JURNAL TESIS HAERUL.P P4200215038 PSMIK (1)

HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PERAWAT
(QUALITY OF NURSING WORK LIFE) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RUANG RAWAT INAP INTERNA
DAN BEDAH RSUD HAJI MAKASSAR

THE COMPONENT RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY OF NURSE WORK
LIFE AND EXECUTIVE NURSE WORK PRODUCTIVITY IN INTERNAL
SURGERY LONG STAY WARD INSTALLATION OF REGIONAL GENERAL
HOSPITAL HAJI MAKASSAR

Haerul. P1, Kadek Ayu Erika2, Julianus Ake3
1

Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,UniversitasHasanuddin, Makassar
(haerul.patahang86@gmail.com)
2
Dosen Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,UniversitasHasanuddin, Makassar
(kadek20_uh@yahoo.com)
3
Dosen Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,UniversitasHasanuddin, Makassar
(yulianusake@yahoo.com)


Alamat Korespondensi:
Haerul.P
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90425
No. Hp: 0852 5503 3022
Email: haerul.patahang86@gmail.com

ABSTRAK
Semakin meningkatnya persaingan dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka organisasi pelayanan kesehatan juga
harus terus meningkatkan produktivitas kerjanya demi kelangsungan hidup organisasi.Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan komponen kualitas kehidupan kerja perawat pelaksana.Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain korelasional.Subjek penelitian ini adalah 65 perawat pelaksana di instalasi ruang rawat
inap interna dan bedah RSUD Haji Makassar yang diperoleh secara purposif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji pearson correlation ada hubungan positif dan signifikan antara
kompensasi, keterlibatan karyawan, fasilitas yang tersedia, pengembangan karir dan rasa aman terhadap pekerjaan
dengan produktivitas kerja perawat dengan nilai p=0,000, komunikasi dengan produktivitas kerja perawat dengan
nilai p=0,003, lingkungan keselamatan kerja dengan produktivitas kerja perawat dengan nilai p=0,012,sedangkan
penyelesaian masalah dan rasa bangga terhadap institusi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

produktivitas kerja perawat dengan nilai p> 0,005.Selanjutnya, analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi
linier ganda menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas
kerja ada tiga variabel, yaitu; kompensasi, keterlibatan karyawan, dan fasilitas yang tersedia. Ketiga variabel
tersebut dapat menjelaskan variasi produktivitas kerja perawat sebesar 57,8 %.Oleh karena itu, kualitas kehidupan
kerja perlu diperhatikan sehingga produktivitas kerja pun dapat meningkat.
Kata kunci : kualitas kehidupan kerja perawat, produktivitas kerja, perawat pelaksana

ABSTRACT
Increasing competition of health care facilities, health care institution must improve their work productivity for the
sake of institutional survival. The research aimed to investigate the component relationship between the quality of
the nurse work life and the executive nurse work productivity. This was a quantitative research with the correlative
design. The research subject were 65 executive nurses in the Internal and Surgery Long Stay Ward Installation of
the Regional General Hospital, Haji Makassar obtained using the purposive sampling technique. The bivariate
analysis result using Pearson’ correlation test indicates that there is the positive and significant correlation between
the compensation, employees’ involvement, available facilities, career development, and safety on the work, and
nurses’ work productivity with the value of p=0.000, communication and nurses’ work productivity with the value
of p=0.003, work safety environment and nurses’ work productivity with the value of p=0.012. Whereas problem
solution and sense of pride on the institution do not have any significant relationship with nurses’ work productivity
with the value of p=0.005. The multivariate analysis result using the multiple linear regression test indicates that
there are three variables having the significant relationship with nurses’ work productivity namely; the

compensation, employees’ involvement, and available facilities, in which the three variables can elaborate nurses’
work productivity of 57.8%. Therefore, the work life quality needs to be considered, so that the work productivity
can be improved.
Keywords: Nurses’ work life quality, work productivity, executive nurse.

