sejarah dan pentingnya hukum pidana

BAHAN KULIAH
HUKUM
PEMBUKTIAN
PIDANA
OLEH
AIRI SAFRIJAL,
S.H., M.H.
FAKULTAS

THPAN2 DLM HKM
ACARA PID
• Menurut sistem yang dianut oleh Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana maka
tahapan-tahapan yang harus dilalui secara
sistematis dalam peradilan pidana adalah:
• Tahap Penyidikan (opsposing);
• Tahap Penuntutan (vervolging);
• Tahap Mengadili (rehhspraak);
• Tahap Pelaksanaan Putusan (eksekusi);
• Tahap Pengawasan&Pengamatan
Putusan Pengadilan.


SURAT DAKWAAN
Surat yg dibuat jaksa PU atas dasar BAP
yg diterimanya dr penyidik yg memuat
uraian secara cermat, jelas dan lengkap
ttg rumusan tindak pidana yg telah
dilakukan seseorang atau beberapa orang.
 ARTI PENTING SURAT DAKWAAN
Bagi PU :
1. Dsr pnntutan prkra ke pengadilan;
2. Dsr utk pmbktian&pmbhsan juridis dlm
tntutan pid.

 Bagi Terdakwa/PH
1. Surat dakwaan mrpkan dsr utk mlkkan pmblaan
dg mnyiapkan bukti2 kmblikan thdp apa yg
didakwakan olh PU.
Bagi Hakim
1. Dsr pmriksaan di persidangan;dan
2. Pedoman utk mngmbil kptusan yg akn dijtuhkan.

 PNDNGAN&KDDKAN PR PHK DLM
PSIDANGAN:
 Terdakwa kddkan&sikapnya: (Een Subjective
beoodelling van een subjective positie) mksdnya,
bbas utk mngmbil skap dlm sdang, artinya blh ia
berdusta utk kpntingan dirinya sndri.

 Pembela kddkan&skapnya : (Een objective
beoodelling van een subjective positie) mksdnya
skap pmbla dlm sdang hrs ddsarkan kpd
kpntngan si terdakwa, pmbla hrs mngtarakan
hal2 yg dpt mrngankan bhkan klu mgkin utk
mbbaskan terdakwa. Tp hrs mmkai ukran&tdk
blh dusta, ia brsha mncri kbnran.
 PU kddkan&skapnya : (Een subjective
beoodelling van een subjective positie) mksdnya
sbg wkil ngra hrs mnyandarkan skapnya kpd
kpntngan masy&ngra, artinya PU hrs objektif dlm
sdang, jk tdk ckp terbukti kslhan si terdakwa PU
hrs mmta spy terdakwa utk dibbskan.


 Hakim kddkan&skapnya : (Een
objective beoodelling van een
subjective positie) mksdnya sgl2nya
hrs diprhtikan olh hakim baik
kpntngan terdakwa/kpntngan masy.
Artinya apakah terdakwa mlkkan
kjhtan krn faktor kmsknan, dan
apakah ia mlkkan kjhtan br prtma
klinya, olh krn itu hkman hrs ringan
drpd ia mlkkan utk kdua klinya, dll.

PENGERTIAN&MACAM2 PUTUSAN
• Produk hakim dr hsil pmriksaan prkra di
prsdngan ada 3 mcam yaitu ptsan, pntapan,
dan akta prdmaian. Putusan adl prnytaan
hakim yg dituangkan dlm bntk trtlis&diucapkan
olh hakim dlm sdng trbka utk umum sbg hsil dr
pmrksaan prkra ggtan (kontentius). Penetapan
adl prnytaan hakim yg dituangkan dlm bntk

trtlis&diucapkan olh hakim dlm sdng trbka utk
umum sbg hsil dr pmrksaan prkra prmhonan
(voluntair). Sedangkan akta perdamaian adl
akta yg dibuat olh hakim yg brsi hsil msywrah
antra para phk dlm sngkta utk mngkhiri
sngkta&brlku sbg ptsan.

BEBERAPA JENIS PUTUSAN HAKIM:
 Putusan Bebas (Vrijspraak/Acquittal),
dlm hal ini brrti Trdkwa dinytkan bbs dr
tttan hkm. Brdsrkan Psl 191 ayat (1)
KUHAP ptsan bbas tjdi bl Pengadilan
bpndpat bhw dr hsil pmriksaan di sdng
Pengadilan kslhan trdkwa ats prbuatan
yg didkwakan tdk trbkti scra sah dan
mykinkan krn tdk trbkti adanya unsur
prbuatan mlwan hkm yg dilkkan olh
Trdakwa. (Psl 191 (1) KUHAP).

 Putusan Lepas (Onslag van alle

Rechtsvervolging), dlm hal ini brdsarkan Psl
191 ayat (2) KUHAP Pengadilan brpndpat
bhw prbuatan yg didkwakan kpd Trdakwa
trbkti, nmun prbuatan tsb, dlm pndngan
hakim, bkn mrpkan suatu tndk pid.
 Putusan Pemidanaan (Veroordeling), dlm
hal ini brarti Trdakwa scr sah&mykinkan tlh
trbukti mlkkan tndk pid yg didkwakan
kpdnya, olh krn itu Trdakwa dijthi hkman pid
ssuai dg ancman psl pid yg didkwakan kpd
Trdakwa, (Psl 193 (1) KUHAP).

UPAYA HUKUM
• Upaya hkm adl hak trdakwa/PU utk mlwan ptsan
pengadilan (vonis) utk tdk mnrma ptsan
pengadilan.
• Mksud dr upaya hkm adl utk mmprbaiki kslhan yg
diprbuat olh instansi hkm sblmnya.
2 macam upaya hkm dlm KUHAP :
– Upaya hukum biasa :

• Verzet (perlawanan)
• Banding
• Kasasi
– Upaya hukum luar biasa :
• Kasasi demi kepentingan hukum
• PK ptsan pengadilan yg tlh mmprleh kktan
hkm yg ttp (herzeining)

HUKUM PEMBUKTIAN
PIDANA
SUMBER2 HKM PEMBUKTIAN :
1.
UU;
2. DOKTRIN/AJARAN;DAN
3. YURISPRUDENSI.

 Hukum pembuktian merupakan ketentuanketentuan mengenai pembuktian yang
meliputi alat bukti, barang bukti, cara
mengumpulkan dan memperoleh bukti sampai
pada penyampaian bukti di pengadilan serta

kekuatan pembuktian dan beban pembuktian.
Sementara itu, hukum pembuktian pidana
adalah ketentuan-ketentuan mengenai
pembuktian yang meliputi alat bukti, barang
bukti, cara mengumpulkan dan memperoleh
bukti sampai pada penyampaian bukti di
pengadilan serta kekuatan pembuktian dan
beban pembuktian dalam perkara pidana. 

PENGERTIAN
PEMBUKTIAN
Pembuktian adl suatu proses kgtan
utk mbktikan sstu/mnytakan kbnaran
ttg suatu peristiwa. Pasal 183 KUHAP
mnytakan : “Hakim tdk blh mjtuhkan
pid kpd ssorg, kcli apbla dg
skrang2nya dua alat bukti yg sah
dan ia mprleh kykinan bhw suatu
tindak pid bnr tjd dan bhw
terdakwalah yg brslah mlkkannya.


