province and Local
Government’s Legal.
4.2 Other requirements/Persyaratan lainnya
Persyaratan lainnya adalah suatu acuan lainnya, selain peraturan perundangundangan yang dipakai xxxxx dalam menentukan kesesuaian suatu aktivitas
dalam batasan-batasan kontrol dan pengaruh suatu parameter dan atau proses
kunci untuk menilai kecukupan kinerja K3. Persyaratan lainnya meliputi
permintaan dari pihak-pihak terkait xx, dan standar terkait lainnya.
Other Requirements is others reference beside legal requirements for xxxxx to
make suitability of justification for activities of keys parameter and or keys
process in related with boundaries of control and influences. It’s purpose to
appraisal of performance adequate of OSH. Others requirements cover of
interest parties requirement,x and other related standard.
5. Kriteria Kinerja Proses/KPI

Tingkat pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya.
Level of legal and other requirements compliance.
6. Uraian Prosedur/Procedure Description
6.1 Identifikasi/Identification
6.1.1 Sekretaris P2K3 berkoordinasi dengan EHS Secretariat harus
mengidentifikasi peraturan dan persyaratan lainnya terkait dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dikeluarkan oleh pemerintah
Republik Indonesia yang berupa:
P2K3 Secretary and EHS Division Head must identify the legal and other
requirements related to OSH issued by Government of Indonesia Republic,
such as :
6.1.1.1 Undang-undang RI/Act of Indonesia Republic
6.1.1.2 Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan
Daerah/Government Regulation, Ministry Regulation, and Local
Regulation
6.1.1.3 Surat Keputusan/Decision Letter
6.1.1.4 Surat Edaran atau Intruksi/Orbital or Instruction Letter
6.1.2 Identifikasi peraturan dan persyaratan lainnya harus dicatatat/direkam
kedalam Form Identifikasi dan Evaluasi Pemenuhan Peraturan Perundangan
K3
Legal and other requirements identification must be documented/recorded
into Identification and Evaluation of OHS Legal Compliance Form
6.1.3 Untuk menjamin kemutakhiran daftar peraturan, Sekretaris P2K3
bersama dengan EHS Secretariat harus meninjau ulang dan secara aktif
mencari informasi tentang peraturan K3 yang terkait dengan Bahaya dan
Resiko sebagai akibat dari kegiatan bisnis xxxx setiap 6 bulan sekali dan
paling lambat setiap 1 tahun sekali
To ensure the update of regulation list, P2K3 Secretary and EHS Division
must review and actively search for information about OHS legal related to
hazard and risk result from xxxxx business activities every six months and
latest once a year.

6.1.4 Catatan identifikasi peraturan harus disimpan dengan masa
penyimpanan 1 tahun dari tanggal terbitnya Daftar Identifikasi Peraturan
terbaru (jika terjadi perubahan terhadap catatan dimaksud).
Regulation identification record must be kept with time interval one year
from issued date of newest Legal Identification List (if there is any change in
the record as mentioned)
6.2 Pengkajian kesesuaian/Review for suitability
6.2.1 Setiap peraturan yang teridentifikasi harus dikaji secara menyeluruh
terhadap kemungkinan dapat diterapkan kaitannya dengan Bahaya dan
Resiko yang diakibatkan oleh kegiatan bisnis xxxxx.
Every legal identified must comprehensively reviewed for the possibility to
be implemented regarding hazard and risk result from xxxxxx business
activities.
6.2.2 Hasil Pengkajian tersebut harus dicatat/direkam ke dalam Form
Identifikasi dan Evaluasi Pemenuhan Peraturan Perundangan K3 (xEHS/006FM-001)
Result of the review must be documented/recorded into Identification and
Evaluation of OHS Legal Compliance Form (x/EHS/006-FM-001)
6.2.3 Hasil pengkajian harus dengan jelas menyatakan apakah suatu
peraturan dapat dipergunakan atau tidak, dengan memberikan keterangan
“applicable” untuk yang dapat dipergunakan dan “not applicable” untuk
yang tidak sesuai menjadi acuan.
Result of the review must clearly state whether a legal requirement can be
used or not, by adding remark “applicable” for legal that can be used, and
“not applicable” for legal that can’t be used.
6.3 Evaluasi pemenuhan peraturan/Evaluation of legal compliance
6.3.1 Seluruh peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang mempunyai
status “applicable” harus dievaluasi tingkat pemenuhannya dengan
menguraikan hal-hal yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan di xxxx
kemudian mencatumkan perkiraan terhadap pemenuhannya dengan satuan
persentase.

