DESAIN ULANG POMPA ELETRICAL SUBMERSIBLE

DESAIN ULANG POMPA ELETRICAL SUBMERSIBLE PUMP
PADA SUMUR M-150 LAPANGAN BUNYU DI PT
PERTAMINA EP ASSET 5 BUNYU

LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
DONDY ZOBITANA
12010195

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2015

DESAIN ULANG POMPA ELETRICAL SUBMERSIBLE PUMP
PADA SUMUR M-150 LAPANGAN BUNYU DI PT
PERTAMINA EP ASSET 5 BUNYU

LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
DONDY ZOBITANA

12010195

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2015

DESAIN ULANG POMPA ESP PADA SUMUR M-150
LAPANGAN BUNYU DI PT. PERTAMINA EP ASSET 5
BUNYU FIELD

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:

DONDY ZOBITANA
12010195

Disetujui untuk Program Studi Teknik Perminyakan
Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu


Pembimbing I

Ismanu Yudiantoro, S.T, M.T

Pembimbing II

Agustina Prihantini, S.T

CURRICULUM VITAE
Personal Detail
Name

: Dondy Zobitana

NIM

: 12010195

Mailing Address


: Sakapurun Street No. 33 Kapuas
City,Central Kalimantan

Contact Number

: 082217464484

Place, Date of Birth : Kapuas, 11 th July 1994
O

Sex

: Male

Marital Status

: Single

Religion


: Moslem

Nationality

: Indonesian

Education Details
2013-Now

Oil and Gas Academy of Balongan Indramayu
Petroleum Engineering, Program D3, Indramayu,
Indonesia

2010-2013 Senior High School 02Kuala Kapuas, Central
Kalimantan
2007-2010 Junior High School 04 Kuala Kapuas, Central
Kalimantan
2001-2007 Elementary School 06 Kuala Kapuas, Central
Kalimantan


Organization
2013-Now

Member of IATMI (Association Of Indonesian
Petroleum Engineers)
2013-Now Basket Ball Player Of Oil and Gas Academy of Balongan
Indramayu
2013-Now Member of Student Units Activity in Departement
Basketball, Oil and Gas Academy of Balongan
2012-2013 Basket Ball Player Of senior High School SMAN 02 Kuala
Kapuas, Central Kalimantan
2010-2011 School Organization Of Senior High School SMAN 02
Kuala Kapuas, Central Kalimantan

Practical Work
2015

Practicum Of “Penilaian Forrmasi”


2015

Practicum Of Mud Test

2015

Practicum Analysis Of Formation Fluid

2014

Practicum Of Chemistry II

2014

Practicum Of Physics II

2014

Practicum Of Geology


2013

Practicum Of Physics I

2013

Practicum Of Chemistry I

Workshop
2015 Conserving National Energy with Innovative Mindset
2014 Be Successful In Job Hunting

Field Travelling
2015

Education and Training Centers Of Oil and Gas Cepu

2014

Museum Of Petroleum Indonesia


2013

Museum Of Geology Bandung

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustaghfirin.2014.”Teknik Produksi Migas IV”. Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Indonesia; Jakarta.
Brown, Kermit, E.”The technology of Artificial Lift Methods Volume 2b dan 4”;

USA.
Mulyadi, Slamet Hari. 2012.”Peralatan Permukaan di Lapangan Widuri”.

CNOOC SES

Ltd; Jakarta.

Rahmawati,Hanna. 2005.”Artificial Lift”. Departemen Teknik Perminyakan


Institut Teknologi Bandung ; Bandung.

FLOW CHART RE-DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE
PUMP
Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendesain pompa esp,
diantaranya adalah dari data komplesi (casing size, perforation zone, tubing size,
pump setting depth)

Menentukan rata-rata specific gravity dari fluida yang ada di reservoir.

Mengetahui BFPD yang diminta oleh Reservoir Engineer
berdasarkan dari hasil analisa production history dari
sumur tersebut.

Menentukan total dynamic head sumur tersebut dengan cara mengetahui
vertical lift, friction loss dan system pressure pada sumur tersebut.

Menentukan pompa yang akan digunakan cara menyesuaikan antara range
kapasitas pompa yang ditentukan oleh vendor dengan kapasitas yang

dibutuhkan untuk sumur tersebut.