PENDAHULUAN
Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang terbesar di rumah sakit yang jumlahnya
mencapai 40%-60%, perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah
sesuai tuntutan masyarakat yang merupakan fokus utama pelayanan keperawatan dalam proses
profesionalisme. Dengan meningkatnya persaingan dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka
organisasi pelayanan kesehatan juga harus terus meningkatkan produktivitas kerjanya demi
kelangsungan hidup organisasi agar tercapainya kepuasan pasien. Namun peningkatan
produktivitas kerja tidak dapat dicapai dengan mengorbankan kualitas kehidupan kerja
karyawannya (Sojka, 2014).
Kualitas kehidupan kerja perawat yang positif dapat mendukung perawatan pasien yang
berkualitas tinggi dan memberikan kontribusi pada kelanjutan sistem perawatan kesehatan
(Horrigan et al., 2013).Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nantsupawatet
al(2011), yang melihat pengaruh lingkungan kerja perawat dan kepegawaian rumah sakit
terhadap kualitas pelayanan di Thailand didapatkan hasil bahwa dampak dari lingkungan kerja
perawat yang baik dapat mengurangi kelelahan perawat yang akan berpotensi terhadap

meningkatnya kualitas pelayanan dan perawatan yang baik.
Salah satu ukuran dari keberhasilan pelayanan keperawatan yang baik adalah seberapa
besar produktivitas para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada
pasien dan keluarganya. Penelitian yang dilakukan oleh Sihotang dkk (2016), dengan tujuan
penelitian untuk melihat hubungan fungsi supervisi kepala ruangan dengan produktivitas kerja
perawat pelaksana di rumah sakit umum daerah dr. Pirngadi Medan didapatkan hasil bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi kepala ruangan dengan produktivitas
kerja.Sementara penelitian yang dilakukan oleh Pangemanan dkk (2014), mendapatkan hasil
bahwa ada hubungan yang bermakna antara manajemen waktu dengan produktivitas kerja
perawat pelaksana.
Hasil penelitian sebelumnya oleh Fadhillah(2015), di RSUD Haji dengan tujuan penelitian
untuk melihat gambaran kualitas kehidupan kerja perawat pelaksana di RSUD Haji Makassar
didapatkan hasil bahwa gambaran kualitas kehidupan kerja berdasarkan komunikasi (baik
70,9%), keselamatan lingkungan kerja (kurang baik 73,5%), penyelesaian konflik (baik 65,7%),
keterlibatan perawat (baik 58,9%), pengembangan karir (kurang baik 62,9%), ketersediaan
fasilitas (kurang baik 82,8%), rasa bangga terhadap organisasi (baik 72,2%).

Hasil wawancara terhadap beberapa kepala ruangan mengatakan bahwa kebutuhan tenaga
diruangan masih sangat dibutuhkan, belum adanya log book bagi perawat pelaksana sebagai
media evaluasi tentang kegiatan yang dilakukan setiap hari, proses pendokumentasian asuhan

keperawatan belum optimal, sarana dan prasarana masih perlu ditambah serta belum optimalnya
pelaksanaan kegiatan supervisi.Jika kondisi ini terus dibiarkan maka akan berpengaruh besar
terhadap kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada pasien, dari fenomena tersebut peneliti
merasa penting untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk melihat hubungan komponen
kualitas kehidupan kerja perawatdengan produktivitas kerja perawat pelaksana di instalasi rawat
inap interna dan bedah Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar.
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan secara statistik antara komponen kualitas kehidupan
kerja dengan produktivitas kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makassar.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di instalasi rawat inap interna dan
bedah

yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi


pada saat

penelitian

sedang

berlangsung.Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 reponden.
Metode pengumpulan data
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner menggunakan skala likert dan
lembar observasi.Sistematika pengumpulan data pada saat penelitian di RSUD Haji Makassar
yaitu diawali dengan penentuan sampel yang mempertimbangkan kriteria inklusi dan
eksklusi.Kemudian dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang bersedia
menjadi sampel.Setelah kuesioner dan hasil observasi terkumpul maka selanjutnya dilakukan
pengolahan data.
Analisis data
Hasil penelitian diolah menggunakan IBM SPSS Statistik 16 dengan analisis statistik
univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat dilakukan dengan menggunakan deskriptif statistik

yang dipaparkan dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik responden serta

gambaran masing-masing variabel penelitian dan hasilanalisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependenmenggunakan
ujipearson correlation.

HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1 merupakan sebaran distribusi frekuensi dengan rata-rata responden berusia 34
tahun dengan nilai usia termuda 25 tahun dan paling tua 43 tahun. Mayoritas responden yaitu
berjenis kelamin perempuan sebanyak 57 orang (87,7%) dan yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 8 orang (12,3%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden dengan
pendidikan diploma III yaitu 53 orang (81,5%), kemudian dengan pendidikan strata I yaitu 4
orang (6,2%), pendidikan Diploma III dan terakhir dengan pendidikan profesi ners sebanyak 8
orang (12,3%). Sedangkan untuk lama bekerja diketahui rata-rata responden telah bekerja 8
tahun dengan nilai mean (8,20) dan SD (2,964).
Analisis Bivariat
Tabel 2dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kompensasi
dengan produktivitas kerja dimana nilai korelasi sebesar 0,594 dengan nilai p =
0,000,menunjukkan bahwa kekuatan hubungan kedua variabel adalah sedang dengan korelasi
positif, sehingga semakin meningkat kompensasi maka semakin tinggi produktivitas kerja
perawat pelaksana. Pada variabel komunikasi terdapat hubungan yang signifikan dengan

produktivitas kerja dimana nilai korelasi 0,366 dengan nilai p = 0,003,sehingga semakin
meningkat komunikasi maka semakin tinggi produktivitas kerja perawat pelaksana. Pada
variabel lingkungan keselamatan kerja terdapat hubungan yang signifikan dengan produktivitas
kerja dimana nilai korelasi menunjukkan korelasi positif yaitu 0,308 dengan nilai p = 0,012,
sehingga semakin meningkat lingkungan keselamatan kerja maka semakin tinggi produktivitas
kerja perawat pelaksana. Pada variabel keterlibatan karyawan terdapat hubungan yang signifikan
dengan produktivitas kerja dimana nilai korelasi sebesar 0,676 dengan nilai p = 0,000,
menunjukkan bahwa kekuatan hubungan kedua variabel adalah kuat dengan korelasi positif,
sehingga semakin meningkat keterlibatan karyawan maka semakin tinggi produktivitas kerja
perawat pelaksana. Pada variabel fasilitas yang tersedia terdapat hubungan yang signifikan

dengan produktivitas kerja dimana nilai korelasi sebesar 0,575 dengan nilai p =
0,000,menunjukkan bahwa kekuatan hubungan kedua variabel adalah sedang dengan korelasi
positif,sehingga semakin meningkat fasilitas tersedia maka semakin tinggi produktivitas kerja
perawat pelaksana. Pada variabel pengembangan karir terdapat hubungan yang signifikan dengan
produktivitas kerja dimana nilai korelasi menunjukkan korelasi positif yaitu 0,489 dengan nilai p
= 0,000,sehingga semakin meningkat pengembangan karir maka semakin tinggi produktivitas
kerja perawat pelaksana. Pada variabel rasa aman terhadap pekerjaan terdapat hubungan yang
signifikan dengan produktivitas kerja dimana nilai korelasi menunjukkan korelasi positif yaitu
0,484 dengan nilai p = 0,000, sehingga semakin meningkat rasa aman terhadap pekerjaan maka

semakin tinggi produktivitas kerja perawat pelaksana. Adapun pada variabel penyelesaian
masalah dan rasa bangga terhadap institusi tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan
produktivitas kerja.

PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kompensasi dengan
produktivitas kerja perawat pelaksana dimana memiliki kekuatan hubungan sedang. Hal ini
berarti peningkatan kompensasi akan menyebabkan terjadinya peningkatan produktivitas kerja
perawat pelaksana. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ifkar
(2011), bahwa terdapat hubungan positif antara kompensasi dengan produktivitas kerja pegawai
pada PTPN IV yang berarti bilamana kompensasi yang diberikan tinggi akan mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sari & Winarningsih
(2015),mendapatkan hasil bahwa pemberian kompensasi finansial mempunyai pengaruh
dominan terhadap produktifitas kerja karyawan pada PT Ryan Jaya Persada Surabaya.
Meskipun kompensasi bukan merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap
produktivitas kerjaakan tetapi diyakini bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor penentu
dalam menimbulkan kepuasan karyawan yang tentu saja akan memotivasi karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerja mereka. Jika karyawan merasa bahwa usahanya akan dihargai
dan jika perusahaan menerapkan sistem kompensasi yang dikaitkan dengan evaluasi pekerjaan,
maka perusahaaan telah mengoptimalkan motivasi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi
dengan produktivitas kerja dimana hubungan kedua variabel adalah korelasi positif, yang artinya

