SEJARAH INDONESIA MASA AWAL KEMERDEKAAN

SEJARAH INDONESIA MASA AWAL KEMERDEKAAN
SAMPAI ORDE LAMA
“RANGKUMAN MAKALAH KELOMPOK”

SAKA MUKHAMAD SURYA
4415133812

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
1

KELOMPOK 1
KONFLIK IDEOLOGI 1945-1959

A. Demokrasi Parlementer (Liberal)
Kabinet parlementer adalah kabinet yang kekuasaan tertingginya dipegang oleh
seorang Perdana Menteri. Dalam masa Kabinet Parlementer ini, konflik antar partai di
Indonesia sangat tinggi sehingga kabinet terpaksa jatuh bangun. Konflik ini didasari oleh
perbedaan ideologi yang dianut berbagai partai politik.

B. Kondisi Indonesia Pada Tahun 1945-1959
Pada masa tahun 1945-1959, terbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), kembali Ke
Negara Kesatuan, adanya ideologi yang berkembang dalam partai, adanya system multi
politik, jatuh bangunnya kabinet, diadakannya pemilihan umum tahun 1955, munculnya
dekrit presiden pada tahun 1959
C. Ideologi di Indonesia tahun 1945-1959
a. Ideologi Nasionalisme
Ideologi Nasionalisme menjadi dasar perjuangan Partai nasional Indonesia. PNI
mempunyai tujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas. PNI
pada dekade 1950-an menjadi Partai yang selalu mendominasi struktur kabinet. PNI
memperoleh keuntungan banyak dengan mengaitkan namanya dengan Soekarno.Setelah
kejatuhan Soekarno, PNI menjadi bulan-bulanan kekuatan politik lain, akibat
hubungannya dengan Soekarno
b. Ideologi Komunisme
Komunisme di Indonesia sering dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia
(PKI). Pada Februari 1948 PKI dan Partai Sosialis membentuk front bersama, yaitu Front
Demokrasi Rakyat. Pada 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom yang merupakan
singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI
sebagai mitra dalam politik Soekarno dilembagakan.
c. Ideologi Sosialisme

Ideologi sosialisme pada era pasca kemerdekaan hingga tahun 1959 diidentikan
dengan suatu Partai yakni Partai Sosialis Indonesia (PSI). Pada bulan Agustus1960, PSI

2

bersama Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno atas pertimbangan Mahkamah
Agung melalui Penetapan Presiden No. 7/1960
d. Ideologi Agama (Pan-Islamisme)
Ideologi ini diwakilkan oleh partai Masyumi dan NU. Setelah pemilu tahun 1955
selesai, terjadi Pertentangan antara kelompok Islam dengan kelompok nasionalis sekuler
mulai terlihat dalam majelis konstituante. Banyak terjadi pertentangan antara partai Islam
dan juga partai non Islam. Partai islam dianggap ingin menjadikan Indonesia sebagai
negara yang berazaskan Islam
D. Sistem Multi Partai
Demokrasi Liberal membuat diberlakuannya Sistem Parlementer yang kemudian
memicu munculnya sistem multi partai karena adanya Maklumat Hatta No. X. Dalam
menjalankan peran dan fungsi partai adanya benturan-benturan ideologi dan pemanfaatan isu
nasional yang melahirkan Konflik Antar Partai. Sistem multi partai dikatakan sebagai sumber
konflik nasional pada saat itu, dikarenakan konsekuensi dari sistem tersebut yaitu terjadinya
konflik horizontal antar partai yang membuat situasi politik yang tidak stabil.

E. Pemilihan Umum 1955
Dilaksanakan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap pada bulan September 1955 untuk
memilih anggota DPR dan bulan Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante.
Dilatarbelakangi oleh pergantian kabinet pada tahun 1950-1955. Para politisi Jakarta mencari
dukungan rakyat dengan daya tarik ideologi. Pemilihan umum 1955 tidak menyelesaikan
konflik ideologi antar partai, yang terjadi hanyalah pembuktian adanya empat partai besar.
Akhirnya, Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dengan
membubarkan konstituante dan memberlakukan kembali Undang-undang Dasar 1945.
KELOMPOK 2
KONFERENSI ASIA AFRIKA

A. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika merupakan gagasan dari lima Negara yaitu Indonesia, India,
Pakistan, Burma dan Sri Lanka. Konferensi Asia Afrika dilaksanakan melalui dua tahap.