Menentukan jumlah stages yang dibutuhkan sesuai dengan perbandingan total
dynamic head pada sumur tersebut dengan kapasitas lift/stage pada pompa.

Menentukan berapa besar horsepower yang dibutuhkan.

Membandingkan hasil desain pompa esp yang telah dibuat dengan yang sudah
ada dari vendor.

Menyimpulkan hasil penelitian

I. JUDUL
“Desain Ulang Pompa Electrical Submersible Pump Pada Sumur “X”
Lapangan “Y”
II. LATAR BELAKANG
Proses pengangkatan fluida dari sumur ke permukaan terdiri dari
beberapa metode, antara lain sumur sembur alam dan ada yang dibantu
dengan pengangkatan buatan yang sering disebut sumur sembur buatan
(artificial lift). Sumur sembur alam adalah sumur yang mengangkat fluida

reservoir dari dasar sumur ke permukaan dengan kemampuan alamiah
tekanan formasi (natural flow). Apabila tekanan formasi sudah mulai
mengecil sehingga tidak dapat untuk mengangkat fluida ke permukaan,
maka baru dilakukan pengangkatan buatan. Salah satu jenis pengangkatan
buatan yang bisa dilakukan adalah Electric Submersible Pump (ESP).
Peralatan pompa listrik submersible terdiri dari Pompa Sentrifugal,
Intake, Protector dan motor listrik. Unit ini ditenggelamkan didalam
cairan hidrokarbon pada sumur minyak dan disambungkan dengan tubing,
dan

motornya

dihubungkan

dengan

kabel

kepermukaan

dengan

Switchboard dan Transformer.
Pompa ESP dapat memproduksi minyak antara 200 bpd - 60000
bpd dan ke dalam pompa sampai 15000 ft. Ukuran motornya antara 1 - 700
horse power.
Pompa ESP tidak dibuat hanya dengan satu ukuran saja karena
pastinya setiap sumur akan berbeda-beda spesifikasi dan jumlah
hidrokarbon dibawahnya maka dari itu Pompa ESP terdiri dari banyak

1

2

ukuran guna menyesuaikan dengan spesifikasi sumur dan jumlah
hidrokarbon yang akan diangkat kepermukaan, untuk menentukan jenis
pompa apa yang akan digunakan dibutuhkan desain pompa, desain pompa
terdiri dari penentuan rata-rata specific gravity fluida yang akan diangkat
kepermukaan, perhitungan total dynamic head, penyeleksian pompa yang
tepat dan juga perhitungan total horsepower yang dibutuhkan oleh pompa
tersebut. Tanpa adanya desain pompa maka kita tak bisa menentukan jenis
pompa ESP apa yang akan digunakan untuk sumur kita.

III.TUJUAN
3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan pekerjaan
perusahaan atau di institusi tempat tugas akhir berlangsung.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku
perkuliahan.
3. Untuk meningkatkan daya kreativitas dan keahlian.
4. Mengetahui, mengenali dan memahami cara mendesain Electrical
Submersible Pump yang ada di lokasi.
3.2 Tujuan Yang Bersifat Khusus
1. Untuk mengetahui metode pemilihan pompa ESP.
2. Untuk mengetahui proses operasi ESP dilapangan.
3. Untuk mengetahui komponen utama ESP dan spesifikasi tools
yang digunakan pada perusahaan yang bersangkutan.

3

IV. DASAR TEORI
4.1. Pengertian Umum Pompa ESP
Electrical Submersible Pump adalah pompa yang dibuat atas dasar
pompa sentrifugal bertingkat (stage) banyak dimana setiap tingkat
mempunyai impeller, bagian berputar yang fungsinya memberikan
kecepatan terhadap cairan yang dipompakan dan diffuser adalah bagian
yang diam berfungsi mengubah tenaga yang berupa kecepatan tinggi
menjadi kecepatan rendah tetapi memiliki tenaga tinggi. Pompa ESP
secara keseluruhan dari pompa dan motornya ditenggelamkan kedalam
cairan, pompa ini digerakkan dengan motor listrik melalui suatu poros
motor (shaft) yang memutar sudutt-sudutt impeller pompa. Peraturan ini
menimbulkan gaya sentrifugal yang digunakan untuk mendorong pompa
ke permukaan.
Pada prinsipnya pompa-pompa ini sama saja kecuali pada bentuk
impeller dan diffusernya. Unit pompanya terdiri dari pompa centrifugal,
seal section (istilah Centrilift, Reda menyebutnya protector dan ODI
menyebut ini equalizer) dan electric motor. Unit ini ditenggelamkan di
cairan, disambung dengan tubing dan motornya dihubungkan dengan kabel
ke permukaan yaitu ke switchboard dan transformer (trafo).
Kabel tersebut diklem di tubing pada jarak 15-20 ft. Listrik bisa
dari 220-2400 volt tergantung unitnya. Pompa ini bisa memproduksikan
minyak dan air dari 300 Bpd sampai 6000 Bpd (pada ukuran ID casing 10
3

