Aset dan Tidak Berwujud (2)

Nama Penyusun :
Harvey Purnama

(1613088)

Rifaldy Wiasal

(1613042)

Rickyanto Jong

(1613501)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada
kurang akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud tersebut. Sebagai bagian
dari neraca, aktiva tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi untuk memberi

penjelasan yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajian
dalam laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perlakuan khusus,
contohnya yang terkait dengan amortisasi dan penghentian serta penghapusannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kelompok kami membuat makalah yang berjudul
“Aktiva Tidak Berwujud”.

B. Rumusan Masalah
1.

Apakah pengertian dan karakteristik aktiva tidak berwujud?

2.

Apakah klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berwujud?

3.

Bagaimanakah pencatatan dan penilaian aktiva tidak berwujud tersebut?

4.


Apakah yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berwujud yang dapat dipertukarkan?

5.

Bagaimana penyajian aktiva tidak berwujud dalam laporan keuangan?

C. Tujuan
1.

Menjelaskan pengertian dan karakteristik aktiva tidak berwujud

2.

Menjelaskan klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berwujud

3.

Menjelaskan cara pencatatan dan penilaian aktiva tidak berwujud tersebut
1


4. Menjelaskan yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berwujud yang dapat
dipertukarkan
5.

Menjelaskan cara penyajian aktiva tidak berujud dalam laporan keuangan

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karaktaristik Aset Tak Berwujud
1.

Pengertian

Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul
dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu.
Bukti pemilikan aktiva tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva

tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Secara umum, akutansi untuk aktiva tak berwujud adalah sejalan dengan akutansi
untuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva berujud juga dicatat atas harga dasar
harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama masa
manfaat aktiva tak berujud tersebut. Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku aktiva
tak berujud dihapuskan dari pembukuan dan dicatat pula laba atau rugi penghentian (jika
ada).
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akutansi aktiva tak berujud bila
dibandingkan dengan akutansi aktiva tetap. Pertama, istilah yang digunakan untuk
menghapus aktiva tak berujud adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat
amortisasi aktiva tak berujud maka rekening Biaya Amortosasi didebet dan rekening aktiva
tak berujud yang bersangkutan dikredit. Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening Akumulasi
Amortisasi, seperti halnya akumulasi depresiasi pada aktiva tetap. Namun sebagian besar
perusahaan memilih cara yang sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit rekening aktiva
tak berujud. Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi suatu aktiva tak berujud tidak
boleh melebihi 40 tahun. Akan tetapi jika masa menfaat aktiva tak berujud kurang dari 4
tahun, maka masa manfaat itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk

menjaga agar semua aktiva tak berujud, terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya,
dihapus dalam periode waktu yang wajar.
Berbeda dengan aktiva tetap, amortisasi aktiva tak berujud hanya mengenal satu
metode, yaitu metode garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akutansi aktiva tak berujud pada
berbagai perusahaan relatif mudah diperbandingkan.
2.

Karakteristik Aktiva tidak Berwujud

Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :

3

a) Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property,
pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan
keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
b) Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang usaha,
dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi
fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan
instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau

ekuivalen kas di masa depan.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi
untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal (amortisasi), dan akuntansi untuk
jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.

B.

Klasifikasi dan Prinsip Akuntansi Dasar Aktiva Tak Berwujud

1.

Klasifikasi Aktiva Tak Berwujud

a. Cara akuisisi (manner of acquisition). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara
membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara lain
untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui
operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
b. Dapat diidentifikasi (identifiability). Beberapa kativa tak berwujud dapat diidentifikasi
secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan wiralaba.

Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai
aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan
atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari
kepemilikan khusus.
c. Dapat dipertukarkan (exchangeability). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi
dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Aktiva tak berwujud
lainya, yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga. Goodwill
adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat
dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau
dihubungkan dengan aktiva lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi
aktiva lainya secara simultan.
d. Periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit). Beberapa aktiva tak
berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur
hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam kontrak
lease.

4

2. Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud

Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang
diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
a. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
b. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
c. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang
diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.

C. Pencatatan dan penilaian aktiva tidak berwujud tersebut
1. Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan
biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum, dan
setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya
pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang
lebih dapat ditentukan.
2.

Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.

Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya biaya
yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud tersebut hanya

akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian yang
sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan
paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang
dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak
mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang
dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :
a. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat
maksimum.
b. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat
mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
c. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi
umur manfaat.
d. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
e. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi
keunggulan kompetitif yang sudah ada.
f. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan
dengan layak.
g. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur
manfaat efektif yang bervariasi.

5

Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya
aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan atau
umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
a. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari
penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang
belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian
penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku
aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi
periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun
b. Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang
belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui
dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari
pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.

D. Aktiva Tidak Berwujud Yang Dapat Dipertukarkan
Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak berwujud yang dapat

diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah. Contohnya :
mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba, biaya organisasi.
1. Hak Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan
kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual dan mengawasi
penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan. Suatu hak paten
biasanya tidak dapat diperbarui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan memberikan hak
paten yang baru, apabila terdapat perbaikan atau perubahan pada rancangan dasar penemuan
yang lama.
2. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak istimewa
kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya
tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan
mempertahankan hak tersebut.

3. Merek Dagang atau Nama Dagang

6

Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau simbol yang
membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk tertentu. Nama
dagang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat memperoleh hak
istimewa untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang atau mendaftarkannya pada
pemerintah.
4.

Franchise (Waralaba) dan License (Perijinan)

Franchise adalah Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu,
atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan
logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang
memberikan hak franchise.
5.

Lease hold (Hak sewa)

Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa
gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh
pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud)
karena dua alasan :
Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.Manfaat yang
akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan
untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
6.

Perijinan (Permit & Licences)

Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah
maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijinijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin
tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas
tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang
artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
7.

Hak Penggandaan (Copyright)

Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah,
puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu.
Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

8.

Biaya Organisasi

7

Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut biaya
organisasi. Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada
underwriters untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan akte pendirian
dan biaya promosi untuk pengenalan kepada organisasi kepada masyarakat. Biaya-biaya
tersebut dikapitalisasi sebagai aktiva tak berwujud dengan nama Biaya Organisasi.
Sebenarnya biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup perusahaan, tetapi dalam praktik
perusahaan menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti
halnya aktiva tak berujud lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu
tertentu.
9.

Goodwill

Goodwill adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh
perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain.
Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang
sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya
strategis, dan lain-lain.Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu
transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain.
Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/ berhentinya
sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuisisi.
10.

Biaya Research Dan Pengembangan

Biaya research dan pengembangan bukan aktiva tak berujud, tetapi karena
pengeluaran-pengeluaran ini berhubungan dengan hak paten dan hak cipta maka pengeluaran
tersebut akan dibahas pada makalah ini. Banyak perusahaan melakukan pengeluaran yang
cukup besar jumlahnya untuk keperluan research dan pengembangan dalam rangka
mendapatan produk baru atau proses yang lebih baik.

E. Penyajian Dalam Laporan Keuangan
Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi
aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap. Pelaporan harus cukup jelas
dan bila mana perlu diberi catatan tambahan, baik dalam laporan itu sendiri ataupun dalam
catatan atas laporan keuangan. Selain itu, metoda depresiasi atau amortisasi yang digunakan
juga harus dijelaskan dan jumlah depresiasi atau amortisasi untuk tahun yang bersangkutan
juga disebutkan.

BAB III
8

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang
mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat
yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan
estimasi umur manfaatnya. Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.

B. Saran
Menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

9