3

Persiapan pertama dilakukan di Kolombo pada tanggal 28 April – 2 Mei 1954. Persiapan
kedua dilakukan di Bogor pada tanggal 29 Desember 1954.
1. Konferensi Kolombo

Pada tanggal 28 April-2 Mei 1954 diadakan konferensi di Colombo. Dalam
konferensi Colombo ini diputuskan antara lain sebagai berikut.
1. Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis.
2. Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
3. Menyetujui dan mengusahakan adanya konferensi Asia-Afrika dan memilih
Indonesia sebagai penyelenggara.
2. Konferensi Bogor
Pada tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan Konferensi di Bogor.
Rekomendasi yang diajukan dalam sidang ini adalah sebagai berikut.:
1. Mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung dalam bulan April 1955.
2. Menetapkan kelima negara peserta konferensi Colombo sebagai negara sponsor.
3. Menetapkan 25 negara-negara Asia-Afrika yang akan diundang.
4. Menentukan 4 tujuan pokok dari konferensi Asia-Afrika.
3. Konferensi Asia Afrika
Dari Konferensi ini dihasilkan 10 prinsip yang disepakati bersama dengan
nama Dasa Sila Bandung, yang tercantum dalam Declaration On The Promotion Of
World Peace and Cooperation.
B. Pengaruh Konferensi Asia Afrika
1. Secara Global
a. Mempererat solidaritas yang terjadi antara para anggota KAA.

b. Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa asia afrika untuk
menggalang persatuan.
c. Banyak negara asia-afrika yang merdeka kemudia masuk menjadi anggota PBB
DLL.
2. Secara Nasional
1.

Adanya dukungan bagi Indonesia yaitu berupa keputusan KAA mengenai
perjuangan perebutan kembali irian barat dalam forum PBB.

4

2.

Di tandatanganinya persetutujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan
RCC (seseorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah
satu dan tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan)

3.


Indonesia di anggap sebagai negara yang berperan aktif dalam terciptanya
perdamaian di dunia DLL.
KELOMPOK 3
PEMIKIRAN SOEKARNO

A. Soekarnoisme; sebuah pemikiran tentang “persahabatan” ideologi
Soekarno berpendapat bahwa Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme menjadi
Rohnya pergerakan nasional Indonesia. Dasar pemikiran Soekarno adalah dasar tradisional
Indonesia yang tidak menerima keharusan untuk memilih.
B. Nasakom
Gagasan Nasakom ini bermaksud untuk mempersatukan kalangan bangsa Indonesia
untuk bersatu sebagai konsepsi pemikiran yang digunakan untuk melawan penjajahan dan
penindasan atau Imperialisme. Gagasan Nasakom dikeluarkan pada masa Demokrasi
Terpimpin yang terkandung dalam pidato yang selanjutnya dikenal sebagai Manipol
USDEK. Proses penyisipan misi Nasakom ini mengalami hambatan tidak berjalan seperti apa
yang diharapkan oleh Soekarno. Penolakan TNI AD terhadap gagasan Nasakom merupakan
puncak dari pertentangan antara Presiden Soekarno dengan TNI AD. Penentangan ini lebih
ditujukan pada tidak sesuainya konsep Nasionalisme dan konsep Agama disetarakan bahkan
disatukan dengan konsep komunis.
C. Marhaenisme

Marhaenisme diambil dari nama seorang petani bernama Marhaen yang di jumpai
Bung Karno pada tahun 1926-1927. Istilah Marhaen untuk pertama kalinya digunakan oleh
soekarno didalam pidato pembelaan soekarno pada tahun 1930, Indonesia Menggugat.
Menurut Soekarno, sosialisme Indonesia adalah sosialisme nasionalisme yang akan mampu
mengangkat nasib kaum marhaen.

5

KELOMPOK 4
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DAN TERPIMPIN
A. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922 mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922.
Tujuannya adalah membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan
berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya.
B. Pendidikan Sebagai Alat Politik Atau Sebagai Alat Mencerdaskan
Politik pendidikan sendiri pada masa era Soekarno dapat di bagi seiring dinamika
politik yang mempengaruhinya: 1) Periode 1945-1950 diwarnai oleh semangat revolusi,

Untuk menanamkan semangata jiwa patriotisme; 2) Periode 1950 -1959 diwarnai oleh
demokrasi liberal. Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia sosial yang cakap dan
warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab tentang kesejahteran masyarakat dan
tanah air. 3) Periode 1959-1966 yang di warnai dengan Manipol-Usdek, dimana pendidikan
bertujuan melahirkan warganegara Sosialis Indonesia yang bersusila Pendidikan nasional
pada Orde Lama yang berlangsung sejak 1945 hingga 1966 tetap berdasarkan pancasila.
C. KURIKULUM PANCAWARDANA
Dalam Rencana Pendidikan tahun 1964, ( istilah yang dipakai pada waktu itu bukan
”kurikulum” tetapi ”Rencana Pendidikan”), yang kemudian ditimpali dengan Penetapan
Presiden no. 19/1965, pendidikan Pancasila ini ditafsirkan menurut Manifesto Politik dan
USDEK serta ditafsirkan pula menurut ciri-ciri manusia sosialis Indonesia, yang keduaduanya merupakan doktrin politik Orde Lama yang terkenal itu. Di bidang pendidikan,
doktrin ini ditambah dengan ”Pancawardana” sebagai sub pokok bahasan. Fokus kurikulum
1964 adalah pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Panca
wardhana).

