Manfaat dan tujuan Green house

Manfaat dan tujuan Green house
Green house atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku
agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu
tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang green house ini.
Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan
tersebut,dalam bahasan ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green
house sebagai penunjang agribisnis kita.

Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas unggulan baik
untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya
teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah satu teknologi yang banyak
digunakan adalah teknologi rumah kaca (Greenhouse).

Gambar 1 : Greenhouse
Karena dengan Greenhouse faktor yang berpengaruh seperti suhu, sinar matahari, kelembaban,
danudara disediakan, dipertahankan dan didistribusikan secara merata pada level yang optimal. Untuk
tujuan ini disyaratkan dalam pembuatan greenhouse adalah mempunyai transmisi cahaya yang tinggi,
konsumsi panasyang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien, struktur yang kuat.
Greenhouse untuk daerah tropis sangat memungkinkan dan mempunyai banyak keuntungan dalam
produksi dan budidaya tanaman. Produksi dapat dilakukan sepanjang tahun, dimana produksi dalam lahan
yang terbuka tidak memungkinkan karena adanya hujan yang sering dan angin yang

kencang. Strukturgreenhouse di daerah tropis sering menggunakan sisinya untuk melindungi dan
mengontrol suhu denganmenggunakan ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala (screens)
yang mampu mengurangi serangan serangga dan hama.

BAB II
PEMBAHASAN
Rumah kaca atau green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat
dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap
maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban
udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal,
karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house
biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan
yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara
pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar
tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di
mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita
mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk penelitian
percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun
penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan

percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan
praktisi disemua bidang pertanian.
Green House sebagai Sarana Penunjang Agribisnis Hortikultura sangat Mendukung Upaya
Peningkatan Produksi dan Kontinyuitas Produk
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia dilatarbelakangi oleh
kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan. Kegiatan penelitian
yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan
terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan
hama dan penyakit tertentu. Adanya green house yang mampu menciptakan iklim yang bisa membuat
tanaman mampu berproduksi tanpa kenal musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan
hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya green house penyebaran hama dan
penyakit yang diujicoba dapat dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di luar green
house dimana dalam waktu yang sangat singkat hama dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena
terbawa angin maupun serangga.
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi dengan atap tembus
cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang
optimal.
Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak
dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :


a.

Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.

b.

Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.

c.

Kekurangan dan kelebihan curah hujan.

d.

Gangguan hama dan penyakit.

e.

Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.


f.

Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.

g.

Ekses polutan akibat polusi udara.

Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a.

Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.

b.
Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman.
c.

Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.


d.

Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.

e.

Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.

f.

Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida

g.

Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan

musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan
diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk
pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan
menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit
ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk
menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba.

Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan
mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan
berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita
tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi
dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan
pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada
areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti
ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif
dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan
fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .

3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu
pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka
hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat
panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi
tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum
dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect
screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen
yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan
patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini
gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green
house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang
proporsional.


Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi.
Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi.
Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka,
sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis
tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak
ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.

JENIS GREEN HOUSE
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house berdasarkan
material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya
pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan
semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green
house bambu, green house kayu dan green house besi.
A. Green house bambu.
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini secara
umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh

kalangan petani kita sebagai sarana produksi.

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan
materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya,
maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.

B. Green house kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu
yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu
biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester.
Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
C. Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan
struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan
mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan
tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan

pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.

TIPE GREEN HOUSE
Type green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau
desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi
mikroklimat di dalam green house.
Secara umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah
empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat khusus
seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi. Karena
problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi akibat
radiasi sinar infra merah.

Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green house lebih
tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara hangat
akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar.
Jadi desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Bagaimana
sebuah green house dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman
terletak pada desainnya.
Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu :

1. tipe tunnel
2. tipe piggy back
3 . tipe multispan

Masing – masing type dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Type Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah
memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk
yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki
terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat.

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah
tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan dan
menurunkan suhu udara di dalam green house.
2. Tipe Piggy back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah
tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak
memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi
pertrumbuhan tanaman.

Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari
tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back kurang
disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap
terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house
type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
3. Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )
Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy
back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe
tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house ini memeliki kelebihan dari
tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang
maksimal.

Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span) dapat
disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada
green house tipe tunnel.
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran
ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas, maka type
multispan adalah type yang paling sesuai.

BAHAN PENUTUP GREEN HOUSE
Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green
house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer
(Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu
menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan
yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar,
sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan
cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan
keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-

daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di bagian bawah
sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk
sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan
penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik.
Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan
antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat
mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house
antara lain :
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan.
Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83
% cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis.
Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun
kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah
tergores/tidak tahan gores.
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih
murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan
cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis.
Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan

membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang
tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya
terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan
plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan.
Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya hanya
sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan
maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh
sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan
lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan
kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan
panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang
cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini
lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus
dilakukan pembersihan agar didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk lancip.
Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau
tergantung pada tujuannya. Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun plastik yang

tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari atapnya dulu, kalau sudah
selesai baru dinding. Pintu dari green house harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan
atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa
secara sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol
masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green
house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house yang
penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau percobaan hydroponik tetapi
ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan
untuk budidaya sayuran, buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan.
Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada
umumnya. Tetapi dengan green house pengawasan terhadap tanaman baik temperature,
kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat
dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house sangat
menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura karena kita mampu
berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas produk
yang dihasilkan dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
Beberapa unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah plastik
adalah
1.Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha dimasa
yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu
diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang dan lain-lain.

2.Topografi
Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan biaya, karena
jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan rumah
plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam otomasisasi pada rangkai rumah
plastik yang besar sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.
3.Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan
diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi
kebanyakann tanaman. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih baik
diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik.
Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting untuk area-area
yang anginnya cukup kencang.
3.Ketersediaan air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam. Karena itu dalam
menentukan lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas maupun
kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka
waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan
kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral cukup penting terutama untuk daerahdaerah dekat pantai dan muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang
kurang baik bagi tanaman.
4.Arah/orientasi

Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi cahaya dapat
terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut
penyinaran matahari, terutama untuk daerah- daerah yang berada pada lintang tinggi.

BAB III
KESIMPULAN
·
·
·

·

Untuk membuat rumah kaca (greenhouse) harus di perhatikan unsur lokasi dimana akan di tempatkan
rumah kaca tersebut
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan
bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal.
Bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak
kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan
dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan.
Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat
dengan segera diketahui untuk diatasi.