potensi dan pengembangan wisata pantai d

JURNAL PENELITIAN

Potensi dan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata Pantai Kabupaten Tulungagung
Menggunakan Analisis Keruangan, SWOT dan SIG
I Komang Astina
Yusuf Suharto
Purwanto

Abstract

Tourism is one industry that is able to provide a new style of rapid economic growth in
terms of employment , income , standard of living and enable other production sectors . This sector
is expected to develop employment and business opportunities in tourist destinations . East Java
has many coastal tourist attractions , especially those in the South . One such area is Tulungagung
Regency.The Southern part of the regency is bordered by the Indian Ocean , so the beach has
potential to be developed as a tourist attraction . The study design was a descriptive survey method
, which aims to determine the spatial characteristics of the coast , the potential distribution and the
level of potential for coastal tourism in Tulungagung . The highest potential area is at Popoh Bay
whereas potential attractions is very low at Molang Beach , the Coastal moderate Sine and Sidem
. Beaches with high levels of potential are the Coastal Ngalarap , Klatak , Gemah and Popoh while
beaches with extremely high potential are the Bayem Beach , Brumbun Beach and Gerangan

Beach.
Key Words: Spatial Charateristics, Potential Distributions and Level Of Potential

Pendahuluan
Pariwisata merupakan salah satu industri gaya baru yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan
mengaktifkan sektor produksi lain. Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
kualitas hidup, maka dalam perkembangannya kebutuhan rekreasi dan pariwisata banyak
mengalami perubahan orientasi. Masyarakat semakin peduli terhadap masalah-masalah
kerusakan lingkungan dan melirik pada hal-hal yang lebih alami. Fenomena kejenuhan

masyarakat terhadap kehidupan industrialis terjadi di semua Negara-negara terutama masyarakat
perkotaan. Dampak industrialisasi yang semakin menghancurkan alam dan tatanan sosial
dirasakan sekali masyarakat di negara-negara maju, seperti Amerika, Inggris, dan Jepang dan
Negara berkembang, seperti Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumberdaya
alam yang masih alami terutama kawasan pantai, menjadi salah satu alternatif tujuan wisatawan
untuk melepaskan kejenuhan mereka terhadap hiruk pikuk Industrialisasi ini.
Sektor pariwisata diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat di daerah tujuan. Hal ini
karena sektor pariwisata dianggap yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana
dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Sektor ini diharapkan mampu mengembangkan

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di daerah tujuan wisata. Harapan ini dikembangkan
dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis
kerakyatan (community-based tourism development).
Provinsi Jawa Timur memiliki banyak daya tarik wisata pantai khususnya yang berada di
bagian selatan. Salah satu daerah tersebut adalah Kabupaten Tulungagung yang mempunyai
banyak potensi wisata pantai. Bagian selatan kabupaten ini berbatasan dengan Samudera Hindia,
sehingga wilayah pantai yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata. Kawasan
pantai ini jika dikelola dengan baik maka dapat meningkatkan pendapatan pemerintah daerah
yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. Untuk mendukung
pengembangan tersebut perlu dilakukan inventarisasi dan analisis potensi wisata pantai sebagai
awal dari tindakan pengembangan wisata selanjutnya.
Sistem Informasi Geografi (SIG) sangat diperlukan untuk memetakan kawasan potensi
wisata pantai secara efektif dan efisien. dengan perangkat lunak yang ada, sehingga dapat
dihasilkan produk berupa buku pedoman wisata yang informatif untuk para wisatawan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu adanya penelitian mengenai potensi wisata pantai
dan pengaplikasian Sistem Informasi Geografi untuk pengembangannya.

Metode Penelitian


Rancangan penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode survei, yang bertujuan
untuk mengumpulkan data karakteristik keruangan dan karakteristik fisik wisata pantai. Variabel
penelitian dianalisis menggunakan analisis keruangan dan Sistem Informasi Geografi. Objek
penelitian adalah seluruh pantai yang akan dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulungagung 2010-2029. Pantai tersebut adalah Pantai Nglarap,
Pantai Klatak, Pantai Bayem, Pantai Gemah, Pantai Sidem, Pantai Indah Popoh Pantai Brumbun,
Pantai Gerangan, Pantai Sine, dan Pantai Molang.
Data primer yang dikumpulkan melalui observasi dan pengukuran lapangan (tentang aspek
fisik dan keruangan),dokumentasi objek serta wawancara sebagai pelengkap. Alat yang
digunakan dalam pengukuran yaitu meteran (untuk mengukur lebar gisik pantai pada waktu
surut), GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik kordinat lokasi), Laptop,
scanner, printer warna, software Arcgis 9.3, software Global mapper10, software Google Earth.
Refragto Meter (untuk mengukur salinitas sumber air), Anemometer Portable (untuk mengukur
kecepatan angin),dan Abney Level dan Yalon (untuk mengukur kemiringan gisik pantai). Bahan
yang dipakai untuk menunjang penelitian ini yaitu Peta RBI Indonesia digital lembar
Tulungagung, Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung, dan Besuki (skala 1:25.000 tahun
2012, Citra Satelit Google Earth dan Google Maps. serta data dari Badan Pusat Statistik
Tulungagung.

Analisis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah analisis keruangan dan SIG.

Kriteria Keruangan terdiri dari: tipe pantai, jenis pasir, lebar gisik, resiko bahaya, potensi sumber
mata air, salinitas sumber air, debit mata air, kemudahan memperoleh air, kejernihan air laut,
jarak sumber mata air terhadap objek wisata pantai, keindahan, mitos kearifan lokal, kondisi
lingkungan objek, kebersihan lingkungan objek, jarak objek ke ibukota kabupaten, kondisi jalan,
bentang alam dan jaringan komunikasi. Skoring nilai terrendah adalah 180 dan nilai tertinggi.
540. Nilai tersebut digolongkan dalam tiga kriteria yaitu 180-300 = rendah, nilai 301-400 =
sedang, dan nilai > 401 = tinggi. Besarnya masing-masing nilai kriteria merupakan jumlah dari
nilai setiap unsur dan sub-unsur yang berkaitan. Perhitungan dari masing-masing obyek yang
dinilai merupakan keseluruhan nilai dari setiap kriteria dikalikan degan bobot masing-masing
yang berkisar dari 10-30.
Langkah yang dilakukan dalam analisis SIG (system informasi geograi) yaitu: (1)
Klasifikasi atau Reklasifikasi untuk mengklasifikasi atau reklasifikasi data spasial atau data
atribut menjadi data spasial baru dengan memiliki kriteria tertentu. (2) Overlay merupakan
proses interaksi/gabungan/tumpang susun dari beberapa peta untuk menghasilkan peta baru. (3)
Buffer merupakan proses membatasi suatu wilayah dengan lebar tertentu yang digambarkan di
sekeliling titik, garis, atau polygon dengan jarak tertentu. (4) Dissolve merupakan proses untuk
menghaluskan hasil dari penggabungan peta. Tampilan peta bisa disesuaikan dengan atribut yang
kita pilih.

Hasil dan Pembahasan

1.

Kondisi Fisiografis Daerah Penelitian
Menurut Pannekoek (1949) fisiografis Jawa Timur dibagi menjadi tiga zone yaitu utara,

tengah, dan selatan. Menurut Bemelen (1949) Jawa Timur dibagi menjadi tujuh zone fisiografis

yaitu Rembang, Randublatung, Kendeng, Solo, sub zone Ngawi, sub zone Blitar, dan zone
pegunungan kapur Selatan. Kabupaten Tulungagung terletak pada zone kapur selatan Jawa
Timur.
Zone selatan Jawa Timur disebut juga Plateau. Zone ini merupakan suatu blok yang
mengalami pengangkatan dan posisinya miring ke arah Samudera Hindia serta batas utara
dibatasi dengan escarpment (gawir). Lebar maksimum zone pegunungan kapur selatan Jawa
yaitu 55 km di selatan Surakarta sedangkan disebelah selatan Blitar hanya 25 km. Pegunungan
Kapur di selatan dataran Brantas terdiri dari kapur dengan cliff abrasi yang terjal sepanjang
Samudera Hindia.
Pantai selatan Tulungagung merupakan pantai terjal. Pada proses pengangkatan kapur
selatan terjadi retakan-retakan yang kemudian dengan proses abrasi menimbulkan beberapa teluk
yaitu teluk Popoh, teluk Brumbun dan teluk Sine. Pada teluk-teluk ini memungkinkan adanya
aktivitas dan pemukiman nelayan. Bentuk teluk mengurangi pengaruh gelobang dan arus laut

yang besar dari samudera Hindia, sehingga memungkinkan kapal-kapal nelayan bersandar, baik
nelayan local maupun nelayan dari daerah lain. Pada bagian dari teluk juga dimanfaatkan sebagai
tempat pendaratan nelayan yang dikenal dengan TPI, seperti di pantai Popoh dan pantai Sine.
Pesisir pada teluk juga dapat digunakan sebagai tempat prmukiman dan aktivitas pertanian dan
lainnya, terutama pesisir yang luas, seperti pantai Sine.
2.

Data Keruangan
NAMA
PANTAI

JENIS
PASIR
10

LEBAR
GISIK
10

POTENSI

BAHAYA
25

KE KERUHAN
AIR
20

SALINITAS

POPOH

JENIS
PANTAI
25

SIDEM

30

15


20

10

10

30

NGLARAP

30

15

30

30

25


10

KLATAK

25

20

20

15

25

10

BAYEM

30


25

30

30

25

10

GEMAH

30

25

30

30


25

10

BRUMBUN

30

25

30

30

25

30

SINE

30

20

30

15

25

10

GERANGAN

30

30

30

30

30

30

MOLANG

25

30

20

10

25

10

30

AIR
SUMBER
30
30
30
30
30
30
30
30

DEBIT
AIR
30
20
15
30
30
30
15
25

KEMUDAHAN
ALIRAN AIR
30
30
20
30
30
30
20
30

JARAK

KEINDAHAN

MITOS

30
20
30
30
30
25
30
30

25
30
30
30
30
25
30
20

20
25
30
30
25
20
30
20

KONDISI
LINGKUNGAN
10
20
30
25
30
25
20
10

30
30

30
30

30
30

30
30

30
25

25
10

30
10

KEBERSIHAN
20
15
30
25
30
25
20
20
30
10

1.

JARAK OBJEK
KE IBUKOTA
30
30
25
25
25
25
25
20
20
25

JALAN
30
30
10
20
20
20
15
15
15
15

BENTANG
ALAM
20
25
25
30
30
20
30
20
30
25

RATA-RATA

RANGKING

395
390
415
420
460
325
435
370
480
360

7
8
6
5
2
4
3
9
1
10

Teluk Popoh
Teluk Popoh merupakan teluk yang paling luas di kabupaten Tulungagung. Teluk ini

terletak di kecamatan Besuki dengan jarak 30 kilo meter dari kota Tulungagung. Pada teluk ini,
dari timur ke arah barat, terdapat pantai Indah Popoh, pantai Sidem, pantai Gemah, pantai
Bayem, pantai Klatak dan pantai Nglarap. Masing-masing pantai di teluk Popoh ini terpisahkan
oleh igir berupa bukit kapur yang menjorok ke pantai. Masing-masing pantai di atas memiliki
karakteristik keruangan yang berbeda. Perbedaan ini memungkinkan untuk dikembangkan
sebagai objek wisata pantai yang menarik. Dari ke enam pantai tersebut, baru pantai Popoh Indah
saja yang dikembangkan sebagai objek wisata, sedangkan lainnya belum ada. Untuk mengetahui
masing-masing karakteristik keruangan dari ke enam pantai di atas dibahas, sebagai berikut.

a.

Pantai Indah Popoh
Pantai indah Popoh terletak sudut bagian timur dari teluk Popoh, sehingga terlindung