/4) dan kedalamannya ada yang sampai 1500 ft. Ukuran motornya bisa

4

dari 1 sampai lebih dari 700 daya kuda dan ini lebih besar dari alat pompa
manapun. Penggunaan umumnya pada industri minyak, baik untuk sumur
minyak, secondary recovery dan pada instalasi air di offshore unit.

4.2. Syarat-syarat Pemilihan Pompa ESP
1. Tekanan formasi sudah mulai mengecil atau tidak ekonomis.
2. Sumur tidak mempunyai problem kepasiran.
3. Tersedia peralatan ESP.

5

Gambar 4.1 Electrical Submersible Pump

4.3. Keuntungan dan Kerugian penggunaan pompa ESP
4.3.1

Keuntungan

1. Dapat beroperasi pada kecepatan tinggi.
2. Ruangan untuk penempatan pompa kecil.
3. Mampu memompa fluida dengan kapasitas besar dan aliran
kontinyu.

6

4. Dapat memisahkan gas yang mungkin mengganggu proses
pengisapan.
5. Mempermudah penanggulangan scale.
6. Lebih mudah dioperasikan dan biaya operasi rendah.
4.3.2

Kerugian

1. Pompa sentrifugal didesain beroperasi pada putaran yang tetap.
2. Kurang baik pada sumur yang memiliki problem kepasiran.

4.4. Peralatan Bawah Permukaan
4.4.1. Pompa
Pompa

dipasang

menggantung

pada

tubing

dengan

menggunakan tubing hanger. Pompa yang dipakai adalah jenis pompa
centrifugal multi stage, satu stage terdiri dari satu impeller dan satu
diffuser. Impeller terkunci pada sumbu pompa (shaft), sedangkan
diffuser berada pada housing pompa dengan compression sub jumlah
stage yang dipasang pada setiap pompa akan berkolerasi langsung
dengan kapasitas head ( head capacity) dari pompa tersebut.
Dalam pemasangan di lapangan dapat menggunakan lebih dari
satu pompa yang biasanya disebut tendem. Sedangkan banyaknya
pompa yang dipasang akan bervariasi dua atau tiga tergantung dari
head capacity yang dibutuhkan untuk menaikan fluida dari dasar sumur
ke permukaan.

7

Untuk mengoptimalkan kerja pompa, pompa diletakan ± 300 ft
dibawah tinngi cairan. Pompa sangat sensitif terhadap rate fluida yang
masuk, jika beban cairan yang masuk ke pompa berkurang maka akan
menyebabkan arus listrik menurun, kondisi ini disebut underload dan
pompa akan mati. Penyebab underload adalah masuknya gas yang
berlebihan sehingga bebab pompa menjadi lebih ringan (gas locking).
Dan sebaliknya apabila beban pompa menjadi lebih berat dari keadaan
awal maka akan menyebabkan arus meningkat (overload). Overload ini
biasanya disebabkan oleh naiknya laju produksi atau juga karena scale
yang terbawa ke pompa.
4.4.2. Intake
Dipasang di bawah pompa dimana cara menyambung sumbunya
memakai coupling. Intake dirancang untuk mengurangi volume gas
yang masuk ke dalam pompa gas separator.
Hasil yang berupa gas akan dialirkan menuju annulus dan
dialirkan ke flowline lewat casing valve, sedangkan cairan akan
mengalir ke pompa melalui tubing ke permukaan. Cairan yang telah
mengalami proses pemisahan tidak 100% murni cairan tetapi masih
mengandung gas tergantung dari kemampuan gas separator tersebut.
Bila sumur tidak banyak mengandung gas cukup menggunakan
standar intake. Intake merupakan saluran masuknya fluida dari dasar
sumur ke pompa menuju ke permukaan.

