Bukti bukti Kehidupan dan hasil hasil ke

Tradisi adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang berasal dari nenek moyang dan sampai
sekarang masih dijalankan oleh masyarakat. Salah satu tradisi yang masih dijalankan sampai
sekarang adalah yang berasal dari zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. Runtuhnya
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha bukan berarti tradisinya juga ikut menghilang. Salah satu
daerah yang tetap mempertahankannya adalah wilayah Bali, juga beberapa daerah lainnya di
Indonesia. Beberapa tradisi tersebut, di antaranya :
1. Upacara Kasadha di lereng Gunung Bromo yang dilakukan oleh masyarakat Tengger
bertujuan mempersembahkan korban makanan dan hewan untuk roh gunung api.
2. Ruwatan atau upacara pengusiran roh jahat yang masih banyak dilakukan masyarakat di
Pulau Jawa sampai dengan sekarang.
3. Upacara Dewa Yadnya yang brtujuan menghormati para dewa. Upacara ini masih
dilakukan oleh masyarakat Hindu-Bali.
4. Upacara yang dikenal dengan dengan Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya di dalam
masyarakat Hindu-Bali bertujuan bagi jiwa manusia.
5. Upacara pembakaran mayat dikenal dengan istilah Ngaben pada masyarakat Hindu-Bali.
Di samping upacara-upacara tersebut, masih banyak lagi tradisi masyarakt Indonesia yang
bercorak Hindu-Buddha. Namun satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa pengaruh
kebudayaan Hindu-Buddha tidak menyebar secara merata ke seluruh wilayah Indonesia, dan
daerah-daerah yang tidak mendapat pengaruh adalah Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua,
dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan bukti-bukti sejarah, dapat diketahui beberapa
kerajaan yang pernah ada di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya

Mataram, Sunda, Kediri, Singasari, serta Majapahit. Kehidupan pada kerajaan-kerajaan
tersebut akan berbeda satu sama lain. Hal itu tergantung kepada agama yang dianut oleh
masyarakatnya, misalnya dalam masyarakat Hindu dikenal sistem kasta sedangkan dalam
masyarakat Buddha tidak ada. Namun kerajaan-kerajaan tersebut tidak bertahan lama atau
mengalami keruntuhan. Hal ini dipengaruhi faktor dari dalam seperti perang saudara maupun
dari luar seperti kedatangan pengaruh Islam di Indonesia. Meskipun demikian, di beberapa
daerah tradisi Hindu-Buddha masih banyak yang mempertahankannya. Berikut ini adalah
bukti-bukti peninggalan sejarah dari masing-masing kerajaan.
1. Kerajaan Tarumanegara
a. Prasasti Ciaruteun (Tarumanegara) ditemukan di Ciampea, Bogor, tepatnya di tepi
Sungai Ciaruteun di dekat muara mengalir ke sungai Cisadane.
b. Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta. Prasasti ini berupa
patahan tulisan di sebuah batu bulat panjang serta melingkar yang berisi tentang
penggalian sebuah saluran panjang 6.112 tumbak atau ±11 km, dengan nama Gomati.
c. Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor.
d. Prasasti Jambu, ditemukan di Bogor sebelah barat.
e. Prasasti Awi, ditemukan di Bogor
f. Prasasti Muara Cianteun, ditemukan di Bogor
g. Prasasti Lebak, ditemukan di Banten
h. Selain prasasti, ditemukan pula berita dari luar negeri tentang Tarumanegara, yaitu

dari catatan seorang musafir Cina yang bernama Fa-Hien, yang berasal dari hasil
perjalanannya ke Indonesia.
2. Kerajaan Sriwijaya
a. Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang.

b. Prasasti Telaga Batu, ditemukan di sekitar kota Palembang, namun prasasti ini tidak
mencantumkan tanggal.
c. Prasasti Talang Tuwo, diperkirakan berdiri tahun 684 M.
d. Prasasti Kota Kapur, ditemukan di Pulau Bangka dan diperkirakan berasal dari
tahun 686 M.
e. Prasasti Berahi, ditemukan di daerah pedalaman Jambi dan diperkirakan berasal
dari tahun 686 M.
f. Prasasti Ligor, diperkirakan berasal dari tahun 775 M yang ditemukan di tanah
Genting Kra, Ligor.
g. Prasasti Nalanda, ditemukan di India Bagian Timur yang diperkirakan berasal dari
tahun 860 M.
3. Kerajaan Mataram Kuno
a. Prasasti Canggal, ditemukan di Gunung Wukir, Desa Canggal, yang diperkirakan
berasal dari tahun 654 Saka atau 74 M.
b. Prasasti Kedu atau Balitung, diperkirakan berasal dari tahun 907 M.

