Aspek Psikososial Aktivitas Fisik Dan Ko

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

ASPEK PSIKOSOSIAL, AKTIVITAS FISIK, DAN KONSUMSI MAKANAN LANSIA
DI MASYARAKAT
( Psychosocial Aspect , Physical Act ivit y, and Food Consumpt ion of t he El der l y in Communit y)
Rusilant i 1, Clara M Kushart o2, dan Ekawat i S Wahyuni 3

ABST RACT

This r esear ch at t empt s t o anal yze psychosocial aspect , physical act ivit y, and f ood
consumpt ion of t he el der l y l iving in t he communit y dwel l ing. Research l ocat ions were
chosen pur posivel y in t hr ee POSBINDU (The Ser vices Post f or El der l y) l ocat ed at ar eal of
Bogor Cit y, namel y: Kelurahan Budi Agung (r epr esent s cit y-high income societ y), Kelurahan
Baranangsiang (cit y-moder at e t o l ow societ y), and Kelurahan Sit u Gede (boundar y bet ween
cit y t o r ur al -l ow income societ y). A simpl e r andom sampl ing was appl ied t o sel ect t he
subj ect s. One hundred ninet y-seven (197) subj ect s aged range 60-85 years ol d (mean age
68.4 year s) were sel ect ed in t hose pl aces and compl et ed t he survey bet ween August 2004Jul y 2006. A cr oss –sect ional design and one point appr oach was f ol l owed (Singar imbun &
Ef f endi, 1995). A st r uct ured quest ionnair e was devel oped t o col l ect dat a about psychol ogical
aspect s (f amil y and communit y suppor t ; heal t h behavior ; l evel of depr ession; l if e
sat isf act ion), and f ood consumpt ion l imit ed t o some nut r ient s essensial f or el der l y. For
physical act ivit y assessment , each subj ect r at ed his/ her capacit y invol ved in housekeeping.

A descr ipt ive, Chi Squar e, One Way ANOVA and Tuckey t est s wer e appl ied t o anal yze t he
dat a. The resear ch r esul t s showed t hat t her e is no signif icance dif f erence among el der l y in
t hr ee sit es in t erms of psychol ogical aspect . However , t here are signif icance dif f er ences in
heal t h behavior and physical act ivit y. The wor st heal t h behavior and physical act ivit y
condit ions wer e f ound among el der l y in Kelurahan Sit u Gede caused by t he social -economic
dif f er ences. In t er ms of f ood consumpt ion aspect s, t he signif icance dif f erences exist in
int ake of vit amin A, vit amin B, and cal cium among t he subj ect s.
Keywords: el der l y, psychosocial , physical act ivi t y, f ood int ake, communit y dwel l ing.
PENDAHULUAN123
Latar Belakang

Peningkat an j umlah penduduk lanj ut
usia (lansia) merupakan salah sat u t ant angan
pada abad 21 di seluruh dunia. Populasi penduduk dunia yang berusia di at as 65 t ahun
meningkat lebih dari dua kali lipat dari t ot al
populasi penduduk dunia selama periode t ahun
1996 – 2020. Laj u peningkat an t ert inggi di
Af rika Ut ara dan China sert a beberapa negara
Asia dan t erendah di Sub-Saharan Af rika. Tot al
populasi penduduk berusia di at as 65 t ahun

pada t ahun 2025 diperkirakan lebih dari 800
j ut a, duapert iganya berada di negara yang
sedang berkembang dan sebagian besar dari
mereka adalah perempuan (Unit ed Nat ions,
2000).
1

St af Pengaj ar Jurusan IKK, FT, Universit as Negeri
Jakart a.
2
St af Pengaj ar Depart emen Gizi Masyarakat ,
Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB.
3
St af Pengaj ar Depart emen Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat , Fakult as Ekologi
Manusia (FEMA), IPB.

Indonesia memiliki j umlah penduduk
mencapai 201 241 999 j iwa dengan j umlah
penduduk lanj ut usia sebesar 4 703 694 j iwa

(BPS, 2000). Berdasarkan laporan World Healt h
Organizat ion (WHO) pada t ahun 1998 dalam
Wirakusumah (2000), angka usia harapan hidup
(UHH) orang Indonesia diharapkan mengalami
peningkat an dari 65 t ahun pada t ahun 1997
menj adi 75 t ahun pada t ahun 2025. Hal ini
dapat t erj adi dengan semakin meningkat nya
pelayanan kesehat an, peningkat an t araf hidup,
sert a berkembangnya ilmu penget ahuan dan
t eknologi. Art inya j umlah penduduk lansia di
Indonesia j uga akan t erus meningkat di masa
mendat ang.
Arah kebij akan t ent ang lansia di Indonesia sebenarnya lebih menit ikberat kan pada
keluarga sebagai penanggungj awab ut ama t erhadap lansia. Dalam hal ini dukungan dari keluarga sebagai car e giver diharapkan menj adi
kunci ut ama unt uk kesej aht eraan lansia.
(Depsos RI, 1998).
Selain peran keluarga dan masyarakat
dalam upaya merawat lansia, diperlukan j uga
peran pemerint ah dalam memberikan f asilit as


1

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

pada lansia sepert i menyediakan t empat perawat an bagi lansia yang t erlant ar at au bermasalah dengan keluarga karena semakin banyaknya keluarga yang t idak mampu merawat
lansia. Dalam hal ini pant i wredha merupakan
salah sat u alt ernat if bent uk bant uan pelayanan
kesej aht eraan sosial bagi lansia.
Isu st rat egis bidang kesehat an menuj u
Indonesia sehat 2010 adalah kerj asama lint as
sekt or; peningkat an perilaku, pemberdayaan
masyarakat dan kemit raan swast a; peningkat an upaya kesehat an, dan peningkat an sumberdaya kesehat an (Depkes RI, 1999). Visi pembangunan kesehat an menuj u Indonesia Sehat
2010 adalah masyarakat , bangsa, dan negara
yang dit andai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat , memiliki kemampuan unt uk menj angkau pelayanan kesehat an yang bermut u secara adil dan
merat a, sert a memiliki deraj at kesehat an yang
set inggi-t ingginya di seluruh Indonesia. Sement ara it u, salah sat u misi pembangunan kesehat an adalah mendorong kemandirian masyarakat hidup sehat (Depkes. RI, 1999).
Tuj uan

1.
2.

3.

Menganalisis kondisi psikososial (kepuasan
hidup dan depresi) lansia.
Menganalisis kondisi f isik (perilaku kesehat an dan akt ivit as f isik) lansia.
Menganalisis konsumsi makan lansia.

METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelit ian ini merupakan survai penduduk usia lanj ut dan rumah t angga muda yang
merawat lansia unt uk menget ahui kondisi
akt ual dari lansia dengan menggunakan desain
cr oss-sect i onal . Dalam hal ini penelit i melakukan observasi t erhadap lansia t anpa melakukan
int ervensi. Survai dilakukan pada sat u saat
( point t ime appr oach ), yait u lansia sert a
keluarga yang merawat lansia hanya diamat i
sekali saj a (Singarimbun & Ef f endi, 1995).
Pengambilan dat a dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi part isipasif ,
dalam hal ini penelit i melakukan wawancara

dan pengamat an langsung t erhadap sampel
dan t urut sert a dalam kegiat an lansia yang
ada. Met ode survai dipilih unt uk melihat
kondisi lansia, baik f isik maupun psikososial.
Penelit ian ini dilakukan di Kot a Bogor,
yang penduduknya memiliki usia harapan hidup
(UHH) 67. 7 t ahun pada t ahun 1999, dengan
j umlah j umlah lansia sebanyak 45 417 orang.

2

Penelit ian survai dilakukan di t iga wilayah
puskesmas yang memiliki posbindu (pusat layanan unt uk lansia) yang akt if berdasarkan
rekomendasi dari Dinas Kesehat an Kot a Bogor.
Ket iga lokasi posbindu t ersebut memiliki karakt erist ik lat ar belakang ekonomi yang berbeda. Budi Agung (BA) mewakili daerah dengan
lat ar belakang ekonomi menengah ke at as,
Baranangsiang (BS) mewakili lat ar belakang
ekonomi yang menengah dan sebagian t ermasuk rendah, sedangkan Sit u Gede (SG) mewakili daerah desa dengan kondisi sosial ekonomi
rendah. Penelit ian dilakukan pada bulan
Agust us 2004 - Juni 2006.

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelit ian ini adalah lansia
yang berada di Kot a Bogor dengan sampel yang
diambil adalah lansia yang berada di masyarakat yang akt if mengunj ungi Posbindu.
Prosedur Penarikan Contoh

Pemilihan Posbindu dilakukan berdasarkan inf ormasi yang diberikan pihak Dinas
Kesehat an Kot a Bogor, yait u Posbindu yang
akt if dalam melaksanakan kegiat an. Pemilihan
Posbindu dilakukan secara purposif yait u yang
mewakili daerah dengan t ingkat sosial ekonomi
t inggi, menengah dan kurang. Pemilihan sampel di posbindu dilakukan secara acak sederhana ( simpl e r andom sampl ing) berdasarkan
krit eria pemilihan sampel yait u: t idak pikun,
t idak bermasalah dengan pendengaran, dan
bersedia diwawancara. Di samping lansia, responden j uga diambil dari keluarga yang mengurus lansia (yang berada sat u rumah dengan
lansia) sert a keluarga yang t urut merawat
namun t idak serumah dengan lansia.
Pendekat an awal dalam pemilihan sampel dilakukan dengan menghubungi pihak Dinas
Kesehat an Kot a Bogor, Dokt er Puskesmas, dan

dengan pengurus (kader posbindu) sert a pengurus RW set empat unt uk mendapat kan inf ormasi dari lansia yang berada di masyarakat .
Pert emuan pert ama dengan sampel dilakukan
di posbindu kemudian dilanj ut kan dengan wawancara dari rumah ke rumah unt uk mendapat kan inf ormasi dari rumah t angga lansia dan
rumah t angga muda yang mengurus lansia, sert a rumah t angga muda yang t urut merawat
namun t idak serumah dengan lansia. Tot al
sampel lansia yang diambil di t iga lokasi penelit ian berj umlah 197 orang.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Dat a konsumsi makanan, akt ivit as f isik,
dan perilaku hidup sehat diperoleh melalui

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

wawancara dengan lansia sert a keluarga yang
merawat lansia. Dat a kondisi psikososial sepert i kepuasan hidup dan depresi diperoleh melalui wawancara dengan lansia.
Pengolahan dan Analisis Data

Perbedaan t ingkat depresi, kepuasan,
perilaku hidup sehat , dan akt ivit as f isik ant ar
lansia t iga lokasi pemukiman di masyarakat

dianalisis dengan Pear son Chi-Squar e, sedangkan dat a konsumsi makanan dianalisis dengan
one way ANOVA dan uj i Tuckey.

Budi Agung sebesar 35%, Baranangsiang sebesar 30%, dan Sit u Gede sebesar 40. 5%. Keadaan
t ersebut dapat dij elaskan pada Gambar 1.
Berdasarkan hasil analisis st at ist ik , didapat kan bahwa t idak t erdapat perbedaan yang
bermakna ant ara kondisi psikososial lansia di
lokasi perumahan yang berbeda (p > 0. 05). Hal
ini karena pada umumnya mereka memiliki dukungan sosial baik dari keluarga, masyarakat ,
dan pemerint ah misalnya dengan adanya
Posbindu (Wiradinat a, 2004). Menurut Nasrun
(1999) f akt or psikososial sepert i ada t idaknya
dukungan sosial merupakan salah sat u f akt or
yang dapat mempengaruhi depresi pada lansia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kepuasan
Kondisi Psikososial


Kondisi ment al lansia di masyarakat
berdasarkan lokasi pemukiman
Berdasarkan lokasi pemukiman lansia di
masyarakat , kondisi depresi lansia diuraikan
sebagai berikut : lansia di Budi Agung (BA) yang
memiliki kondisi normal sebesar 65%, di
Baranangsiang (BS) sebesar 70%, dan di Sit u
Gede (SG) sebesar 59. 5%. Lansia yang mengalami depresi baik ringan maupun berat di

70.0

65.0

Analisis kepuasan lansia yang berada di
masyarakat dengan t iga lokasi perumahan menunj ukkan dat a sebagai berikut : lansia yang
merasa t idak puas di daerah Budi Agung
sebesar 22. 5%, Baranangsiang 33. 7%, dan Sit u
Gede 41. 9%. Lansia yang merasa puas di daerah Budi Agung sebesar 77. 5%, Baranangsiang
66. 3%, dan Sit u Gede 58. 1% sepert i yang t erlihat pada Gambar 2.


70.0
59.5

persentase

60.0
50.0

40.5
35.0

40.0

BA

30.0

BS

30.0

SG

20.0
10.0
0.0
Normal

Depresi

Gambar 1. Diagram Bat ang Sebaran Kondisi Ment al Lansia (Normal dan Depresi) di
Masyarakat berdasarkan Lokasi Perumahan di Kot a Bogor 2005
77.5
80.0

66.3

persentase

70.0
60.0
50.0
40.0
30.0

58.1
41.9

BA

33.7

BS

22.5

SG

20.0
10.0
0.0
Tidak Puas

Puas

Gambar 2. Diagram Bat ang Sebaran Tingkat Kepuasan Lansia berdasarkan Lokasi
Perumahan di Kot a Bogor 2005

3

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

Berdasarkan hasil uj i beda didapat kan bahwa
t idak ada perbedaan yang nyat a ant ara t ingkat
kepuasan lansia di t iga lokasi perumahan (p >
0. 05).
Aspek Fisik

Akt ivit as Fisik
Akt ivit as f isik lansia di t iga wilayah perumahan adalah sebagai berikut : lansia yang memiliki akt ivit as f isik buruk di daerah Budi
Agung sebesar 20%, Baranangsiang 13. 8 %, dan
Sit u Gede 41. 9%. Lansia yang memiliki akt ivit as f isik baik di daerah Budi Agung sebesar
80%, Baranangsiang 86. 3%, Sit u Gede 58. 1%.
Gambar 3 menj elaskan kondisi akt ivit as f isik
lansia di masyarakat berdasarkan lokasi
perumahan.
Hasil uj i beda menunj ukkan bahwa akt ivit as f isik lansia yang t inggal di daerah Budi
Agung, Baranangsiang, dan Sit u Gede berbeda
sangat nyat a (p < 0. 01). Tingginya t ingkat akt ivit as f isik yang buruk dari lansia yang berada
di Sit u Gede dapat dipengaruhi oleh rendahnya

t ingkat sosial ekonomi mereka, hal ini dapat
dilihat dari kondisi perumahan lansia.
Secara umum keadaan lansia di Sit u
Gede masih memprihat inkan, kurangnya kemampuan keluarga dalam memberikan dukungan f inansial menyebabkan kurangnya biaya
pengobat an bagi lansia sert a kualit as makanan
yang dikonsumsi oleh lansia. Keadaan ini disebabkan karena keadaan ekonomi anak-anaknya
yang masih rendah sehingga dukungan f inansial
dari mereka masih sangat t erbat as dan beberapa masih bergant ung pada lansia.

Perilaku kesehat an
Bila dilihat dari lokasi perumahan, lansia
yang memiliki perilaku kesehat an baik di Budi
Agung sebesar 85%, Baranangsiang 66. 3%, dan
Sit u Gede 55. 4%. Lansia yang memiliki perilaku
kesehat an kurang di Budi Agung sebesar 15%,
Baranangsiang 33. 8% dan Sit u Gede 44. 6%.
Gambar 4 menunj ukkan perbedaan perilaku
ant ar lokasi perumahan lansia.

persentase

86.3

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

80.0
58.1
41.9

BA
BS

20.0

Baik

SG

13.8

Buruk

Persentase

Gambar 3. Diagram Bat ang Sebaran Akt ivi t as Fisik Lansia berdasarkan Lokasi
Perumahan di Kot a Bogor 2005

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

85
66,3
55,4
44,6

BA

33,8

BS
SG

15

KURANG

BAIK

Gambar 4. Diagram Bat ang Sebaran Perilaku Kesehat an Lansia berdasarkan Lokasi
Perumahan di Kot a Bogor 2005

4

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

Dat a t ersebut menunj ukkan bahwa lansia
di Sit u Gede paling banyak yang memiliki
perilaku kurang t erhadap kesehat an. Berdasarkan hasil uj i st at ist ik dit emukan bahwa t erdapat perbedaan yang bermakna ant ara perilaku
lansia yang t inggal Budi Agung, Baranangsiang
dan Sit u Gede (p < 0. 05). Kondisi ini dapat
t erj adi karena keadaan sosial ekonominya yang
buruk sepert i rendahnya pendidikan dan kurangnya kemampuan f inansial.

1572 Kkal, 1595 Kkal, dan 1500 Kkal; rat a-rat a
konsumsi prot ein: 47. 5 g , 47. 3 g, dan 50. 9 g;
rat a-rat a konsumsi vit amin A: 417 µgRE, 385
µgRE, dan 297 µgRE; rat a-rat a konsumsi vit amin B: 1. 1 mg, 1. 8 mg, dan 1. 5 mg; rat a-rat a
konsumsi vit amin C: 55 mg, 60 mg, dan 50 mg;
rat a-rat a konsumsi kalsium: 539 mg, 575 mg,
dan 444 mg; rat a-rat a konsumsi phospor: 568
mg, 575 mg, dan 646; rat a-rat a konsumsi Besi:
12. 1 mg, 13. 2 mg, dan 11. 9 mg.

Hal
ini
didukung
oleh
pendapat
Not oat moj o (1997) yang menyat akan bahwa
adanya perbedaan penget ahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, mot ivasi, sosial-ekonomi, kebudayaan dapat mempengaruhi perilaku kesehat an seseorang. Sebagian besar lansia di Sit u
Gede memiliki lat ar belakang sosial ekonomi
lebih rendah dibandingkan dua kelompok lainnya. Keadaan t ersebut dapat dilihat berdasarkan kondisi perumahan yang mencerminkan
keadaan sosial ekonomi mereka, sehingga waj ar bila hampir separuh dari mereka memiliki
perilaku hidup sehat yang kurang baik.

Berdasarkan analisis uj i beda dengan
menggunakan one-way ANOVA didapat kan hasil
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang bermakna ant ara konsumsi vit amin A (p < 0. 05), vit amin B
(p < 0. 05) dan Kalsium (p < 0. 01) pada lansia yang berada di t iga lokasi perumahan.
2. Tidak t erdapat perbedaan yang bermakna
ant ara konsumsi energi, prot ein, phospor,
dan besi pada lansia yang berada di t iga
lokasi perumahan.
Set elah dilakukan uj i lanj ut dengan
Tuckey, maka didapat bahwa perbedaan nyat a konsumsi vit amin A t erdapat pada lansia di
Budi Agung dengan Sit u Gede (p < 0. 05).
Perbedaan nyat a konsumsi vit amin B t erdapat
pada lansia di Budi Agung dan Baranangsiang,
hal ini t erj adi karena konsumsi makanan pokok lansia di Baranangsiang lebih t inggi
dibandingkan dengan lansia di Budi Agung.
Perbedaan nyat a konsumsi kalsium t erdapat
pada lansia di Budi agung dan Baranangsiang (p
< 0. 01), ini dapat t erj adi karena konsumsi
makanan sumber kalsium sepert i susu lebih
t inggi pada lansia di Budi agung dibandingkan
Baranangsiang.

Analisis Rata-rata Konsumsi Lansia di Masyarakat berdasarkan Lokasi Perumahan

Konsumsi lansia di masyarakat lebih
beragam bila dibandingkan dengan lansia di
pant i wredha. Berdasarkan lokasi perumahan
lansia di masyarakat t erdapat sebaran rat arat a konsumsi, kecukupan konsumsi, dan persent ase kecukupan konsumsi sepert i yang t ert era pada Tabel 1.
Dat a pada Tabel 1 menunj ukkan rat arat a konsumsi energi lansia di Budi Agung,
Baranangsiang, dan Sit u Gede bert urut -t urut :

Tabel 1. Konsumsi, Kecukupan Konsumsi, dan Persent ase Kecukupan Konsumsi Lansia di
Masyarakat Berdasarkan Lokasi Perumahan, Kot a Bogor 2005.
Budi Agung
Zat Gizi

Baranangsiang

Situ Gede

kons

Keckp

%keckp

kons

Keckp

%keckp

Kons

Keckp

%keckp

Energi (Kkal)

1572

2073

76. 3

1595

1911

83. 12

1499

1952

77. 1

Prot ein (g)

47. 5

52. 8

91. 2

47. 3

48. 0

95. 8

50. 9

49. 7

102. 8

Vit . A (µgRE)

417

563

74. 6

385

514

76. 3

297

530

56. 1

Vit . B (mg)

1. 1

1. 0

106. 1

1. 8

1. 0

187. 4

1. 5

1. 0

160. 3

Vit . C (mg)

55

62

88. 9

60

58

103. 1

50

58

86. 1

Kalsium. (mg)

539

518

104. 9

323

480

67

444

458

158. 9

Phospor. (mg)

568

488

117. 2

575

452

126. 0

646

459

140. 4

12. 1

14. 0

86. 3

13. 2

13. 1

102. 1

11. 9

13. 1

91. 5

Besi (mg)

Kons = konsumsi, keckp = kecukupan, % keckp = % kecukupan

5

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

Analisis Rata-rata Persentase Kecukupan
Konsumsi Lansia di Masyarakat berdasarkan
Lokasi Perumahan

Analisis rat a-rat a persent ase kecukupan
konsumsi lansia berdasarkan lokasi perumahan
adalah sebagai berikut : rat a-rat a persent ase
kecukupan konsumsi energi lansia di Budi
Agung, Baranangsiang, dan Sit u Gede bert urut -t urut : 76. 3%, 83. 2%, dan 77. 1%; rat a-rat a
persent ase kecukupan konsumsi prot ein:
91. 2%, 95. 8%, dan 96. 5%; rat a-rat a persent ase
kecukupan konsumsi vit amin A: 74. 6%, 76. 3%,
dan 56. 1%; rat a-rat a persent ase kecukupan
konsumsi vit amin B: 106. 1%, 187. 4%, dan
160. 3%; rat a-rat a persent ase kecukupan konsumsi vit amin C: 88. 9%, 103. 1%, dan 86. 1%;
rat a-rat a persent ase kecukupan konsumsi kalsium: 104. 9%, 67. 3%, dan 158. 9%; rat a-rat a
persent ase kecukupan konsumsi phospor:
117. 2%, 126. 0%, dan 140. 4%; rat a-rat a
persent ase kecukupan konsumsi Besi: 66. 3%,
102. 1%, dan 91. 5%. Unt uk lebih j elasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil uj i beda dengan one-way ANOVA
menunj ukkan adanya perbedaan nyat a pada
persent ase kecukupan konsumsi vit amin A (p
< 0. 05) dan vit amin B (p < 0. 05), selebihnya
t idak t erdapat perbedaan nyat a. Selanj ut nya
berdasarkan hasil uj i Tukey, didapat adanya
perbedaan persent ase kecukupan yang bermakna unt uk konsumsi vit amin A (p < 0. 05)
pada lansia di Baranangsiang dan Sit u Gede.
Lansia di Sit u Gede sangat sedikit mengonsumsi bahan makanan sumber vit amin A
sepert i buah dan bahan makanan sumber
prot ein hewani. Hal in sangat erat kait annya
dengan f akt or ekonomi. Sement ara it u t erdapat perbedaan persent ase kecukupan vit amin
B (p < 0. 01) pada lansia di Budi Agung dan
Baranangsiang. Perbedaan nyat a persent ase
konsumsi vit amin B j uga t erdapat pada lansia
di Sit u Gede dan Budi Agung (p < 0. 05), karena lansia di Sit u Gede lebih banyak mengonsumsi bahan makanan sumber vit amin B
sepert i beras.

syarakat . Lansia yang t inggal di daerah Sit u
Gede memiliki kemampuan f isik dan perilaku
kesehat an yang lebih buruk dibandingkan dua
kelompok lainnya, yait u Budi Agung dan
Baranangsiang (p < 0. 01 dan p < 0. 01). Pada
lansia yang t inggal di masyarakat berdasarkan
lokasi perumahan t erdapat perbedaan yang
bermakna pada konsumsi vit amin A (p < 0. 05),
vit amin B (p < 0. 01), dan kalsium (p < 0. 01),
sedangkan perbedaan nyat a persent ase kecukupan konsumsi lansia di masyarakat ant ar
ket iga lokasi perumahan adalah pada persent ase kecukupan konsumsi vit amin A (p <
0. 05), vit amin B (p < 0. 01), dan kalsium (p <
0. 05).
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa perbedaan lokasi pemukiman lansia
berdasarkan kondisi sosial ekonomi dapat menyebabkan adanya perbedaan akt if it as f isik
dan perilaku kesehat an pada lansia yang berada di masyarakat . Namun adanya dukungan
keluarga, masyarakat , dan pemerint ah dapat
mencipt akan kondisi lanj ut usia yang t idak
t erganggu aspek psikososialnya (hidup puas
dan t idak depresi).
Saran

Mengingat kondisi psikososial lansia
yang t idak berbeda di ant ara lokasi pemukiman, maka lansia dapat t inggal di mana saj a
asalkan t et ap mendapat kan perhat ian at au
dukungan, baik dari keluarga, masyarakat
maupun pemerint ah. Misalnya dapat dibent uk
wadah t empat lansia bersosialisasi bersama
peer gr oupnya. Unt uk meningkat kan akt if it as
f isik dan perilaku kesehat an, hendaknya dif asilit asi dengan memberi kesej aht eraan berupa
dukungan moril dan sprit uil kepada kelompok
lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Depsos RI. 1998. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 1998
Tent ang Kesej aht eraan Lanj ut Usia.
Depart emen Sosial, Jakart a

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Tidak ada perbedaan yang bermakna
pada kondisi psikososial (mencakup kepuasan
dan depresi) pada t iga lokasi pemukiman
lansia di masyarakat . Namun dit emukan perbedaan yang bermakna pada akt ivit as f isik
dan perilaku kesehat an ant ar lansia yang berada di t iga lokasi pemukiman lansia di ma-

6

BPS. 2000. St at ist ika Indonesia (St at ist ical
Year Book of Indonesia). BPS, Jakart a
DepKes RI, 1999 Indonesia Sehat 2010: Visi
Baru, Misi, Kebij akan dan St rat egi Pembangunan Kesehat an. Depart emen Kesehat an, Jakart a
Nasrun MW. 1999. Depresi Dan Komobidit asnya Pada Pasien Usia Lanj ut . Jiwa.

Jurnal Gizi dan Pangan, November 2006 1(2): 1-7

Maj alah Psikiat ri.
Indonesian Psychriat ric Quart erly. Yayasan Kesehat an
Jiwa “ Dharmawangsa” , Jakart a
Not oat moj o S. 1997. Ilmu Kesehat an Masyarakat . Rineka Cipt a, Jakart a
Singarimbun M & S Ef f endi. 1995. Met ode
Penelit ian
Survai.
Pust aka
LP3ES
Indonesia, Jakart a
Unit ed Nat ions. 2000. The World Nut rit ion
Sit uat ion (4 t h edit ion). Unit ed Nat ions,
Administ rat ive Commit ee on Coordinat ion Sub-Commit t ee on Nut rit ion
(ACC/ SCN) in Collaborat ion wit h Int ernat ional Food Policy Research Inst it ut e.
New York

Wada T, M Ishine, T Sakagami, K Okumiya, M
Fuj ikawa, S Murakami, K Ot suka, S
Yano, T Kit a, & K Mat subayashi. 2004.
Depression in Japanese Communit ydwelling elderly-prevalence and associat ion wit hin ADL and QOL.
Arch.
Geront ol. Geriat r. ELSEVIER.
Wiradinat a. 2004. Lat ar Belakang, Kondisi
Fisik, Ment al dan Akt if it as pada Lanj ut
Usia di Pant i Wredha Sukma Rahardj a
dan Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan
Sit ugede, Kot a Bogor. Skripsi Sarj ana
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakult as Pert anian, IPB,
Bogor.
Wirakusumah E. 2002. Tet ap Bugar Di usia
Lanj ut . Trubus Agriwidya, Jakart a

7