8

1. Standar Intake
Digunakan untuk sumur produksi dengan GRL rendah.
Jumlah gas yang masuk ke intake harus kecil dari 10 – 15 % dari
total volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk tempat
masuknya fluida ke pompa, dan di bagian luarnya dipasang selubung
(screen) yang berguna untuk menyaring partikel masuk ke intake
sebelum masuk ke pompa.
2. Rotary Gas Separator
Dapat memisahkan gas sampai 90% dan dipasang untuk
sumur-sumur dengan GRL tinggi, tidak direkomendasikan untuk
sumur-sumur yang abrasive.
Cara pemisahan gas dari fluida berlangsung dimana fluida
memasuki gas separator langsung menuju bagian bawah inducer
yang berbentuk ulir. Pada bagian ini fluida akan mengalami
kenaikan tekanan dan mendorong ke atas memasuki sudutt pemutar
(centrifuge) dan akibat adanya gaya sentrifugal maka gas akan
memisahkan diri dari cairan. Akibat dari terpisahnya gas, maka
cairan akan mempunyai masa jenis yang lebih besar dan akan
terlempar ke dinding, sedangkan gas yang lebih ringan akan
bergerak ke atas sepanjang sudutt pemutar menuju pemisah aliran.
3. Static Gas Separator
Static Gas Separator atau sering disebut Reverse Gas
Separator, mampu memisahkan gas hingga 20% dari fluidanya.

9

Fluida yang masuk melalui screen akan mengalami proses
pencekikan (throating), sehingga fluida tersebut akan mengalami
penurunan tekanan.
Pada tahap pertama ini sebagian gas yang terlarut dalam
cairan akan terlepas dan selanjutnya akan mengalami pembalikan
arah aliran ke bawah menuju ke pick up impeller yang ada pada gas
separator tersebut. Impeller ini berfungsi sebagai pemutar dan
sekaligus pengangkatan ke fluida ke atas. Putaran impeller akan
menimbulkan proses turbulensi pada fluida dan proses sentrifugal,
dimana cairan akan terlempar ke luar. Sedangkan gasnya akan tetap
berada dipusaran sekitar sumbu. Bersama-sama gas dan cairan
bergerak ke atas.
Cairan diarahkan masuk ke pompa sedangkan gas yang
diarahkan keluar menuju annulus melalui lubang yang berada di
bagian atas separator. Dengan demikian diharapkan pada saat fluida
memasuki stage pompa, fluida mempunyai masa jenis yang relatif
lebih tinggi dengan kondisi sebelum mengalami pemisahan.
4.4.3. Protector
Protector (reda) sering disebut juga dengan seal section
(centilif) atau equalizer. Protector diisi dengan oil yang memiliki nilai
tahanan tinggi karena jika nilai tahanan rendah maka akan
mengantarkan arus listrik dan akan menyebabkan terhubungannya

10

antara phase dengan ground (body), sehingga akan menyebabkan motor
terbakar.
Secara prinsip protector mempunyai empat fungsi utama, yaitu:
1. Untuk melindungi tekanan dalam motor dari tekanan di annulus.
2. Menyekat masuknya fluida sumur ke dalam motor.
3. Tempat duduknya thrust bearing yang mempunyai bantalan axial
dari jenis marine type untuk meredam gaya axial yang ditimbulkan
oleh pompa.
4. Memberikan ruang pada pengembangan dan penyusutan minyak
motor sebagai akibat perubahan temperature dari motor pada saat
bekerja matikan.
4.4.4. Motor
Jenis motor pompa ESP adalah motor tiga fasa yang diisi
minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik (electric
strength). Motor dipasang paling bawah pada rangkaian dan motor
digerakan oleh arus listrik yang dikirim melalui kabel dari permukaan.
Motor berfungsi untuk menggerakan pompa dengan mengubah
tenaga listrik menjadi tenaga kinetik.
1. Rotor
Rotor adalah gulungan kabel haltist yang berputar. Yang sering
dipergunkan adalah motor induksi, dimana rotor dibuat dari besi pejal
silindris 1 feet panjangnya yang dipasang di shaft menggunakan key.

11

2. Stator
Stator adalah gulungan kabel halus yang stasioner dan
menempel pada badan motor. stator menginduksi aliran listrik dan
mengubah menjadi tenaga putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor
maka poros (shaft) yang berada ditengahnya akan ikut berputar,
sehingga poros yang saling berhubungan akan ikut berputar pula (poros
pompa,intake dan protector).
 System Pendinginan pada Motor
Panas yang dibutuhkan oleh putaran rotor akan dipindahkan ke
housing motor melalui media minyak motor, untuk selanjutnya dibawa
ke permukaan melalui fluida formasi.
Untuk

mendapatkan

pendinginan

yang sempurna

maka

pemasangan ESP sangat dianjurkan diatas perforasi untuk memastikan
fluida yang masuk ke intake melalui seluruh housing motor. Untuk set
pompa di bawah perforasi diperlukan motor jacket sehingga aliran
fluida dirahkan ke bawah untuk pendinginan motor.
 Voltage drop
Voltage drop atau kehilangan tegangan adalah suatu kejadian
yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Panjang kabel
2. Temperatur sumur
3. Ukuran kabel
4. Rating ampere kabel

12

 Voltage unbalance
Ketidakseimbangan tegangan yang diterima oleh motor akan
menyebabkan ketidakseimbangan arus pada motor tersebut, sehingga
akan menimbulkan titik panas yang tidak merata didalam sistem isolasi
dan pada akhirnya akan merusak bagian yang terlemah dari seluruh
sistem yang ada didalam motor, sehingga akan menyebabkan motor
terbakar.
 Ampere motor
Besarnya ampere motor tergantung dari besarnya beban horse
power yang ditimbulkan oleh pompa saat mengangkat fluida.
 Scale
Scale atau kotoran adalah material dari dalam formasi yang
dapat membuat motor korosif dan rusak.
4.4.5. Electric Cable
Kabel listrik yang digunakan adalah jenis 3 konduktor. Dilihat
dari jenisnya ada 2 jenis, yaitu: flat cable dan round cable type. Kabel
berfungsi sebagai media penghantar arus listrik dari switchboard
sampai motor ESP dalam sumur.
4.4.6 Pressure Sensing Instrument Unit
Pressure Sensing Instrument Unit atau PSI mempunyai dua
komponen utama, yaitu:

13

1. PSI Down Hole Unit
Dipasang di bawah motor type upper atau center tendem karena
alat ini dihubungkan dari electric motor yang seolah – olah bagian dari
motor.
2. PSI Surface Hole Unit
Merupakan bagian dari sistem yang mengontrol kerja down hole
unit serta merupakan informasi yang di ambil dari down hole unit.

4.5

Peralatan Atas Permukaan
4.5.1 Wellhead
Wellhead

atau

kepala

sumur

adalah

tempat

duduk

menggantungnya tubing di dalam sumur. Wellhead yang digunakan
untuk instalasi ESP tidak sama dengan wellhead untuk sumur sembur
alam tetapi disesuaikan dengan keperluan.
Wellhead dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang
mempunyai lubang untuk kabel pack off, wellhead juga dilengkapi
dengan seal agar gas tidak bocor ke permukaan.
4.5.2 Junction Box
Junction box ditempatkan antara kepala sumur dan switchboard
untuk alasan keamanan. Junction box biasanya diletakan ± 15 feet dari
kepala sumur dan normalnya 2 sampai 3 feet diatas permukaan tanah.
Fungsi Junction box antara lain :

14

1. Sebagai vertilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi ke
permukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.
2. Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan
kabel dari permukaan.
4.5.3 Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja dipermukaan saat
pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan
underload protection juga ammeter chart yang berfungsi mencatat arus
motor bekerja. Ampere chart ini merupakan bagian yang sangat penting
untuk memberikan informasi tentang kejadian pada motor dalam sumur.
Fungsi utama dari switchboard adalah:
1. Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem
seperti: overload atau underload current.
2. Auto restart underload pada kondisi intermittent well.
4.5.4 Transformer
ESP motor mempunyai kapsitas horse power, ampere, serta
voltage

yang

beragam.