dari arus dan gelombang besar dari samudera Hindia. Tipe pantainya adalah berbatu karang
dengan lebar gisik antara 5 sampai 15 meter. Pasir pada pantai ini relative sedikit, karena
didominasi oleh batu karang. Keadaan ini sebenarnya tidak mendukung untuk kegiatan wisata
aktif pada bagian gisik pantai. Kedaan air laut pada pantai ini dalam kategori agak jernih, sebab
dipengaruhi oleh aktivitas Tempat Pelelangan Ikan dan sedimentasi dari muara sungai Niama.
Potensi bahaya pada pantai ini relatif aman, dengan arus balik yang relative kecil.
Objek wisata ini didukung adanya sumber air yang memadai dan sangat mudah untuk
dialirkan sehingga dapat memenuhi keperluan obyek wisata. Salinas air sumber tersebut adalah
0% atau tawar, dengan debit air sebesar dua liter per detik. Jarak sumber air ke objek wisata ini
adalah tiga kilometer.
Keindahan pantai dengan variasi pemandangan yang beragam yaitu bukit, laut lepas dan
perahu nelayan serta batu karang. Keadaan lingkungan pada pantai ini kurang mendukung,
karena sampah, bau, kebisingan dan vandalisme. Aksesibilitas dari kota Tulungagung ke pantai
Indah Popoh sangat baik, terhubung oleh jalan raya beraspal baik sepanjang 30 km,serta ada
sarana angkutan umum.
b. Pantai Sidem
Pantai Sidem terletak di desa Besole, kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Pantai
Sidem termasuk dalam rangkaian pantai di Teluk Popoh, sebelah barat Pantai Sidem terdapat
Pantai Gemah dan di sebelah timur terdapat Pantai Popoh. Objek wisata Pantai Sidem berdekatan
dengan Sungai Niama, dengan kondisi tersebut karakteristik Pantai Sidem dipengaruhi Sungai
Niama. Jarak Pantai Sidem 35 Km dari Kota Tulungagung. Kondisi jalan dari Kota Tulungagung
sampai Desa Besole cukup baik, namun 1 Km mendekati lokasi kondisi jalan kurang baik. Untuk
mencapai lokasi dapat menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum, angkutan umum
berupa bis dan minibus.
Saat ini objek wisata Pantai Sidem dikelola oleh masyarakat setempat. Penataan
keruangan Pantai Sidem belum terkonsep dengan baik. Lokasi pemukiman dan area parkir terlalu

dekat dengan garis pantai, kondisi tersebut membuat lokasi yang digunakan untuk kegiatan
pariwisata menjadi berkurang. Sistem tiket menjadi satu dengan Pantai Popoh karena Pantai
Sidem belum memiliki portal sendiri, kondisi tersebut membuat penghasilan dari wisatawan
belum optimal.
Tipe pantai ini adalah pantai berpasir dengan jenis pasir kuarsa berliat. Pasir pantai
berasal dari longsoran perbukitan di sekitar pantai. Unsur liat berasal dari sedimentasi muara
sungai niyama. Lebar gisik di Pantai Sidem sekitar 20 meter. Air laut di Pantai Sidem kondisinya
keruh saat musim penghujan. Air keruh tersebut berasal dari muara sungai niyama. Karena
letaknya berhadapan langsung dengan Samudera Hindia menimbulkan adanya arus balik kuat.
Tingkat salinitas di Pantai Sidem 0 %. Debitnya 2 lt/detik aliran sumber air cukup besar dan
mudah dialirkan.
c.

Pantai Gemah
Pantai Gemah terletak di desa Keboireng, kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.

Pantai Gemah termasuk dalam rangkaian pantai di Teluk Popoh, sebelah barat Pantai Gemah
terdapat Pantai Bayem dan di sebelah timur terdapat Pantai Sidem. Jarak Pantai Gemah 32 km
dari Kota Tulungagung. Tipe pantainya berpasir. Untuk pasirnya adalah kuarsa berliat. Lebar
gisiknya 40 meter pada saat surut. Karena dekat dengan muara sungai niyama menjadikan air
pantai ini terlihat sangat keruh. Di pantai ini tidak terdapat arus yang membahayakan. Kondisi
jalan menuju pantai ini saat musim kemarau mudah untuk dilalui tetapi jika musim penghujan
tidak bisa dilalui hanya bisa dilalui dengan menggunakan motor trail dan jeep.
d. Pantai Bayem
Pantai Bayem terletak di desa Keboireng, kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.
Pantai Bayem termasuk dalam rangkaian pantai di Teluk Popoh, sebelah barat Pantai Bayem
terdapat Pantai Klatak dan di sebelah timur terdapat Pantai Gemah. Jarak Pantai Bayem 34 km
dari Kota Tulungagung. Tipe pantainya berpasir. Untuk pasirnya adalah kuarsa berliat. Lebar
gisiknya 36 meter pada saat surut. Karena dekat dengan muara sungai niyama menjadikan pantai
ini terlihat sangat keruh. Di pantai ini tidak terdapat arus yang membahayakan. Kondisi jalan
menuju pantai ini saat musim kemarau mudah untuk dilalui tetapi jika musim penghujan tidak

bisa dilalui hanya bisa dilalui dengan menggunakan motor trail dan jeep. Pantai ini oleh warga
sekitar digunakan sebagai lahan perkebunan pisang dan tanaman musiman lainnya.
e.