 ALAT BUKTI&BARANG BUKTI
 Ktntuan alat bukti yg sah diatur dlm
Pasal 184 KUHAP :
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;dan
5. Keterangan terdakwa.
 Dlm sstm pembuktian hkm acara pid
yg menganut stelsel negatief wettelijk,
hny alat2 bukti yg sah mnrut UU yg dpt
dipergunakan utk pembuktian.

 Barang Bukti, KUHAP tdk mnybetkan scra jls ttg yg
dimksud dg barang bukti. Namun dlm Pasal 39
ayat (1) KUHAP disbtkan apa2 sj yg dpt disita, yaitu :
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang
seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari
tindakan pidana atau sebagai hasil dari tindak

pidana;
b. benda yang telah dipergunakan secara langsung
untuk melakukan tindak pidana atau untuk
mempersiapkannya;
c. benda yang digunakan untuk menghalang-halangi
penyelidikan tindak pidana;
d. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan
melakukan tindak pidana;dan
e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung
dengan tindak pidana yang dilakukan

Dpt disimpulkan bhw:
Alat bukti adl sgl sstu yg ada hub-nya dg
suatu prbtan, dmna dg alat2 bukti tsb dpt
diprgnkan
sbg
bhan
pmbktian
gna
mnimbulkan kykinan hakim ats kbnran

adanya suatu tindak pid yg tlh dilkkan olh
ssorg.
Barang bukti adl hsl srngkaian tndkan
penyidik dlm pnytaan, penggeledahan, dan
atau pemeriksaan surat utk mngmbil alih dan
atau mnyimpan di bwh pnguasaannya bnda
bergerak/tdk brgrak utk kpntingan pmbktian
dlm pnydikan, pnnttan, dan peradilan.

 YG MNGJUKAN ALAT BUKTI :
1. PU
dg
tjuan
utk
mmbktikan
dakwaannya;dan
2. Terdakwa/PH, jk ada alat bukti yg brsfat utk
mringankan/mmbbaskan terdakwa.
 YANG DIBUKTIKAN
1. Dsr pmriksaan prsdangan adl surat

dakwaan (utk perkara biasa) atau catatan
dakwaan (utk perkara singkat), yg brsi
prbtan2 yg dilkkan olh seorg terdakwa pd
hr, tgl, jam, srt tmp sbgmna didakwakan.
2. Olh krn itu yg dibuktikan dlm psidngan adl
prbtan2 yg dianggp mlnggar ktntuan tindak
pidana.

TUJUAN&GUNA
PEMBUKTIAN
1. Bagi PU = Pmbktian adl mrpkan usha utk
mykinkan hakim yakni brdsrkan alat bukti yg
ada, agr mnytkan ssorg terdakwa bslah ssuai
dg surat/cttan dakwaan;
2. Bagi Terdakwa/PH = Pmbktian adl mrpkan
usha sbliknya, utk mykinkan hakim yakni
bdsarkan alat bukti yg ada, agr hakim mnytkan
terdakwa dibbskan/dilpskan dr tnttan
hkm/mrngankan pid-nya.
3. Bagi Hakim = ats dsr pmbktian tsb yakni dg
adanya alat2 bukti yg ada dlm prsdangan baik
yg brsal dr PU/PH terdakwa dibuat dasar utk
mbuat keputusan.

HAL2 YG MNYNGKUT HKM
PMBKTIAN DIATUR SBB :
Sstm pmbktian diatur dlm Psl 183 KUHAP;
Mcm2 alat bukti diatur dlm Psl 184 KUHAP;
Kktan pmbktian diatur dlm Psl 185 s/d Psl 189
KUHAP :
1. Psl 186 KUHAP mngtur pnlaian Ket Ahli.
2. Psl 187 KUHAP mngtur pnlaian Surat.
3. Psl 188 KUHAP mngtur pnlaian petunjuk.
4. Psl 189 KUHAP mngtur pnlaian Ket Terdakwa.

SECARA TEORETIS TERDAPAT 4
TEORI MENGENAI SISTEM
PEMBUKTIAN YAITU :
1. Sistem pembuktian menurut
Undang-undang secara positif
(positief wettelijke bewijs theorie)
Mnrut teori ini, sstm pmbktian positif
bergantung pd alat2 bukti sbgmna dsb
scra limitatif dlm UU. Singkatnya, UU tlh
mntukan ttg adanya alat2 bukti mna yg
dpt dipakai hakim, cara bgmna hakim
mnggnakannya, kekuatan alat bukti tsb
dan bgmna hakim hrs mmutus terbukti
atau tdknya perkara yg sdang diadili.

lnjtan....,
Jadi jika alat-alat bukti tersebut digunakan
sesuai dengan undang-undang maka hakim
mesti menentukan terdakwa bersalah
walaupun hakim berkeyakinan bahwa terdakwa
tidak bersalah
• Kebaikan sistem pembuktian ini, yakni hakim
akan berusaha membuktikan kesalahan
terdakwa tanpa dipengaruhi oleh nuraninya
sehingga benar-benar obyektif karena menurut
cara-cara dan alat bukti yang di tentukan
oleh uu.

2. Sistem pembuktian menurut keyakinan hakim
melulu (conviction intime)
• Pada sistem pembuktian berdasarkan keyakinan
hakim, hakim dapat menjatuhkan putusan berdasarkan
keyakinan belaka dengan tidak terikat oleh suatu
peraturan.
3. Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan
hakim atas alasan yang logis (Laconviction
Raisonnee)
• Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan seseorang
bersalah berdasarkan keyakinannya, keyakinan yang
didasarkan kepada dasar-dasar pembuktian disertai
dengan suatu kesimpulan (conclusie) yang
berlandaskan kepada peraturan-peraturan pembuktian
tertentu.

Persamaan antara keduanya ialah keduanya
sama berdasar atas keyakinan hakim, artinya
terdakwa tidak mungkin dipidana tanpa adanya
keyakinan hakim bahwa ia bersalah.
4. Sistem pembuktian menurut undangundang secara negatif (negatief wettelijke
bewijs theorie)
• Pada prinsipnya, sistem pembuktian menurut
undang-undang secara negatif menentukan
bahwa hakim hanya boleh menjatuhkan pidana
tehadap terdakwa apabila alat bukti tersebut
secara limitatif ditentukan oleh undang-undang
dan didukung pula oleh adanya keyakinan hakim
terhadap eksistensinya alat-alat bukti tersebut.

lnjtan....,
Artinya hakim hanya boleh menyatakan
terdakwa bersalah melakukan tindak pidana
yang didakwakan  apabila ia yakin dan
keyakinannya tersebut didasarkan kepada alatalat bukti yang sah menurut undang-undang.
Ada dua hal yg mrpkan syarat utk mmbktikan
kslhan terdakwa, yakni:
1. pertama, Wettelijk yaitu adanya alat-alat bukti
yg sah dan dittpkan olh uu.
2. kedua, yaitu adanya keyakinan (nurani) dri
hakim, shngga brdsarkan bukti2 tsb hakim
meyakini kslhan terdakwa. Antara alat-alat bukti
dg keyakinan diharuskan adanya hubungan
causal (sebab akibat).

