UNSUR UNSUR iklim dan PENYULUHAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN
Oleh Kelompok
2
UNDANG-UNDANG SISTEM PENYULUHAN
Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan (UU SP3K) terdiri dari 13 bab dan
41 pasal.
Bab
Uraian
Bab I
Ketentuan Umum
Bab II
Asas, Tujuan, dan Fungsi
Bab III
Sasaran Penyuluhan
Bab IV
Kebijakan dan Strategi
Bab V
Kelembagaan
Bab VI
Tenaga Penyuluh
Bab VII
Penyelengaraan
Bab VIII
Sarana dan Prasarana
Bab X
Pembinaan dan Pengawasan
Bab XI
Ketentuan Sanksi
Bab XII
Ketentuan Peralihan
Bab XIII
Ketentuan Penutup
KELEMBAGAAN PENYULUHAN
Berdasarkan Undang-Undang No.16 Tahun
2006, Kelembagaan penyuluhan adalah
lembaga pemerintah dan/atau masyarakat
yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan penyuluhan.
Kelembagaan penyuluhan terdiri atas:
kelembagaan penyuluhan pemerintah,
kelembagaan penyuluhan swasta,
kelembagaan penyuluhan swadaya.
Penyesuaian dengan kondisi tersebut maka
lembaga penyuluhan dalam menghadapi
perubahan tersebut menyikapi dengan:
Pengembangan SDM
Pengembangan sistem
Metode dan materi
Optimalisasi sarana
Prasarana dan alat Bantu
Pemberdayaan masyarakat sasaran
Pengembangan jaringan kerja serta
kemitraan
Peran kelembagaan di tingkat kabupaten/kota,
kecamatan, dan tingkat kelembagaan petani antara lain:
Sebagai sentra pelayanan pendidikan non-formal dan
pembelajaran petani dan kelompoknya dalam usaha
agribisnis.
Sebagai sentra komunikasi, informasi dan promosi
teknologi, sarana produksi, pengolahan hasil peralatan
dan model-model agibisnis.
Sebagai sentral pengembangan SDM pertanian dan
penyuluhan berbasis kerakyatan, sesuai kebutuhan petani
dan profesionalisme penyuluhan pertanian.
Sebagai sentral pengembangan kelembagaan sosial
ekonomi petani.
Sebagai sentra pengembangan kompetensi dan
profesionalisme penyuluh pertanian.
Sebagai sentra pengembangan kemitraan dengan dunia
usaha agribisnis dan lainnya.
STRUKTUR KELEMBAGAAN PENYULUHAN
Kelembagaan penyuluhan pemerintah terdiri
atas:
pada tingkat pusat berbentuk badan yang
menagani penyuluhan,
pada tingkat provinsi berbentuk Badan Koordinasi
Penyuluhan,
pada tingkat kabupaten/kota berbentuk Badan
Pelaksana Penyuluhan,
pada tingkat kecamatan berbentuk Balai
Penyuluhan
SUMBER PENYULUHAN
Kualifikasi penyuluh berdasarkan tingkat pendidikan dan
jenjang kepangkatan mencakup :
Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS). Penyuluh ini
setidaknya berpendidikan Sarjana. PPS harus mampu
menterjemahkan hasil-hasil penelitian ilmiah kedalam
bahasa yang dapat dipahami oleh petani, yang
disampaikan melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). PPL umumnya
berpendidikan SLTA atau yang sederajat. Mereka bertugas
menyampaikan informasi teknologi kepada petani
(sasaran penyuluhan) secara langsung melalui
pembinaan kelompok. PPL mempunyai tanggungjawab
pembinaan satu wilayah kerja penyuluhan pertanian
(WKPP).
MEDIA DAN ALAT BANTU PENYULUHAN
Media
Uraian
Media Grafis
foto, gambar, lukisan, sketsa,
diagram, bagan atau chart, tabel,
grafik, kartun, dan peta. Bentuk
dasar tersebut akan disajikan
dalam berbagai jenis media
presentasi seperti flipchart, over
head, transparency (OHT), poster,
leaflet, dan folder.
Media Foto
Sebagai media pembelajaran, foto
harus memenuhi syarat-syarat
berikut: autentik, sederhana,
menampilkan ukuran relatif,
sebaiknya mengandung gerak
atau aktivitas, sesuai dengan
tujuan pembelajaran, dan sesuai
dengan teknis maupun seni
fotografi.
Media Audio
Media audio mempunyai
karakteristik yaitu : mudah
dinikmati atau dimanfaatkan
secara individual, luwes untuk
disajikan disetiap saat tanpa
mengganggu aktivitas lain,
dapat menggugah situasi
ruang atau individu, teknologi
dalam produksi dan
penayangan lebih murah
dibandingkan audiovisual.
Media Audio-Visual
Yang termasuk media ini
adalah film, video, dan
televisi. Visual yang
ditampilkan dapat berupa
gerak, foto, gambar, teks, dan
animasi. Video dapat
dimanfaatkan secara luas
untuk keperluan pendidikan,
penyuluhan, atau presentasi.
SASARAN ATAU PENERIMA PENYULUHAN
PERTANIAN
Menurut Soejitno (1968) sasaran penyuluhan
adalah petani dan keluarganya, yaitu bapak
tani, ibu tani, dan pemuda/i atau anak-anak
petani.
Menurut Totok Mardikanto dan Sri Sutarni
(1982) mereka itu dapat dikelompokkan
Uraian
sebagai: Sasaran
Sasaran utama penyuluhan
pertanian
sasaran penyuluhan yang
secara langsung terlibat dalam
kegiatan bertani dan
pengolahan usaha tani.
Termasuk dalam kelompok ini
adalah petani dan keluarganya.
Bukan pelaksana kegiatan bertani
dan berusahatani semisal penguasa
atau pimpinan wilayah, tokoh-tokoh
informal, para peneliti dan para
ilmuwan, lembaga perkreditan yang
berkewajiban menyediakan
Sasaran penentu dalam penyuluhan
kemudahan kredit bagi petani
pertanian
(kecil) yang memerlukan, produsen
dan penyalur sarana
produksi/peralatan bertani,
pedagang dan lembaga pemasaran
yang lainnya serta
pengusaha/industri pengolahan
hasil-hasil pertanian.
Sasaran pendukung penyuluhan
pertanian
Pihak-pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung tidak
memiliki hubungan kegiatan
dengan pembangunan pertanian,
tetapi dapat diminta bantuannya
guna melancarkan penyuluhan
pertanian. Termasuk dalam
kelompok ini : para pekerja sosial,
seniman (terutama
seniman/pelakon kesenian
tradisional),
METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN
Metode
Penyuluhan perorangan
Keuntungan
Kerugian
Waktu lebih efisien,
Komunikasi tersamar,
Sifatnya lebih formal,
Relatif lebih mudah diukur
mengorganisasikan.
Adanya persiapan yang
mantap
Kesulitan dalam
Penyuluhan kelompok
Relatif lebih efisien,
pengorganisasian
pertanian berkelompok,
aktivitas diskusi,
Komunikator tidak
Memerlukan pembinaan
tersamar
calon pimpinan kelompok
yang cakap dan dinamis
Memakan waktu lebih
Penyuluhan massal
Tidak terlalu resmi
banyak, Biaya lebih
besar, kurang efisien
pengaruhnya
TEKNIK PENYULUHAN
Teknik penyuluhan adalah cara mempertemukan sasaran
penyuluhan dengan materi penyuluhan. Teknik penyuluhan
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan
adalah sebagai berikut:
Kunjungan rumah
Kunjungan lapangan
Kunjungan kantor
Surat-menyurat
Telepon
Wisata
Kursus
Pameran
Media masa
Perlombaan
Kampanye
Oleh Kelompok
2
UNDANG-UNDANG SISTEM PENYULUHAN
Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan (UU SP3K) terdiri dari 13 bab dan
41 pasal.
Bab
Uraian
Bab I
Ketentuan Umum
Bab II
Asas, Tujuan, dan Fungsi
Bab III
Sasaran Penyuluhan
Bab IV
Kebijakan dan Strategi
Bab V
Kelembagaan
Bab VI
Tenaga Penyuluh
Bab VII
Penyelengaraan
Bab VIII
Sarana dan Prasarana
Bab X
Pembinaan dan Pengawasan
Bab XI
Ketentuan Sanksi
Bab XII
Ketentuan Peralihan
Bab XIII
Ketentuan Penutup
KELEMBAGAAN PENYULUHAN
Berdasarkan Undang-Undang No.16 Tahun
2006, Kelembagaan penyuluhan adalah
lembaga pemerintah dan/atau masyarakat
yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan penyuluhan.
Kelembagaan penyuluhan terdiri atas:
kelembagaan penyuluhan pemerintah,
kelembagaan penyuluhan swasta,
kelembagaan penyuluhan swadaya.
Penyesuaian dengan kondisi tersebut maka
lembaga penyuluhan dalam menghadapi
perubahan tersebut menyikapi dengan:
Pengembangan SDM
Pengembangan sistem
Metode dan materi
Optimalisasi sarana
Prasarana dan alat Bantu
Pemberdayaan masyarakat sasaran
Pengembangan jaringan kerja serta
kemitraan
Peran kelembagaan di tingkat kabupaten/kota,
kecamatan, dan tingkat kelembagaan petani antara lain:
Sebagai sentra pelayanan pendidikan non-formal dan
pembelajaran petani dan kelompoknya dalam usaha
agribisnis.
Sebagai sentra komunikasi, informasi dan promosi
teknologi, sarana produksi, pengolahan hasil peralatan
dan model-model agibisnis.
Sebagai sentral pengembangan SDM pertanian dan
penyuluhan berbasis kerakyatan, sesuai kebutuhan petani
dan profesionalisme penyuluhan pertanian.
Sebagai sentral pengembangan kelembagaan sosial
ekonomi petani.
Sebagai sentra pengembangan kompetensi dan
profesionalisme penyuluh pertanian.
Sebagai sentra pengembangan kemitraan dengan dunia
usaha agribisnis dan lainnya.
STRUKTUR KELEMBAGAAN PENYULUHAN
Kelembagaan penyuluhan pemerintah terdiri
atas:
pada tingkat pusat berbentuk badan yang
menagani penyuluhan,
pada tingkat provinsi berbentuk Badan Koordinasi
Penyuluhan,
pada tingkat kabupaten/kota berbentuk Badan
Pelaksana Penyuluhan,
pada tingkat kecamatan berbentuk Balai
Penyuluhan
SUMBER PENYULUHAN
Kualifikasi penyuluh berdasarkan tingkat pendidikan dan
jenjang kepangkatan mencakup :
Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS). Penyuluh ini
setidaknya berpendidikan Sarjana. PPS harus mampu
menterjemahkan hasil-hasil penelitian ilmiah kedalam
bahasa yang dapat dipahami oleh petani, yang
disampaikan melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). PPL umumnya
berpendidikan SLTA atau yang sederajat. Mereka bertugas
menyampaikan informasi teknologi kepada petani
(sasaran penyuluhan) secara langsung melalui
pembinaan kelompok. PPL mempunyai tanggungjawab
pembinaan satu wilayah kerja penyuluhan pertanian
(WKPP).
MEDIA DAN ALAT BANTU PENYULUHAN
Media
Uraian
Media Grafis
foto, gambar, lukisan, sketsa,
diagram, bagan atau chart, tabel,
grafik, kartun, dan peta. Bentuk
dasar tersebut akan disajikan
dalam berbagai jenis media
presentasi seperti flipchart, over
head, transparency (OHT), poster,
leaflet, dan folder.
Media Foto
Sebagai media pembelajaran, foto
harus memenuhi syarat-syarat
berikut: autentik, sederhana,
menampilkan ukuran relatif,
sebaiknya mengandung gerak
atau aktivitas, sesuai dengan
tujuan pembelajaran, dan sesuai
dengan teknis maupun seni
fotografi.
Media Audio
Media audio mempunyai
karakteristik yaitu : mudah
dinikmati atau dimanfaatkan
secara individual, luwes untuk
disajikan disetiap saat tanpa
mengganggu aktivitas lain,
dapat menggugah situasi
ruang atau individu, teknologi
dalam produksi dan
penayangan lebih murah
dibandingkan audiovisual.
Media Audio-Visual
Yang termasuk media ini
adalah film, video, dan
televisi. Visual yang
ditampilkan dapat berupa
gerak, foto, gambar, teks, dan
animasi. Video dapat
dimanfaatkan secara luas
untuk keperluan pendidikan,
penyuluhan, atau presentasi.
SASARAN ATAU PENERIMA PENYULUHAN
PERTANIAN
Menurut Soejitno (1968) sasaran penyuluhan
adalah petani dan keluarganya, yaitu bapak
tani, ibu tani, dan pemuda/i atau anak-anak
petani.
Menurut Totok Mardikanto dan Sri Sutarni
(1982) mereka itu dapat dikelompokkan
Uraian
sebagai: Sasaran
Sasaran utama penyuluhan
pertanian
sasaran penyuluhan yang
secara langsung terlibat dalam
kegiatan bertani dan
pengolahan usaha tani.
Termasuk dalam kelompok ini
adalah petani dan keluarganya.
Bukan pelaksana kegiatan bertani
dan berusahatani semisal penguasa
atau pimpinan wilayah, tokoh-tokoh
informal, para peneliti dan para
ilmuwan, lembaga perkreditan yang
berkewajiban menyediakan
Sasaran penentu dalam penyuluhan
kemudahan kredit bagi petani
pertanian
(kecil) yang memerlukan, produsen
dan penyalur sarana
produksi/peralatan bertani,
pedagang dan lembaga pemasaran
yang lainnya serta
pengusaha/industri pengolahan
hasil-hasil pertanian.
Sasaran pendukung penyuluhan
pertanian
Pihak-pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung tidak
memiliki hubungan kegiatan
dengan pembangunan pertanian,
tetapi dapat diminta bantuannya
guna melancarkan penyuluhan
pertanian. Termasuk dalam
kelompok ini : para pekerja sosial,
seniman (terutama
seniman/pelakon kesenian
tradisional),
METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN
Metode
Penyuluhan perorangan
Keuntungan
Kerugian
Waktu lebih efisien,
Komunikasi tersamar,
Sifatnya lebih formal,
Relatif lebih mudah diukur
mengorganisasikan.
Adanya persiapan yang
mantap
Kesulitan dalam
Penyuluhan kelompok
Relatif lebih efisien,
pengorganisasian
pertanian berkelompok,
aktivitas diskusi,
Komunikator tidak
Memerlukan pembinaan
tersamar
calon pimpinan kelompok
yang cakap dan dinamis
Memakan waktu lebih
Penyuluhan massal
Tidak terlalu resmi
banyak, Biaya lebih
besar, kurang efisien
pengaruhnya
TEKNIK PENYULUHAN
Teknik penyuluhan adalah cara mempertemukan sasaran
penyuluhan dengan materi penyuluhan. Teknik penyuluhan
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan
adalah sebagai berikut:
Kunjungan rumah
Kunjungan lapangan
Kunjungan kantor
Surat-menyurat
Telepon
Wisata
Kursus
Pameran
Media masa
Perlombaan
Kampanye