Pantai Klatak
Pantai Klatak merupakan pantai yang terletak di teluk Popoh. Letak pantai Kelatak

berada di dusun Klatak, desa Keboireng, keamatan Besuki. Menurut cerita dari penduduk
nelayan setempat, bahwa nama Klatak adalah berasal dari suara batu yang bergesek, bergerak
dan bertabrakan, tatkala terjadi pada saat air pasang dengan ombak yang besar. Jenis pantainya
merupakan pantai berbatu (dominan) serta dengan pasir kuarsa hitam. Keadaan air laut sangat
jernih, serta dengan potensi bahaya berupa arus balik adalah kecil. Lebar gisik pantai yaitu antara
15 sampai 25 meter.
Pada daerah pantainya terdapat sumber air dengan salinitas 0 atau tawar dengan debit air
tersebut 2 lt/detik. Sumur penduduk memiliki nilai salinitas antara 0 – 0,1%. Semakin mendekati
pantai nilai salinitasnya meningkat, tetapi masih layak untuk dikonsumsi.
Keadaan air mudah untuk dialirkan dan untuk keperluan penduduk sudah menggunakan
pipa air. Jarak sumber air dengan pemukiman penduduk dan pantai yaitu 0 – 3 km. Bentang alam
pantai Klatak sangat bervariasi, terdapat dua sumber air tawar yang berada pada bagian barat
pada garis pantainya. Pemisah antara Pantai Klatak dengan Pantai Bayem di timur laut berupa
igir, dengan bagian pada pantai berlubang (gua) dua, satu diantara tembus ke pantai Bayem. Pada
pantai ini terdapat keperaayaan tentang larangan untuk tidak mengambil atau membawa batubatu dari pantai. Keperayaan ini dapat melindungi ekosistem kawasan pantai. Namun pada
daerah belakangnya,yaitu pada lereng-lereng perbukitan terjadi penggundulan/pembakaran
semak untuk dijadikan lahan pertanian
Jarak pantai Klatak dari kota Tulungagung adalah 36 km. Keadaan jalan untuk mencapai
pantai ini adalah dalam keadaan agak baik, kendaraan roda empat sampai menjangkau daerahnya
pada dimusim kemarau dan sebaliknya pada musim penghujan. Kemungkinan dijangkau lewat
laut lebih mudah yaitu dari pantai Indah Popoh, namun belum ada sarana dan prasarana yang
memadai, terutama prasarana pendaratan/dermaga. Pada pantai ini banyak terlihat sampah yang
berasal dari Bendungan Niama yang bermuara ke teluk Popoh.

f.

Pantai Nglarap
Pantai ini terletak paling barat dari kawasan pantai teluk Popoh. Pantai Ngalarap

dipisahkan oleh perbikitan kapur yang terjal dengan pantai Prigi, kabupaten Pacitan. Pantai ini
terletak di desa Keboireng, keamatan Besuki. Jenis pantainya adalah berpasir. Jenis pasir dari
pantai ini adalah kuarsa berliat. Melalui pengukuran lebar gisik pantai ini adalah 40 meter. Air
laut dari pantai ini adalah jernih, dengan potensi bahaya yang kecil.
Pada daerah pesisirnya terdapat mata air, dengan salinitas payau, serta dengan debit air
0,5 per detik. Jarak sumber air yaitu 0,5 km. Bentang alam pada pantai ini bervariasi, terdapat
pantai lagune karena pengatusan air yang terbendung oleh tanggul pasir bentukan gelombang.
Kondisi lingkungan pantai yang banyak ditemuai sampah pengaruh dari pembuangan sampah
dari sungai Niama yang mengalir ke teluk Popoh.
Sementara ini untuk menjangkau pantai Nglarap yang mudah adalah melalui jalan laut
dari pantai Indah Popoh. Jalan melalui darat sangat rusak pada musim kemarau terlebih lagi pada
musim kemarau. Jalur lintas selatan akan melalui pantai ini, namun saat ini belum bias dilalui
roda empat, kecuali kendaraan khusus. Sudah ada tiang dan kabel listrik yang terpasang. Jarak
dari kota Tulungagung yaitu antara 40 km.
2.

Teluk Brumbun
Teluk Brumbun termasuk dalam wilayah kecamatan Tanggunggunung. Pada pantai ini

terdapat dua pantai yaitu pantai Gerangan sebalah timur dan pantai Brumbun di bagian barat
dari teluk Brumbun. Kedua pantai ini berada di dusun Wonokoyo, desa Ngrejo, kecamatan
Tanggunggunung.
a.

Pantai Brumbun
Jenis pantai pada pantai ini adalah berpasir. Jenis pasirnya adalah pasir kuarsa putih.

Lebar gisik pada pantai ini adalah 35 meter. Keadaan air lautnya jernih, walaupun pada bagian
barat teluk Brumbun terdapat muara Kali Lanang. Potensi bahaya yang berasal dari laut ini kecil.
Pada bagian pesisir pantai ini terdapat pemukiman penduduk. Antara pantai dengan
pemukiman penduduk terpisahkan oleh jalan sepanjang garis pantai Brumbun. Terdapat sumber

air tawar pada lereng perbukitan dengan debit 0,5 meter per detik dan mudah jika dialirkan. Jarak
sumber air ke pemukiman penduduk dan pantai adalah 3 km. Terdapat pula beberapa sumur gali
dengan salinitas 0 atau tawar untuk keperluan penduduk.
Keadaan bentang alam alam pada pantai ini adalah sangat bervariasai dengan latar
belakang pemandangan berupa perbukitan yang mengelilingi teluk Brumbun. Pada pesisir pantai
ini terdapat pemukiman 60 kepala keluarga. Keadaan pemukiman tentu akan berpengaruh
terhadap pantai ini, terutama sampah. Namun terdapat kegiatan pemuda kelompokm nelayan
yang membersihkan pantai dari sampah secara rutin (2 minggu sekali), dengan cara dikumpulkan
lalu di bakar. Penduduk pada pantai ini, disamping bekerja sabagai nelayan juga bekerja sebagai
petani dengan penghasil utama adalah pisang. Komoditi ini dikirim ke Tulungagung, bahkan ke
Surabaya, setiap hari rata-rata 1 kendaraan pick up L 300 Mitsubhisi. Jarak pantai ini dari kota
Tulungagung yaitu 35 km. Jalan penghubung antara pantai ini dengan jalan raya
Tanggunggunung 8 km adalah jalan beraspal kelas III dalam keadaan rusak berat.
b. Pantai Gerangan
Pantai Gerangan adalah pantai yang bersebelahan dengan pantai Brumbun yang
terpisahkan oleh perbukitan berbentuk igir. Jenis pantainya adalah berpasir, sedangkan jenis
pasirnya adalah pasir karang. Lebar gisik pantai ini adalah lebih dari 35 meter dan seara
keseluruhan berbentuk U, masing-masing pada ujungnya terdapat muara sungai yang merupakan
pengaliran dari mata air yang berada pada lereng bukit dibelakang pantai ini. Keadaan air lautnya
sangat jernih. Potensi bahaya lautnya relative tidak ada.
Pada perbatasan antara pesisir dengan perbukitan terdapat beberapa sumber air. Oleh
penduduk setempat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu sumber air yang airnya keruh pada
musim hujan dan sumber air yang selalu jernih pada semua musim (di sebelah timur). Debit dari
sumber-sumber air ini yaitu 2 liter per detik. Salinitas airnya adalah 0 atau tawar dan jarak
sumber air dengan pantai ini adalah 3 km. Kemudahan air ini untuk dialirkan adalah sangat
mudah.
Pada pantai ini sudah ada pemukiman penduduk sebanyak 28 kepala keluarga yang
berprofesi sebagai nelayan. Terdapat kesadaran penduduk, terutama kelompok pemuda nelayan
untuk menanamai pohon cemara udang sebagai tambahan untuk pohon yang sudah ada

(camplung, dll) serta dalam keaadaan yang rimbun. Ada pula kegiatan rutin membersihkan
pantai (2 minggu sekali) seperti di pantai Brumbun, tapi dengan cara ditanamam. Jarak pantai ini
ke kota hampir sama dengan jarak pantai Brumbun, serta dengan kondisi yang sangat rusak.
Keadaan pantai ini bersih,antara gisik dengan pemukiman terpisahkan oleh vegetasi yang sudah
tumbuh seperti pohon camplung, serta ada penamanan pohon cemara udang, dengan pemukiman
penduduk.
3.