ALAT BUKTI
KETERANG
AN SAKSI

ALAT BUKTI KET SAKSI
DASAR HUKUM
1. Pemeriksaan Saksi (Psl 159 s/d 174 KUHAP)
2. Keterangan Saksi (Psl 184 s/d 185)
 Pengertian Saksi
“Saksi adl org yg dpt mbrikan ket gna kpntingan
pnydikan, pnntutan dan peradilan ttg suatu
perkara pid yg ia dngar sndiri, ia Iht sndiri dan ia
alami sndiri” (Psl 1 angka 26 KUHAP) .
“Ket saksi adl slh stu alat bukti dlm perkara pid yg
brpa ket dr saksi mngnai suatu prstiwa pid yg ia
dngar sndiri, ia lht sndiri dan ia alami sndiri dg
mnyebut alsan dan pengetahuannya itu.” (Psl 1
angka 27 KUHAP).

PROSEDUR PEMANGGILAN SAKSI :

Pemanggilan thdp saksi dilkkan olh pnyidik ssuai
dg Psl 112 KUHAP ayat (1) KUHAP yaitu :
“Penyidik yg mlkkan pmriksaan, dg mnybutkan
alsan pmnggilan scra jls, brwnang mmnggil
tersangka dan saksi yg dianggap prl utk
diperiksa dg surat panggilan yg sah dg
mprhtikan tenggang waktu yg wjar antara
diterimanya pnggilan dan hri seorg itu
diharuskan mmnuhi panggilan tsb”.
“PU mnympaikan surat panggilan kpd saksi yg
mmuat tgl, hri srt jam sdang dan utk perkara
apa ia dipanggil yg hrs sdh diterima olh yg
bsngkutan slmbat2nya 3 hri sblum sdang dimlai”
(Psl 146 ayat (2) KUHAP).

Lnjtan....., Psl 227 KUHAP :
“Semua Jenis pbrtahuan atau panggilan olh phk yg
brwnang dlm smua tngkat pmriksaan kpd terdakwa, saksi
atau ahli dismpaikan slmbat2nya 3 hri sblm tgl hdir yg
ditntukan, di tmp tinggal mrka atau di tmp kediaman
mereka terakhir” (Psl 227 ayat (1)).
“Petugas yg mlksnakan panggilan tsb hrs brtemu sndiri
dan berbicara lngsung dg org yg dipanggil dan mbuat
catatan bhw pnggilan tlh diterima olh yg brsngkutan dg
mbbuhkan tgl srt tnda tngan, baik olh ptgas maupun org
yg dipanggil dan apbla yg dipnggil tdk mndatangani mk
ptgas hrs mencatat alasannya” (Psl 227 ayat (2)).
“Dlm hal org yg dipnggil tdk trdpt slh stu tmp sbgmna
dimksud ayat (1), surat pnggilan dismpaikan mllui kpla
desa atau pjbat dan jk di luar negeri mllui prwkilan RI di
tmp dimna org yg dipnggil biasa berdiam dan apbla msh
blm jg brhsil dismpaikan, mk surat pnggilan ditmpelkan di
tmp pngmuman kntor pjbat yg mngeluarkan pnggilan tsb”
(Psl 227 ayat (3)).

UNSUR TERPENTING DLM
SURAT PEMANGGILAN SAKSI
1. Identitas petugas yang mengantar surat
pemanggilan. Identitas jelas orang yang
dipanggil.
2. Status nya yang dipanggil sebagai apa,
harus jelas.
3. Alasan pemanggilan harus jelas yaitu
menerangkan perbuatan pidana yang
diduga diketahui oleh saksi.
4. Tempat pemeriksaan

Saksi tdk mau hdir di
prsidangan
Dlm hal saksi tdk hdir, mskipun tlh dipnggil dg sah
dan hakim ketua sdang mpunyai ckp alsan utk
mnyangka bhw saksi itu tdk akn mau hdir, mk hakim
ketua sdang dpt mmrintahkan spya saksi tsb
dihdapkan ke persidangan (Psl 159 ayat (2) KUHAP).
Psl 224 KUHP : Barang siapa dipanggil sbg saksi, ahli
atau juru bhsa mnurut UU dg sngaja tdk mmnuhi
kwjiban bdsarkan UU yg hrs dipnuhinya, diancam:
(1) dalam perkara pidana, dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan;
(2)dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling
lama enam bulan.

Syarat ktrngan saksi sbg alat bkti: Syarat formil
saksi:
• Berumur 15 tahun keatas;
• Sehat akalnya;
• Tidak ada hubungan keluarga sedarah dan keluarga
semenda dari salah satu phak menurut keturunan
yang lurus, kecuali Undang-Undang menentukan
lain;
• Tidak ada hubungan perkawinan dengan salah satu
pihak meskipun bercerai (pasal 145 (1) HIR);
• Tidak ada hubungan kerja dengan salah satu pihak
dengan menerima upah (pasal 144(2) HIR), kecuali
undang-undang menentukan lain;
• Menghadap di persidangan;
• Mengangkat sumpah menurut agamanya (pasal 147
HIR) (Herziene Indonesische Reglement (“HIR”)

• Berjumlah sekurang-kurangnya 2 orang untuk
kesaksian suatu peristiwa atau dikuatkan dengan alat
bukti lain (pasal 169 HIR), kecuali dalam perzinaan;
• Dipanggil diruang sidang satu demi satu (pasal 144
(1) HIR);
• memberi keterangan secara lisan.
Syarat materiil saksi:
• Menerangkan apa yang dilihat, ia dengar, dan ia
alami sendiri (pasal 171 HIR);
• Diketahui sebab-sebab ia mengetahui peristiwa
(pasal 171 (1) HIR);
• Bukan merupakan pendapat atau kesimpulan saksi
sendiri (pasal 171 (2) HIR);
• Saling bersesuaian satu sama lain (pasal 170 HIR);
• Tidak bertentangan dengan akal sehat. 

TATA CARA MEMERIKSA
SAKSI
Pasal 160 KUHAP :
(1)huruf, a. Saksi dipanggil ke dlm ruang sdang
seorg demi seorg mnrut urutan yg dipndang
sbaik2nya olh hakim ketua sidang stlh mdngar
pdpt PU, Terdakwa atau PH.
Contoh perkara sidang perkara dugaan
tindak pidana korupsi PT. A3 Sengkang di PN
Makassar. Dlm sdang tsb smua saksi diperiksa
skligus. Hal itu dilkkan spnjang Hakim, PU, dan
Terdakwa/PH-nya sepakat. Nmun hal itu tdk
dicatat dlm Berita Acara Prsidangan, (Asas
Kesepakatan).