6

KELOMPOK 5
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDONESIA
A. KONSEP KEBUDAYAAN INDONESIA

1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah suatu pemahaman Perasaan suatu bangsa (kelompok) dari hasil
akal manusia yang bersifat sangat kompleks yang

meliputi aspek-aspek kehidupan

sebagai unsur –unsur kebudayaan.
2. Ciri – Ciri Kebudayaan Indonesia
Bangsa Indonesia baru muncul pada abad 20 yang muncul atas kesadaran nasional
yang timbul dari kesamaan nasib. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa baik itu
Jawa Sunda Betawi madura, dll yang bisa memicu perpecahan atau disintegrasi.
Kebudayaan Nasional belum terwujud, masih terus berproses sampai sekarang, yang
perlu sekarang adalah dengan pembauran atau dileburkan yang ditranformsikan ke
kebudayaan Indonesia.
3. Mencari Jati Diri Kebudayaan Indonesia (Kongres Kebudayaan)


Kongres Kebudayaan (1945-1965)
Kongres Kebudayaan 1948
Dilaksanakan dimagelang (20-24 agust 1948), isi meletakkan dasar –dasar

kebudayaan, didirikan LKI.
Kongres Kebudayaan 1951
Dilaksanakan di Bandung yakni membahahas kesusastraan, hak cipta dan
film.
Kongres Kebudayaan 1954
Surakarta tanggal 18-23 sept 1954 , masalah pendidikan kebudayaan bagi
kaum terpelajar, masy. Kota ,dan buruh tani.
Kongres Kebudayaan 1957
Kongres ini dilaksanakan pada tanggal 20-24 juli 1957 di buleleng Bali.
Dalam kongres yang disepakati adalah (1) Hubungan arsitektur dengan seni rupa,
(2) Penyelenggaraan Kesenian Semasyarakat, (3) Kebudayaan dan Konstitusi.
Terdapat perbedaan antara faham humanism realis dan humanisme universal baru
memanas antara 2 kelompok peserta.
7

Kongres Kebudayaan 1960
Berisi pernyataan sikap BMKN terhadap tuduhan LEKRA.
B. PERDEBATAN DI RANAH KEBUDAYAAN INDONESIA 1945 - 1965
1. Angkatan 45
Periode Angkatan 45 dimulai tahun 1942, tidak lama sesudah masuknya

Jepang ke Indonesia. Periode ini merupakan pengalaman dan saat yang penting dalam
sejarah bangsa dan juga sastra Indonesia. Penamaan angkatan ini dengan nama
Angkatan 45 didasarkan pada peristiwa politik, yaitu kemerdekaan Indonesia.
2. Surat Kepercayaan Gelanggang (SKG)
Sebagai manifesto kebudayaan pertama yang muncul setelah Indonesia
merdeka, SKG tidaklah dihasilkan oleh sebuah organisasi kebudayaan. Redaksi ruang
kebudayaan Gelanggang adalah Asrul Sani dan Rivai Apin. Pernyataan SKG sendiri
pertama kali muncul dalam rubrik Cahier Seni dan Sastera yang juga bernama
“Gelanggang” dari Majalah Siasat edisi Oktober 1950. SKG menganggap seni dan
kebudayaan pada umumnya adalah universal.
3. Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA)
a. Lahirnya Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) Tahun 1950
Pada tanggal 17 Agustus 1950 didirikan sebuah Lembaga Kebudayaan
Rakyat (Lekra) di rumah H.B. Jassin dihadiri antara lain oleh H.B. Jassin, D.N.
Aidit, dan Njoto serta tokoh kebudayaan lainnya. Lekra didirikan untuk
menghimpun kekuatan yang taat dan teguh mendukung revolusi.”
Mukadimah Lekra berusaha membongkar bangunan penindasan yang
fondasinya adalah kebudayaan. Konsep-konsep kebudayaan Rakyat yang
termaktub dalam Mukadimah Lekra merupakan siasat “...mempertahankan dan
memperkuat benteng kebudajaan Rakjat (kultur Rakjat)”.
b. Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) Tahun 1959-1965
Lekra mengeluarkan Mukadimah 1959 karena Mukadimah 1950 dianggap
tidak lagi cocok lagi dengan kondisi sosial politik jamannya. Selain itu juga tidak
bisa lagi menjawab

