MEMANFAATAN PROTEIN CACING UNTUK PAKAN T
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
MEMANFAATAN PROTEIN CACING UNTUK PAKAN TERNAK
MENGGUNAKAN TEKNIK PENGOMPOSAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
(Ahmad Farruq Abduni Alhaq)
(21141035)
(2014)
UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
GRESIK
2015
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua pelaksa kegiatan
a.Nama Lengkap
b.Jurusan
c. Universitas/Institut/Politeknik
d. Alamat Rumah dan no.Tel/Hp
e. Alamat E-mail
4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan NO.Tel/Hp
: Memanfaatkan Protein Cacing untuk
Pakan Ternak Menggunakan Teknik
Pengomposan
: PKM-Gagasan Tertulis
: Ahmad Farruq Abduni Alhaq
: Manajemen Rekayasa
:Universitas Internasional Semen
Indonesia
: Pengampon RW-12, Menganti, Gresik
: [email protected]
:
:
:
:
Gresik, 10 Juni 2015
Kata Pengantar
Saya mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang
selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya tulis ini dengan lancar.
Karya tulis ini ditujukan untuk PKM-GT denganjudul MEMANFAATAN
PROTEIN CACING UNTUK PAKAN TERNAK MENGGUNAKAN TEKNIK
PENGOMPOSAN sebagai Solusi pakan ternak yang tinggi protein.
Saya menyadari karya tulis ini tidak selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen tata
tulis karya ilmiah Ufafa Anggarini, S.T., M.T. Yang telah membimbim penulisan
karya ilmiah ini.
Saya menyadari karya tulis uni tidak luput dari bebagai kekurangan, untuk
itu saya mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan karya
tulis ini.
Gresik, 10 Juni 2015
Ahmad Farruq Abduni Alhaq
Ringkasan
Peternak unggas dan ikan sangat tergantung dengan pakan ternak yang
dibuat oleh produsen-produsen di Indonesia. Produsen tersebut mengeluarkan
produk yang berbeda tipe dan kegunaan. Tiap jenis ikan memiliki tipe masingmasing. Sedangkan untuk pakan ternak unggas memiliki tingkan dan tipe yang
berbeda. Namun, pakan ternak dengan tinggi protein sangat mahal.
Pakan ternak buatan dengan teknik pengomposan yang saat ini ada masih
menggunakan tepung ikan sebagai sumber protein yang utama. Sedangkan terdapat
protein lain yang dapat digunakan. Protein utama tersebut adalah bersumber dari
cacing tanah. Sumber protein dari nabati dapat menggunakan daun lamtoro.
Pembutan pakan ternak tersebut menggunakan teknik pengomposan. Teknik
tersebut dapat menggunakan EM4 sebagai bahan fermentasi.teknik tersebut seperti
pembuatan kompos secara umum. Sehingga membutuhkan waktu untuk proses
fermentasi tersebut.
Pendahuluan
Latar Belakang
Cacing adalah hewan invertebrate (Mubarok, 2003). Lumbricus rubellus
atau cacing tanah berwarnah kemerahan dengan panjang berkisar anatara 7,5-10
cm. Segmen berkisar antara 90-145 segmen, klitelium (penebalan dari dinding
tubuh cacaing tanah) terletak di segmen 27-32 berbentuk berbentuk seperti sadel
(Mubarok, 2003).
Cacing tanah memiliki kandungan protein yang tinggi sebesar 82 %
(Department of Environmental Quality, 2014). Pemberian tepung cacing tanah
sebagai pakan ternak ayam, terbukti mempercepat pertumbuhan berat
hidup,meningkatkan pembentukan jaringan otot dan meningkatkan efisiensi pakan
(Hayati, Herdiyan dkk., 2011).
Saat ini bebagai macam produk makanan ternak yang beredar secara
umum memiliki kandungan protein yang berbeda-beda sesuai jenis,
ukuran(bobot), umur, jenis ikan. PT Matahari Sakti memiliki produk makanan
perikanan seperti PF 1000, PF 800, PF 500, LP-1, LP-2 dll (Matahari Sakti).
