BAB I Konsep Sektor Publik

BAB I Konsep Sektor Publik
Pengertian Sektor Publik
Sektor publik dapat diartikan sebagai sektor pelayanan yang menyediakan barang/ jasa
bagi masyarakat umum dengan sumber dana yang berasal dari pajak dan penerimaan negara
lainnya, dimana kegiatannya banyak diatur dengan ketentuan atau peraturan.
 Dari segi kegiatan, sektor publik adalah seluruh kegiatan yang dibiayai oleh
pemerintah.
 Dari segi kepemilikan, sektor publik adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh umum
atau masyarakat.
Barang Publik
Barang publik adalah barang dan jasa yang diadakan oleh sektor publik (pemerintah)
untuk keperluan masyarakat. Dua sifat utama barang publik adalah nonexcludability dan
nonrivalness in consumption.
 Nonexcludability berarti barang publik dapat dinikmati oleh semua orang tanpa
mengorbankan kenikmatan orang lain.
 Nonrivalness in consumption berarti dalam menggunakan barang publik, orang tidak
perlu bersaing untuk mendapatkannya.
Istilah-istilah lain terkait sektor publik:
 Free rider, yaitu seseorang (kelompok konsumen) yang berharap bahwa ia dapat menikmati
manfaat dari barang publik kolektif tanpa membayarnya.
 Externalities, yaitu dampak dari kegiatan ekonomi, di mana dampak tersebut tidak

direfleksikan dalam harga barang/jasa yang diproduksi oleh kegiatan tersebut.
Adanya free rider dan externalities pada sektor publik, serta tujuan penyediaan barang
publik yang non-profit membuat akuntansi perhitungan akuntansi harga pokok atau harga
satuan barang publik lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan barang privat.
Penetapan jumlah persediaan dan harga barang publik yang termuat dalam anggaran
belanja negara biasanya digunakan untuk tujuan tertentu guna meningkatkan efisiensi alokasi
sumber daya ekonomi serta keadilan dalam distribusi pendapatan pada sektor publik. Dilema
pemerintah dalam hal ini menuntut auditor untuk meningkatkan cakupan auditnya dari audit
laporan keuangan ke audit kinerja dengan konsentrasi pada audit efektivitas dan audit
kebijakan.
Komponen Sektor Publik
GFS Manual 2001 membagi sektor publik menjadi dua, yaitu sektor pemerintahan dan
perusahaan publik.
 Sektor pemerintahan terdiri atas semua unit pemerintah dan institusi nirlaba yang
dikendalikan dan didanai oleh pemerintah. Sektor pemerintah dibagi atas tiga

subsektor, yaitu pemerintah pusat, pemerintah negara bagian/provinsi/wilayah, dan
pemerintah daerah.
 Perusahaan publik terdiri atas perusahaan publik keuangan dan perusahaan publik non
keuangan.


Manajemen Sektor Publik
Perbedaan yang paling mendasar antara manajemen sektor publik dengan manajemen
sektor privat terletak pada tingkat kepatuhan terhadap ketentuan atau peraturan yang berlaku
dan adanya unsur politik yang mendasari pengambilan keputusan. Dasar keputusan pada
manajemen sektor privat lebih banyak didasarkan pada rasional ekonomi dan tingkat
keuntungan yang akan dicapai. Dengan adanya interaksi politik pada kegiatan sektor publik,
maka dalam audit kinerja sektor publik, unsure kebijakan harus dievaluasi, disamping
kehematan dan efisiensi.
Proses Manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilihat dalam suatu siklus yang
berkelanjutan yang meliputi:
1. Perencanaan Strategis yang merupakan bentuk perencanaan jangka panjang atau jangka
menengah yang dilakukan untuk tujuan dan sasaran strategis organisasi.
2. Perencanaan Operasional yang merupakan penjabaran dari perencanaan strategis dalam
jangka pendek yang umumnya memuat target dan kegiatan yang akan dilaksanakan
selama setahun.
3. Penganggaran yang merupakan ekspresi finansial dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
4. Pengendalian dan Pengukuran, yaitu kegiatan membandingkan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai.
5. Pelaporan yang merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan akuntabilitas organisasi

publik.
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Pengukuran kinerja berfungsi untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi,
program, atau kegiatan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai tingkat besarnya terjadi
penyimpangan antara kinerja aktual dan kinerja yang diharapkan sehingga dapat dilakukan
upaya perbaikan dan peningkatan kinerja.
Pengukuran Kinerja Sektor publik memiliki tujuan:
1. Menciptakan akuntabilitas publik untuk mengetahui apakah sumber daya digunakan
secara ekonomis, efisien, sesuai dengan peraturan dan dapat mencapai tujuan.
2. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.
3. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya.
4. Menyediakan saran pembelajaran pegawai.
5. Memotivasi pegawai.
Permasalahan Pengukuran Kinerja Sektor Publik
1. Pemerintah memberikan kewajiban dan nilai bukan pada produk/ barang kepada
masyarakat. Mungkin ada hal-hal yang bertentangan dengan konsep ekonomi, efisiensi
dan efektivitas sebagaimana di sektor privat namun pemerintah tetap harus
memberikannya sebagai suatu kewajiban.