All legal requirements related to OSH that “applicable” must be evaluated
for the compliance with describing things that become obligation to be
implemented in xxxxx, then put approximation for the compliance in
percentage.
6.3.2 Jika dari hasil evaluasi pemenuhan/ketaatan terdapat peraturan yang
tingkat pelaksanaan dibawah 100% maka harus dimasukkan ke dalam
Formulir Laporan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (x/MSC/004-FM-001)
dan dipertimbangkan menjadi tujuan dan program K3 baik secara bertahap
ataupun secara langsung disesuaikan dengan adanya konsekuensi dari
pelaksanaan peraturan perundangan tersebut terhadap kelangsungan bisnis
xxxxx.
If from evaluation of legal compliance there is legal requirement with
implementation level

Kemungkinan/Likelihood
Tinggi
High

P3

Sedang
Medium

P2

Rendah
Low

P1

Mungkin terjadi – terjadi secara regular

Tidak mungkin terjadi – terjadi kadang-kadang

Sangat tidak mungkin terjadi – jarang terjadi

contoh : Tabel Matrix HIRARC
KEPARAHAN / KONSEKUENSI
SEVERIRY/ CONSEQUENCES

KEMUNGKINAN
LIKELIHOOD

Rendah/Low

Sedang/Medium

Tinggi/High

S1

S2

S3

P3

3

6

9

P2

2

4

6

Tinggi
High
Sedang

Medium
Rendah
P1

1

2

3

Low
Tingkat

Tindakan diperlukan

resiko

Action needed

Risk rating

1-2

Risiko dapat diterima, tidak dibutuhkan tindakan control
tambahan, tindakan kontrol yang ada diteruskan dan
dimonitor
Acceptable risk, no need additional control, continue and monitor
the existing control

3-4

Risiko menengah – Tindakan kontrol yang ada harus
dimonitor dan jika diperlukan di tambah sistem pengontrol
yang baru agar resiko residualnya pada level resiko yang
rendah
Medium risk – Monitoring the existing control, additional control to
achieve lower level if needed

6-9

Resiko tinggi – Risiko yang tidak dapat diterima. Kontrol
tambahan diperlukan sebelum pekerjaan dilaksanakan
High risk – unacceptable risk. Need additional control before work
commisioning

Tingkat resiko dan tindakan yang diperlukan
Risk rating and action needed

Pelaksanaan Penerapan SMK3
Partisipasi, Komunikasi dan Konsultasi
Prosedur Komunikasi, Konsultasi dan Partisipasi
1. Tujuan/Purpose
Prosedur ini dibuat untuk menjelaskan tata cara mengkomunikasikan,
berpartisipasi, serta mengkonsultasikan tentang isu isu Keselamatan dan
Kesehatan Kerja baik isu-isu secara internal maupun eksternal.

The objective of this procedure is to explain how to communicate, participate, and
consult regarding Occupational Health and Safety issues, internally and externally.
2. Ruang Lingkup/Scope
Ruang lingkup komunikasi yang dimaksud disini adalah mengatur komunikasi,
partisipasi, dan konsultasi secara internal antara manajemen dan karyawan, serta
antara xxxx dengan pihak eksternal terkait.
The scope of communication includes communication, participation, and
consultation, internally between management and employees, also between xxxxxx
and external parties.
3. Referensi Dokumen/Document Reference
3.1 ISO 9001:2000 Klausul/Clause
§ 6.4. Lingkungan Kerja/Work environment
3.2 OHSAS 18001:2007 Klausul/Clause
§ 4.4.3. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi/Communication, Participation, and
Consultation
3.3 Prosedur Risk Assessment (PLJ/EHS/SOP-005)
3.4 Prosedur Identifikasi dan Evaluasi Peraturan Perundangan K3 (PLJ/EHS/SOP006)
4. Definisi & Singkatan/Definition & Abbreviation
4.1 Pihak terkait/Interested Party
Orang atau kelompok didalam atau diluar tempat kerja yang tertarik dengan atau
terpengaruh oleh kinerja K3 xxxxx. Sebagai contoh dari pihak terkait meliputi
badan pemerintah atau yang berwenang, kelompok masyarakat, organisasi
lingkungan, pemasok, kontraktor, surat kabar dan organisasi karyawan.
Person or group, inside or outside the workplace, concerned with or affected by
xxxxx OHS performance. Examples of interested parties include regulatory
agencies or authorities, community groups, environmental organizations, supplier,
contractor, the press and employee organizations.

4.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)/Occupational Health and Safety (OHS)
Kondisi dan faktor yang mempengaruhi, atau dapat berpengaruh terhadap
kesehatan dan keselamatan karyawan dan pekerja lainnya (termasuk pekerja
sementara dan kontraktor), pengunjung, atau orang lain di tempat kerja
Conditions and factors that affect, or could affect, the health and safety of
employees or other workers (including temporary workers and contractor
personnel), visitors, or any other person in the workplace.
5. Kriteria Kinerja Proses/KPI
Semua ketentuan yang telah ditetapkan dalam prosedur ini harus dilaksanakan
secara konsisten
All of requirement stated in the procedure to be applied consistently
6. Uraian Prosedur/Procedure Description
6.1 Komunikasi Internal/Internal Communication
6.1.1 Manajemen xxxxx berkewajiban untuk menyediakan sarana komunikasi,
partisipasi, dan konsultasi terhadap isu-isu K3 secara internal baik yang bersifat :
xxxxx management obliged to provide communication, participation, and
consultation regarding occupational health and safety internally, which have
characteristic :
6.1.1.1 Aktif (pelatihan dan drill, rapat, briefing)
Active (training and drill, meeting,