keselamatan dan kesehatan kerja docx

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah MSDM
Dosen pengampu: Sri Eka Astutiningsih, SE., MM

Disusun oleh :
Mita ambarsari

(1741143224)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH 3 F
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dan tak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad
SAW. kepada keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka
sampai hari kiamat.
Dengan selesainya pembuatan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Maftuhin, M.Ag, selaku rector IAIN Tulungagung

2. Bu Sri Eka Astutiningsih, SE., MM selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia.
3. Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan apabila ada salah kata dalam
penulisan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya, dan mengharapkan kritik dan saran agar
kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai terulang dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Tulungagung, 31 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang..........................................................................1
2

B. Rumusan Masalah.....................................................................2

C. Maksud dan Tujuan Penulisan..................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN
A. Definisi keselamatan dan kesehatan kerja......................................3
B. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.................................4
C. Ganagguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja..................4
D. Strategi meningkatkan ualitas kerja...............................................7
E. Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja.................8
F. Pertimbangan hukum.......................................................................9
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan
hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas
(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki
ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan
kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik
jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para
pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan
mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan
lingkungannya juga terjamin.
Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan
didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di
luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan,

lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan Masalah
Bagaimana definisi keselamatan dan kesehatan kerja?
Apa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?
Apa saja gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja?
Bagaimana strategi meningkatkan kualitas kerja?
Bagaimana pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja?
Bagaimana pertimbangan hukum tentang kesehatan dan keselamatan
kerja?

C.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Maksud dan Tujuan
Menjelaskan definisi keselamatan dan kesehatan kerja.
Menjelaskan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
Menjelaskan gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
Menjelaskan strategi meningkatkan kualitas kerja.
Menjelaskan pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja.
Menjelaskan pertimbangan hukum tentang kesehatan dan keselamatan
kerja.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Definisi keselamatan dan kesehatan kerja menurut beberapa tokoh ialah:


a. Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.
Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan
kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang
b.

dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja

tersebut.
c. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga

kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan.
d. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan.1
B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,
seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
1 A.A. Anwar Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000), hlm.161.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.
e. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
f. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi
lainnya.
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri.
j. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alatalat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.2
C. Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Kondisi-kondisi sosio-fisikologis membawa dampak

besar

bagi

keselamatan dan kesehatan kerja, dan perusahaan yang harus melakukan
sesuatu untuk mengatasinya, yaitu, misalnya para pekerja setelah jam kerja

menerima petunjuk mengenai metode-metode manajemen stress. Dewasa ini,
upaya-upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah
lengkap tanpa suatu strategi untuk mengurangi stress fisikologis yang
berhubungan dengan pekerjaan.3
a. kecelakan - kecelakan kerja
Perusahaan-perusahaan tertentu atau depertemen tertentu cenderung
mempunyai tingkat kecelakan kecelakan kerja yang tinggi daripada lainya.
Beberapa krateristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut.
1. kualitas organisasi. Tingkat kecelakaan berbeda secara substansi meburut
jenis industri. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan industry konstruksi
dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan yang lebih tinggi daripada
perusahaan-perusahaan industri jasa, keuangan, asuransi, dan real estat.
Perusahaan-perusahaan

kecil

dan

besar


(yaitu

perusahaan

yang

mempunyai kurangdari seratus pekerja dan perusahaan yang mempunyai

313.

2 A.A. Anwar Prabu Mangku Negara, ibid, hlm.162.
3 Marihot Tua Efendi Hariandja, Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.