Sedangkan PT Charoen Phokphand Indonesia memiliki produk pakan unggas jenis
112, 124-P, 144, 511, 591 dll (Charoen Phokphan Indonesia, 2015).
Pengomposan adalah proses biologi oleh kegiaan mikrooranisme dalam
menguraikan bahan-bahan organic (Susmawati, 2013). Pembuatan makanan
ternak teknik pengomposan dengan Bahan-bahan antara lain kotoran sapi,
probiotik, tetes tebu, tepung ikan (Siswanto, 2014). Daun lamtoro dalam bentuk
tepung dapat dipakai sebagai campuran makanan tenak (Putri, 2012). Kelebihan
dari teknik pengomposan dari segi ekonomi sangat menghemat biaya makanan
ternak yang mahal karena semua bahan-bahan pembuatannya mudah ditemukan
dan murah, mengurangi volume limbah rumah tangga, dan memiliki nilai jual
yang tinggi daripada bahan-bahan sebelumnya. Selain itu, teknik pengomposan ini
tidak merusak lingkungan atau ramah lingkungan .
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan sebagai berikut :
1. Memanfaatkan protein cacing dengan protein dari sumber nabati maupun
hewani,dan protein dari ransum pakan ternak dari industri.
2. Sebagai protein cacing pada hewan ternak dan perikanan.
Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah:
1. Mengatasi permasalahan pada pakan ternak hewan atau perikanan
yang mana saat ini protein pada ransum mahal dan untuk
memanfaatkan cacing tanah.
2. Membuat inovasi tentang pemanfaatan cacing tanah.
3. Memanfaaatkan limbah organik rumah tangga.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pakan Ternak
Berbagai macam produk pabrikan menyediakan makanan ternak yang
memiliki kandungan protein. Protein tersebut tingkatannya berbeda-beda. Pada
anakan atau layer protein harus tinggi karena dibutuhkan pertumbuhan yang cepat.
Berikut ini jenis-jenis makanan ikan beberapa produsen pakan ternak dan
kandungan protein masing-masing :
Gambar 2.1. Jenis dan Kandungan protein pada makanan ikan
(Sumber : Matahari Sakti, 2015)
Gambar 2.2. Jenis dan Kandungan protein pada makanan unggas
(Sumber : Charoen Phokphand Indonesia, 2015)
Pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 tedapat perbedaan kandungan protein
pada masing-masing tipe produk. Semakin tinggi protein yang dikandung dalam
suatu produk maka harganya akan mahal. Pakan ternak tersebut memiliki ukuran
tertentu. Pada bibit unggas dibutuhkan ukuran yang halus dan ukuran butiran kecil
untuk bibit ikan.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Kebutuhan akan makanan ternak berprotein tinggi semakin meningkat
dengan perkembangan peternakan dibidang unggas maupun perikanan. Dibutuhkah
solusi untuk permasalahan protein tersebut. Selama ini makanan ternak dengan
teknik pengomposan menggunakan sumber protein dari tepung ikan dan belum
menggunakan protein dari tumbuhan yang belum banyak dimanfaatkan.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Lingkungan menyediakan sumber protein nabati dan hewani. Selain tinggi
protein, cacing tanah dapat menghambat pertumbuhan Salmonella Pollorum atau
berak kapur (Damayanti, 2009). Kandungan lain dalam cacing tanah yaitu :
Tabel 2.3. Kandungan dan Fungsi zat pada cacing tanah
Kandungan
Meningkatkan daya tahan tubuh,
regenerasi sel, meningkatkan Hb
darah dan trombosit.
Protein
Menormalkan metabolisme sel tubuh
Enzim lumbrikinase
Efektif sebagai penurun suhu tubuh
Arachidonic
Enzim selulose dan lignase
Zat antibiotika
Fungsi
Membantu proses pencernaan makanan
Penghambat berkembangnya kuman
Sumber : Indonesia Organic, 2010
Selain cacing sebagai sumber protein hewani, terdapat daun lamtoro sebagai
sumber protein nabati. Daun lamtoro memiliki protein yang dapat dipakai sebagai
tambahan pada pembuatan makanan ternak buatan ini. Daun lamtoro akan
melengkapi sumber protein dari golongan tumbuhan. Berikut kandungan mineral
tiap gram pada daun lamtoro :
Tabel 2.4. Komposisi Kimia Daun Lamtoro
1
Bahan kering
Protein kasar
Lemak
Serat kasar
NDF
ADF
Hemiselilosa
Selulosa
29,82
5,24
19,61
39,94
14,4
9,14
2
%Bahan kering
32,12
3,55
21,65
43,23
27,18
17,14
3**
4**
29,10
34,57
2,23
38,6
34,38
4,22
-
35,67
27,48
2,97
52,68
42,93
9,55
-
Abu
Lignin
Kalsium
Pospos
Energy (kalori/gram)
1 dan 2
3
*
**
6,12
6,47
4,85
4,93
5,15
9,81
1,2
1,14
0,47
0,1
0,22
0,13
0,79
0,55
4701
4824
Hasil analisa laboratorium proksimat,balitnak Bogor
Toruan mathius dan Suhendi (1991)
Daun lamtoro muda
Daun lamtoro tua
Sumber : Balai Penelitian Ternak Ciawi, 1997
Pada Tabel 2.4 terdapat kandungan serat. Serat memiliki fungsi untuk
pembersih saluran pencernaan, mencegah supaya zat-zat lain supaya tak terserap
dalam darah dan dibuang bersama kotoran (Siswono, 2012). Selain itu, daun lamtoro
mengandung zat anti nutrisi bersifat toksik yaitu asam amino non-protein
(mimosin),asam sianida dan tanin. Sifat toksik dapat dikurangi melalui proses
pemanasan, pengeringan, palayuhan, dan perendaman dalam air panas (Askar, 1997).
Berikut Cara membuat pakan ternak ikan dan unggas dengan teknik
pengomposan cacing dengan menggunakan alat dan bahan-bahan yang sederhana
seperti wadah untuk kompos, pengaduk, cacing tanah, dedak, tetes tebu, EM4
(effective microorganisme) untuk perikanan atau untuk peternakan, dan daun
lamotoro. Pembuatan pakan ternak teknik pengomposan per kilogram dengan cara
Cacah cacing tanah 150 gram, cacah daun lamtoro kering 200 gram, pollard (bekatul)
550 gram, EM4 60 ml, air 60 ml, diaduk semua bahan-bahan tersebut. Bahan
dimasukkan ke dalam karung Goni ditutup rapat-rapat sampai 4-7 hari untuk
perikanan dan pada ternak unggas dapat langsung diberikan (EM4 Indonesia, 2015).
Perhitungan kadar prosentase dalam per kilogram pakan ternak:
Cacing tanah 82%x0.15 Kg
= 12,3 %
Daun lamtoro 29,82%x0,2Kg
= 5,964 %
Pollard 14%x0,55 Kg
= 7,7%
Sehingga kandungan protein perkilogrmanya mengandung 25,964%
Pada penambahan protein dari cacing dan daun lamtoro, protein harus
seimbang karena berlebihan protein akan menyebabkan peningkatan produksi
Nitrogen dan terbentuk amoniak (Medion, 2011). Namun jiak kekurangan protein
akan meyebabkan penurunan pertumbuhan (Medion, 2011). Dalam penggunaan daun
lamtoro tersebut tidak lebih dari 40% dan 60% (Askar, 1997).
KESIMPULAN
Konsep Pengomposan
EM4 dapat dimanafaatkan dalam proses pembuatan makanan ternak
dengan teknik pengomposan. Pengomposan dengan bahan-bahan yang digunakan
mudah didapatkan seperti pollard, cacing dan daun lamtoro. Pengomposan ini
berlangsung selama 4-7 hari.
Implementasi Pemakaian Teknik Pengomposan
Peternak dalam menjangkau kebutuhan akan protein dan dapat
menggunakan alternatif dengan ternik pengomposan tersebut karena makanan
buatan dapat diatur prosentase atau kadar protein dalam pakan ternak yang
diinginkan, apabila hewan atau ikan ternak akan memasuki masa panen maka
kadar protein dapat diturunkan.
Cacing sebagai sumber protein memiliki manfaat salahsatunya adalah
meningkatkan daya tahan tubuh, regenerasi sel, dll. Jika di aplikasikan di pakan
unggas Cacing tanah dapat menjadi obat Pollorum atau berak kapur.prosentase
kadar protein perkilogram sebesar 25,964%. Protein cacing tanah dan daun
lamtoro harus seimbang tidak berlebihan atau kekurangan.
EM4 memiliki manfaat meningkatkan daya tahan tubuh,meningkatkan
ukuran atau berat badan, efisiensi energy, fermentasi sisa pakan,mengurangi gas
ammonia, aman ramah lingkungan, dan mempertahankan kualitas lingkungan
(EM4 Indonesia, 2015).
Prediksi Keberhasilan Gagasan Protein Cacing untuk Pakan Ternak Melalui
Teknik Pengomposan
Cacing yang di subsitusikan pada pakan ternak dapat dibudidayakan
sendiri supaya tidak berpengaruh terhadap harga yang dihasilkan. Cacing tanah
yang digunakan dalam keadaan kering maupun dalam keadaan basah, namun pada
daun lamtoro harus mengunakan daun lamtoro yang kering karena jika daun
lamotoro basah bersifat toksik. Kemudian penggunaan mikroorganismenya harus
sesuai dengan yang akan dibutuhkan. Jika akan digunakan pada ternak unggas
maka EM4-Tenak dan jika digunakan pada perikanan maka EM4-Perikanan
karena jika salah penggunaan maka tidak optimal yang akan didapat dan dapat
bersifat racun. Oleh sebab itu, penggunaan protein (cacing dan daun lamtoro)
harus seimbang dan menggunakan EM4 yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Daftar Pustaka
Anonimous. 2011. Menghadapi Dilema Difisiensi Nutrisi. Info.medion.co.id
diakses 9 Juni 2015
Anoniomus. 2014. Some Facts About Eartworm. Arkansas : Department of
Environmental
Anoniomus. 2015. EM4 Perikanan dan Tambak. em4-indonesia.com diakses 9
Juni 2015
Anonimous. 2015. Produk Matahari Sakti. www.matahrisakti.com diakses 28
April 2015
Askar. Surayah. 1997. Nilai Gizi Daun Lamtoro dan Pemanfaatannya Sebagai
Pakan Ternak Ruminansia. Bogor : Balai Penelitian Ternak Ciawi
Damayanti. Sofyan. Julendra. Untari. 2009. Pemanfaatan Cacinng Tanah
sebagai
Agensia Anti-Pollorum dalam Pembuatan Pakan Ayam Broiler.
Yogyakarta : Balai Pengembangan Proses dan Teknoligi Kimia
Hayati. Herdian. dkk. 2011. Profil Asam Amino Ekstrak Cacing Tanah
Terkapsulasi dengan Metode Spraying Dry. Yogyakarta : LIPI
Mubarok. Zalizar. 2003. Budidaya Cacing Tanah Sebagai Usaha Alternatif
Dimasa Krisis Ekonomi. Jurnal Dedikasi. Vol.1
Putri. Agustono. Subekti. 2012. Kandungan Bahan Kering,Serat Kasar dan
ProteinKkasar Pada Daun Lamtoro yang Difermentasikan dengan
Probiotik sebagai Bahan Pakan Ikan. Surabaya : Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan. Vol. 4
Siswono. 2012. Serat Terbukti Turunkan Kolesterol. gizi.depkes.go.id diakses 9
Juni 2015
Susmawati. 2013. Pupuk Bokhasi dan Factor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Proses Pengomposan Bokhasi. Kalimantan Selatan : Balai Besar Pelatihan
Pertanian
MEMANFAATAN PROTEIN CACING UNTUK PAKAN TERNAK
MENGGUNAKAN TEKNIK PENGOMPOSAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
(Ahmad Farruq Abduni Alhaq)
(21141035)
(2014)
UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
GRESIK
2015
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua pelaksa kegiatan
a.Nama Lengkap
b.Jurusan
c. Universitas/Institut/Politeknik
d. Alamat Rumah dan no.Tel/Hp
e. Alamat E-mail
4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan NO.Tel/Hp
: Memanfaatkan Protein Cacing untuk
Pakan Ternak Menggunakan Teknik
Pengomposan
: PKM-Gagasan Tertulis
: Ahmad Farruq Abduni Alhaq
: Manajemen Rekayasa
:Universitas Internasional Semen
Indonesia
: Pengampon RW-12, Menganti, Gresik
: [email protected]
:
:
:
:
Gresik, 10 Juni 2015
Kata Pengantar
Saya mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang
selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya tulis ini dengan lancar.
Karya tulis ini ditujukan untuk PKM-GT denganjudul MEMANFAATAN
PROTEIN CACING UNTUK PAKAN TERNAK MENGGUNAKAN TEKNIK
PENGOMPOSAN sebagai Solusi pakan ternak yang tinggi protein.
Saya menyadari karya tulis ini tidak selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen tata
tulis karya ilmiah Ufafa Anggarini, S.T., M.T. Yang telah membimbim penulisan
karya ilmiah ini.
Saya menyadari karya tulis uni tidak luput dari bebagai kekurangan, untuk
itu saya mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan karya
tulis ini.
Gresik, 10 Juni 2015
Ahmad Farruq Abduni Alhaq
Ringkasan
Peternak unggas dan ikan sangat tergantung dengan pakan ternak yang
dibuat oleh produsen-produsen di Indonesia. Produsen tersebut mengeluarkan
produk yang berbeda tipe dan kegunaan. Tiap jenis ikan memiliki tipe masingmasing. Sedangkan untuk pakan ternak unggas memiliki tingkan dan tipe yang
berbeda. Namun, pakan ternak dengan tinggi protein sangat mahal.
Pakan ternak buatan dengan teknik pengomposan yang saat ini ada masih
menggunakan tepung ikan sebagai sumber protein yang utama. Sedangkan terdapat
protein lain yang dapat digunakan. Protein utama tersebut adalah bersumber dari
cacing tanah. Sumber protein dari nabati dapat menggunakan daun lamtoro.
Pembutan pakan ternak tersebut menggunakan teknik pengomposan. Teknik
tersebut dapat menggunakan EM4 sebagai bahan fermentasi.teknik tersebut seperti
pembuatan kompos secara umum. Sehingga membutuhkan waktu untuk proses
fermentasi tersebut.
Pendahuluan
Latar Belakang
Cacing adalah hewan invertebrate (Mubarok, 2003). Lumbricus rubellus
atau cacing tanah berwarnah kemerahan dengan panjang berkisar anatara 7,5-10
cm. Segmen berkisar antara 90-145 segmen, klitelium (penebalan dari dinding
tubuh cacaing tanah) terletak di segmen 27-32 berbentuk berbentuk seperti sadel
(Mubarok, 2003).
Cacing tanah memiliki kandungan protein yang tinggi sebesar 82 %
(Department of Environmental Quality, 2014). Pemberian tepung cacing tanah
sebagai pakan ternak ayam, terbukti mempercepat pertumbuhan berat
hidup,meningkatkan pembentukan jaringan otot dan meningkatkan efisiensi pakan
(Hayati, Herdiyan dkk., 2011).
Saat ini bebagai macam produk makanan ternak yang beredar secara
umum memiliki kandungan protein yang berbeda-beda sesuai jenis,
ukuran(bobot), umur, jenis ikan. PT Matahari Sakti memiliki produk makanan
perikanan seperti PF 1000, PF 800, PF 500, LP-1, LP-2 dll (Matahari Sakti).
Sedangkan PT Charoen Phokphand Indonesia memiliki produk pakan unggas jenis
112, 124-P, 144, 511, 591 dll (Charoen Phokphan Indonesia, 2015).
Pengomposan adalah proses biologi oleh kegiaan mikrooranisme dalam
menguraikan bahan-bahan organic (Susmawati, 2013). Pembuatan makanan
ternak teknik pengomposan dengan Bahan-bahan antara lain kotoran sapi,
probiotik, tetes tebu, tepung ikan (Siswanto, 2014). Daun lamtoro dalam bentuk
tepung dapat dipakai sebagai campuran makanan tenak (Putri, 2012). Kelebihan
dari teknik pengomposan dari segi ekonomi sangat menghemat biaya makanan
ternak yang mahal karena semua bahan-bahan pembuatannya mudah ditemukan
dan murah, mengurangi volume limbah rumah tangga, dan memiliki nilai jual
yang tinggi daripada bahan-bahan sebelumnya. Selain itu, teknik pengomposan ini
tidak merusak lingkungan atau ramah lingkungan .
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan sebagai berikut :
1. Memanfaatkan protein cacing dengan protein dari sumber nabati maupun
hewani,dan protein dari ransum pakan ternak dari industri.
2. Sebagai protein cacing pada hewan ternak dan perikanan.
Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah:
1. Mengatasi permasalahan pada pakan ternak hewan atau perikanan
yang mana saat ini protein pada ransum mahal dan untuk
memanfaatkan cacing tanah.
2. Membuat inovasi tentang pemanfaatan cacing tanah.
3. Memanfaaatkan limbah organik rumah tangga.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pakan Ternak
Berbagai macam produk pabrikan menyediakan makanan ternak yang
memiliki kandungan protein. Protein tersebut tingkatannya berbeda-beda. Pada
anakan atau layer protein harus tinggi karena dibutuhkan pertumbuhan yang cepat.
Berikut ini jenis-jenis makanan ikan beberapa produsen pakan ternak dan
kandungan protein masing-masing :
Gambar 2.1. Jenis dan Kandungan protein pada makanan ikan
(Sumber : Matahari Sakti, 2015)
Gambar 2.2. Jenis dan Kandungan protein pada makanan unggas
(Sumber : Charoen Phokphand Indonesia, 2015)
Pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 tedapat perbedaan kandungan protein
pada masing-masing tipe produk. Semakin tinggi protein yang dikandung dalam
suatu produk maka harganya akan mahal. Pakan ternak tersebut memiliki ukuran
tertentu. Pada bibit unggas dibutuhkan ukuran yang halus dan ukuran butiran kecil
untuk bibit ikan.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Kebutuhan akan makanan ternak berprotein tinggi semakin meningkat
dengan perkembangan peternakan dibidang unggas maupun perikanan. Dibutuhkah
solusi untuk permasalahan protein tersebut. Selama ini makanan ternak dengan
teknik pengomposan menggunakan sumber protein dari tepung ikan dan belum
menggunakan protein dari tumbuhan yang belum banyak dimanfaatkan.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Lingkungan menyediakan sumber protein nabati dan hewani. Selain tinggi
protein, cacing tanah dapat menghambat pertumbuhan Salmonella Pollorum atau
berak kapur (Damayanti, 2009). Kandungan lain dalam cacing tanah yaitu :
Tabel 2.3. Kandungan dan Fungsi zat pada cacing tanah
Kandungan
Meningkatkan daya tahan tubuh,
regenerasi sel, meningkatkan Hb
darah dan trombosit.
Protein
Menormalkan metabolisme sel tubuh
Enzim lumbrikinase
Efektif sebagai penurun suhu tubuh
Arachidonic
Enzim selulose dan lignase
Zat antibiotika
Fungsi
Membantu proses pencernaan makanan
Penghambat berkembangnya kuman
Sumber : Indonesia Organic, 2010
Selain cacing sebagai sumber protein hewani, terdapat daun lamtoro sebagai
sumber protein nabati. Daun lamtoro memiliki protein yang dapat dipakai sebagai
tambahan pada pembuatan makanan ternak buatan ini. Daun lamtoro akan
melengkapi sumber protein dari golongan tumbuhan. Berikut kandungan mineral
tiap gram pada daun lamtoro :
Tabel 2.4. Komposisi Kimia Daun Lamtoro
1
Bahan kering
Protein kasar
Lemak
Serat kasar
NDF
ADF
Hemiselilosa
Selulosa
29,82
5,24
19,61
39,94
14,4
9,14
2
%Bahan kering
32,12
3,55
21,65
43,23
27,18
17,14
3**
4**
29,10
34,57
2,23
38,6
34,38
4,22
-
35,67
27,48
2,97
52,68
42,93
9,55
-
Abu
Lignin
Kalsium
Pospos
Energy (kalori/gram)
1 dan 2
3
*
**
6,12
6,47
4,85
4,93
5,15
9,81
1,2
1,14
0,47
0,1
0,22
0,13
0,79
0,55
4701
4824
Hasil analisa laboratorium proksimat,balitnak Bogor
Toruan mathius dan Suhendi (1991)
Daun lamtoro muda
Daun lamtoro tua
Sumber : Balai Penelitian Ternak Ciawi, 1997
Pada Tabel 2.4 terdapat kandungan serat. Serat memiliki fungsi untuk
pembersih saluran pencernaan, mencegah supaya zat-zat lain supaya tak terserap
dalam darah dan dibuang bersama kotoran (Siswono, 2012). Selain itu, daun lamtoro
mengandung zat anti nutrisi bersifat toksik yaitu asam amino non-protein
(mimosin),asam sianida dan tanin. Sifat toksik dapat dikurangi melalui proses
pemanasan, pengeringan, palayuhan, dan perendaman dalam air panas (Askar, 1997).
Berikut Cara membuat pakan ternak ikan dan unggas dengan teknik
pengomposan cacing dengan menggunakan alat dan bahan-bahan yang sederhana
seperti wadah untuk kompos, pengaduk, cacing tanah, dedak, tetes tebu, EM4
(effective microorganisme) untuk perikanan atau untuk peternakan, dan daun
lamotoro. Pembuatan pakan ternak teknik pengomposan per kilogram dengan cara
Cacah cacing tanah 150 gram, cacah daun lamtoro kering 200 gram, pollard (bekatul)
550 gram, EM4 60 ml, air 60 ml, diaduk semua bahan-bahan tersebut. Bahan
dimasukkan ke dalam karung Goni ditutup rapat-rapat sampai 4-7 hari untuk
perikanan dan pada ternak unggas dapat langsung diberikan (EM4 Indonesia, 2015).
Perhitungan kadar prosentase dalam per kilogram pakan ternak:
Cacing tanah 82%x0.15 Kg
= 12,3 %
Daun lamtoro 29,82%x0,2Kg
= 5,964 %
Pollard 14%x0,55 Kg
= 7,7%
Sehingga kandungan protein perkilogrmanya mengandung 25,964%
Pada penambahan protein dari cacing dan daun lamtoro, protein harus
seimbang karena berlebihan protein akan menyebabkan peningkatan produksi
Nitrogen dan terbentuk amoniak (Medion, 2011). Namun jiak kekurangan protein
akan meyebabkan penurunan pertumbuhan (Medion, 2011). Dalam penggunaan daun
lamtoro tersebut tidak lebih dari 40% dan 60% (Askar, 1997).
KESIMPULAN
Konsep Pengomposan
EM4 dapat dimanafaatkan dalam proses pembuatan makanan ternak
dengan teknik pengomposan. Pengomposan dengan bahan-bahan yang digunakan
mudah didapatkan seperti pollard, cacing dan daun lamtoro. Pengomposan ini
berlangsung selama 4-7 hari.
Implementasi Pemakaian Teknik Pengomposan
Peternak dalam menjangkau kebutuhan akan protein dan dapat
menggunakan alternatif dengan ternik pengomposan tersebut karena makanan
buatan dapat diatur prosentase atau kadar protein dalam pakan ternak yang
diinginkan, apabila hewan atau ikan ternak akan memasuki masa panen maka
kadar protein dapat diturunkan.
Cacing sebagai sumber protein memiliki manfaat salahsatunya adalah
meningkatkan daya tahan tubuh, regenerasi sel, dll. Jika di aplikasikan di pakan
unggas Cacing tanah dapat menjadi obat Pollorum atau berak kapur.prosentase
kadar protein perkilogram sebesar 25,964%. Protein cacing tanah dan daun
lamtoro harus seimbang tidak berlebihan atau kekurangan.
EM4 memiliki manfaat meningkatkan daya tahan tubuh,meningkatkan
ukuran atau berat badan, efisiensi energy, fermentasi sisa pakan,mengurangi gas
ammonia, aman ramah lingkungan, dan mempertahankan kualitas lingkungan
(EM4 Indonesia, 2015).
Prediksi Keberhasilan Gagasan Protein Cacing untuk Pakan Ternak Melalui
Teknik Pengomposan
Cacing yang di subsitusikan pada pakan ternak dapat dibudidayakan
sendiri supaya tidak berpengaruh terhadap harga yang dihasilkan. Cacing tanah
yang digunakan dalam keadaan kering maupun dalam keadaan basah, namun pada
daun lamtoro harus mengunakan daun lamtoro yang kering karena jika daun
lamotoro basah bersifat toksik. Kemudian penggunaan mikroorganismenya harus
sesuai dengan yang akan dibutuhkan. Jika akan digunakan pada ternak unggas
maka EM4-Tenak dan jika digunakan pada perikanan maka EM4-Perikanan
karena jika salah penggunaan maka tidak optimal yang akan didapat dan dapat
bersifat racun. Oleh sebab itu, penggunaan protein (cacing dan daun lamtoro)
harus seimbang dan menggunakan EM4 yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Daftar Pustaka
Anonimous. 2011. Menghadapi Dilema Difisiensi Nutrisi. Info.medion.co.id
diakses 9 Juni 2015
Anoniomus. 2014. Some Facts About Eartworm. Arkansas : Department of
Environmental
Anoniomus. 2015. EM4 Perikanan dan Tambak. em4-indonesia.com diakses 9
Juni 2015
Anonimous. 2015. Produk Matahari Sakti. www.matahrisakti.com diakses 28
April 2015
Askar. Surayah. 1997. Nilai Gizi Daun Lamtoro dan Pemanfaatannya Sebagai
Pakan Ternak Ruminansia. Bogor : Balai Penelitian Ternak Ciawi
Damayanti. Sofyan. Julendra. Untari. 2009. Pemanfaatan Cacinng Tanah
sebagai
Agensia Anti-Pollorum dalam Pembuatan Pakan Ayam Broiler.
Yogyakarta : Balai Pengembangan Proses dan Teknoligi Kimia
Hayati. Herdian. dkk. 2011. Profil Asam Amino Ekstrak Cacing Tanah
Terkapsulasi dengan Metode Spraying Dry. Yogyakarta : LIPI
Mubarok. Zalizar. 2003. Budidaya Cacing Tanah Sebagai Usaha Alternatif
Dimasa Krisis Ekonomi. Jurnal Dedikasi. Vol.1
Putri. Agustono. Subekti. 2012. Kandungan Bahan Kering,Serat Kasar dan
ProteinKkasar Pada Daun Lamtoro yang Difermentasikan dengan
Probiotik sebagai Bahan Pakan Ikan. Surabaya : Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan. Vol. 4
Siswono. 2012. Serat Terbukti Turunkan Kolesterol. gizi.depkes.go.id diakses 9
Juni 2015
Susmawati. 2013. Pupuk Bokhasi dan Factor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Proses Pengomposan Bokhasi. Kalimantan Selatan : Balai Besar Pelatihan
Pertanian