Tegangan

yang

dibutuhkan

untuk

mengoperasikan ESP motor berkisar antara 7.200 – 13.800 volt. Alasan
pemberian tegangan input tinggi adalah untuk mendapatkan ampere
yang rendah pada jalur transmisi sehingga tidak diperlukan kabel yang
besar, karena selain harganya mahal juga tidak praktis.

15

Tegangan input pada stasiun pemakain dinaikan menggunakan
step up transformer sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh
motor.

4.6

Prinsip kerja Electrical Submersible Pump (ESP)
ESP mempunyai sifat seperti pompa centrifugal yang lain. Setiap

stage terdiri dari satu impeller dan diffuser. Dalam operasinya, fluida
diarahkan ke dasar impeller dengan arah tegak. Gerak putar diberikan pada
cairan oleh sudut-sudut impeller. Gaya centrifugal fluida menyebabkan aliran
radial dan cairan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi dan
diarahkan kembali ke impeller berikutnya oleh diffuser. Fluida produksi akan
lewat pada impeller-impeller yang disusun berurutan dan di setiap stage akan
mengembangkan tekanan atau head. Head total yang terjadi merupakan
jumlah masing-masing head yang terbentuk di setiap impeller.
Berdasarkan prinsip kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putar
tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah mesin hidraulis dengan jalan memutar
cairan melalui Impeller pompa, Impeller akan mendorongnya masuk. Sebagai
akibat proses sentrifugal maka fluida tersebut akan terlempar keluar dan
diterima oleh diffuser. Oleh diffuser tenaga kinetis akan diubah menjadi
tenaga potensial (tekanan), maka dengan demikian terjadilah proses
pengisapan.

16

4.7

Teori Dasar Produktivitas Formasi
Produktivitas formasi adalah kemampuan suatu formasi untuk

memproduksikan fluida yang ada di dalam reservoir pada kondisi tekanan
tertentu. Pada umumnya sumur-sumur baru mempunyai tenaga pendorong
alami yang mampu mengalirkan fluida hidrokarbon dari reservoir ke
permukaan. Seiring berjalannya waktu reservoir berproduksi, kemampuan
dari formasi untuk mengalirkan fluida tersebut akan mengalami poenurunan,
yang besarnya sangat tergantung pada penurunan tekanan yang ada di
reservoir.
Parameter-parameter yang menyatakan nilai dari sebuah produktivitas
formasi adalah Indeks Produktivitas (PI) dan Inflow Performance
Relationship (IPR).

V.

METODOLOGI PENELITIAN
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendesain pompa esp,
diantaranya adalah dari data komplesi (casing size, perforation zone,
tubing size, pump setting depth)
2. Menentukan rata-rata specific gravity dari fluida yang ada di reservoir.
3. Mengetahui BFPD yang diminta oleh Reservoir Engineer berdasarkan
dari hasil analisa production history dari sumur tersebut.
4. Menentukan total dynamic head sumur tersebut dengan cara mengetahui
vertical lift, friction loss dan system pressure pada sumur tersebut.

17

5. Menentukan pompa yang akan digunakan cara menyesuaikan antara
range kapasitas pompa yang ditentukan oleh vendor dengan kapasitas
yang dibutuhkan untuk sumur tersebut.
6. Menentukan jumlah stages yang dibutuhkan sesuai dengan perbandingan
total dynamic head pada sumur tersebut dengan kapasitas lift/stage pada
pompa.
7. Menentukan berapa besar horsepower yang dibutuhkan.
8. Membandingkan hasil desain pompa esp yang telah dibuat dengan yang
sudah ada dari vendor.
9. Menyimpulkan hasil penelitian.

VI.

PERSIAPAN DATA
Data Reservoir
Permeabilitas
Saturasi
Tenaga Pendorong (Drive Mechanism)
- Watew Drive Mechanism (Tinggi)
- Gas Cap Mechanism (Rendah)
- Solution Gas Mechanism (Rendah)
Data Produksi
Qo (Laju Alir), bpd
Qtot (Laju Alir Total), bpd
Wc (Water Cut), %
Pwh (Pressure Well Head), psi
Pwf (Pressure Well Flowing), psi
Pr (Pressure Reservoir), psi
Pc (Pressure Casing), psi
SG (Spesific Gravity), psi
API Gravity, °API
Bo (Faktor Volume Formasi Minyak), bbl/scf
Pt (Pressure Tubing), psi
Ø (Viskositas Minyak), cp

-

18

Data Sumur
SFL (Static Fluid Level), ft
DFL (Dynamic Fluid Level), ft
D (Depth), ft
ID Tubing (Inside Diameter)
WFL (Working Fluid Level), ft
re (Jari-jari Pengurasan), ft
rw (Jari-jari Sumur), ft
Casing Size (Diameter Casing), inch
Casing Weight (Berat Casing/Ft), lb/ft

-

19

VII. Kesimpulan Sementara
1. Mengetahui bagaimana proses kerja dari Electical Submesible Pump
2. Mengetahui bagaimana data yang di gunakan dalam mendesain ulang
sebuah pompa electrical submersible pump.

20

VIII. Rencana Kegiatan
8.1 Time Schedule
Adapun waktu yang diajukan penulis untuk melakukan tugas
akhir lapangan ini lamanya yaitu satu bulan terhitung mulai dari
tanggal 07 Februari s/d 31 Maret 2016. Untuk waktu yang lebih
spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada di perusahaan ataupun di
lapangan. Kegiatan ini dapat disesuaikan dengan kebijakan dari
perusahaan.
Secara terstruktur, kegiatan praktek kerja lapangan ini dapat
dilihat pada tabel berikut :

No

Rincian Kegiatan

Minggu
I

1.

Pengenalan



II

III

IV





V

VI

VII

VIII



Lingkungan Kerja
2.

Mendalami Proses
Praktek Lapangan





3.

Pengambilan Data

4.

Pengolahan Data







5.

Penyusunan







Laporan

IX. RENCANA DAFTAR ISI
JUDUL ---------------------------------------------------------------------------------ABSTRAK -----------------------------------------------------------------------------LEMBAR PENGESAHAN --------------------------------------------------------CURRICULUM VITAE ------------------------------------------------------------KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------------DAFTAR GRAFIK ------------------------------------------------------------------DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------------------------------DAFTAR LAMPIRAN -------------------------------------------------------------BAB I

PENDAHULUAN -------------------------------------------------------1.1. Latar Belakang -------------------------------------------------------1.2. Tema Kerja Praktek -------------------------------------------------1.3. Tujuan Kerja Praktek -----------------------------------------------1.3.1. Tujuan Umum -----------------------------------------------1.3.2. Tujuan Khusus ----------------------------------------------1.4. Manfaat ---------------------------------------------------------------1.4.1. Perusahaan ---------------------------------------------------1.4.2. Akademis ----------------------------------------------------1.4.3. Mahasiswa ---------------------------------------------------

BAB II

TINJAUAN TEORI ---------------------------------------------------1.1. Aliran Media Berpori ------------------------------------------------

20

1.3.1. Productivity Index (PI) -----------------------------------1.3.1. Inflow Performance Relantionship (IPR) --------------1.3.1. Pressure Loss -----------------------------------------------1.2. Pengertian Umum Pompa ESP ------------------------------------2.2. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Pompa ESP ----------2.3. Peralatan Bawah Permukaan Pompa ESP -----------------------2.4. Peralatan Atas Permukaan Pompa ESP --------------------------BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ------------------------------------3.1. Orientasi Lapangan --------------------------------------------------3.2. Metode Wawancara --------------------------------------------------3.3. Study Literature -------------------------------------------------------

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ----------------------------

BAB V

PUMP DESIGN PADA SUMUR ”X” LAPANGAN ”Y” -------

5.1. Data Sumur Yang Dibutuhkan ------------------------------------5.1.1. Data Sumur --------------------------------------------------5.1.2. Production History -----------------------------------------5.2. Average Specific Gravity -------------------------------------------5.3. Total Dynamic Head -------------------------------------------------5.3.1. Vertical Lift -------------------------------------------------5.3.2. Friction Loss ------------------------------------------------5.3.3. System Pressure ---------------------------------------------5.4. Jumlah Stage Yang Dibutuhkan -----------------------------------5.5. Horse Power Yang Dibutuhkan Pompa ----------------------------

5.6. Hasil Pump Design Berdasarkan Perhitungan -------------------5.7. Perbandingan Hasil Yang Didapat Dengan Hasil Dari Vendor
BAB VI

KESIMPULAN ----------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------