semakin

meningkat

komunikasi

maka

semakin

tinggi

produktivitas

kerja

perawat


pelaksana.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusdin (2014),yang
mendapatkan hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pola komunikasi
organisasi dengan produktivitas kerja pegawai di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kota Samarinda. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rudiyanti dkk (2013), menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi organisasi dengan kinerja perawat
pelaksana. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2012), bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan kinerja perawat pelaksana.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan
keselamatan kerja dengan produktivitas kerja dimana hubungan kedua variabel adalah korelasi
positif, yang artinya semakin meningkat lingkungan keselamatan kerja maka semakin tinggi
produktivitas kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Marsuqi & Asmuji (2014), dengan hasil yang didapat yaitu ada hubungan yang
signifikan antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas perawat di RSUD Balung
Jember.
Adapun keuntungan selanjutnya dari tempat kerja yang aman dan sehat yakni,
produktivitas yang lebih tinggi karena berkurangnya hari kerja yang hilang, meningkatnya
efisensi dan kualitas tenaga kerja yang lebih sehat, berkurangnya pengeluaran medis dan
asuransi, menurunnya tingkat pembayaran pegawai dan pembayaran langsung karena sedikitnya
tuntutan yang diajukan serta meningkatnya reputasi (Jacksonet al., 2011).
Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara keterlibatan karyawan
dengan produktivitas kerja perawat pelaksana dimana memiliki kekuatan hubungan kuat. Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih & Yusiana (2016), menyatakan
bahwa ada hubungan antara persepsi perawat tentang pendelegasian tugas kepala ruang dengan
tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap.
Dengan adanya keterlibatan karyawan akan menciptakan rasa tanggung jawab dari setiap
individu. Selain itu keterlibatan karyawan dapat memunculkan rasa memiliki terhadap organisasi
dimana tempat karyawan tersebut bekerja.Manajer dapat mengontrol staf dan waktu yang
digunakan oleh staf dalam meningkatkan produktivitas perusahaan.Pada kenyataannya, sering
ditemukan terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang
hanya sedikit.Pada situasi tersebut pendelegasian dan pembagian pekerjaan perlu dilakukan.

Penelitian ini menunjukkan pada variabel fasilitas tersedia yaitu terdapat hubungan yang
signifikan dengan produktivitas kerjadimana hubungan kedua variabel adalah korelasi positif
yang artinya semakin meningkat fasilitas maka semakin tinggi produktivitas kerja perawat
pelaksana.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2012),
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fasilitas yang tersedia dengan
kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bali Med Denpasar.
Penelitian ini menunjukkan pada variabel pengembangan karir yaitu terdapat hubungan
yang signifikan dengan produktivitas kerjadimana hubungan kedua variabel adalah korelasi
positif yang artinya semakin meningkat pengembangan karir maka semakin tinggi produktivitas
kerja perawat pelaksana.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Haryanti (2012), bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengembangan karir dengan
kinerja perawat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratanto dkk (2014), dampak yang akan
dirasakan apabila tidak ada sistem jenjang karir perawat di rumah sakit maka akan memberikan
dampak pada kepuasan kerja perawat dan akan mempengaruhi motivasi kerja perawat, perawat
merasa bahwa kinerja mereka tidak dihargai dan hal ini cenderung membuat perawat
meninggalkan rumah sakit.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasa aman
terhadap pekerjaan dengan produktivitas kerja dimana hubungan kedua variabel adalah korelasi
positif, yang artinya semakin meningkat lingkungan keselamatan kerja maka semakin tinggi
produktivitas kerja perawat pelaksana. Sementara Suroso (2011), menyatakan pengertian rasa
aman adalah bebasnya karyawan dari rasa takut serta bebas dari segala kemungkinan kecelakaan
akibat kerja, pada organisasi kesehatan kualitas kehidupan kerja dideskriptifkan mengacu kepada
kekuatan dan kelemahan dalam lingkungan kerja secara keseluruhan. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Haryanti (2012), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara rasa aman terhadap pekerjaan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah
Sakit Bali Med Denpasar.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan korelasi positif dan
signifikan antara kompensasi, komunikasi, keselamatan lingkungan kerja, keterlibatan karyawan,

