Manajemen Bisnis Mobile Virtual Network

Tugas Individu
matakuliah Manajemen Bisnis ICT
Dr. Ir Iwan Krisnadi

Manajemen Bisnis Mobile Virtual Network Operators
Untuk Kebutuhan Telekomunikasi Machine to Machine
(M2M)

Magister Teknik Elektro

Oleh : Tri Haryanti, ST
55414120035

1

Abstrak
Penyedia simcard M2M sangat di butuhkan untuk kebutuhan di perangkat
industrial, mengingat kondisi outdoor yang tidak mengenal suhu dan cuaca. Di
indonesia perangkat Machine to Machine sedang berkembang, salah satu
perangkat M2M yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah smart
meterimg milik PT. PLN (Persero), komunikasi yang di pakai untuk kebutuhan

m2m di perusahaan PT PLN saat ini adalah GSM dengan sim card standard dan
akan segera beralih ke GSM dengan sim card khusus M2M yang memiliki fisik
sim card lebih kuat dan di khususkan untuk industrial, namun kendalanya adalah
setiap distribusi PT PLN hanya berlangganan dengan satu provider (Telomsel
atau XL), sedangkan smart metering yang tersebar di wilanyah-wilayah tertentu
tidak menjamin di backup oleh jaringan provider yang telah dipilih oleh PLN
distribusi. Dengan menerapkan teknologi Mobile Virtual Network Operator
(MVNO) pada sim card M2M yang menawarkan layanan telekomunikasi seluler
dengan membeli kapasitas dari operator jaringan seluler (MNOs), penerapan
teknologi ini merupakan suatu alternative solusi yang dapat di berikan ke PT.
PLN, dengan menunjuk 1 pemilik sim card M2M maka PLN dapat memilih salah
satu jaringan (Telkomsel, XL, indosat, dll) tanpa harus berkerjasama dengan
semua pihak tersebut. Virtual Network Operator (MVNO) untuk kebutuhan
machine to machine di PT PLN akan menjadi masukan pada penerapan di
perangkat M2M lainnya di Indonesia.
Kata Kunci : Mobile Virtual Network Operator, Perangkat Machine to
Machine, simcard industrial, smart metering, regulasi bisnis.

2


DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1
1.2
1.3
1.4

LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 4
RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 5
T UJUAN DAN SARAN ................................................................................................................... 6
BATASAN MASALAH ................................................................................................................... 7

BAB II TEORI PENALARAN ................................................................................................................... 8
2.1
MOBILE VIRTUAL NETWORK O PERATORS ..................................................................................... 8
2.1.1 Definisi ................................................................................................................................... 8
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan MVNO ................................................................ 9
2.2

SIM CARD INDUSTRIAL .............................................................................................................. 10
2.3
SEKILAS BADAN REGULASI NASIONAL ....................................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................................... 12
3.1 JENIS METODE PENELITIAN ............................................................................................................ 12
3.2 KERANGKA PENELITIAN ................................................................................................................. 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................... 14
BAB V PENUTUP ................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................. 17

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan telekomunikasi saat ini tidak hanya untuk kebutuhan
komunikasi antar manusia, namun seiring dengan perkembangan zaman
yang semakin maju kecepatan, kemudahan, dan efisiensi sangat di perlukan.
Untuk


itu

munculah

perangkat-perangkat

pintar

yang

membutuhkan

telekomunikasi. Perangkat tersebut merupakan Layana Machine to Machine
(M2M) Communication,

pemanfaatan

teknologi

untuk


membuat

suatu

perangkat dapat saling terhubung dan saling berkomunikasi dengan
perangkat yang lain secara otomatis.
Machine

to

Machine (M2M) Communication

sangat

luas

penggunaannya tidak hanya untuk smart home yang perangkatnya dapat
dijangkau


oleh

manusia

setiap

saat,

namun

Machine

to

Machine (M2M) Communication yang akan dibahas adalah komunikasi antar
perangkat dengan kondisi outdoor, posisi perangkat berada pada kondisi
tempat yang tidak menentu cuaca dan tidak menentu suhunya.
Bisnis sim card M2M di indonesia saat ini baru saja di mulai, pasar di
Indonesia sudah lumayan banyak diantaranya : untuk kebutuhan smart
metering (Listrik, air), device traking, remote control smart home, dll. Seluruh