Lnjtan......,
• Hakim/Ketua Majelis menanyakan kepada
saksi tentang (Psl 160 ayat (2) KUHAP :
- Nama lengkap
- Tmp lhir
- Umur/tgl lhir
- Jenis kelamin
- Kebangsaan
- Tempat tinggalnya
- Agama dan pekerjaan
- Kenal dg terdakwa dan
- Apakah ia berkeluarga sedarah atau semenda dan
smpai derajat kbrpa dg terdakwa atau apakah ia
suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai
atau terikat hubungan kerja dengannya .

SUMPAH
Pasal 160 KUHAP :
(3) Sblm mberi ket, saksi wjb mngcpkan sumpah
atau janji mnrut cara agamanya msing2, bhw ia
akn mbrikan ket yg sbnarnya dan tdk lain dr pd
yg sebenarnya.
Pasal 223 KUHAP :
(1) Jika hakim mberi perintah kpd seorang utk
mngcapkan sumpah atau janji di luar sidang,
hakim dpt menunda pemeriksaan perkara sampai
pd hari sidang yg lain.
(2) Dlm hal sumpah atau janji dilkkan sbgmna
dimksud dlm ayat (1), hakim mnnjuk panitera utk
menghadiri pengucapan sumpah atau janji tsb
dan membuat berita acaranya.

SAKSI TIDAK MAU
BERSUMPAH

Pasal 161 KUHAP :
(1)Dlm hal saksi atau ahli tanpa alasan yg sah
mnolak utk bersumpah atau berjanji sbgmna
dimaksud dlm Pasal 160 ayat (3) dan ayat (4),
mk pmriksaan trhdapnya tetap dilkukan, sedang
ia dg surat penetapan hakim ketua sidang dpt
dikenakan sandera di tmp rumah tahanan
negara paling lama 14 hari brdsarkan pntpan
ketua majlis hakim.
(2)Dlm hal tenggang waktu penyanderaan tsb tlh
lampau dan saksi atau ahli tetap tdk mau
disumpah atau mngucapkan janji, mk ket yg tlh
diberikan mrpkan ket yg dpt menguatkan
keyakinan hakim.

JURU BAHASA
Pasal 153 KUHAP
(2) huruf, a.Hakim ketua sidang mmpin
pmriksaan di sidang pengadilan yg dilkkan scra
lisan dlm bhsa Indo yg dimengerti olh terdakwa
dan saksi;
Pasal 177 KUHAP
(1) Jk terdakwa atau saksi tdk paham bhsa Indo,
hakim ketua sidang mnnjuk seorang juru
bahasa yg bersumpah atau berjanji akn
menterjemahkan dg benar smua yg hrs
diterjemahkan.

Lnjtan.....,
Pasal 178 KUHAP
(1) Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli
serta tidak dapat menulis, hakim ketua sidang
mengangkat sebagai penterjemah orang yang
pandai bergaul dengan terdakwa atau saksi itu.
(2) Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli
tetapi dapat menulis, hakim ketua sidang
menyampaikan semua pertanyaan atau teguran
kepadanya secara tertulis dan kepada terdakwa
atau saksi tersebut diperintahkan untuk menulis
jawabannya dan selanjutnya semua pertanyaan
serta jawaban harus dibacakan

BUNYI SUMPAH/JANJI
“bhw sy sbg juru bhsa akn
mntrjmahkan dr bhsa indo ke
bhsa .................. Dan
sbliknya dr
bhsa ....................... Ke bhsa
indo dg sbaik2nya dan
sbnar2nya”

Pasal 178 KUHAP :
(1) Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli
serta tidak dapat menulis, hakim ketua sidang
mengangkat sebagai penterjemah orang yang
pandai bergaul dengan terdakwa atau saksi itu.
(2) Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli
tetapi dapat menulis, hakim ketua sidang
menyampaikan semua pertanyaan atau teguran
kepadanya secara tertulis dan kepada terdakwa
atau saksi tersebut diperintahkan untuk menulis
jawabannya dan selanjutnya semua pertanyaan
serta jawaban harus dibacakan.

Hak Terdakwa Dlm Pmrksaan Saksi
1. Pasal 164 ayat (1) : hakim hrs mnanyakan
kpd terdakwa bgmna pdpatnya ttg ket tsb.
2. Pasal 65
“Tersangka/terdakwa berhak utk
mengusahakan diri mengajukan saksi dan
atau ssorg yg mmliki keahlian khusus gna
mbrikan ket yg menguntungkan bagi dirinya”.
3. Pasal 165 ayat (4) : Terdakwa brhak
mngjukan saksi utk mngji kbnran ket mrka.
 KET SAKSI PALSU (Psl 174 KUHAP) dan
ancman hkman kpdnya lht (Psl 242
KUHP).

 Saksi Tdk Hdir Dlm Sidang Dg Alsan Yg
Sah, (Lht Psl 162 ayat (1) dan (2)
KUHAP) :
a. Meninggal dunia;
b. Krn berhalangan yg sah;
c. Tdk dipanggil krn jauh tmp kediamannya;dan
d. Krn tugas negara.
(2) Jika keterangan itu sebelumnya telah
diberikan di bawah sumpah, maka keterangan
itu disamakan nilainya dengan keterangan
saksi di bawah sumpah yang diucapkan di
sidang.

Kekuatan Alat Bukti Ket Saksi Psl 185
(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang
saksi nyatakan di sidang pengadilan.
(2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap
perbuatan yang didakwakan kepadanya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti
yang sah lainnya.
(4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri
tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan
sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan
saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain
sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya
suatu kejadian atau keadaan tertentu.
(5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari
hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan ahli.

SAKSI TANPA SUMPAH
• Pd prinsipnya spy ket saksi mmpnyai kktan
pmbktian hrs mmnhi syrat :
a. Saksi hdir dlm prsidangan;
b. Saksi hrs bersumpah;dan
c. Saksi tsb mnrangkan apa yg ia lht, ia dngar, dan
ia alami sndri.
“Ket dr saksi yg tdk disumpah mskpun ssuai
stu dg yg lain tdk mrpkan alat bukti nmn
apbla ket itu ssuai dg ket dr saksi yg
disumpah dpt diprgnakan sbg tmbhan alat
bukti sah yg lain” (Psl 185 ayat (7) KUHAP).
Jd....ktntuan Psl 185 ayat (7) KUHAP dpt dismpulkan
bhw ket saksi dpt dibagi dlm 2 gol yakni : Ket Saksi
yg disumpah, dan Ket Saksi yg tdk disumpah.

LNJTAN......,
Psl 168 KUHAP : tdk dpt didngar ketnya dan dpt mengundurkan diri
sebagai saksi;
Psl 169 KUHAP : blh mjd saksi tp di
bawah sumpah;
Psl 170 KUHAP : mrka2 yg dpt
diminta dibbaskan dr kwjbannya utk
mjd saksi;dan
171 KUHAP : mrka2 yg blh dipriksa
tanpa sumpah.

Ruang Lingkup Ket Saksi :
1. Apa yg ia dngar;
2. Apa yg ia lihat;
3. Apa yg ia alami;
4. Alsan yg mgkin diprgnakan olh saksi
utk mbri ket tttu;dan
5. Cra hdp dan kesusilaan saksi srt sgl
sstu yg pd umumnya dpt mmpngruhi
dpt/tdknya ket itu di pcya. (alsn ini
ssuai dg Psl 185 ayat (1) dan Psl 1
angka 27 KUHAP).