lebih dari seribu pekerja) mempunyai tingkat kecelakan yang lebih rendah
daripada perusahaan-perusahaan menengah.
2. pekerja yang mudah celaka. Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagi
penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada
perilaku pekerja, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan dan sematamata bernasib sial.
3. pekerja berperangai sadis. Kekerasan ditempat pekerjaan meningkat
dengan pesat, dan perusahaan dianggap bertanggung-jawab terhadap hal

itu. Pembunuhan adalah penyebab kematian terbesar di tempat pekerjaan
saat ini.
b. Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan
Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan yang sama beragamnya. Beberapa badan federal secara sistematis telah
mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah mengidentifikasi penyebab
penyakit-penyakit

berbahaya

berasal

dari

ansenik,

asbes,

bensin,

biglorometiletter, debu batu bara asap tungku batu arang, debu kapas, timah,
radiasi dan vinin florida.
Para pekerja yang besar kemungkinannya terkena bahaya-bahaya itu
meliputih pekerja-pekerja dipabrik kimia dan penyulingan minyak, penambang,
pekerja pabrik testil dan pabrik baja, pekerja di peleburan timah, teknisi medis,
tukang cat, pembuatan sepatu, dan pekerja industry plastic.riset lebih lanjut
tentunya akan dapat mengungkapkan bahaya-bahaya lain yang ingin didiagnosis
dan diatasi oleh perusahaan untuk kesejahteraan tenaga kerja mereka dimasa
depan.
Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam jangka
panjang, bahaya-bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker
kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak, dan ginjal ; penyakit paru-paru putih,
coklat,dan hitam ; leukemia; bronchitis; emphysema; lymphoma; anemia plastic,

kerusakan sistim saraf pusat; dan kelainan-kelainan reproduksi (misalnya
kemandulan, kerusakan genetic, keguguran, dan cacat pada waktu lahir.
c. Kehidupan kerja berkualitas rendah
Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah disebabkan oleh
kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi freferensi-freferensi dan minatminat tertentu serti rasa tanggung jawab, keingina akan pemberdayaan dan
keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga diri, pengendalian diri,
penghargaan, prestasi, keadilan, kemanan, dan kepastian.
d. Stres pekerjaan
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan),
salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja
yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai sejumlah
produksi yang lebih tinggi adalah penyebab untama stress yang dikaitkan para
pekerja dengan supervisor.
Gaji adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para
pekerja mengalami stress ketika merasa tidak pasti apakah mereka tetap
mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi
banyak pekerja, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih menimbulkan stress dan
rendahnya keselamatan kerja-paling tidak, dengan pekerjaan dimana tigkat
keselamatan kerja rendah, mereka mengetahui risikonya, sementara dengan
pekerja yang tidak aman mere akan terus berada dalam keadaan tidak pasti.
e. Kelelahan kerja (job burnot)
Kelelahan kerja (job burnout) adalah sejinis stress yang banyak dialami
oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti
karyawan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan, dan sebagainya. Jenis
reaksi terhadap pekerjaan ini meliputih reaksi-reaksi sikap dan emosional sebagai
akibat pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan.
Konsekuensi kelelahan kerja. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja
akan berprestasi lebih buruk daripda pekerja yang masih ‘penuh semangat’.
Konsekuensi kelelahan kerja yang tidak menguntungkan lainnya adalah

memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan kerjanya yang lain. Selain
membawa kepada prilaku yang mempunyai dampak negative terhadap kwalitas
kehidupan kerja seseorang, kelelahan kerja juga dapat mendorong terciptanya
tingkah laku yang menyebabkan menurunnya kwalitas hidup rumah tangga
seseorang.akhirnya. kelelahan kerja akan menjadi penyebab timbulnya masalahmasalah kesehatan.
D. Strategi meningkatkan kualitas kerja
Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan
untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah
suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden,
kegawatan, dan frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah
strategi tersebut diberlakukan.
1.

Memantau tingkat kesehatan dan keselamatan kerja
Mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyimpan catatan insideninsiden kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan.
Perusahaan juga mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap

2.

kecelakaan atau kasus penyakit tersebut.
Mengendalikan stress dan kelelahan kerja
Semakin banyak perusahaan memberikan program pelatihan yang
dirancang untuk membantu para pekerja mengatasi stres yang diakibatkan

3.

oleh pekerjaan.
Mengembangkan kebijakan-kebijakan kesehatan kerja
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan meningkatnya
tanggung jawab, semakin banyak perusahaan mengembangkan pertanyaanpertanyaan kebijakan yang menangkut bahaya-bahaya. Pertanyaanpertanyaan ini berkembang dari satu kepedulia bahwa perusahaanperusahaan harus pro aktif mengenai masalah-masalah kesehatan dan

4.

keselamatan kerja.
Menciptakan program-program kebugaran.
Perusahaan-perusahaan semakin memusatkan perhatian kepada usahausaha menjaga agar para kerja tetap sehat dari pada menolong mereka
sembuh dari sakitnya. Mereka membuka makin banyak program-program

kebugaran dan kelihatannya program-program tersebut memberikan hasil
yang mengembirakan.4
E. Pendekatan Sistem pada Manajemen Keselamatan Kerja
Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan
mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang
digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan
harus sama menyatu dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan
kerja. Begitu pula peranan bagian kepegawaian sangat penting dalam
mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan.
a. Penetapan indikator sistem
Tahap dasar dalam implementasi sistem keselamatan kerja adalah
menetapkan metode untuk mengukur pengaruh pelaksanaan keselamatan
kerja, kesehatan, dan kesejahteraan pegawai.
b. Melibatkan para pengawas dalam sistem pelaporan
Apabila terjadi sebuah kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas
langsung dari bagian kerusakan, dan laporan harus pula mengidentifikasi
kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini agar pengawas tersebut
dapat mudah mengadakan perbaikan dan mengadakan upaya preventif untuk
masa selanjutnya.
c. Mengembangkan prosedur manajemenkeselamatan kerja
Pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi
secara teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaa pegawai. Kemudian
mengadakan penelitian terhadap penyebab terjadinya kecelakaan dan
mempertimbangkan kebijakan yang telah ditetapkan untuk diadakan
perubahan seperlunya sesuai dengan keperluan pada saat itu.
d. Menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian dari tujuan kerja
Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang
dilakukan pegawai dicatat oleh pengawas dan dipertanggungjawabkan
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja pada
pegawai yang bersangkutan.
e. Melatih pegawai-pegawai dan pengawasan dalam manajemen keselamatan
kerja

4https://www.google.com/search?q=http%3A%2F%2Fjurnalsdm.blogspot.com
%2F2009%2F10%2Fkesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html&ie=utf-8&oe=utf-8. Diakses pada
hari sabtu, 31 oktober 2015, pukul 12.10.

Melatih pegawai-pegawai untuk dapat menggunakan peralatan kerja
dengan baik. Begitu pula pegawai-pegawai dilatih untuk dapat menggunakan
alat pengaman jika terjadi kecelakaan di tempat kerja.5
F. Pertimbangan hukum
Perangkat kerja hukum bagi keselamatan dan kesehatan kerja dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Occupational Safety And Health Administration
Occupational Safety And Health Administration (OSHA) mengharuskan
pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja tanpa memandang ukuran
perusahaan, pelaporan oleh perusahaan, dan penyelidikan terhadap kecelakaan
kerja.
OSHA bertanggung jawab untuk menetapkan dan pemberlakuan strandar
keselamtan dan kesehatan kerja, serta memeriksa dan menerbitkan surat
panggilan kepada perusahaan yang melanggar starndar tersebut. Tanpa
memandang apakah akandiperiksa oleh OSHA perusahaan-perusahaan tetap
harus mamiliki catatan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik, sehingga
OSHA dapat memperoleh statistic yang akurat mengenai kecelakaan-kecelakaan
dan kasus yang berhubungan dengan pekerjaan.
2. Pogram-program kompensasi pekerjaan
Sementara OSHA diciptakan untuk memberikan perlindungan terhadap
kecelakaan dan penyekit yang dialami pekerja dalam pekerjaan, kompensasi
pekerja diciptakan untuk memberikan bantuan keuangan bagi para pekerja akibat
keselakaan kerja dan penyekit tersebut. Pembayaran kompensasi pekerja dalam
kasus-kasus kecemasan, depresi, dan kelainan mental yang berhubungan dengan
pekerja.
3. Common-Law Doctrine Of Torts
Hukum ini terdiri dari putusan-putusan pengadilan yang berkenaan
dengan tidakan-tindakan pelanggaran seperti cedera ang dialami seorang pekerja
akibat tindakannya sendiri atau akibat perbuatan lainnya, atau bahkan konsumen,
dan menyebabkan tuntunan hokum kepada perusahaan.
Pekerja dan konsumen dapat memperoleh ganti rugi kerusakan jika
mereka dapat menunjukan bahwa perusahaan telah bertindak ceroboh, atau
dengan sengaja menimbulkan kesusahan dengan maksud merendahkan atau
5 A.A. Anwar Prabu Mangku Negara, ibid, hlm.163.

menghina. Hanya beberapa kasus yang berhasil, mungkin sebagai karena
program kompensasi pekerja dirancang untuk menghindarkan kecelakaankecelakaan kerja dan tuntunan hokum selama ini kasus-kasus yang berhasal
mengajukan perusahaan kepengadilan adalah kasus-kasus khusus karena
melibatkan biaya yang besar.
4. Inisiatif-Inisiatif Lokal
Perusahaan-perusahaan perlu memperhatikan perturan-peraturan local.
Kadang-kadang inisiativ-inisiativ local ini memberikan sekilas tentang petunjuk
yang akan dilakukan ileh pemerintah daerah lainnya atau bahkan pemerintah
pusat yang akan datang.
5. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Indonesia mempunyai kerangka hukum K3 yang ekstensif, sebagaimana
terlihat pada daftar peraturan perundang-undangan K3 yang terdapat dalam
Lampiran II. Undang-undang K3 yang terutama di Indonesia adalah UndangUndang No. 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini meliputi
semua tempat kerja dan menekankan pentingnya upaya atau tindakan pencegahan
primer.
Undang-Undang No. 23/ 1992 tentang Kesehatan memberikan ketentuan
mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan
kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan
yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya
mereka dapat mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan
program perlindungan tenaga kerja.
6. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Di antara negara-negara Asia, Indonesia termasuk negara yang telah
memberlakukan undang-undang yang paling komprehensif (lengkap) tentang
sistem manajemen K3 khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang berisiko
tinggi. Peraturan tersebut (Pasal 87 UU no 13 Tahun 2003) menyebutkan bahwa
“setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat
proses atau bahan produksinya mengandung bahaya karena dapat menyebabkan
kecelakaan kerja berupa ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat
kerja diwajibkan menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen K3.

Audit K3 secara sistematis, yang dianjurkan Pemerintah, diperlukan untuk
mengukur praktik sistem manajemen K3. Perusahaan yang mendapat sertifikat
sistem manajemen K3 adalah perusahaan yang telah mematuhi sekurangkurangnya 60 persen dari 12 elemen utama, atau 166 kriteria.6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik
fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan.
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya, mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan
sumbersumber produksi lainnya, menjamin tempat kerja yang sehat, bersih,
nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja,
memperlancar,

meningkatkan

dan

mengamankan

produksi

industri,

mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat
kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yaitu: kecelakaankecelakaan kerja, penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan, kehidupan
kerja berkualitas rendah, stress pekerjaan, kelelahan kerja.
6https://www.google.com/search?q=http%3A%2F%2Fjurnalsdm.blogspot.com
%2F2009%2F10%2Fkesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html&ie=utf-8&oe=utf-8. Diakses pada
hari sabtu, 31 oktober 2015, pukul 12.10.

Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan
untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah
suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden,
kegawatan, dan frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan
sesudah strategi tersebut diberlakukan.
Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan
mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang
digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan
harus sama menyatu dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan
kerja. Begitu pula peranan bagian kepegawaian sangat penting dalam
mengaplikasikan pendekatan sistem pada keselamatan perusahaan.
Perangkat kerja hukum bagi keselamatan dan kesehatan kerja dapat
dibedakan sebagai berikut : occupational safety and health administration,
program-program kompensasi pekerja, common-law doctrine of torts, inisiatifinisiatif lokal, undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja, sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

DAFTAR PUSTAKA

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Grasindo.
https://www.google.com/search?q=http%3A%2F
%2Fjurnalsdm.blogspot.com%2F2009%2F10%2Fkesehatan-dan-keselamatankerja-k3.html&ie=utf-8&oe=utf-8.
Negara, A.A. Anwar Prabu Mangku. 2000. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.