permasalahan baru yang muncul seturut dengan

perkembangan masyarakat Indonesia dan Mukadimah 1950 yang hanya
menjelaskan mengapa Lekra didirikan. Kandungan Mukadimah 1959 ialah: Lekra
8

membantah pendapat bahwa kesenian dan ilmu bisa terlepas dari masyarakat,
Lekra mengajak pekerja-pekerja kebudayaan untuk dengan sadar mengabdikan
dayacipta, guna kemajuan Indonesia, Lekra tidak hanya menyambut sesuatu yang
baru; Lekra memberikan bantuan yang aktif untuk memenangkan setiap yang baru
dan maju, Lekra menerima dengan kritis peninggalan-peninggalan nenek moyang
kita dan bangsa lain, mempelajari dengan seksama segala segi peninggalanpeninggalan itu, menolak sifat anti-kemanusiaan dan anti- sosial dari kebudayaan
bukan-rakyat, dan menolak perkosaan terhadap kebenaran dan terhadap nilai-nilai
keindahan.
4. Manifes Kebudayaan
a. Lahirnya Manifes Kebudayaan
Naskah Manifes Kebudayaan didirikan di Jakarta pada 17 Agustus 1963
dan disetujui pada 23 Agustus 1963. Tokoh–tokohnya : (1) Trisno Sumardjo, (2)
Zaini, (3) H.B. Jassin, (4) Wiratmo Soekito, (5) Bokor Hutasuhut, (6) Goenawan
Mohamad, (7) Bur Rasuanto, (8) A. Bastari Asnin (datang dari Yogya), (9) Ras
Siregar, (10) Djufri Tanissan, (11) Soe Hok Djin (Arief Budiman), (12) Sjahwil
(dari Sanggar Bambu), dan (13) D.S. Moeljanto. Inti dari Mukhadimah Manifes
Kebudayaan, yaitu : Pancasila sebagai Falsafah Kebudayaan, Kepribadian dan
Kebudayaan Nasional, Politisi dan Estetisi.
b. Pembubaran Manifes Kebudayaan
Presiden Soekarno dalam pernyataannya yang dikeluarkan tanggal 18 Mei
menyatakan Manikebu terlarang, dengan alasan Manifesto Politik Republik
Indonesia sebagai pancaran Pancasila telah menjadi Garis Besar Haluan Negara
dan tidk mungkin di damping dengan Manifesto lain.
C. Pergeseran Budaya Ke Arah Anti–Barat
Tahun 1953 – 1957 merupakan periode yang penting di dalam sejarah hubungan
antara Indonesia dengan Amerika. USIA menjadi agen utama dalam usah amenjaga
hubungan Indonesia-Amerika. Di tahun 1955, hubungan Indonesia-Amerika memudar.
LEKRA menjadi titik balik perkembangan kebudayaan Indonesia. Pada tahun 1959
Soekarno menyerukan kepada para seniman agar berdiri dalam front antiimperialisme
dan antikolonialisme.
9

KELOMPOK 6
SISTEM DEMOKRASI TERPIMPIN
A. Latar Belakang Diberlakukannya Demokrasi Terpimpin
Latar belakangnya ialah munculnya gerakan-gerakan separatisme yang menyebabkan
ketidakstabilan politik dalam negeri, sehingga selain mengacaukan keamanan juga dapat
menyebabkan disintegrasi bangsa atau perpecahan. Kehidupan politik pada masa Demokrasi
Liberal juga ditandai dengan jatuh bangunnya kabinet sehingga menimbulkan munculnya
ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah sebab banyak program kerja dan masingmasing kabinet tidak dapat direalisasikan dengan baik.
B. Konsep Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan
serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara. Pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai
setelah dikeluarkannya dekrit Presiden 5 Juli 1959. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi
yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila.
C. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin ialah berupa dibentuknya Front Nasional. Selain
itu Demokrasi terpimpin menjadikan Undang- Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai
landasan serta pedoman dalam menjalankan roda pemerintahan dan munculnya Gagasan
Nasakom
D. Tokoh Demokrasi Terpimpin
Presiden Soekarno memperkenalkan demokrasi terpimpin pada saat perayaan
proklamasi kemerdekaan tahun 1959 dengan pidato beliau yang berupa “Penemuan kembali
Revolusi kita”
E. Penyebab Kegagalan Demokrasi Terpimpin
Penyebab kegagalan Demokrasi Terpimpin adalah adanya pemusatan kekuasaan di
tangan presiden, kedudukan presiden yang bertentangan dengan UUD 1945, pembentukan
MPRS yang bertentangan dengan UUD 1945, situasi politik yang semakin buruk.