c. Prasasti Kelurak, berasal dari tahun 782 M.
d. Prasasti Karang Tengah, berasal dari tahun 824 M.
e. Prasasti Sojomerto.
f. Candi-candi yang menunjukkan tentang Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Candi
Gedong Songo, Kompleks Candi Dieng, Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi
Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan, dan lainnya.
4. *Kerajaan Medang Kamulan (Mataram Jawa Timur) *
a. Prasasti Anjukladang.
b. Prasasti Pradah.
c. Batu Tulis dari daerah Surabaya.
d. Prasasti Kawambangkulwain (913 Saka) dari daerah Sendang Kamal, Madiun.
e. Prasasti Sirah Keting (1104 M).
f. Saduran Kitab Mahabharata dalam bahasa Jawa Kuno.
g. Kitab Hukum yang bernama siwasasana (913 Saka).
h. Berita asing yang datangnya dari Cina menyebutkan tahun pada tahun 910 Saka
datang dua orang utusan dari Sriwijaya, dan lain-lain.
5. *Kerajaan Kediri (Panjalu) *
a. Prasasti Banjaran (974 S), isinya tentang perang antara Panjalu dan Janggala.
b. Prasasti Padlegan I (1038 Saka).
c. Prasasti Panumbangan (1042 Saka).

d. Prasasti Candi Tuban (1052 Saka).
e. Prasasti Tangkilan (1052 Saka).
f. Prasasti Karang Reja (1056 Saka).
g. Prasasti Talan (1058 Saka).
h. Prasasti Hantang (1057 Saka), dan lain-lain.
6. Kerajaan-Kerajaan di Bali
a. Prasasti Buyam-Sanding Tamblingan dari zaman Raja Jayapangus.
b. Prasasti Belanjong (Sanur) .
c. Prasasti dari Desa Betetin (818 Saka).
d. Prasasti Belanjong (Sanur).
e. Prasasti Babahan I yang berisi perjalanan Raja Ugrasena ke Buwunan.

f. Prasasti Air Hawan (933 Saka).
g. Prasasti Ujung (Hyang) (932 Saka).
7. Kerajan Sunda
a. Carita Parahiyangan (akhir abad XVI) yang menyebut nama Sunda.
b. Candi di Desa Cangkuang dekat Leles, Garut, Jawa Barat.
c. Prasasti Canggal.
d. Prasasti Sanghyang Tapak (1030 M) yang ditemukan di Kampung Pangcalikan dan
Bantarmuncang, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.

e. Naskah bernama Sanghyang Silsakanda nung Karesan (1518 M) tentang peresmian
desa, dan lain-lain.
8. Kerajaan Singasari
a. Kidung Harsa-Wijaya, tentang Raja Jayakatwang.
b. Kitab Pararaton, menceritakan raja-raja Singasasari.
c. Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit dan hubungannya
dengan raja-raja Singasari.
d. Prasasti Pakis Wetan, tentang penobatan Kertanegara.
e. Berita dari Cina tentang perintah Kaisar Kubilai Khan untuk menyerang Singasari.
f. Candi-candi, misalnya Candi Singasari, Candi Kidal, dan Candi Jago.
9. Kerajaan Majapahit
a. Candi Sumberjati atau Candi Siwa di Simping.
b. Candi Buddha di Antahpura.
c. Prasasti Tuhanaru (1323 M) yang berisi tentang Jayanegara.
d. Kakawin Negara Kertagama oleh Empu Prapanca.
e. Serat Pararaton.
f. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, dan lain-lain.
Upacara lompat batu merupakan upacara adat yang berasal dari budaya
masyarakat lokal di Nias dan bukan berasal dari peninggalan kebudayaan Hindu
dan Buddha

Prasasti Tugu merupakan hasil dari peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara.
Kitab Hukum Siwasasana bukan merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit,
melainkan berasal dari Kerajaan Medang Kamulan (Mataram Jawa Timur).
Prasasti Berahi ditemukan di daerah pedalaman Jambi.
Salah satu bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah Prasasti Ligor.
Prasasti Canggal ditemukan di Gunung Wukir yang diperkirakan berasal dari
tahun 654 Saka.
Prasasti Kawambangkulwain merupakan prasasti yang ditemukan di daerah
Sendang Kamal, Madiun sehingga bukan merupakan kawasan Kerajaan Kediri.
Salah satu bukti peninggalan kerajaan Bali adalah Prasasti Babahan I.

Prasasti peninggalan dari Kerajaan Sunda tersebut bernama Prasasti Sanghyang
Tapak.
Kitab yang menceritakan silsilah raja-raja Majapahit dan hubungannya dengan
raja-raja Singasari adalah Kitab Negara Kertagama.