Teluk Sine
Teluk Sine merupakan teluk yang pesisirnya sempit dibandingkan dengan dua teluk

sebelumnya. Posisi pesisir menjorok kearah daratan, sehingga posisi teluk relati terlindung dari
gelombang dan arus besar samudera hindia. Bentuk lembah V menyebaban hanya dua pantai
yaitu pantai Sine dan Dlodo. Hanya pantai Sine yang dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor.
Pantai yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah pantai Sine. Pantai Sine terletak di
Dusun Sine Kecamatan Kalidawir, Pantai Sine berada pada 35 kilometer dari pusat kota
Tulungagung. Pantai sine merupakan pantai alam yang berbentuk teluk. Di sebelah utara pantai
sine terdapat tebing yang di tebing tersebut terdapat mata air alami dan disebelah utara pantai
sine terdapat hutan yang masih alami dan dilindungi. Untuk mencapai lokasi ini sangat sulit
karena jalan yang rusak dan kemiringan yang curam.
Tipe pantai ini adalah pantai berpasir dengan jenis pasir kuarsa berliat. Lebar Gisik pantai
ini sepanjang 22 meter. Pantai ini kekeruhannya dipengaruhi oleh adanya Tempat Pelelangan
Ikan. Salinitas di Pantai ini juga sedikit payau sebesar 0,1. Jaringan jalan menuju Pantai ini juga
relatif sangat sulit karena kondisi aspal yang hancur dan pinggir-pinggir jalan yang dibatasi oleh
tebing-tebing curam. Sehingga untuk melaluinya harus mempergunakan motor trail dan jeep
dengan tingkat kehati-hatian yang besar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis keruangan diperoleh 4 karateristik, meliputi: Karakteristik
teluk popoh, lokasi pantai yang semakin dekat dengan saluran air PLTA Niyama maka memiliki
resiko kebersihan lingkungan, kekeruhan air, dan endapan sedimentasi lumpur dari pengaruh
alirannya. Karakteristik teluk brumbun karena bentuk teluknya menyempit mengakibatkan pantai

ini terlindung dari gelombang besar Samudera Hindia dan berpasir karang. Karakteristik teluk
sine berhadapan dengan Samudera Hindia sehingga memiliki gelombang besar, pasir kuarsa
hitam dan pasir besi. Karakteristik Pantai Molang, tanpa teluk, berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia dengan gelombang dan arus yang kuat dan dasar pantai berupa cadas karang.
Sebaran potensi wisata pantai yang paling banyak terdapat di kawasan teluk popok yaitu
Pantai Popoh, Pantai Sidem, Pantai Gemah, Pantai Bayem, Pantai Klatak, dan Pantai Nglarap.
Dari 10 Pantai yang ada maka yang berpotensi sedang yaitu Pantai Popoh, Sidem, Sine, dan
Molang. Pantai yang berpotensi tinggi yaitu Pantai Gerangan, Bayem, Brumbun, Gemah, Klatak,
dan Nglarap.

DAFTAR PUSTAKA
Gde Pitana dan Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Gee, Chuck Y et.all. 1984. The Travel Industry. The AVi Publishing Company. Connecticut.
Iwan Nugroho. 2009. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogayakarta: Pustaka
Pelajar.
James J Spillane. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Yogyakarta: Kanisius.
James J Spillane. 1987. Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius
Janianton Damanik dan Helmut F Weber. 2006. Perenccanaan Ekowisata. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Johan Afendi Ibrahim dan Mohamad Zaki Ahmad. 2008. Perancangan dan Pembangunan
Pelancongan. Kedah : Penerbit Universiti Utara Malaysia.
Nursid Sumaatmaja. 1981. Studi Geografi, Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung:
Alumni.
Pearce, douglas 1987.Tourism Today, A Geographial Analysis.sons.Inc. New York
Pendit, Nyoman S. 1990. Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Puspari. 2009. Dasar analisis wisata alam. Http://puspari.lppm.uns.ac.id/tag/prospekpariwisata/. Diakses pada tanggal 10 maret 2013

Santosa, Setyanto 2012. Pengembangan Pariwisata Indonesia. Http://kolom.pacific.net.id/
ind/setyanto p.santosa/artikel setyanto p. Santosa/ pengembangan pariwisata
indonesia.html. Diakses pada tanggal 10 maret 2013
Tuwo, Ambo. 2011. Pengelolaan ekowisata pesisir dan laut:pendekatan ekologi, sosialekonomi, kelembagaan, dan sarana wilayah. Surabaya: brilian internasional.
Wahab, Salah. 1992. Manajemen Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya Paramita.