10

KELOMPOK 7
SISTEM DEMOKRASI LIBERAL (1945-1959)
A. Konsep Demokrasi Liberal di Eropa
Demokrasi Liberal mulai berkembang pada abad ke-18 di Eropa yaitu, pada masa
pencerahan (Enligtenment) oleh penggagas Teori Kontrak Sosial seperti Thomas Hobbes,
Jhon Locke, montesquieu, Jean Jacques Rousseau dan lainnya.
Konsep Demokrasi Liberal Di Indonesia
Konsep dasar dari politik demokrasi liberal Indonesia adalah sistem multi partai
sesuai dengan Maklumat X Wakil presiden bulan oktober tahun 1945 dan juga Maklumat
yang dikeluarkan di bulan November, yang berisi tentang Pembentukan badan legislatif
(parlemen), perintah pembentukan partai politik dan pergantian sistem demokrasi dari sistem
demokrasi Presidensil menjadi demokrasi parlementer.
B. Latar Belakang Diterapkannya Demokrasi Liberal Indonesia
Latar belakang diterapkannya demokrasi liberal bermula pada perubahan sistem
negara Indonesia pada saat itu yaitu RIS yang berbentuk negara perserikatan diubah menjadi
negara kesatuan pada 17 agunstus 1950, atau bertepatan dengan ulang tahun ke 5 negara
Repulik Indonesia.
C. Penerapan Demokrasi Liberal di Indonesia (1949-1950)
Di Indonesia demokrasi liberal atau demokrasi konstitusi pada masa itu demokrasi
liberal lebih banyak di identikkan dengan demokrasi parlementer. Tahapan menuju
demokrasi parlementer yaitu: Maklumat no. X tanggal 16 oktober 1945: presidensial ke
parlementer dan Maklumat no X pada tanggal 3 november 1945: mendirikan partai politik.
 Sistem Presidensiial (1945-1950)
Sistem kabinet presidensial berlandaskan pada UUD 1945 (Undang-Undang
Dasar tahun 1945) dan kekuasaan tertinggi negara ditempati oleh lembaga eksekutif,
yaitu Presiden.
 Masa peralihan dari presidensial ke parlementer
Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidentil
menjadi parlemen. Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil, presiden memiliki
fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan
legislatif.
11

 Sistem Parlementer (1950-1959)
Penerapan system parlementer di mulai semenjak dicetuskannya konstitusi RIS
tahun 1949.
D. Kritik Terhadap Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia hingga akhirnya
mengalami keruntuhan adalah karena dominannya politik aliran sehingga membawa
konsekuensi terhadap pengelolaan konflik, basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah,
struktur sosial yang masih sangat hirarkis. Adapun dampak dari demokrasi liberal bagi
pemerintahan adalah: Pembangunan tidak berjalan lancar karena Kabinet selalu silih
berganti, karena masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partaiatau
golongannya, tidak ada partai yang dominan maka seorang kepala negara terpaksa bersikap
mengambang diantara kepentingan banyak partai.
E. Tokoh Penggagas dan penentang Demokrasi Liberal
 Tokoh Penggagas
Mohammad Hatta termasuk dalam tokoh yang menerapkan demorkasi liberal di
dalam bentuk sistem demokrasi parlementer yang di mana ketika itu ia mengeluarkan
maklumat no X tanggal 16 oktober dan 3 november 1945 bersama Syahrir.
 Tokoh Penentang
Demokrasi Liberal banyak ditentang terutama dari kelompoknya Tan Malaka,
bahkan oleh Soekarno pada masa-masa berikutnya.
F. Partai dan Kabinet Masa Demokrasi Liberal
Wakil-wakil partai duduk dalam kabinet. Akan tetapi ternyata stabilitas politik tidak
tercapai. Tidak adanya partai dengan mayoritas yang jelas. Berdasarkan beberapa partai yang
mendominasi pemerintahan demokrasi parlementer dan adanya pembentukan cabinet hingga
jatuh bangunnya cabinet tersebut. Ada tujuh kabinet dalam demokrasi parlementer ini yaitu:
Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951), Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3
April 1952), Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953), Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31
Juli 1953 – 12 Agustus 1955), Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret
1956), Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957), Kabinet Djuanda ( 9
April 1957- 5 Juli 1959)