fasilitas tersedia, pengembangan karir dan rasa aman terhadap pekerjaan dengan produktivitas
kerja, sementara tidak ada hubungan yang signifikan antara penyelesaian masalah dan rasa
bangga terhadap institusi dengan produktivitas kerja. Sehingga semakin baik kualitas kehidupan
kerja perawat, maka akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan produktivitas kerja.
Sehingga penelitian ini menyarankan agar kualitas kehidupan kerja perawat di rumah sakit harus
lebih diperhatikan demi tercapainya peningkatan produktivitas kerja yang secara langsung akan
mempengaruhi kepuasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Fadhillah.(2015). Gambaran kualitas kehidupan kerja perawat di RSUD Haji
Makassar(Tesis).Makassar: Universitas Hasanuddin.
Haryanti. M.A. (2012). Hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat pelaksana
di Rumah Sakit Bali Med Denpasar(Tesis)Jakarta: Universitas Indonesia.
Horrigan J.M., Lightfoot N.E., Lariviera M.A., & Jacklin K. (2013). Evaluating and improving
nurseshealth and quality of work life.Workplace Health and Safety.6(4): 212-219.
Ifkar.(2011). Hubungan antara kompensasi dengan produktivitas kerja pegawai pada PTPN IV
(Persero) kebun adolina.Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Riset Ekonomi Terapan,17
(1):70-78.
Jackson S.E., Schuler R.S., & Werner S. (2011).Pengelolaan sumber daya manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Marsuqi W. & Asmuji.(2014). Hubungan kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas kerja
perawat dalam memberikan Pelayanan keperawatan di RSUD Balung
Jember(Skripsi).Jember : Universitas Muhammmadiyah Jember.
Nantsupawat A., Srisuphan W., Kunaviktikul W., Wichaikhum O., & Aungsuroch Y. (2011).
Impact of nurse work environment and staffing on hospital nurse and quality of care in
Thailand. Journal of Nursing Scholarship, 43 (4): 426-433.
Pangemanan E., Robot F., & Hamel R. (2014).Hubungan manajemen waktu dengan
produktivitas kerja perawat pelaksana di Irina A. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.Jurnal Keperawatan, 2 (2): 1-7.
Ratanto, Mustikasari, &Kuntarti.(2013). Pengembangan karir sebagai faktor paling
mempengaruhi kinerja perawat pelaksana. Jurnal Keperawatan Indonesia,16 (2):1-9.
Rudiyanti Y., Handiyani H., & Sabri L. (2013).Peningkatan kinerja perawat pelaksana melalui
komunikasi organisasi di ruang rawat inap Rumah Sakit.Jurnal Keperawatan Indonesia,
16 (1):25-32.Diakses 2 Juni 2017. Available from: http://dx.doi.org/10.7454/jki.v16i1.16.
Rusdin S.Y. (2014). Pola komunikasi organisasi dengan produktivitas kerja pegawai di Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda.Jurnal Ilmu Komunikasi,2
(3):319-332.
Sari E. L. & Winarningsih.(2015). Pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT. Ryan Jaya Persada.Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 4 (12):1-15.
Sihotang H., Santosa H., & Salbiah. (2016). Hubungan fungsi supervisi kepala ruangan dengan
produktivitas kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan.
Idea Nursing Journal,7 (1):13-19.

Suroso J. (2011). Penataan sistem jenjang karir berdasar kompetensi untuk meningkatkan
kepuasan kerja dan kinerja perawat di Rumah Sakit.Jurnal eksplanasi,6(2): 123-131.
Sojka L. (2014). Specification of the quality of work life characteristics in the slovak economic
environment. Sociologia, 46 (3): 283-299.
Wahyuningsih A. & Yusiana (2016).Persepsi perawat tentang pendelegasian tugas kepala
ruangan mempengaruhi tingkat kepuasan kerja perawat. Jurnal STIKES,9 (2): 72-81.

LAMPIRAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Perawat Pelaksana di Instalasi
Rawat Inap Interna dan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar
Karakteristik
n
%
Mean ± SD
Min-Max
Usia
65
100
34,25 ±4,796
25-43
Jenis kelamin
Laki-laki
8
12,3
Perempuan
57
87,7
Pendidikan
Diploma III
53
81,5
Strata I (S1)
4
6,2
Profesi Ners
8
12,3
Strata II (S2)
0
0,0
Lama bekerja
65
100
8,20 ±2,964
3-15
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 2Hubungan Kompensasi, Komunikasi, Lingkungan Keselamatan Kerja, Penyelesaian
Masalah, Keterlibatan Karyawan, Fasilitas yang Tersedia, Pengembangan Karir,Rasa
Bangga, Rasa Aman Terhadap Pekerjaan dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana
di Instalasi Rawat Inap dan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar (n=65)

Variabel
Kompensasi
Komunikasi
Lingkungan keselamatan kerja
Penyelesaian masalah
Keterlibatan karyawan
Fasilitas yang tersedia
Pengembangan karir
Rasa bangga terhadap institusi
Rasa aman terhadap pekerjaan
Sumber : Data Primer, 2017

Produktivitas kerja
r

p

0,594
0,366
0,308
0,066
0,676
0,575
0,489
0,110
0,484

0,000
0,003
0,012
0,602
0,000
0,000
0,000
0,384
0,000