METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN INDONESIA
METODA PELAKSANAAN
JEMBATAN
JEMBATAN
Bangunan Atas
Landasan
Bangunan Bawah
Pondasi
Jalan Pendekat (oprit)
Bangunan Pengaman
BANGUNAN ATAS
Rangka Baja
Gelagar Baja - Komposit
Gelagar Beton Bertulang
Gelagar Beton Prategang
Gantung
Cable Stayed
Pelengkung dsb.
LANDASAN
SENDI
ROL
GESER.
HAL HAL YG. PERLU DIPERHATIKAN :
- Perencanaan Teknik ( Gaya-gaya hori zontal, vertikal dan putaran sudut)
- Spesifikasi
LANDASAN
PERLU PERHATIAN PADA MANUAL
PELAKSANAAN
Dipasang sebelum atau sesudah
bangunan atas menumpu
Temperatur
Persiapan pemasangan - baut angker
posisi, elevasi
Sistim perletakan
SENDI
ROL
BAJI
KARET
PERLETAKAN KARET
BANGUNAN BAWAH
KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT,
LANDHOOF), pada umumnya berfungsi
sebagai tembok penahan tanah untuk
menahan tekanan tanah aktif
PILAR
BEBAN-BEBAN PADA PILAR TIDAK
HANYA BEBAN VERTIKAL SAJA TETAPI :
-
Gaya gesekan
Gaya aliran dan benda hanyutan
Gaya rem
Gempa
BANGUNAN PENGAMAN
PADA JEMBATAN
TERHADAP GERUSAN (SCOURING) PADA ARAH :
HORIZONTAL DAN VERTIKAL
TERHADAP LONGSORAN (SLIDING)
TERHADAP TUMBUKAN BENDA-BENDA HANYUTAN
(KAYU, POHON DSB)
TERHADAP TUMBUKAN KENDARAAN
(GUARD RAIL)
TERHADAP TUMBUKAN KAPAL (FENDER)
BANGUNAN PENGAMAN
PADA SUNGAI
KRIB - sebagai pengarah aliran air
BOTTOM CONTROLLER (CHECK-DAM),
untuk menaikkan dasar sungai, biasanya
diakibatkan karena adanya galian C
PEREDAM KECEPATAN ARUS SUNGAI
JALAN PENDEKAT
(OPRIT)
PERHATIKAN KONDISI TANAH DASAR
TINGGI TIMBUNAN HARUS DIPERHITUNGKAN YAITU :
H = Hkr/3
H H 3
Hkr = tinggi timbunan max yang dipikul
kr
H = tinggi timbunan yang diijinkan
Hkr = C.Nc /
Hkr
Hkr
H
33
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
MUTU MATERIAL TIMBUNAN ( = 300)
CARA PENIMBUNAN SEBAIKNYA
DILAKSANAKAN DULU (untuk menda patkan kondisi tanah dasar yang baik)
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
PENANGANAN OPRIT YANG TANAHNYA JELEK:
Diperhitungkan terhadap pondasi abutment
Dipikul oleh cerucuk, tiang pancang
Ditanggulangi dengan turap, bronjong dll.
Digunakan material timbunan ringan - abu sekam,
abu terbang dll.
Dengan sistem counterweight
Berat material timbunan dikurangi dengan armco,
gorong-gorong
Kombinasi cara-cara di atas
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
ABUTMENT
BRONJONG
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Perbaikan tanah dasar
ABUTMENT
TURAP
CERUCUK
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Mengurangi gaya lateral
ABUTMENT
ARMCO
ARMCO
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
MEMERLUKAN RUANG YG. BANYAK
POLA KERUNTUHAN SLIDING PADA OPRIT
Timbunan
oprit
H
Bidang longsor
Q’LL
lapisan
tanah lembek
lapisan
lempung kenyal
HL
HLK
Check gaya lateral yang terjadi :
Tinggi timbunan rencana = H
Tinggi timbunan kritis
= Hkr
Hkr = (CU’ . NC) / t
CU’ = krc . CU krc = ( 0,5 -- 0,7)
NC = 5,14 ( factor daya dukung)
t = berat volume tanah timbunan
CU = kuat geser tanah dasar.
Tinggi timbunan rencana harus diperhitungkan
sebesar : H = Hkr / 3
Indikasi : H Hkr tanah dasar runtuh
Tahanan lateral tiang pancang (RPL’)
Tahanan lateral 1 tiang dalam kelompok yang tertahan oleh
pile cap sama dengan (ekivalen) dengan tahanan pasif
pada kolom ekivalen sebesar (6d x 3d).
Tanah non kohesif
d
6d
Tiang
L
3d
6d
RPL’ = 54 . Kp’ . . d3
dimana : Kp’ = (1 + sin Ø’) / (1 - sin Ø’)
d
= diameter tiang pancang
= berat volume tanah
Tanah kohesif
d
6d
Tiang
L
3d
cu +
6d
RPL’ = 36 . CU’ . d2 + 54 . . d3
dimana :
d = diameter tiang pancang
= berat volume tanah
CU = kuat geser tanah
CU’ = kuat geser tanah efektif
Gaya lateral akibat timbunan oprit (QLL’)
Gaya lateral yang bekerja pada baris tiang
belakang setinggi ketebalan tanah lembek (HL) :
QLL’ = t . HL . Hekses . d
dimana : Hekses = H – Hkr
Persyaratan stabilitas abutment : RPL’ > QLL’
JENIS-JENIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pematokan
Pondasi
Beton
Beton prategang
Struktur baja
Landasan
Kayu
Jembatan sementara
Cofferdam
Perancah
Perbaikan beton
PEMATOKAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Titil kontrol
Cara pengukuran horizontal, vertikal
Penentuan titik-titik elemen struktur seperti
letak pondasi – tiang pancang, sumuran dan
landasan
Elemen-elemen sekunder lainnya
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak titik pancang tdk. sesuai desain
perlu recek stabilitas pondasi
DESAIN
PELAKSANAAN
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak sumuran tidak sesuai desain jika
terlalu extreem perlu recek stabilitas
DESAIN
PELAKSANAAN
JENIS PONDASI
PONDASI DANGKAL (SHALLOW FOUNDATION)
- LANGSUNG
- SUMURAN
PONDASI DALAM (DEEP FOUNDATION)
TIANG PANCANG :
- Baja (pipa, propil), beton
- Beton (Beton bertulang, prategang – precast)
PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras & padat
Daya dukung izin tanah > 2,0 kg/cm2
Kedalaman > 3 m dari dasar sungai / tanah dasar
Bebas dari pengaruh scouring vertikal
Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak
mengurangi luas profil basah sungai
Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan,
mungkin perlu diberi pengamanan (protection)
PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan
pondasi langsung, dan apabila tidak dapat
dihindari maka perlu dipasang pengamanan
untuk melindungi pondasi
Penggunaan jenis pondasi langsung/dangkal
pada jembatan TIDAK DISARANKAN, pada
sungai-sungai yang tidak dapat diperkirakan
perilakunya pada waktu musim banjir yaitu :
- Perilaku gerusan
- Perilaku benda-benda hanyutan
PONDASI LANGSUNG
PERSYARATAN :
Cukup kuat (d. dukung ada < d. dukung izin)
Aman terhadap geser n > 1,5
Aman terhadap guling n > 1,5
D > kedalaman scouring max.
h > tinggi timbunan izin
htimbunan
D
tanah asli
dipegang
PONDASI SUMURAN
Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi
- Cukup keras
- Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
- Kedalaman > 4 m dari dasar sungai / tanah
dasar setempat
- Bebas dari pengaruhi scouring vertikal
Perlu diperhatikan adanya pengaruh scouring
horizontal
Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi profil basah sungai
Kemungkinan diperlukan pengamanan
(protection) pada bagian kepala jembatan
PONDASI SUMURAN
Bila tanah pondasi berpasir, hati-hati dalam penggalian sumuran. Pengambilan tanah jangan sampai terbawa airnya. Hal ini untuk menghindari longsornya
tanah masuk dari luar sumuran ke dalam sumuran
Usahakan dipergunakan pondasi sumuran dengan
diameter > 3 m untuk lebih menjamin kemudahan
pengambilan tanah dari dalam sumuran dan lebih
mudah penanganannya bila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan penurunan sumuran
Tidak dianjurkan pelaksanaan penurunan sumuran
dengan cara penggalian terbuka (seperti pada pelaksanaan pondasi langsung). Ini berarti akan merusak
struktur tanah di sekitar sumuran. Gaya geser hilang
atau berkurang
PONDASI SUMURAN
PERSYARATAN :
htimbunan
tanah asli
D
D’
Cukup kuat utk faktor :
- Daya dukung < daya
dukung izin
- D>3m
- h < hizin timbunan
- D > scouring max (smax)
- Jika D < s < D’, maka
perlu protection
PONDASI TIANG PANCANG
Termasuk pondasi dalam
Jenis tiang pancang yang'umum dipakai
- Tiang pancang beton
Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2
Dibuat di pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi, diameter > 30 cm
- Tiang pancang baja
Yang sering dipergunakan berbentuk pipa
Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100 (cm)
Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam
- Tiang Pancang Tumpu (Point Bearing Pile)
- Tiang Pancang Geser (Friction Pile)
PONDASI TIANG PANCANG
Dipergunakan bila lapisan
tanah pondasi cukup dalam
(>8 m) dari dasar sungai atau
tanah setempat
Bila terjadi scouring
- Bisa terjadi pengurangan daya dukung
pada jenis friction
(bagian a hilang)
- Perlu kontrol tekuk pada
jenis point bearing pile
smax
a
PONDASI TIANG PANCANG
Agar dipegunakan konstruksi bangunan bawah
yang berbentuk pile cap, atau bangunan bawah
yang bebas dari pengaruh air normal dan bangunan atas tetap di atas clearance yang diperlukan
MAB
clearance
MAB
MAN
MAN
PONDASI TIANG PANCANG
Posisi clearance terhadap muka air banjair (MAB)
clearance
MAB
Slope
protection
PONDASI TIANG PANCANG
Pada waktu pemancangan, selalu dicatat kalende ringnya. Dipergunakan alat pancang yang memadai
Pada umumnya dipergunakan alat pancang
dengan berat hammer minimal 2,2 ton
Pada point bearing, kalendering terakhir
untuk : - T. Pancang Baja (1 – 3) cm / 10 pukulan
- T. Pancang Beton (3 – 5) cm / 10 pukulan
Pada friction pile, kalendering hauya sebagai kontrol
Bila basil pemancangan meragukan dapat dicek
dengan loading test
PONDASI TIANG PANCANG
Loading test dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Pembebanan langsung
Pembebanan dengan jack
W
PONDASI TIANG PANCANG
Bila pada lapisan atas terdapat lapisan cukup keras
(N.S. = 80 kg/cm2) sebelum pemancangan dapat
dibantu dengan penggalian lebih dulu.
80 kg/cm2
Penggalian
> 150 kg/cm2
PONDASI TIANG PANCANG
Pada kelompok tiang pancang geser perlu diperhi tungkan daya dukungnya secara kelompok :
Pkelompok Pindividual ( 1)
Salah satu rumusnya adalah :
1
dimana :
m
n
d
s
=
=
=
=
=
=
[
(n 1) m (m 1) n
90
m.n
]
effisiency of pile group
jumlah baris tiang
jumlah tiang per baris
tan-1d/s (dalam derajad)
diameter tiang
jarak tiang
PONDASI TIANG PANCANG
Rumus daya dukung tiang berdasarkan kalendering sangat
banyak, mungkin mendekati 500 rumus
Biasanya setiap alat pancang yang dipergunakan mempunyai rumus
tersendiri
Hiley :
W n 2w
Ru
1
s (C1 C2 C3 ) W w
2
eh E h
dimana :
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi daari pemukulan palu (
JEMBATAN
JEMBATAN
Bangunan Atas
Landasan
Bangunan Bawah
Pondasi
Jalan Pendekat (oprit)
Bangunan Pengaman
BANGUNAN ATAS
Rangka Baja
Gelagar Baja - Komposit
Gelagar Beton Bertulang
Gelagar Beton Prategang
Gantung
Cable Stayed
Pelengkung dsb.
LANDASAN
SENDI
ROL
GESER.
HAL HAL YG. PERLU DIPERHATIKAN :
- Perencanaan Teknik ( Gaya-gaya hori zontal, vertikal dan putaran sudut)
- Spesifikasi
LANDASAN
PERLU PERHATIAN PADA MANUAL
PELAKSANAAN
Dipasang sebelum atau sesudah
bangunan atas menumpu
Temperatur
Persiapan pemasangan - baut angker
posisi, elevasi
Sistim perletakan
SENDI
ROL
BAJI
KARET
PERLETAKAN KARET
BANGUNAN BAWAH
KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT,
LANDHOOF), pada umumnya berfungsi
sebagai tembok penahan tanah untuk
menahan tekanan tanah aktif
PILAR
BEBAN-BEBAN PADA PILAR TIDAK
HANYA BEBAN VERTIKAL SAJA TETAPI :
-
Gaya gesekan
Gaya aliran dan benda hanyutan
Gaya rem
Gempa
BANGUNAN PENGAMAN
PADA JEMBATAN
TERHADAP GERUSAN (SCOURING) PADA ARAH :
HORIZONTAL DAN VERTIKAL
TERHADAP LONGSORAN (SLIDING)
TERHADAP TUMBUKAN BENDA-BENDA HANYUTAN
(KAYU, POHON DSB)
TERHADAP TUMBUKAN KENDARAAN
(GUARD RAIL)
TERHADAP TUMBUKAN KAPAL (FENDER)
BANGUNAN PENGAMAN
PADA SUNGAI
KRIB - sebagai pengarah aliran air
BOTTOM CONTROLLER (CHECK-DAM),
untuk menaikkan dasar sungai, biasanya
diakibatkan karena adanya galian C
PEREDAM KECEPATAN ARUS SUNGAI
JALAN PENDEKAT
(OPRIT)
PERHATIKAN KONDISI TANAH DASAR
TINGGI TIMBUNAN HARUS DIPERHITUNGKAN YAITU :
H = Hkr/3
H H 3
Hkr = tinggi timbunan max yang dipikul
kr
H = tinggi timbunan yang diijinkan
Hkr = C.Nc /
Hkr
Hkr
H
33
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
MUTU MATERIAL TIMBUNAN ( = 300)
CARA PENIMBUNAN SEBAIKNYA
DILAKSANAKAN DULU (untuk menda patkan kondisi tanah dasar yang baik)
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
PENANGANAN OPRIT YANG TANAHNYA JELEK:
Diperhitungkan terhadap pondasi abutment
Dipikul oleh cerucuk, tiang pancang
Ditanggulangi dengan turap, bronjong dll.
Digunakan material timbunan ringan - abu sekam,
abu terbang dll.
Dengan sistem counterweight
Berat material timbunan dikurangi dengan armco,
gorong-gorong
Kombinasi cara-cara di atas
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
ABUTMENT
BRONJONG
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Perbaikan tanah dasar
ABUTMENT
TURAP
CERUCUK
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
Mengurangi gaya lateral
ABUTMENT
ARMCO
ARMCO
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
MEMERLUKAN RUANG YG. BANYAK
POLA KERUNTUHAN SLIDING PADA OPRIT
Timbunan
oprit
H
Bidang longsor
Q’LL
lapisan
tanah lembek
lapisan
lempung kenyal
HL
HLK
Check gaya lateral yang terjadi :
Tinggi timbunan rencana = H
Tinggi timbunan kritis
= Hkr
Hkr = (CU’ . NC) / t
CU’ = krc . CU krc = ( 0,5 -- 0,7)
NC = 5,14 ( factor daya dukung)
t = berat volume tanah timbunan
CU = kuat geser tanah dasar.
Tinggi timbunan rencana harus diperhitungkan
sebesar : H = Hkr / 3
Indikasi : H Hkr tanah dasar runtuh
Tahanan lateral tiang pancang (RPL’)
Tahanan lateral 1 tiang dalam kelompok yang tertahan oleh
pile cap sama dengan (ekivalen) dengan tahanan pasif
pada kolom ekivalen sebesar (6d x 3d).
Tanah non kohesif
d
6d
Tiang
L
3d
6d
RPL’ = 54 . Kp’ . . d3
dimana : Kp’ = (1 + sin Ø’) / (1 - sin Ø’)
d
= diameter tiang pancang
= berat volume tanah
Tanah kohesif
d
6d
Tiang
L
3d
cu +
6d
RPL’ = 36 . CU’ . d2 + 54 . . d3
dimana :
d = diameter tiang pancang
= berat volume tanah
CU = kuat geser tanah
CU’ = kuat geser tanah efektif
Gaya lateral akibat timbunan oprit (QLL’)
Gaya lateral yang bekerja pada baris tiang
belakang setinggi ketebalan tanah lembek (HL) :
QLL’ = t . HL . Hekses . d
dimana : Hekses = H – Hkr
Persyaratan stabilitas abutment : RPL’ > QLL’
JENIS-JENIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pematokan
Pondasi
Beton
Beton prategang
Struktur baja
Landasan
Kayu
Jembatan sementara
Cofferdam
Perancah
Perbaikan beton
PEMATOKAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Titil kontrol
Cara pengukuran horizontal, vertikal
Penentuan titik-titik elemen struktur seperti
letak pondasi – tiang pancang, sumuran dan
landasan
Elemen-elemen sekunder lainnya
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak titik pancang tdk. sesuai desain
perlu recek stabilitas pondasi
DESAIN
PELAKSANAAN
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak sumuran tidak sesuai desain jika
terlalu extreem perlu recek stabilitas
DESAIN
PELAKSANAAN
JENIS PONDASI
PONDASI DANGKAL (SHALLOW FOUNDATION)
- LANGSUNG
- SUMURAN
PONDASI DALAM (DEEP FOUNDATION)
TIANG PANCANG :
- Baja (pipa, propil), beton
- Beton (Beton bertulang, prategang – precast)
PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi cukup keras & padat
Daya dukung izin tanah > 2,0 kg/cm2
Kedalaman > 3 m dari dasar sungai / tanah dasar
Bebas dari pengaruh scouring vertikal
Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal
Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak
mengurangi luas profil basah sungai
Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan,
mungkin perlu diberi pengamanan (protection)
PONDASI LANGSUNG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Diusahakan agar pada pilar tidak digunakan
pondasi langsung, dan apabila tidak dapat
dihindari maka perlu dipasang pengamanan
untuk melindungi pondasi
Penggunaan jenis pondasi langsung/dangkal
pada jembatan TIDAK DISARANKAN, pada
sungai-sungai yang tidak dapat diperkirakan
perilakunya pada waktu musim banjir yaitu :
- Perilaku gerusan
- Perilaku benda-benda hanyutan
PONDASI LANGSUNG
PERSYARATAN :
Cukup kuat (d. dukung ada < d. dukung izin)
Aman terhadap geser n > 1,5
Aman terhadap guling n > 1,5
D > kedalaman scouring max.
h > tinggi timbunan izin
htimbunan
D
tanah asli
dipegang
PONDASI SUMURAN
Termasuk pondasi dangkal
Dipergunakan bila tanah pondasi
- Cukup keras
- Daya dukung tanah > 3 kg/cm2
- Kedalaman > 4 m dari dasar sungai / tanah
dasar setempat
- Bebas dari pengaruhi scouring vertikal
Perlu diperhatikan adanya pengaruh scouring
horizontal
Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi profil basah sungai
Kemungkinan diperlukan pengamanan
(protection) pada bagian kepala jembatan
PONDASI SUMURAN
Bila tanah pondasi berpasir, hati-hati dalam penggalian sumuran. Pengambilan tanah jangan sampai terbawa airnya. Hal ini untuk menghindari longsornya
tanah masuk dari luar sumuran ke dalam sumuran
Usahakan dipergunakan pondasi sumuran dengan
diameter > 3 m untuk lebih menjamin kemudahan
pengambilan tanah dari dalam sumuran dan lebih
mudah penanganannya bila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan penurunan sumuran
Tidak dianjurkan pelaksanaan penurunan sumuran
dengan cara penggalian terbuka (seperti pada pelaksanaan pondasi langsung). Ini berarti akan merusak
struktur tanah di sekitar sumuran. Gaya geser hilang
atau berkurang
PONDASI SUMURAN
PERSYARATAN :
htimbunan
tanah asli
D
D’
Cukup kuat utk faktor :
- Daya dukung < daya
dukung izin
- D>3m
- h < hizin timbunan
- D > scouring max (smax)
- Jika D < s < D’, maka
perlu protection
PONDASI TIANG PANCANG
Termasuk pondasi dalam
Jenis tiang pancang yang'umum dipakai
- Tiang pancang beton
Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2
Dibuat di pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi, diameter > 30 cm
- Tiang pancang baja
Yang sering dipergunakan berbentuk pipa
Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100 (cm)
Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam
- Tiang Pancang Tumpu (Point Bearing Pile)
- Tiang Pancang Geser (Friction Pile)
PONDASI TIANG PANCANG
Dipergunakan bila lapisan
tanah pondasi cukup dalam
(>8 m) dari dasar sungai atau
tanah setempat
Bila terjadi scouring
- Bisa terjadi pengurangan daya dukung
pada jenis friction
(bagian a hilang)
- Perlu kontrol tekuk pada
jenis point bearing pile
smax
a
PONDASI TIANG PANCANG
Agar dipegunakan konstruksi bangunan bawah
yang berbentuk pile cap, atau bangunan bawah
yang bebas dari pengaruh air normal dan bangunan atas tetap di atas clearance yang diperlukan
MAB
clearance
MAB
MAN
MAN
PONDASI TIANG PANCANG
Posisi clearance terhadap muka air banjair (MAB)
clearance
MAB
Slope
protection
PONDASI TIANG PANCANG
Pada waktu pemancangan, selalu dicatat kalende ringnya. Dipergunakan alat pancang yang memadai
Pada umumnya dipergunakan alat pancang
dengan berat hammer minimal 2,2 ton
Pada point bearing, kalendering terakhir
untuk : - T. Pancang Baja (1 – 3) cm / 10 pukulan
- T. Pancang Beton (3 – 5) cm / 10 pukulan
Pada friction pile, kalendering hauya sebagai kontrol
Bila basil pemancangan meragukan dapat dicek
dengan loading test
PONDASI TIANG PANCANG
Loading test dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Pembebanan langsung
Pembebanan dengan jack
W
PONDASI TIANG PANCANG
Bila pada lapisan atas terdapat lapisan cukup keras
(N.S. = 80 kg/cm2) sebelum pemancangan dapat
dibantu dengan penggalian lebih dulu.
80 kg/cm2
Penggalian
> 150 kg/cm2
PONDASI TIANG PANCANG
Pada kelompok tiang pancang geser perlu diperhi tungkan daya dukungnya secara kelompok :
Pkelompok Pindividual ( 1)
Salah satu rumusnya adalah :
1
dimana :
m
n
d
s
=
=
=
=
=
=
[
(n 1) m (m 1) n
90
m.n
]
effisiency of pile group
jumlah baris tiang
jumlah tiang per baris
tan-1d/s (dalam derajad)
diameter tiang
jarak tiang
PONDASI TIANG PANCANG
Rumus daya dukung tiang berdasarkan kalendering sangat
banyak, mungkin mendekati 500 rumus
Biasanya setiap alat pancang yang dipergunakan mempunyai rumus
tersendiri
Hiley :
W n 2w
Ru
1
s (C1 C2 C3 ) W w
2
eh E h
dimana :
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi daari pemukulan palu (