2. Organisasi-organisasi publik biasanya lebih banyak melibatkan suatu proses daripada

produk. Hasil negosiasi dan konsultasi yang terjadi mungkin sulit diprediksi karena
memerlukan waktu yang lama.
3. Suatu proses yang baik belum tentu menghasilkan produk akhir yang dapat diterima oleh
semua pihak. Ketika suatu kegiatan didominasi oleh proses, pengukuran kinerja
cenderung sulit untuk dilakukan, misalnya dalm hal efisiensi.
4. Suatu produk publik biasanya tidak dihasilkan oleh satu organisasi melainkan bersamasama dengan pihak lain.
5. Kinerja publik tidak terisolasi namun saling terkait.
6. Unsur sebab-akibat dalam sektor publik sering tidak jelas.
7. Lingkungan yang sangat dinamis.
Hubungan antara Pengukuran Kinerja dan Sistem Anggaran
Aspek pengukuran kinerja sektor publik meliputi: Input, Proses, Output, Outcome.
Pengukuran kinerja organisasi publik dapat dilakukan dengan menggunakan indikator
kinerja. Konsep pengukuran kinerja pemerintah dimulai dari pengukuran terhadap tingkat
kehematan (ekonomi) dan tingkat kepatuhan kepada peraturan yang berlaku dalam kegiatan
pengadaan input, dilanjutkan dengan pengukuran tingkat efisiensi dalam proses pengolahan
input menjadi output dan diakhiri dengan pengukuran tingkat efektivitas output terhadap
program yang sudah ditetapkan (outcome).
Pengukuran efisiensi yang hanya membandingkan antara input dan output belum tentu
menunjukkan efisiensi sesungguhnya, maka untuk mengukur yang sebenarnya ada standar
efisiensi, seperti : 1) standar teknik, 2) standar historis, 3) standar perbandingan dengan

organisasi lain (benchmark), dan 4) standar pemanfaatan utilitas.
Perluasan Konsep 3E Pada Sektor Publik
Dalam sektor publik yang memiliki konsep 3E (economy, efficiency, effectiveness)
diperluas dengan menambahkan equity (keadilan) dimana semua masyarakat mempunyai
kesempatan sama untuk memperoleh pelayanan, tanpa adanya diskriminasi. Prinsip keadilan
berkaitan dengan kesetaraan (equality), yaitu prinsip di mana pemerintah menerapkan
pemerataan pelayanan kepada seluruh masyarakat dengan mengutamakan pelayanan bagi
masyarakat yang lebih membutuhkan.
Sektor Publik dan Keuangan Negara
Sektor Publik dan Keuangan Negara bagaikan dua sisi mata uang. Sektor Publik
menggunakan keuangan negara sebagai sumber daya, sedangkan keuangan negara dikelola
oleh sektor publik.

BAB II Audit pada Sektor Publik
Pengertian Audit Sektor Publik
Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal
dari penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang
ditetapkan.

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.

Karakteristik Audit Sektor Publik
Karakteristik manajemen sektor publik berkaitan erat dengan kebijakan dan pertimbangan
politik serta ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga auditor sektor publik harus
memberikan perhatian yang memadai pada hal-hal tersebut.
Perbedaan antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia :
Uraian

Audit Sektor Privat

Audit Sektor Publik

Pelaksanaan audit

Kantor Akuntan
Publik
(KAP)


Lembaga audit pemerintah dan juga KAP
yang ditunjuk oleh lembaga audit pemerintah

Objek Audit

Perusahaan/ entitas
swasta

Entitas, program, kegiatan, dan fungsi yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan

Standar audit yang
digunakan

Standar Profesional
Akuntan Publik
(SPAP) yang

dikeluarkan oleh IAI

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK

Kepatuhan terhadap
peraturan perundangundangan

Tidak terlalu dominan
dalam audit

Merupakan faktor dominan karena kegiatan
di sektor publik sangat dipengaruhi oleh
peraturan dan perundang-undangan

Tujuan Audit Sektor Publik
Audit pada sektor publik dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan sumber daya publik. Informasi dari hasil audit sektor publik dapat digunakan
oleh pihak internal (entitas yg diaudit) untuk melaksanakan perbaikan internal. Pihak
eksternal juga memerlukan hasil audit untuk mengevaluasi apakah :

 sektor publik mengelola sumber daya publik dan menggunakan kewenangannya
secara tepat dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan;
 program dilaksanakan mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan

 pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis, dan
berkeadilan
UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara menyatakan bahwa pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan
pengelolaan keuangan negara secara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Jenis Audit Sektor Publik
Berdasarkan UU No. 15 tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan negara,
yaitu:
1. Audit Keuangan
Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Audit Kinerja

Audit Kinerja adalaha audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap
berbagai macam bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang
diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik.
3. Audit dengan Tujuan Tertentu
Audit dengan Tujuan Tertentu adalah audit khusus, di luar audit keuangan dan audit
kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit ini
dapat bersifat examination, review, atau prosedur yang disepakati (agreed-upon
procedures).

Standar Audit
Standar audit adalah ukuran mutu berupa persyaratan
minimum yang harus ddipenuhi oleh seorang auditor. Sesuai
dengan UU No. 15 tahun 2004, standar audit keuangan negara
adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang
disusun oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). SPKN adalah
patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara dan berlaku untuk semua audit yang dilaksanakan terhadap
entitas, program, kegiatan, serta fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara.