INTEGRASI EKONOMI ASEAN tantangan 2015

INTEGRASI EKONOMI ASEAN 2015

Oleh:

MIFTAKHUDDIN

NIM 120210204163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan tugas karya tulis ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga karya tulis ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
sumber belajar, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam kaitanya dengan

wawasan ekonomi secara global.
Harapan saya semoga karya tulis ini membantu menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca, sehingga penyusunan karya tulis ini tidak sia
sia dan bisa bermanfaat untuk khalayak umum.
Karya tulis ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki belum cukup banyak. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya tulis ini.

Jember, 23 Maret 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Definisi integrasi ekonomi secara umum adalah pencabutan atau
penghapusan hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian
negara. Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan diskriminasi

dan penyatuan politik (kebijaksanaan) seperti norma, peraturan, prosedur. Instrumen
nyameliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang, lembaga, standarisasi,
dan kebijaksanaan ekonomi.
Pentingnya integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015 perlu dibahas
karena suatu integrasi yang rencananya oleh para negara-negara anggota ASEAN
akan direalisasikan pada tahun 2015 ini sangat berbeda keadaanya dengan
integrasi Uni Eropa, banyak tantangan yang harus dihadapi seperti perbedaan
ideologi, kesenjangan ekonomi, dan waktunya yang relatif singkat karena pada
tahun 2015 mendatang harus sudah terealisasikan.
Konflik masih sering terjadi di wilayah negara-negara anggota ASEAN,
sebagai contoh adalah sengketa kepulauan di Laut Cina Selatan yang diperbutkan
oleh Cina dan Filipina. China juga bersengketa dengan beberapa lain yang turut
merasa memiliki pulau-pulau di Laut China Selatan. Mereka adalah Vietnam,
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.
Disisi lain dalam integrasi ekonomi ASEAN negara-negara pesertanya
adalah negara yang memilki kekayaan/GNI perkapita yang tidak sama dengan
negara lain dan jarak selisih keadaan ekonomi antarnegara tersebut sangat jauh
maka terjadi suatu kesenjangan ekonomi. Disamping itu waktu yang diperlukan
untuk melaksankan kerjasama ini relatif singkat dan belum tentu masing-masing
negara siap dengan kondisi infrastruktur di negara mereka. Dari sinilah penulis

mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai interaksi ekonomi ASEAN pada
tahun 2015 mendatang dan segala dinamikanya.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam kaitannya dengan proses integrasi ekonomi ASEAN pada tahun
2015 mendatang, maka yang menjadi permasalahan adalah apa kelemahan dari
integrasi ekonomi yang diselenggarakan ASEAN itu sendiri?

1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui
segala sesuatu tentang integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015 mendatang,
dengan mengetahu segala sesuatunya maka pasti akan mengetahui pula kendala,
kelemahan, dan dampak yang ditimbulkan dari adanya integrasi ekonomi ASEAN
pada tahun 2015 mendatang. Dan manfaatnya sangat jelas sekali jika dijadikan
referensi penting atau bahan kajian dalam mengambil tindakan dibidang ekonomi.
Dengan wawasan tentang sistem perekonomian regional kawasan Asia Tenggara
yang akan direalisasikan pada tahun 2015 mendatang maka bisa diambil beberapa
kebijakan penting oleh pemerintah dalam menghadapi maupun mempersiapkan
kerjasama ekonomi dalam skala regional baik persiapan infrastruktur negara
maupun dengan perbaikan sistem pendistribusian produk dalam negeri.


BAB II
PEMBAHASAN

Integarsi ekonomi adalah integrasi yang ditandai oleh penghapusan
hambatan-hambatan ekonomi (economic frontier) antara dua atau lebih ekonomi
atau negara. Hambatan-hambatan ekonomi tersebut meliputi semua pembatasan
yang menyebabkan mobilitas barang, jasa, faktor produksi, dan juga aliran
komunikasi, secara aktual maupun potensial relatif rendah. (Pelkman,2003)
Integrasi ekonomi ini merupakan langkah penting untuk mencapai Asean
Economic Community (AEC) yang bersaing dan berperan aktif dalam ekonomi
global. Patut diapreasisi upaya dan komitmen para pemimpin Asean untuk
mengintegrasikan perekonomian kawasan ini. Akan tetapi semuanya tidak bisa
berjalan sesuai rencana begitu saja. Terdapat beberapa kendala yang utamanya
adalah soal konflik yang masih terjadi antara beberapa negara asean seperti
Malaysia, Vietnam, Brunei, Taiwan serta negara tetangga seperti Cina dan
Taiwan. Selain itu juga karena kepastian hukum (tidak adanya negara hegemoni di
kawasan ASEAN), kesenjangan ekonomi diantara berbagai negara anggota
ASEAN. Integrasi yang dilaksanakan di ASEAN berbeda dengan integrasi yang
terjadi di Uni Eropa. Kawasan Eropa melakukan integrasi karena dampak dari

perang dunia II untuk memperbaiki krisis ekonomi di masing-masing negara,
sedangkan integrasi ASEAN hanya untuk memperkuat perekonomian di kawasan
ASEAN sementara itu gap antar negara sudah terlampau jauh dari sisi ekonomi.
Ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam integrasi ASEAN, yaitu :

Konflik Antar Negara
Dalam interaksi antarnegara anggota ASEAN ada kemungkinan terjadi
konflik yang sebelum-sebelumnya tidak pernah reda dengan sepenuhnya. Sebelum
integrasi ekonomi ASEAN berlangsung masih terdapat berbagai permasalahan
antar negara anggota ASEAN, sebagai contoh persengketaan pulau Spratly yang
berada di kawasan Laut Cina Selatan. Pulau yang memiliki sumber daya alam

yang sangat melimpah tersebut menjadi rebutan bagi para negara negara yang
lokasinya tidak jauh dari pulau tersebut. Kandungan minyak dan gas yang
terkandung di pulau Spratly dianggap sebagai sumber energi yang sangat besar
sehingga dengan kepemilikan hak atas pulau tersebut dapat menopang serta
meningkatkan pembangunan negara dan pertumbuhan ekonomi bagi negara yang
memilki pulau Spratly.

Kesenjangan Ekonomi

Kesenjangan ekonomi diberbagai negara juga merupakan kelemahan
dalam integrasi ASEAN 2015. Hal ini berkaitan erat dengan keadaan ekonomi
masing-masing negara yang tidak sama, sehingga dari segi kesiapan suatu negara
dalam mengikuti perkembangan ekonomi dalam skala regional seperti integrasi
ASEAN dikatakan sebagai negara yang belum siap. Kesenjangan ekonomi seperti
ini terjadi karena perbedaan pendapatan antarnegara dan selisih perbedaannya pun
terlalu jauh, seperti Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Laos yang ekonominya
rendah. Sangat berbeda dengan keadaan ekonomi negara anggota integrasi Uni
Eropa yang negara anggotanya memiliki GNI/Capita yang rata-rata sama.

Tidak Ada Negara Hegemoni
Hegemoni dapat didefinisikan sebagai dominasi oleh satu kelompok
terhadap kelompok lainnya, dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ideide yang didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang didominasi
dapat diterima sebagai sesuatu yang wajar (common sense).1
Negara hegemoni adalah suatu negara yang selalu berusaha untuk
mempertahankan kekuasaan sebagai pihak penguasa. Penguasa disini memiliki
arti luas, tidak hanya terbatas pada penguasa negara (pemerintah) saja.
Di dalam kawasan ASEAN sendiri tidak terdapat negara hegemon karena
perbedaan ideologi dan faktor historial, untuk itu jika terjadi integrasi ekonomi
regional dalam skala ASEAN atau AEC pada saat interaksi terjadi kecurangan


1

Ayu, dkk.2012. (http://sosiologibudaya.wordpress.com/2012/04/03/hegemoni kekuasaan-negara/)

maka tidak ada negara yang cukup kuat dan memiliki wewenang untuk mengadili
negara yang melanggar peraturan. Berbeda dengan Uni Eropa, mereka memiliki
negara hegemoni yaitu Jerman dan Perancis, kedua negara ini memiliki peran
penting dalam perkembangan Uni Eropa karena selain pendiri Uni Eropa mereka
juga merupakan negara yang mempunyai GNI/capita tertinggi. Ini merupakan
salah satu kelemahan dari integrasi AEC yaitu tidak ada negara hegemon.