ALAT BUKTI
KETERANG
AN AHLI

ALAT BUKTI
KETERANGAN AHLI
DASAR HUKUM
1. Pengertian Ahli
Psl 1 angka 28 KUHAP
Psl 120 KUHAP
Psl 132 KUHAP
Psl 133 dan Psl 179 KUHAP
2. Pemeriksaan Ahli 179 KUHAP
3. Alat Bukti Ket Ahli 184 ayat (1)
huruf b dan Psl 186 KUHAP

 PENGERTIAN KET AHLI
“Ket ahli adl ket yg dibrikan olh seorg yg
mmliki keahlian khusus ttg hal yg diprlukan
utk mbuat terang suatu prkra pid gna
kpntingan pmriksaan” (Psl 1 angka 28
KUHAP).
 PENGERTIAN AHLI
1. Mmlki keahlian khsusus (Psl 120 KUHAP)
2. Ahli ttg surat&tulisan palsu (132 KUHAP)
3. Psl 133 KUHAP mnnjuk Psl 179 KUHAP
mngnai ahli kedokteran kehakiman&dokter
lainnya

PEMANGGILAN&PEMERIKSAAN AHLI
1. Pemanggilan Thdp Ahli Scra Patut&Sah (Psl 146
ayat (2) dan Psl 227 KUHAP) dipanggil olh
PU/ptgas yg mlksnkan pnggilan tsb :
- memuat tgl;
- hri srt jam sidang;
- utk prkara apa ia dipanggil;
- dipanggil 3 hri sblm sidang;dan
- ditempat tggl mrka/kediaman mrka trkhir;
2.

Ahli Tdk Mau Hdir di Persidangan
- hakim dpt mmrintah spya saksi tsb utk dihdpkan
diprsidangan (Psl 159 ayat (2) KUHAP)
- dlm perkara pid, dg pid pnjra pling lm 9 bulan; dan dlm
prkra lain, dg pid pnjra pling lm 6 bulan (Psl 224 KUHP).

TATA CARA
PEMERIKSAAN AHLI
• Hakim/Ketua Majelis menanyakan kepada saksi
tentang :
- Nama lengkap
- Tmp lhir
- Umur/tgl lhir
- Jenis kelamin
- Kebangsaan
- Tempat tinggalnya
- Agama dan pekerjaan
Wajib bersumpah mnrut agamanya&kyknannya
sblm mmbrikan ket-nya, (Lht Psl 179 ayat (2)
KUHAP).

AHLI TIDAK MAU
BERSUMPAH

Pasal 161 KUHAP :
(1)Dlm hal saksi atau ahli tanpa alasan yg sah
mnolak utk bersumpah atau berjanji sbgmna
dimaksud dlm Pasal 160 ayat (3) dan ayat
(4), mk pmriksaan trhdapnya tetap dilkukan,
sedang ia dg surat penetapan hakim ketua
sidang dpt dikenakan sandera di tmp rumah
tahanan negara paling lama 14 belas hari.
(2)Dlm hal tenggang waktu penyanderaan tsb
tlh lampau dan saksi atau ahli tetap tdk mau
disumpah atau mngucapkan janji, mk ket yg
tlh diberikan mrpkan ket yg dpt menguatkan
keyakinan hakim.

Ahli tdk hdr dlm sidang dg alsan
yg sah (Psl 120 ayat (2) KUHAP
• Ket ahli yg tdk hdr dlm sidang dg alsan yg
sah, ket tsb dibacakan.
(2) AhIi tsb mengangkat sumpah atau
mngucapkan janji di muka penyidik bhw ia
akn mberi ket mnrut pngtahuannya yg
sbaik2nya, mk nilainya sma dg ket ahli yg
dinytakan dlm sidang. Akan ttpi jk ket ahli
yg dibrikan di dpn penyidik dg tdk
mngcpkan sumpah atau janji, mk ket yg
dibrikan cm mnguatkan kyknan hakim.

KEKUATAN ALAT BUKTI
KET AHLI

Pasal 186
(1)Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli
nyatakan di sidang pengadilan.
 Suatu ket ahli bru mmpnyai nlai pmbktian, bl
ahli tsb dimuka hakim hrs brsumpah trlbih dhlu
sblum mbrikan ket. Dg brsumpah br mmpnyai
nlai sbg alat bukti, (Lht Psl 120 ayat (2) KUHAP).
 Dg dmkian slku ahli, mk ia mpnyai kwjban :
a. Datang di prsidangan;
b. Mngucapkan sumpah;dan
c. Mbrikan ket mnrut pngthuan dlm bdang
keahliannya.

ALAT
BUKTI
SURAT

DASAR HUKUM
A. Pasal 184 ayat (1) huruf c. KUHAP :
(1)Alat bukti yang sah ialah: c. surat;
B. Pasal 187 KUHAP
 Sudikno Mertokusumo :
“Surat adl sgl sstu yg mmuat
tanda2 bcaan yg dimksudkan utk
mncurahkan isi hti/utk mnympaikan
buah pkran ssorg&diprgnakan sbg
pmbktian”

Surat mnrut Psl 187
KUHAP
a. berita acara dan surat lain dlm bntuk resmi yg dibuat
olh pjbat umum yg brwenang atau yg dibuat di
hadapannya, yg mmuat ket ttg kjdian atau keadaan yg
didengar, dilihat atau yg dialaminya sndiri, disertai dg
alsan yg jls dan tgas ttg keterangannya itu;
b. surat yg dibuat mnrut ket prtran prundang2an atau
surat yg dibuat olh pjbat mengenai hal yg trmsuk dlm
tata laksana yg mjd tanggung jawabnya dan yg
diprntukkan bg pmbktian sstu hal atau sesuatu
keadaan;
c. surat ket dr seorang ahli yg mmuat pndpat brdsarkan
keahliannya mngenai sstu hal atau sstu keadaan yg
diminta secara resmi dan padanya;
d. surat lain yg hny dpt brlku jk ada hub-nya dg isi dari
alat pembuktian yang lain.

SEMA NO. 1 THN 1985
 Mnrut prtran ini BA Pmriksaan saksidan Visum et
Repertum yg dibuat diluar ngri olh pjbat Asing disbt
bhw BA pmriksaan saksi yg dibuat olh polisi ngra
Asing diluar ngri, br dpt dignkan sbg alat bukti yg sah
apbla mmnhi syarat2 sbb :
1. Dlm BA tsb kehadiran penyidik POLRI atau penyidik
lainnya harus dicantumkan dg tegas.
2. Apbila kehadiran penyidik POLRI/penyidik lainnya
tdk dicntumkan, mk BA tsb hrs disahkan olh
kedutaan Besar R.I./Perwakilan R.I. di negara yg
bersangkutan.
3. Saksi yg brsngkutan hrs didengar di bwh sumpah
dihadapan penyidik POLRI/penyidik lainnya atau
apbla tdk, di hadapan pejabat dari kedutaan Besar
R.I./Perwakilan R.I. di negara yang bersangkutan.

MACAM2 SURAT
a.
b.
c.


Surat biasa;
Surat otentik;dan
Akta di bawah tangan.
Tata Cara Pemeriksaan Surat
KUHAP tdk mngtur sma skli, Psl 187
KUHAP hny mnybutkan ttg surat sbg
alat bukti, spnjang ada kaitannya dg
perkara pidana, dan Psl 187 tsb hny
mngtur ttg mcam2 surat.

1. Surat biasa adl sbuah surat yg dibuat tnpa
mksud dijdikan alat bukti, jk kmdian mjdi alat
bukti, hal itu mrpkan kbtlan sj, shngga dlm
pmbktian surat biasa mmpnyai nilai bebas.
2. Akta Otentik ialah akta yg dibuat olh pjbat
umum yg brwnang yg memuat atau
menguraikan scra otentik sstu tindakan yg
dilkkan atau suatu keadaan yg dilihat atau
disaksikan olh pjbat umum pembuat akta itu.
 Pjbat umum yg dimaksud adl notaris, hakim,
juru sita pd suatu pengadilan, pgwai
pencatatan sipil, dll.
3. akta yang dibuat tidak di hadapan pejabat
yang berwenang atau Notaris. Akta ini yang
dibuat dan ditandatangani oleh para pihak
yang membuatnya

ALAT BUKTI
PETUNJUK

DASAR HUKUM ALAT BUKTI
PETUNJUK
Lht Psl 184 ayat (1) huruf d, KUHAP.
Psl 188 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP.
(1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara
yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah
terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat diperoleh dari ;
a.keterangan saksi;
b. surat;
c.keterangan terdakwa

Kekuatan petunjuk sbg
alat bukti
Mnrut Andi Hamzah : prlu
mmprhtikan Psl 188 ayat (3) KUHAP;
yaitu : “Penilaian atas kekuatan
pembuktian dari suatu petunjuk
dalam setiap keadaan tertentu
dilakukan oleh hakim dengan arif lagi
bijaksana, setelah ia mengadakan
pemeriksaan dengan penuh
kecermatan dan kesaksamaan
berdasarkan hati nuraninya”.

ALAT BUKTI
KETERANG
AN

DASAR HUKUM
Psl 184 ayat (1) huruf e, dan Psl 189
KUHAP
Pemeriksaan Terdakwa Psl 175-178
KUHAP
 Pengertian : Psl 1 angka 14&15 KUHAP :
14.Tersangka adalah seorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku
tindak pidana.
15.Terdakwa adalah seorang tersangka yang
dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan.

PEMANGGILAN&PEMERIKSAAN
TERDAKWA SM DG TATA CARA
PEMANGGILAN SAKSI

Pasal 146 KUHAP :
(1)Penuntut umum menyampaikan surat
panggilan kepada terdakwa yang
memuat tanggal, hari, serta jam sidang
dan untuk perkara apa ia dipanggil yang
harus sudah diterima oleh yang
bersangkutan selambat-lambatnya tiga
hari sebelum sidang dimulai.
Pasal 112 ayat (1) KUHAP
Pasal 227 ayat (1), (2), dan ayat (3)
KUHAP

Terdakwa tdk mau hdrr dipersidangan :
Pasal 154 KUHAP
(1) Hakim ketua sidang mmrintahkan spya terdakwa dipanggil
masuk dan jk ia dlm tahanan, ia dihdapkan dlm keadaan bebas.
(2) Jk dlm pmriksaan perkara terdakwa yg tdk ditahan tdk hadir pd
hr sidang yg tlh dittpkan, hakim ketua sidang meneliti apakah
terdakwa sdh dipanggil secara sah.
(3) Jk terdakwa dipanggil secara tdk sah, hakim ketua sidang
rnenunda prsdangan dan mmrintahkan spy terdakwa dipanggil lg
utk hadir pd hr sidang berikutnya.
(4) Jk terdakwa trnyta tlh dipanggil secara sah ttpi tdk dtng di
sidang tnpa alsan yg sah, pmriksaan perkara tsb tdk dpt
dilngsungkan dan hakim ketua sidang mmrintahkan agar
terdakwa dipanggil sekali lagi.
(5) Jk dlm suatu perkara ada lbh dr seorang terdakwa dan tdk
smua terdakwa hadir pd hr sidang, pmriksaan thdp terdakwa yg
hadir dpt dilangsungkan.
(6) Hakim ketua sidang mmrintahkan agar terdakwa yg tdk hdir
tnpa alsan yg sah stlah dipanggil secara sah utk kedua kalinya,
dihadirkan dg paksa pd sidang pertama berikutnya.

TATA CARA PEMERIKSAAN
TERDAKWA

Pasal 155 KUHAP :
(1) Pd permulaan sidang. Hakim ketua sidang
mnanyakan kpd terdakwa ttg Nama Iengkap.
Tempat Lahir, Umur Atau Tanggal Lahir, Jenis
Kelamin, Kebangsaan, Tempat Tinggal, Agama
Dan Pekerjaannya srt mengingatkan terdakwa
spya mperhatikan sgl sstu yg didengar&dilihatnya di
sidang.
(2)a.Ssdah itu hakim ketua sidang minta kpd PU utk
mbcakan surat dakwaan;
b.Slnjutnya hakim ketua sidang mnnyakan kpd
terdakwa apakah ia sdh bnar2 mngerti, apbla
terdakwa trnyata tdk mngerti, PU ats pmintaan
hakim ketua sidang wajib mberi pnjlasan yg
diperlukan.

JURU BAHASA
Pasal 153 KUHAP
(2) huruf, a.Hakim ketua sidang mmpin
pmriksaan di sidang pengadilan yg dilkkan scra
lisan dlm bhsa Indo yg dimengerti olh terdakwa
dan saksi;
Pasal 177 KUHAP
(1) Jk terdakwa atau saksi tdk paham bhsa Indo,
hakim ketua sidang mnnjuk seorang juru
bahasa yg bersumpah atau berjanji akn
menterjemahkan dg benar smua yg hrs
diterjemahkan.

Lnjtan.....,
Pasal 178 KUHAP
(1) Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli
serta tidak dapat menulis, hakim ketua sidang
mengangkat sebagai penterjemah orang yang
pandai bergaul dengan terdakwa atau saksi itu.
(2) Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli
tetapi dapat menulis, hakim ketua sidang
menyampaikan semua pertanyaan atau teguran
kepadanya secara tertulis dan kepada terdakwa
atau saksi tersebut diperintahkan untuk menulis
jawabannya dan selanjutnya semua pertanyaan
serta jawaban harus dibacakan

Lrngan didlm mngjukan pertanyaan
baik kpd saksi maupun kpd terdakwa
Pertanyaan yang bersifat :
1. Bersifat mengarahkan;
2. Memberikan alternatif;dan
3. Menyebutkan kualifikasi yg didakwakan.
 Contok prtnyaan brsfat mengarahkan:
Yg saudara lkkan thdp saksi A apakah
memukul ?
Shrusnya bunyi pertanyaannya adl :
Apa yg saudara lkkan thdp diri saksi A ?