kebutuhan

tersebut

membutuhkan

sim card

industrial

M2M,

dan

membutuhkan jaringan yang tidak dimonopoli oleh 1 provider karena posisi
yang tidak menentu dan berubah-berubah.
Di indonesia perangkat Machine to Machine sedang berkembang
salah satunya adalah smart meterimg milik PT. PLN (Persero), komunikasi
yang di pakai untuk kebutuhan m2m di perusahaan PT PLN saat ini adalah
GSM dengan sim card standard dan akan segera beralih ke GSM dengan

sim card khusus M2M yang memiliki fisik sim card lebih kuat dan di
khususkan untuk industrial, namun kendalanya adalah setiap distribusi PT
PLN hanya berlangganan dengan satu provider (Telomsel atau XL),
4

sedangkan smart metering yang tersebar di wilanyah-wilayah tertentu tidak
menjamin di backup oleh jaringan provider yang telah dipilih oleh PLN
distribusi.
Teknologi Mobile Virtual Network Operator (MVNO) pada sim card
M2M yang menawarkan layanan telekomunikasi seluler dengan membeli
kapasitas dari operator jaringan seluler (MNOs), penerapan teknologi ini
merupakan suatu alternative solusi yang dapat di berikan ke PT. PLN,
dengan menunjuk 1 pemilik sim card M2M maka PLN dapat memilih salah
satu jaringan (Telkomsel, XL, Indosat, Dll, sesuai dengan kebutuhan jaringan
di wilayah tersebut) tanpa harus berkerjasama dengan semua pihak provider
tersebut.
MVNO dipandang akan dapat membantu M2M dalam pembangunan
infrastruktur telekomunikasi dalam bidang industrial, memperluas jangkauan
serta layanan, melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran dan pengembangan
produk. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa MVNO akan dapat

berperan dalam penurunan biaya investasi dan operasional, serta akan
membantu peningkatan jumlah pelanggan M2M dan pendapatan (revenue).
1.2 Rumusan Masalah
Manajemen Bisnis Mobile Virtual Network Operator untuk kebutuhan
Perangkat M2M dalam penelitian ini di fokuskan pada smart metering, antara
kWh meter dan perangkat yang digunakan oleh software membaca kWh
meter. Telekomunikasi yang di gunakan atar perangkat M2M pada smart
metering di PT PLN saat ini adalah GSM standar dari provider Telkomsel dan
Xl Axiata. Dari perangkat existing di PT PLN (Persero) memiliki banyak
kendala diantaranya :
1) Setiap distribusi PT PLN di setiap daerah menunjuk satu provider
sebagai penunjang komunikasi smart metering (AMR). Masalah yang
terjadi ketika perangkat M2M terpasang di wilayah yang tidak ter back
up oleh jaringan provider yang di pilih, maka akan terjadi kegagalan
penarikan data kWh meter.
5

2) Lokasi yang terpasang smart metering M2M berada di outdoor
memungkinkan terjadinya suhu dan cuaca yang berubah-ubah,
terkadang panas menyengat atau kondisi dingin di saat cuaca hujan.

Selain itu kondisi outdoor memungkinkan banyak debu yang
menemper

di

sekitaran

perangkat

telekomunikasi

pada

smart

matering. Dari masalah ini, membutuhkan sim card industrial khusus
M2M yang memiliki ketahanan dari suhu dan cuaca yang berubahrubah.
3) Regulasi yang sering berubah-ubah apakah berdampak pada bisnis
Mobile Virtual Network Operators untuk kebutuhan M2M
Dengan penjelasan di atas, maka sangatlah penting untuk merumuskan

suatu permasalahan yaitu :
1) Perusahaan dapat menunjuk 1 pabrikan sim card industrial, namun
sim card ini menggunakan strategi Mobile virtual network operators
dengan tujuan setiap lokasi perangkat M2M dapat menggunakan
jaringan yang paling kuat di wilayah tersebut.
2) Manajemen bisnis Mobile Virtual Network Oprators untuk kebutuhan
M2M akan dibutuhkan oleh pasar industrial, untuk itu dukungan
pemerintah wajib di ikut sertakan untuk menetapkan regulasi
telekomunikasi di Indonesia.
1.3 Tujuan dan Saran
Bisnis Mobile Virtual Network Operator (MVNO) untuk kebutuhan
Machine to Machine bertujuan menjangkau komunikasi smart metering
pada PT PLN (Persero) yang berada di Outdoor dengan zona minim
signal, suhu tidak menentu, dan cuaca yang ekstrim. sehingga suatu
langkah yang tepat dapat dilakukan untuk memperoleh efisiensi dan
jangkauan jaringan yang luas.
Sasaran Kajian adalah :
1) Manajemen bisnis sim card M2M (industrial) berbasis Mobile Virtual
Network Operator
6

2) Strategi bisnis Mobile Virtual Network Operator untuk kebutuhan
Machine to Machine.
3) Regulasi telekomunikasi berbasis Mobile Network Operator untuk
kebutuhan Machine to Machine di Indonesia.
4) Efek Persaingan provider di pasar M2M
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah Manajemen Bisnis Mobile Virtual Network
Operators Untuk Kebutuhan Telecomunikasi Machine to Machine meliputi
1) Manajemen bisnis simcard M2M berbasis Mobile Virtual Network
Operator dengan contoh kasus di PT PLN (Pesero) perihal
telekomunikasi smart metering atau biasa di singkat AMR (Automatic
Meter Reading)
2) Review

laporan

dari

Badan

Regulasi

Indonesia

mencakup

telekomunikasi berbasis Mobile Network Operator untuk kebutuhan
Machine to Machine di Indonesia
3) Rekomendasi

solusi

Mobile

Virtual

Network

Operators

Untuk

Kebutuhan Telecomunikasi Machine to Machine mengacu pada
kecepatan data tanpa masalah jaringan, kemudahan, dan efisiensi.

7

BAB II
TEORI PENALARAN
2.1 Mobile Virtual Network Operators
2.1.1 Definisi
MVNO adalah penyelenggara jasa pelayanan telekomunikasi
bergerak (Seluler atau FWA) dalam bentuk suara dan data, dimana
penyelenggara tersebut tidak memiliki izin atas spekrum frekuensi atau
lisensi jaringan akses. Dalam menjalankan usahanya, penyelenggara
tersebut melakukan kerjasama dengan MNO yang memiliki alokasi
spectrum frekuensi serta lisensi jaringan akses.
Pada dasarnya MVNO adalah sebuah layanan bergerak yang
menyewa atau memakai spektrum frekuensi milik MNO melalui suatu
perjanjian bisnis. MVNO dalam hal ini dapat hanya berperan sebagai
reseller dari MNO atau bisa membangun infrastrukturnya sendiri yang
dibutuhkan sesuai dengan teknologi dan izin spektrum frekuensi yang
dimiliki oleh MNO. Berdasarkan kondisi tersebut, MVNO secara bisnis
model dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu :
a. Reseller / Super Dealer
Pada tipe ini MVNO berkedudukan hanya sebagai reseller
terhadap layanan bergerak (mobile service) dari MNO. MVNO tidak
memiliki infrastruktur dan hanya sebagai kepanjangan tangan MNO
sehingga tanggung jawab pelanggan ada pada MNO
b. Service Provider MVNO ( SP-MVNO )
MVNO mempunyai/membangun Infrastruktur sendiri yang
terkait dengan system data base pelanggannya meliputi billing
system, customer care, pusat pemasaran (marketing centre) dan
pusat penjualan. Pada tipe ini MVNO masih terbatas menggunakan
produk (wholesale) milik MNO.
c. Enhanced Service Provider MVNO ( ESP-MVNO )

8

Hampir mirip dengan SP-MVNO tetapi pada model ini
MVNO tidak hanya menjual layanan seluler (mobile service) milik
MNO tetapi juga menawarkan layanan tambahan milik MVNO itu
sendiri.
d. Full MVNO
MVNO menyediakan dan membangun seluruh infrastruktur
termasuk Core Network, Transmisi dan jaringan akses. MVNO
hanya menyewa Lisensi akses spektrum frekuensi dari MNO.
Secara garis besar Bisnis model MVNO dapat digambarkan
sebagai berikut ( Virgin Mobile referensi ) :
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan MVNO
1) Timeline Penerapan MVNO
Pemerintah harus segera menetapkan kepastian penerapan
MVNO dalam rangka meringankan beban investasi MNO dan
mendorong pertumbuhan infrastruktur nasional yang merata.
2) Kesiapan Industri untuk menjadi MVNO
Regulasi

MVNO

penyelenggara

layanan

akan

menciptakan

telekomunikasi

dan

peluang

bagi

penyelenggara

penyelenggara yang lain untuk menjadi MVNO.
3) Kesiapan MNO untuk merencanakan MVNO
MNO akan mengkaji perencanaan MVNO baik yang
menyangkut aspek teknis maupun aspek bisnis sehingga MNO
dapat merencanakan jenis bisnis model MVNO dan area MVNO.
4) Model Pentarifan
Regulator harus segera mengatur mengenai model tarif
pada MVNO sehingga dapat dirumuskan tarif (MVNO) yang
kompetitif tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap penetapan
tarif MNO itu sendiri.
5) Proses Integrasi antara MVNO dan MNO
MNO akan memberikan full support kepada MVNO dalam
hal integrasi jaringan, network element dan layanan.
9

6) Kondisi Pasar dan Tren Pelanggan
Pengguna telekmunikasi yang saat ini telah mencapai lebih
dari 155 juta pelanggan, berpotensial membawa pertumbuhan
pelanggan menuju ke titik jenuh. Pelanggan yang saat ini
cenderung hanya berpindah-pindah dari MNO satu ke yang
lainnya, mengakibatkan tingat churn rate menjadi sangat tinggi. Di
lain pihak, layanan data saat ini menunjukkan perkembangan
positif untuk menaikkan ARPU MNO. MVNO harus lebih fokus
terhadap

pemilihan

bisnis

model

dan

layanan

yang

bisa

menghasilkan ARPU dan AMPU yang menguntungkan.
2.2 Sim Card Industrial
Spesifikasi sim card untuk kebutuhan industrial pada umumnya
adalah sebagai berikut :

Table 1. spesifikasi sim card M2M

2.3 Sekilas Badan Regulasi Nasional
Hampir satu dekade telekomunikasi Indonesia memasuki sejarah
baru. Lewat Undang-undang Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi,

10

sektor ini resmi menanggalkan privilege monopolinya untuk segera
bertransisi ke era kompetisi. Kompetitor baru pun diundang masuk
menjadi operator jaringan maupun jasa di sektor ini. Banyak kalangan
berlega hati menyambut lahirnya undang-undang telekomunikasi tersebut.
Apalagi tahun itu lahir juga Undang-undang Nomor 5/1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Namun ternyata kompetisi telekomunikasi jauh panggang dari api.
Muncul banyak pihak meminta dibentuknya badan regulasi independen.
Sebuah Badan Regulasi Mandiri (IRB-Independent Regulatory Body) yang
diharapkan

dapat

melindungi

kepentingan

publik

(pengguna

telekomunikasi) dan mendukung serta melindungi kompetisi bisnis
telekomunikasi sehingga menjadi sehat, efisien dan menarik para
investor.
Tanggal

11

Juli

2003

akhirnya

pemerintah

mengeluarkan

Keputusan Menteri Perhubungan No. 31/2003 tentang penetapan Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). BRTI adalah terjemahan IRB
versi pemerintah yang diharapkan pada akhirnya menjadi suatu Badan
Regulasi yang ideal. Komentar yang banyak muncul kemudian adalah
pemerintah dianggap setengah hati karena salah satu personel BRTI
sekaligus menjadi Ketua adalah Dirjen Postel. Kepmenhub No. 31/2003
tersebut

[telah

diubah

dengan

Peraturan

Menteri

Kominfo

No.

25/Per/M.Kominfo/11/2005 tentang Perubahan Pertama atas Keputusan
Menteri Perhubungan No. KM.31 tahun 2003 tentang Penetapan Badan
Regulasi Telekomunikasi Indonesia] juga tidak memberi wewenang
eksekutor kepada BRTI. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri
Perhubungan No. 67 Tahun 2003 tentang Tata Hubungan Kerja antara
Departemen Perhubungan dengan Badan Regulasi Telekomunikasi
Indonesia sehingga dipertanyakan efektivitas BRTI dalam mengawal
kompetisi telekomunikasi. Namun terlepas dari polemik di atas, menjadi
tugas bersama untuk mendorong agar BRTI yang sudah terbentuk ini
dapat bekerja maksimal sehingga dapat memacu perkembangan industry.
11

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Metode Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang, perumusan masalah, dan
teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka metode yang
digunakan adalah metode bechmarking.
Benchmarking merupakan salah satu model taktis. Digunakan
dengan membandingkan secara sistematik dari proses dan performansi
yang didasarkan pada indikator yang didefinisikan di awal. Tujuan dari
benchmarking adalah mencari gap antara best practise dan performansi
saat ini untuk menciptakan standar yang baru.
Secara

ideal,

organisasi

(peer)

yang

digunakan

untuk

benchmarking, harus memiliki performansi yang lebih baik atau minimal
sama. Penggunaan benchmarking tergantung pada tujuan yang hendak
dicapai.

Contoh Benchmarking memilih peer group

12

3.2 Kerangka Penelitian
Adapun kerangka penelitian berdasarkan ilustrasi adalah sebagai
berikut :
- Industry machine to machine yang sedang berkembang

Membutuhkan sim card & provider untuk komunikasi
antar perangkat M2M
- Manajemen bisbis Mobile virtual network operator
sebagai penunjang simcard M2M
- Proses bachmarking hanya pada komponen output

- Melakukan bechmarking kepada 3 besar provider di

indonesia
- Bachmarking tahap marketabilitas (bisnis MVNO untuk
kebutuhan M2M)
- Bachmarking tahap kondisi rill smart metering di PT PLN
(persero)

- Melakukan wawancara dari berbagai sumber, jasper

sebagai penyedia sim card M2M, wawancara dengan 3
provider besar di indonesia, wawancara terhadap user
smart metering di PT PLN (Persero), dan wawancara
dengan pihak Badan Regulasi Teknologi Indonesia.
- Laporan hasil Analisa dari seluruh wawancara

- Membuat usulan untuk mencari solusi dari masalah yang

telah di paparkan, solusi kelas industrial yang efisiensi

Kerangka Ilustrasi

13

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Permasalahan

pada

sistem komunikasi

pada

perangkat

M2M

dengan

menggunakan simcard industrial memperoles solusi, berikut ini adalah diagram
komunikasi smart metering :

Gambar 2. Diagram Komunikasi Smart Metering

Pada

gambar

di

atas,

modem yang

terhubung

dengan smart

meter

membutuhkan simcard untuk komunikasi dengan software pembaca kWh meter di
masing-masing ruang control. Modem yang di gunakan memiliki spek teknis industrial
untuk itu membutuhkan sim card yang memiliki kekuatan seperti perangkat modem
tersebut.
Hasil penelitian secara umum mengungkapkan bahwa, dengan menggunakan
simcard industrial, kerusakan pada simcard standar yang sering terjadi sebelumnya
berkurang lebih dari 70%.
Dengan menggunakan Mobile virtual network operator dapat mengurangi
kegagalan komunikasi, karena dengan MVNO semua lokasi yang sebelumnya tidak
terjangkau oleh jaringan selular tersebut dilokasikan ke operator lain tanpa mengganti
14

simcard yang telah terpasang. Selain menguntungkan dalam hal teknis, dan waktu,
Mobile Virtual Network Operator menguntungkan dalam hal financial karena dapat
menghemat oprasioanl untuk datang langsung kelapangan mengganti simcard existing.
Regulasi pemerintah harus di ajukan susunan atas kesepakatan dalam hal tariff,
spesifikasi sim card industrial , dan ketentuan – ketentuan dalam tata kelola Mobile
Virtual Network Operator. Tujuannya agar tidak terjadi perang tariff namun menurunkan
kwalitas.

15

BAB V
PENUTUP

Dengan terciptangan manajemen bisnis Mobile Virtual Network Operators
untuk kebutuhan machine to machine dapat menjadi solusi untuk perangkatperangkat M2M yang berada di lokasi yang minim signal untuk provider tertentu.
bisnis Mobile Virtual Network Operators untuk kebutuhan machine to
machine dapat berkembang pesat di indonesia seiring dengan berkembangnya
perangkat-perangkat pintar di ranah industrial.

16

DAFTAR PUSTAKA
1. MOBILE VIRTUAL NETWORK OPERATOR STRATEGIES: CASE FINLAND Annukka Kiiski,
Heikki Hämmäinen Networking Laboratory Helsinki University of Technology (jurnal 2008)
2. Analysys 2002. The future on MVNOs. Analysys paper. URL:
http://www.analysys.com/pdfs/mvno_paper.pdf (Referenced 5 April 2005)
3. Spesifikasi simcard m2m https://www.telstra.com.au/content/dam/tcom/businessenterprise/machine-to-machine/pdf/business-m2m-sim-card-flyer-tb-25-6.pdf (Referenced Juni
2013)
4. Key Management Modela, Marcel van Assen,Gerben van den Berg, & Paul Pietersma,
Penerjemah : Griselda Raisa Susanto, Editor : Rizal Pahlevi Hilabi,Penerbit : Erlangga (tahun
2012)
5. System smart metering, PT Fusi Liberti Infosindo (tahun 2010)
6. Badan Regulasi Nasional http://www.brti.or.id/tentang-brti (tahun 2003)

17