12

G. Dampak Dari Demokrasi Liberal
Dampak yang dirasakan salah satunya yaitu sistem pembangunan yang tidak stabil.
Hal ini akibat dari tidak konsistennya suatu kebijakan yang telah ditetapkan oleh suatu
pemerintahan. Adanya krisis percayaan kepada pihak pemerintah. Dampak yang lain yaitu
dalam aspek ekonomi inflasi yang berkelanjutan.
 Pro kontra dari Demokrasi Liberal
Pro : Moh.Hatta, maklumat no. X tgl. 16 Oktober dan 3 November 1945, menekankan
hak-hak politik rakyat. Syahrir, atas dasar pendelegasian kekuasaan kepada Perdana
Menteri yang hanya mengatasi kesulitan pemerintahan untuk sementara waktu.
Kontra : Tan Malaka, pendelegasian kekuasaan oleh perdana menteri dianggap sebagai
suatu ancaman persatuan.
KELOMPOK 8
SISTEM EKONOMI INDONESIA
A. Pengertian Sistem, Ekonomi, dan Sistem Ekonomi
Sistem
Sistem menurut Chester A. Bernard, adalah suatu kesatuan yang terpadu secara
holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki ciri
dan batas tersendiri.
Ekonomi
Ekonomi merupakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kekeluargaan
dalam hal cara menambah, menggunakan, dan mengatur kekayaan kebendaan.
Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan
pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalanpersoalanekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara.
B. Perkembangan Sistem Ekonomi Di Indonesia Pada Masa Orde Lama
Pasca Proklamasi Kemerdekaan 1945, Indonesia secara teoristis memiliki tiga model
Demokrasi, yakni Demokarasi Liberal (tahun 1945-1959), Demokrasi Terpimpin (19591965), dan Demokrasi Pancasila. Ketiga demokrasi itu turut mempengaruhi pelaksanaan
sistem ekonomi di Indonesia.
13

Situasi

perekonomian

Indonesia

sekitar

tahun

1945-1950-an

sangat

tidak

menguntungkan bagi pemerintahan Republik Indonesia. Sistem perekonomian pada masa
tersebut merupakan ekonomi perang gerilya terhadap penjajahan, bahkan ekonomi masih
dimonopoli oleh perusahaan-perusaahn Belanda.
Ekonomi terpimpin dalam masyarakat sosialis Indonesia mengacu pada “Pasal 33
UUD 1945”

Soekarno

mengatakan bahwa Ekonomi terpimpin menghendaki kegotong

royongan di bidang ekonomi. Menurut Soekarno sistem ekonomi itu mengandung tiga unsur
yakni kepentingan bersama yang ditetapkan bersama, usaha bersama yang dilaksanakan
bersama, dan pemimpin bersama yang dimufakati bersama.1
C. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Lama
Beberapa kebijakan ekonomi pada masa Orde Lama yakni:
a. Pembentukan Bappenas
b. Deklarasi Ekonomi
c. Devaluasi
Selain kebijakan – kebijakan yang dilakukan pemerintah guna mengatasi permasakah
ekonomi Indonesia di atas, ada beberapa kebijakan lain yakni :
1) Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri.
2) Pembentukan Front Nasional.
3) Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi
(KESOP)
D. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Perekonomian Indonesia
Kegagalan pembangunan ekonomi pada masa demokrasi liberal membuat Soekarno
membuat rencana dan program kebijakan ekonomi yang berhaluan dari Manipo- Usdek.
Tantangan pembangunan ekonomi adalah mengimplementasikan perubahan paradigma
“ekonomi liberal “ ke “ekonomi terpimpin” . Ditambah kondisi perekonomian Indonesia
1959-1960 cukup memprihatinkan.
E. Upaya Untuk Meperbaiki Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Lama
Upaya untuk memperbaiki perekonomian Indonesia pada masa Orde Lama ialah
melalui: Gunting Sjafruddin, Program Benteng (benteng group), Nasionalisasi de javasche

1

Wawan Tunggul Alam, Demi Bangsaku Pertentangan Sukarno vs Hatta (Jakarta: Gramedia,
2003) hlm. 453.

14

bank, Sistem Ekonomi Ali-Baba, Persetujuan Finansial Ekonomi (Finek), Rencana
Pembangunan Lima tahun (RPLT), dan Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap).

KELOMPOK 9
PERANG IDEOLOGI 1959-1965
A. Indonesia Maasa Demokrasi Terpimpin
Pada Konfilk Ideologi pada tahun 1959 – 1969, yang ada di masa sistem
pemerintahan demokrasi terpimpin dengan dibawah pimpinan Ir. Soekarno. Dimana di
tengah-tengah krisis tahun 1957 diambilah langkah-langkah pertama menuju suatu bentuk
pemerintahan yang oleh Soekarno dinamakan “Demokrasi Terpimpin”. Dimulai dengan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959, ternyata berimplikasi luas pada perubahan sistem ketatanegaraan
dan peta politik Indonesia. Pertama, tindakan tersebut mengakhiri tugas kabinet, parlemen,
dan periode sistem parlementer itu sendiri. Kedua, berakhirnya periode parlementer tersebut
sekaligus mengakibatkan berakhirnya pula periode pemerintahan oleh partai politik. Pada 17
Agustus 1959, Sukarno menguaraikan ideologi demokrasi terpimpin, yang beberapa bulan
kemudian dinamakan Manipol (Manifestasi Politik). Pada 1960 ,ditambahkannya kata
USDEK, yang berarti Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme ala Indonesia, demokrasi
terpimpin, ekonomi terpimpin, dan kepribadian Indonesia. Setelah dijalankannya ManipolUSDEK , mulai terjadi kekacauan ekonomi sehingga mata uang Rupiah di devaluasikan.
Pada 5 Maret 1960 DPR dibubarkan dan digantikan oleh DPR-GR pada 24 Juni 1960 yang
ditunjuk oleh Presiden. Tugas DPR-GR adalah melaksanakan MANIPOL, merealisasi dan
melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Beberapa partai politik tidak setuju dengan
pembubaran DPR dan para tokoh partai oposisi tersebut membentuk Liga Demokrasi
B. Lakon dalam Perang Ideologi 1959-1965
 Soekarno
 PKI
 Militer
C. Keterlibatan Angkatan Darat
Pemikiran NASAKOM Soekarno, secara tidak langsung membuat AD lebih intensif
terjun ke dunia politik. Faktor keterlibatan AD di masa perang ideologi ini antara lain : AD
15

menganggap mereka punya hak moral untuk memerintah dan Komunis merupakan ancaman
di RI baik dalam jangka pendek maupun panjang. Selama masa perang ideologi, AD sempat
berada di posisi yang kuat. Ada 2 faktor yang membuat posisi AD menguat antara lain :
Dikeluarkannya SOB (Undang-Undang Keadaan Bahaya) bulan Maret 1957 dan
Kepemimpinan A.H Nasution di AD. Posisi AD yang sempat kuat untuk mengimbangi
dinamika politik di Indonesia ternyata mengalami penurunan. Ada 2 faktor menurunnya
posisi AD dalam masa perang ideologi antara lain : Pencabutan pemberlakuan SOB bulan
Mei 1963 dan Penggantian KSAD dari A.H Nasution ke Ahmad Yani.
D. Pengaruh Perang Ideologi bagi Indonesia 1959-1965
Perang ideology tahun 1959-1965 telah membuat PKI menjadi partai rakyat jelata
yang dinilai pro rakyat dan PKI menduduki peringkat keempat dalam pemilu. Selain itu,
pengaruh lain adalah dibentuknya DPR GR pada tahun 1960.

KELOMPOK 10
PEMBERONTAKAN PKI 1948 DAN 1965
A. Faktor yang Mendorong Pemberontakan 1948
a. Sebagai Dampak Hasil Perundingan Renville & Dibetuknya FDR (Front Demokrasi
Rakyat)
b. Reorganisasi dan Rasionalisasi (ReRa) Angakatan Perang RI
c. Kembalinya Muso ke Indonesia
d. Kondisi Eropa pada tahun 1947
B. Pemberontakan PKI Musso di Madiun
Malam hari tanggal 18 September 1948 di Madiun merupakan awal pernyataan PKI
untuk memulai tahap revolusioner mereka. Soemarsono yang menjadi kunci dalam aksi ini
mulai menduduki lokasi-lokasi strategis dan mulai melucuti tentara dan polisi yang berada di
Madiun. PKI kemudian mulai menangkap aparat pemerintahan dan menggantinya dengan
tokoh-tokoh komunis. Musso yang pada saat itu sedang melakukan kegiatan propaganda,
beralih mengikuti jalan yang lebih “terbuka”

16

C. Akhir Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemerintah yang telah menyaksikan pemberontakan ini akhirnya mulai melakukan
aksi tegas, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah adalah digalakkannya operasi
militer terhadap kaum komunis di Madiun. Setelah berakhirnya peristiwa pemberontakan
PKI Madiun 1948, berbagai tanggapan mengenai peristiwa itu pun muncul. Presiden
Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 28 Oktober 1948 sekaligus memperingati hari
sumpah pemuda, mengatakan bahwa pemberontakan tersebut terjadi karena mereka tidak
berdiri lagi pada dasar Pancasila.
Gagalnya gerakan revolusioner milik PKI disebabkan oleh berbagai hal yakni,
ketidaksesuaian antara tujuan dan pelaksanaannya, kekurangan kekuatan penanaman ideologi
pada tubuh kaum komunis, sistem militer yang kurang memadai, adanya oknum komunis
yang memiliki sifat fanatik.
D. Tantangan, Krisis, dan kemunculan Orde Lama 1959-1965
Pada awal tahun 1960an Sukarno berhasil membubarkan parlemen dan kontituante,
kemudian berhasil mengambil alih kekuasaan yang kemudian membawa Indonesia
mengambil langkah-langkah menuju suatu bentuk pemerintahan yang oleh soekarno
dinamakan “Demokrasi Terpimpin”. Pada tahun 1959 situasi politik semakin rumit dan
mengkristal antara Militer, PKI dan juga Sukarno sendiri. Soekarno memberikan penekanan
dan juga menghendaki persatuan antara nasionalisme, islam dan marxis. tema itu dinamakan
doktrin nasakom (dari nasionalisme, agama dan komunisme) bahwa doktrin ini mengandung
PNI nasionalisme, NU untuk agama sedangkan PKI untuk komunisme. Ketiga golongan
tersebut akan sama-sama berperan dalam segala tingkatan, sehingga mereka menghasilkan
suatu system yang antara lain koalisi pusat yang terdapat di jawa. Karena PNI dan NU sudah
benar-benar terwakili, ada satu masalah yang ditimbulkan oleh Nasakom pada tahap ini
dimasukkanya para menteri PKI kedalam tubuh Kabinret Presiden. Inilah yang tidak disetujui
oleh pihak militer2
E. Konfrontasi dan Kestabilan Politik
Hubungan Indonesia dengan Malaya bersifat ambivalen sejak kemerdekaan Malaya
pada tahun 1957. Banyak pemimpin Indonesia bahwa Malaya belum benar-benar merdeka
karena masih banyak pangkalan Inggris yang berada disana, hal ini membuka peluang
2

Ricklef: hal 530

17

komunitas Cina yang dinamis dari Singapura untuk mendominasi Negara baru itu. Pada
tanggal 16 Sebptember 1963 di umumkan bahwa Malaysia yang terbentuk ini merupakan
penghinaan besar terhadap Indonesia. Pada tanggal 23 September 1963 Sukarno menyerukan
“Ganyang Malaysia” Cina dan Uni Soviet memuji kebijakan Sukarno. Pada akhir tahun
1963, PKI melancarkan “Aksi Sepihak” guna memanfaatkan undang-undang Land Refrom
dari tahun 1959-1960. Perasaan Anti Amerika Semakin bergelora pada tahun 1964. Sukarno
melakukan Kerja sama dengan Cina pada tahun 1964. Pada bulan Mei tahun 1965 Cina
datang ke Indonesia untuk meminta kepasa Sukarno dibuatkan Angkatan ke lima. Aidit
menyarankan agar Angkatan kelima berisi buruh dan tani. A. Yani dan Nasution mengulur
waktu tentang angkatan ke lima pada bulan tanggal 31 Mei 1965. Pada bulan tanggal 9
Agustus 1965 Singapura lepas dari Malaysia. Pada pidatonya tanggal 17 Agustus Sukarno
menyatakan Poros Jakarta-Phonomphen-Hanoi-Beijing-Pyongyang yang anti imperialisme.
Pada tanggal 27 September A. Yani mewakili angkatan darat menyatakan tidak setuju
dibuatkan nya “angkatan kelima” atau nasakomisasi militer dalam artian structural.
F. Gerakan 30 September dan Peralihan Kekuasaan
Pada tanggal 30 September 1965, malam itu 7 Jendral di culik. Usaha Kudeta
bermarkas di pangkalan Halim Perdanakusuma. Pada tanggal 1 Oktober Suharto memegang
kendali atas Militer. Pada tanggal 2 Oktober 1965 PKI bergerak dan usaha-usaha mendukung
gerakan 30 September. Pada tanggal 2 Otober dibawah komando Suharto mulai menyelidiki
G30S. Secara prematur Suharto Menyatakan bahwa pelaku dalang G30S adalah PKI.
Supersemar menjadi anti Klimaks dari dunia panggung politik ini. Pada tanggal 12 Maret
1966 Suharto membubarkan Partai PKI dan membrantas anggota-anggota PKI di seluruh
Indonesia.
G. Situasi Politik Pasca G30S
Peristiwa G 30 September menimbulkan lima Skenario yang diuduga sebagai dalang
peristiwa tersebut: PKI sebagai Dalang, Masalah Internal Angkatan Darat, Sukarno yang
bertanggung jawab, Suharto dibalik Gestapu, Jaringan Intelijen dan CIA.

18