Contoh pertanyaan yg mbri alternatif :
Yg saudara lkkan thdp saksi A menendang
atau memukul ?
Seharusnya bunyi pertanyaannya adl :
Apa yg saudara lkkan thhdp diri saksi A ?
Contoh pertanyaan yg mnyebut
kualifikasi :
Apa saudara yg menganiaya saksi A ?
Seharusnya bunyi pertanyaan adl :
Apa yg saudara lkkan thhdp diri saksi A ?

 Ket yg dibrkan terdakwa hrs brsfat bebas
Pasal 166 KUHAP :
“Prtnyaan yg brsifat mnjerat tdk blh diajukan
baik kpd terdakwa; maupun kpd saksi “. (Lht pl
Psl 153 ayat (2) KUHAP).
 Terdakwa tdk mau menjawab :
KUHAP tdk mngtur hak terdakwa utk diam,
nmun hak utk diam mrpkan hak terdakwa (the
right of remain silent). Tp jk terdakwa ttap
diam.
Pasal 175 KUHAP :
“Jk terdakwa tdk mau menjawab atau menolak
utk mnjwab, prtnyaan yg diajukan kpdanya,
hakim ketua sidang menganjurkan utk mnjwab
dan stlah itu pemeriksaan dilanjutkan.

TATIB&TINGKAH LAKU TERDAKWA DLM SIDANG
(Pasal 217 KUHAP)
(1) Hakim ketua sidang mmpin pmriksaan dan mmlihara
tata tertib di persidangan.
(2)Sgla sstu yg diperintahkan olh hakim ketua sidang utk
mmlihara tatib di prsdangan wjb dilksnakan dg sgra dan
cermat.
Pasal 176 KUHAP :
(1)Jk terdakwa bertingkah laku yg tdk ptut shngga
mggnggu ketertiban sidang, hakim ketua sidang
menegurnya dan jk tgran itu tdk diindahkan ia
mmrintahkan spy terdakwa dikeluarkan dr ruang sidang,
kmdian pmriksaan perkara pd wktu itu dilnjutkan tnpa
hadirnya terdakwa.
(2)Dlm hal terdakwa scra trus-mnrus brtingkah laku yg tdk
ptut shngga mggnggu ketertiban sidang, hakim ketua
sidang mengusahakan upaya sdmikian rpa shngga
ptsan ttap dpt dijatuhkan dg hadirnya terdakwa.

Lnjtan......,
Psl 218 KUHAP mnyvutkan bhw :
a. Stiap org wjb mnnjkkan skp
hormat;
b. Jk sdh ditgur tp tdk dipthi dpt
diprnthkan kluar dr ruang
sidang;
c. Jk plnggran tatib brsfat suatu
tinpid mk tdk mngrngi
kmngkinan dpt dilkkan
pnntutan pd-nya.

 Terdakwa mencabut ket yg dibrikan di
dpan penyidik :
Pasal 189 ayat (2) KUHAP :
(2) Keterangan terdakwa yang diberikan di luar
sidang dapat digunakan untuk membantu
menemukan bukti di sidang, asalkan
keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti
yang sah sepanjang mengenai hal yang
didakwakan kepadanya.
Pnjlsan dr Pasal 189 ayat (2) mengisyaratkan
bhw ket terdakwa tdk dg tegas mncntumkan
boleh atau tdk bleh dicabut ttg ket terdakwa.
Nmun cb kt lht yurisprudensi di bhw ini :

Yurisprudensi MA :
Ditinjau dari segi etis yuridis, terdakwa
“berhak” dan dibenarkan “mencabut
kembali” keterangan yang diberikan dalam
pemeriksaan penyidikan. Namun Pasal 189
ayat (2) KUHAP tidak mengatur secara rinci
dan jelas mengenai pencabutan
keterangan terdakwa di luar sidang.
Berdasarkan MA No. 229 K/Kr/1959 tanggal
23 Februari 1960, MA no. 225 K/Kr1960, MA
No. 6 K/Kr1961 tanggal 25 Juni 1961 bila
akan mencabut keterangan tersebut harus
dengan alasan yang logis bila tanpa dasar
tidak dapat diterima.

Menurut M.Yahya Harahap, alasan yang
secara teoritis bersifat logis, antara lain :
• Terdapat bekas-bekas pemukulan dan atau siksaan
pada tubuh terdakwa yang didukung oleh para
saksi atas pemukulan tersebut. Namun pada
praktiknya bekas-bekas pemukulan di penyidikan
tidak terdapat lagi pada saat persidangan
• Terdakwa tidak mempunyai data-data yang lengkap
saat Berita Acara Pemeriksaan penyidikan dibuat.
Biasanya alasan ini dikemukakan dalam kasus
Tindak Pidana Korupsi; misalnya tersangka pada
saat pemeriksaan penyidikan diminta oleh penyidik
untuk memberikan daftar kekayaannya, tetapi saat
itu tersangka saat itu belum dapat meberikan
daftar kekayaan yang diberikan kepada penyidik
belum lengkap

KEKUATAN ALAT BUKTI KET TERDAKWA
Pasal 189 KUHAP :
(1) Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa
nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan
atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
(2) Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang
dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti
di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu
alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang
didakwakan kepadanya.
(3) Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan
terhadap dirinya sendiri.
(4) Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan
yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertal
dengan alat bukti yang lain.

BARANG BUKTI
KUHAP : tdk mnybtkan istilah barang
bukti, tp KUHAP hny mnybutkan ttg Alat
Bukti sbgmna disbtkan dlm Psl 184 KUHAP.
Nmun mngnai barang bukti tsb hny
tersirat dlm Psl-Psl yg tdpt KUHAP, yakni :
1. Psl 21 ayat (1) KUHAP;
2. Psl 45 ayat (2) KUHAP;
3. Psl 46 ayat (2) KUHAP;dan
4. Psl 181 ayat (1) KUHAP.

TATA CARA MENDAPATKAN
BARANG BUKTI
• KETETENTUAN PENGGELEDAHAN DIATUR DLM Psl
32 s/d Psl 37 KUHAP, dan Psl 125 s/d \psl 127
KUHAP.
• PENYITAAN DIATUR DLM : Psl 38 s/d Psl 46, KUHAP,
dan Psl 128 s/d Psl 130 KUHAP.
• PEMERIKSAAN SURAT DIATUR DLM Psl 47 s/d Psl 49,
dan Psl 131 KUHAP.
Jd....,Barang bukti adl hsl srngkaian tndkan
penyidik dlm pnytaan, penggeledahan, dan
atau pemeriksaan surat utk mngmbil alih dan
atau mnyimpan di bwh pnguasaannya bnda
bergerak/tdk brgrak utk kpntingan pmbktian
dlm pnydikan, pnnttan, dan peradilan.

TATA CARA PEMERIKSAAN
BARANG BUKTI
Pasal 181 KUHAP :
(1)Hakim ketua sidang mprlihatkan kpd
terdakwa sgla barang bukti dan mnanyakan
kpdañya apakah Ia mengenal benda2 dan
barant bukti tsb;
(2)Jk prlu benda itu diperlihatkan jg olh hakim
ketua sidang kepada saksi.
(3) Apbla dianggap prlu utk pmbuktian, hakim
ketua sidang mbcakan atau mprlihatkan
surat atau berita acara kpd terdakwa atau
saksi dan slnjutnya minta ket sprlunya ttg
hal itu.

Kegunaan barang bukti dlm persidangan
adl slh stu unsur trpnting dlm pembktian
pidana, mnrut 184 KUHAP mnybutkan bhw
alat bukti adl : ket saksi, ket ahli, surat,
petunjuk, dan ket terdakwa. Olh krn itu
barang bukti sngt diprlukan olh hakim dlm
hal mnyandarkan kyknannya. Sbb dlm
sistem pmbktian hakim terikat pd alat
bukti, pling tdk hrus ada 2 alat bukti yg sah
dan ditambah kyknaannya, shngga dlm
mmbrikan ptsannya bnar2 arif dan bjksana.

PEMERIKSAAN SETEMPAT
 DASAR HUKUM
1. Psl 153 HIR/Psl 180 RBg/Psl 211- Psl 214 RV
2. SEMA Nomor 7 Tahun 2001
 Tujuan Pemeriksaan Setempat
“Tujuan Pemeriksaan setempat adl utk
mngtahui dg jls (clearly) dan pasti (certainly)
ttg ltak, luas dan batas2 objek (tanah)
terperkara. Atau  utk mngtahui ttg kuantitas
dan kualitas objek terperkara jk  objek itu
mrpkan barang yg dpt diukur jmlh dan
kualitasnya (misalnya pencemaran
lingkungan hidup)”, dan ksus kclkaan LALIN).

Lnjtan....,
• Mnrut HIR/RBG yg mlksnakan pmriksaan
setempat tsb adl seorang hakim atau dua
org hakim dan panitera. Hakim tsb
disebut dg hakim komisaris. Sdngkan
mnrut SEMA No. 7 Thn 2001; yg
mlksnakan pmriksaan setempat tsb adl
majelis hakim dan Panitera Pengganti.
Praktiknya yg mlksnakan pmriksaan
setempat adl Majelis Hakim dan Panitera
Pengganti.

MENGAKHIRI
SIDANG
DAN
PUTUSAN

SECARA GARIS BESAR JALANNYA
PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA.
A. Sidang dinyatakan terbuka utk
umum (Psl 153 ayat (3) KUHAP;
kttuan tsb mrpkan prwjdan dr asas :
-asas pengadilan yg adil (fair trial)
- jk tdk mmuat asas tsb brkibat batalnya
ptsan demi hkm; kecuali
-kcli dlm dlm prkra kesusilaan, yg
pmrksaan dilkkan scra tertutup;

B. Tedakwa dipnggil (Psl 154 ayat KUHAP).
(1) Hakim ketua sidang memerintahkan supaya
terdakwa dipanggil masuk dan jika ia dalam
tahanan, ia dihadapkan dalam keadaan bebas.
(2) Jika dalam pemeriksaan perkara terdakwa
yang tidak ditahan tidak hadir pada hari sidang
yang telah ditetapkan, hakim ketua sidang
meneliti apakah terdakwa sudah dipanggil
secara sah.
(3) Jika terdakwa dipanggil secara tidak sah,
hakim ketua sidang rnenunda persidangan dan
memerintahkan supaya terdakwa dipanggil
lagi untuk hadir pada hari sidang berikutnya.

(4) Jika terdakwa ternyata telah dipanggil secara sah
tetapi tidak datang di sidang tanpa alasan yang sah,
pemeriksaan
perkara
tersebut
tidak
dapat
dilangsungkan
dan
hakim
ketua
sidang
memerintahkan agar terdakwa dipanggil sekali lagi.
(5) Jika dalam suatu perkara ada lebih dari seorang
terdakwa dan tidak semua terdakwa hadir pada hari
sidang, pemeriksaan terhadap terdakwa yang hadir
dapat dilangsungkan.
(6) Hakim ketua sidang memerintahkan agar terdakwa
yang tidak hadir tanpa alasan yang sah setelah
dipanggil secara sah untuk kedua kalinya, dihadirkan
dengan paksa pada sidang pertama berikutnya.
(7) Panitera mencatat laporan dari penuntut umum
tentang pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dan ayat (6) dan menyampaikannya kepada
hakim ketua sidang.

C. Pembacaan surat dakwaan (Psl 155 ayat
(2) huruf a, KUHAP)
(2)a.Sesudah itu hakim ketua sidang minta kepada
penuntut umum untuk membacakan surat
dakwaan;
Syarat2 surat dakwaan (Psl 143 KUHAP) :
(2) Penuntut umum membuat surat dakwaan yang
diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi:
a.nama Iengkap, tempat lahir, umur atau
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b.uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan termpat tindak
pidana itu dilakukan.

Lnjtan..........,
(3) Surat dakwaan yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) huruf b batal demi hukum.
(4) Turunan surat pelimpahan perkara
beserta surat dakwaan disampaikan
kepada tersangka atau kuasanya atau
penasihat hukumnya dan penyidik, pada
saat yang bersamaan. dengan
penyampaian surat pelimpahan perkara
tersebut ke pengadilan negeri.

D. Keberatan atau Eksepsi (Psl 156 ayat
(1) KUHAP).
(1)Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum
mengajukan keberatan bahwa pengadilan
tidak berwenang mengadili perkaranya
atau dakwaan tidak dapat diterima atau
surat dakwaan harus dibatalkan, maka
setelah diberi kesempatan kepada penuntut
umum untuk menyatakan pendapatnya,
hakim mempertimbangkan keberatan
tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan.
E. Pendapat PU (Psl 165 ayat (1) KUHAP)

F. Putusan sela (Psl 156 ayat (2) KUHAP
(2) Jika hakim menyatakan keberatan tersebut
diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih
.lanjut, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau
hakim berpendapat hal tersebut baru dapat
diputus setelah selesai pemeriksaan, maka
sidang dilanjutkan.
G. Pemeriksaan alat bukti
Apbla pmrksaan dilnjtkan sbgmna disbtkan
diatas, mk dlkkan pmrksaan thdp ket saksi :
a. Alat bukti ket saksi;
b. Alat bukti ket ahli;
c. Alat bukti petunjuk;
d. Alat bukti ket terdakwa;dan
e. Barang bukti.

MENGAKHIRI
PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan dinytakan slsai :
-stlh pmrksaan dinytakan slsai maka :
 PU mbcakan tnttan;
 Terdakwa/PH mbcakan pmblaan;
 PU mbcakan jwban ats pmblaan (replik);dan
 Terakhir kali, terdakwa/PH mbcakan sanggahan
(duplik).
-smuanya, baik tnttan, pmblaan, replik, duplik
dibuat scra trtlis dan disrahkan kpd majlis srt
tindasannya disrahkan kpd yg brkpntingan.
-bila terdakwa tdk bs mnlis, pmblaan nya
dicatat oleh panitera (Psl 182 ayat (1) KUHAP).