Kesiapan Negara Anggota Karena 2015 Harus Sudah Terealisasi
Meskipun Integrasi Ekonomi Asean / AEC secara menyeluruh baru akan
diterapkan pada tahun 2020, dalam artian saat ini masih dalam tahap persiapan,
tetapi beberapa pihak meragukan kesiapan negara-negara ASEAN dalam
menerapkan AEC. Karena tingginya tingkat disparitas ekonomi antar negaranegara ASEAN. Semisal pendapatan perkapita, pendapatan perkapita paling tinggi
diraih oleh Singapura dengan US$ 41 ribu sekian, sedangkan yang terendah
dimiliki oleh Myanmar dengan hanya (jika dikomparasi dengan Singapura) US$
468. Jika dihitung selisihnya sangat jauh, lebih dari US$ 40 ribu. Berikut adalah

data GNI per capita negara ASEAN berdasarkan data World Bank terakhir
(2010).2
No.

2

Negara

GNI/Capita (US$)

1

Filipina

2060

2

Kamboja


760

3

Vietnam

1110

4

Thailand

4150

5

Laos

1040


6

Malaysia

7760

7

Singapura

41430

8

Brunei

31800

9


Indonesia

2500

10

Myanmar

468

Imaroh Mawaddah,.Masyarakat Ekonomi ASEAN : Antara Siap dan Tidak.Bandung:penerbit
Angkasa

Dari kelemahan-kelemahan diatas maka dapat diindikasikan bahwa
realisasi integrasi AEC tahun 2015 mendatang sangat diragukan, melihat semua
kondisi infrastruktur yang masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan
kerjasama ekonomi dalam skala regional. Selain itu jika masih ada persengketaan
antarnegara di ASEAN maka integrasi itu hanya akan menjadi perang dingin bagi
negara-negara yang sedang berkonflik. Dengan adanya AEC ini maka juga akan
membuka peluang lebar bagi kebudayaan asing untuk masuk ke Indonesia
mengingat latar belakang keheterogenan agama di Indonesia juga disebarkan
melalui jalur perdagangan. Meskipun melalui integrasi AEC negara dapat menjual
produknya keluar negeri dan bersaing dengan produk asing dipasar tingkat dunia,
terjalinnya hubungan internasional yang terbuka, dan berpotensi untuk
berinvestasi keluar negeri ataupun negara lain dapat menjadi investor, akan tetapi
jika dikaji lebih dalam maka akan terlihat sangat jelas bahwa lebih banyak
dampak negatifnya daripada positifnya. Untuk itu diperlukan banyak persiapan
dalam rangka menghadapi AEC sebagai suatu integrasi dalam bentuk kerjasama
ekonomi yang menitikberatkan pada daerah perdagangan bebas, perserikatan
pabean, pasar bersama, dan kesatuan ekonomi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan yang ada
sangat tidak memungkinkan untuk menjalin suatu integrasi AEC pada tahun 2015
mengingat banyaknya hal-hal yang perlu dipersiapkan, seperti perbaikan
infrastruktur negara, penyelesaian konflik berupa sengketa pulau Spratly di Laut
Cina Selatan, tidak adanya negara hegemon yang bersifat dominan dan memiliki
pengaruh besar tehadap negara-negara anggota ASEAN sehingga walaupun
terjalin suatu hubungan antarnegara pasti akan terlihat individualis karena
perbedaan ideologi dan faktor historial yang sangat melekat pada setiap pribadi
bangsa. Selain itu kesenjangan ekonomi bagi negara dengan ekonomi rendah
sepeti Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar sehingga membuat AEC tidak bisa
bergerak dengan serempak. Jika integrasi AEC ini dilaksanakan dengan bertahap
dalam artian sebagian negara anggota yang sudah siap bisa dimulai pada tahun
2015 dan yang negara yang belum siap bisa menyusul sampai batas waktu yaitu
tahun 2020, maka akan semakin terjadi ketertinggalan dan kesenjangan bagi
negara-negara yang baru bergabung.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, dkk.2012.http://sosiologibudaya.wordpress.com/2012/04/03/hegemoni
kekuasaan-negara/ (diakses pada 21 maret 2013)
Bustami, gusmardi. Departemen Perdagangan Republik Indonesia.MENUJU
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015.

Mawaddah, imaroh.2012. Masyarakat Ekonomi ASEAN : Antara Siap dan
Tidak.Bandung:Penerbit Angkasa.

Sitohang, Japanton.1999.Dinamika hubungan ekonomi-politik Indonesia-Uni
Eropa .Jakarta:PPW-LIPI.

Hadi, syamsul.2011.Indonesia dan Proyek Integrasi Ekonomi ASEAN.Departemen
Hubungan Internasional FISIP-UI
Patria, Nezar dan Andi Arief. 1999. ANTONIO GRAMSCI, NEGARA DAN
HEGEMONI.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset