METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN INDONESIA

METODA PELAKSANAAN
JEMBATAN

JEMBATAN







Bangunan Atas
Landasan
Bangunan Bawah
Pondasi
Jalan Pendekat (oprit)
Bangunan Pengaman

BANGUNAN ATAS









Rangka Baja
Gelagar Baja - Komposit
Gelagar Beton Bertulang
Gelagar Beton Prategang
Gantung
Cable Stayed
Pelengkung dsb.

LANDASAN
 SENDI
 ROL
 GESER.
HAL HAL YG. PERLU DIPERHATIKAN :
- Perencanaan Teknik ( Gaya-gaya hori zontal, vertikal dan putaran sudut)

- Spesifikasi

LANDASAN
PERLU PERHATIAN PADA MANUAL
PELAKSANAAN
 Dipasang sebelum atau sesudah
bangunan atas menumpu
 Temperatur
 Persiapan pemasangan - baut angker
posisi, elevasi

 Sistim perletakan
SENDI

ROL

BAJI
KARET

PERLETAKAN KARET


BANGUNAN BAWAH
 KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT,
LANDHOOF), pada umumnya berfungsi
sebagai tembok penahan tanah untuk
menahan tekanan tanah aktif

 PILAR
BEBAN-BEBAN PADA PILAR TIDAK
HANYA BEBAN VERTIKAL SAJA TETAPI :

-

Gaya gesekan
Gaya aliran dan benda hanyutan
Gaya rem
Gempa

BANGUNAN PENGAMAN
PADA JEMBATAN



TERHADAP GERUSAN (SCOURING) PADA ARAH :
HORIZONTAL DAN VERTIKAL



TERHADAP LONGSORAN (SLIDING)



TERHADAP TUMBUKAN BENDA-BENDA HANYUTAN
(KAYU, POHON DSB)



TERHADAP TUMBUKAN KENDARAAN
(GUARD RAIL)




TERHADAP TUMBUKAN KAPAL (FENDER)

BANGUNAN PENGAMAN
PADA SUNGAI
 KRIB - sebagai pengarah aliran air
 BOTTOM CONTROLLER (CHECK-DAM),
untuk menaikkan dasar sungai, biasanya
diakibatkan karena adanya galian C
 PEREDAM KECEPATAN ARUS SUNGAI

JALAN PENDEKAT
(OPRIT)
 PERHATIKAN KONDISI TANAH DASAR
 TINGGI TIMBUNAN HARUS DIPERHITUNGKAN YAITU :
H = Hkr/3
H H 3
Hkr = tinggi timbunan max yang dipikul
kr


H = tinggi timbunan yang diijinkan
Hkr = C.Nc / 

Hkr
Hkr
H 
33

JALAN PENDEKAT (OPRIT)
 MUTU MATERIAL TIMBUNAN ( = 300)
 CARA PENIMBUNAN SEBAIKNYA
DILAKSANAKAN DULU (untuk menda patkan kondisi tanah dasar yang baik)

JALAN PENDEKAT (OPRIT)
PENANGANAN OPRIT YANG TANAHNYA JELEK:
 Diperhitungkan terhadap pondasi abutment
 Dipikul oleh cerucuk, tiang pancang
 Ditanggulangi dengan turap, bronjong dll.
 Digunakan material timbunan ringan - abu sekam,
abu terbang dll.

 Dengan sistem counterweight
 Berat material timbunan dikurangi dengan armco,
gorong-gorong
 Kombinasi cara-cara di atas

JALAN PENDEKAT (OPRIT)
ABUTMENT

BRONJONG

JALAN PENDEKAT (OPRIT)
 Perbaikan tanah dasar
ABUTMENT

TURAP

CERUCUK

JALAN PENDEKAT (OPRIT)
 Mengurangi gaya lateral

ABUTMENT

ARMCO

ARMCO

JALAN PENDEKAT (OPRIT)

MEMERLUKAN RUANG YG. BANYAK

 POLA KERUNTUHAN SLIDING PADA OPRIT

Timbunan
oprit

H

Bidang longsor

Q’LL


lapisan
tanah lembek

lapisan
lempung kenyal

HL

HLK

Check gaya lateral yang terjadi :
 Tinggi timbunan rencana = H
Tinggi timbunan kritis
= Hkr
Hkr = (CU’ . NC) / t
CU’ = krc . CU  krc = ( 0,5 -- 0,7)
NC = 5,14 ( factor daya dukung)
t = berat volume tanah timbunan
CU = kuat geser tanah dasar.

 Tinggi timbunan rencana harus diperhitungkan
sebesar : H = Hkr / 3
Indikasi : H  Hkr  tanah dasar runtuh
 Tahanan lateral tiang pancang (RPL’)
 Tahanan lateral 1 tiang dalam kelompok yang tertahan oleh
pile cap sama dengan (ekivalen) dengan tahanan pasif
pada kolom ekivalen sebesar (6d x 3d).

 Tanah non kohesif
d
6d
Tiang

L

3d

6d

RPL’ = 54 . Kp’ .  . d3

dimana : Kp’ = (1 + sin Ø’) / (1 - sin Ø’)
d
= diameter tiang pancang

= berat volume tanah

 Tanah kohesif
d
6d
Tiang

L

3d

cu +
6d

RPL’ = 36 . CU’ . d2 + 54 .  . d3
dimana :
d = diameter tiang pancang
 = berat volume tanah
CU = kuat geser tanah
CU’ = kuat geser tanah efektif

 Gaya lateral akibat timbunan oprit (QLL’)
Gaya lateral yang bekerja pada baris tiang
belakang setinggi ketebalan tanah lembek (HL) :
QLL’ = t . HL . Hekses . d
dimana : Hekses = H – Hkr
Persyaratan stabilitas abutment : RPL’ > QLL’

JENIS-JENIS PEKERJAAN STRUKTUR







Pematokan
Pondasi
Beton
Beton prategang
Struktur baja
Landasan







Kayu
Jembatan sementara
Cofferdam
Perancah
Perbaikan beton

PEMATOKAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Titil kontrol



Cara pengukuran horizontal, vertikal



Penentuan titik-titik elemen struktur seperti
letak pondasi – tiang pancang, sumuran dan
landasan



Elemen-elemen sekunder lainnya

PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak titik pancang tdk. sesuai desain
perlu recek stabilitas pondasi
DESAIN

PELAKSANAAN

PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak sumuran tidak sesuai desain jika
terlalu extreem perlu recek stabilitas

DESAIN

PELAKSANAAN

JENIS PONDASI
 PONDASI DANGKAL (SHALLOW FOUNDATION)
- LANGSUNG
- SUMURAN

 PONDASI DALAM (DEEP FOUNDATION)
TIANG PANCANG :

- Baja (pipa, propil), beton
- Beton (Beton bertulang, prategang – precast)

PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras & padat
Daya dukung izin tanah > 2,0 kg/cm2
Kedalaman > 3 m dari dasar sungai / tanah dasar
Bebas dari pengaruh scouring vertikal
 Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
 Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak
mengurangi luas profil basah sungai
 Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan,
mungkin perlu diberi pengamanan (protection)

PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan
pondasi langsung, dan apabila tidak dapat
dihindari maka perlu dipasang pengamanan
untuk melindungi pondasi
 Penggunaan jenis pondasi langsung/dangkal
pada jembatan TIDAK DISARANKAN, pada
sungai-sungai yang tidak dapat diperkirakan
perilakunya pada waktu musim banjir yaitu :
- Perilaku gerusan
- Perilaku benda-benda hanyutan

PONDASI LANGSUNG
PERSYARATAN :
 Cukup kuat (d. dukung ada < d. dukung izin)
 Aman terhadap geser n > 1,5
 Aman terhadap guling n > 1,5
 D > kedalaman scouring max.
 h > tinggi timbunan izin
htimbunan

D

tanah asli

dipegang

PONDASI SUMURAN







Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi
- Cukup keras
- Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
- Kedalaman > 4 m dari dasar sungai / tanah
dasar setempat
- Bebas dari pengaruhi scouring vertikal
Perlu diperhatikan adanya pengaruh scouring
horizontal
Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi profil basah sungai
Kemungkinan diperlukan pengamanan
(protection) pada bagian kepala jembatan

PONDASI SUMURAN
 Bila tanah pondasi berpasir, hati-hati dalam penggalian sumuran. Pengambilan tanah jangan sampai terbawa airnya. Hal ini untuk menghindari longsornya
tanah masuk dari luar sumuran ke dalam sumuran
 Usahakan dipergunakan pondasi sumuran dengan
diameter > 3 m untuk lebih menjamin kemudahan
pengambilan tanah dari dalam sumuran dan lebih
mudah penanganannya bila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan penurunan sumuran
 Tidak dianjurkan pelaksanaan penurunan sumuran
dengan cara penggalian terbuka (seperti pada pelaksanaan pondasi langsung). Ini berarti akan merusak
struktur tanah di sekitar sumuran. Gaya geser hilang
atau berkurang

PONDASI SUMURAN
PERSYARATAN :

htimbunan

tanah asli
D
D’

Cukup kuat utk faktor :
- Daya dukung < daya
dukung izin
- D>3m
- h < hizin timbunan
- D > scouring max (smax)
- Jika D < s < D’, maka
perlu protection

PONDASI TIANG PANCANG
 Termasuk pondasi dalam
 Jenis tiang pancang yang'umum dipakai
- Tiang pancang beton
Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2
Dibuat di pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi, diameter > 30 cm
- Tiang pancang baja
Yang sering dipergunakan berbentuk pipa
Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100 (cm)
 Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam
- Tiang Pancang Tumpu (Point Bearing Pile)
- Tiang Pancang Geser (Friction Pile)

PONDASI TIANG PANCANG
 Dipergunakan bila lapisan
tanah pondasi cukup dalam
(>8 m) dari dasar sungai atau
tanah setempat
 Bila terjadi scouring
- Bisa terjadi pengurangan daya dukung
pada jenis friction
(bagian a hilang)
- Perlu kontrol tekuk pada
jenis point bearing pile

smax

a

PONDASI TIANG PANCANG
 Agar dipegunakan konstruksi bangunan bawah
yang berbentuk pile cap, atau bangunan bawah
yang bebas dari pengaruh air normal dan bangunan atas tetap di atas clearance yang diperlukan

MAB

clearance
MAB

MAN
MAN

PONDASI TIANG PANCANG


Posisi clearance terhadap muka air banjair (MAB)

clearance
MAB
Slope
protection

PONDASI TIANG PANCANG
 Pada waktu pemancangan, selalu dicatat kalende ringnya. Dipergunakan alat pancang yang memadai
 Pada umumnya dipergunakan alat pancang
dengan berat hammer minimal 2,2 ton
 Pada point bearing, kalendering terakhir
untuk : - T. Pancang Baja (1 – 3) cm / 10 pukulan
- T. Pancang Beton (3 – 5) cm / 10 pukulan
 Pada friction pile, kalendering hauya sebagai kontrol
 Bila basil pemancangan meragukan dapat dicek
dengan loading test

PONDASI TIANG PANCANG
Loading test dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
 Pembebanan langsung

 Pembebanan dengan jack

W

PONDASI TIANG PANCANG
 Bila pada lapisan atas terdapat lapisan cukup keras
(N.S. = 80 kg/cm2) sebelum pemancangan dapat
dibantu dengan penggalian lebih dulu.

80 kg/cm2

Penggalian

> 150 kg/cm2

PONDASI TIANG PANCANG
 Pada kelompok tiang pancang geser perlu diperhi tungkan daya dukungnya secara kelompok :
Pkelompok   Pindividual ( 1)

Salah satu rumusnya adalah :
  1

dimana : 
m
n

d
s

=
=
=
=
=
=

[

 (n 1) m  (m 1) n
90
m.n

]

effisiency of pile group
jumlah baris tiang
jumlah tiang per baris
tan-1d/s (dalam derajad)
diameter tiang
jarak tiang

PONDASI TIANG PANCANG
 Rumus daya dukung tiang berdasarkan kalendering sangat
banyak, mungkin mendekati 500 rumus
 Biasanya setiap alat pancang yang dipergunakan mempunyai rumus
tersendiri
 Hiley :

W  n 2w
Ru 
1
s  (C1  C2  C3 ) W  w
2
eh E h

dimana :
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi daari pemukulan palu (