IDENTIFIKASI KAWASAN PERKOTAAN POTENSI D

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera
dan makmur. Untuk mewujudkannya dibutuhkan suatu perencanaan dan kerja sama
dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah maupun masyarakat. Di Indonesia sekarang
ini sedang giat-giatnya membangun. Pembangunan dilaksanakan dari desa sampai ke
kota.
Perkembangan kota-kota di Indonesia yang relatif pesat membawa banyak
perubahan pada kondisi kota tersebut. Dampak dari perkembangan kota adalah
pesatnya perkembangan penduduk perkotaan. Semakin tingginya kepadatan penduduk
membuat lahan perkotaan pun menjadi terbatas tetapi kebutuhan akan fasilitas dan
utilitas kota termasuk kebutuhan akan perumahan semakin bertambah.
Sebuah kawasan perkotaan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan
walaupun tidak direncanakan sekalipun sesuai dengan berbagai kegiatan yang ada
serta dinamika masyarakatnya sendiri. Perkembangan kawasan perkotaan memiliki
potensi dan kekurangan masing-masing sehingga tidak dapat disamakan. Kawasan
perkotaan yang memiliki potensi besar akan cenderung berkembang dengan cepat
sedangkan kawasan perkotaan dengan kekurangan atau potensi yang kecil akan
cenderung mengalami perkembangan yang relatif lambat. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu kawasan perkotaan dikenali dengan penggunaan tanah yang

intensif, tingginya intensitas kegiatan, tingginya mobilitas penduduk, yang
menyebabkan kebutuhan tanah untuk pengembangan dan pembangunan semakin
meningkat.
Perkembangan kota tidak hanya meliputi kota-kota megapolitan dan metropolitan
saja tetapi juga telah mencapai kota-kota menengah dan bahkan kota-kota kecil
seperti kota kecamatan. Pengembangan wilayah di Indonesia, kota-kota kecil tidak
dapat begitu saja diabaikan dikarenakan potensinya yang dapat mendukung untuk
terjalinnya

interaksi

antara

pusat

pengembangan

wilayah

dengan


wilayah

pendukungnya. Maka penataan kota bukan hanya pada kota besar saja yang

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

merupakan pusat pengembangan, tetapi juga kota-kota kecil sehingga proses interaksi
didalam wilayah pengembangan tersebut akan berjalan efektif.
Menurut Undang-undang no 1 tahun 2011, Permukiman adalah bagian dari
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiata
fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Sedangkan kawasan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Pengertian lain dari permukiman ialah bagian dari lingkungan hidup, dimana ada

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau tempat hunian penduduk atau tempat kegiatan. Selain itu perkotaan dapat
didefinisikan sebagai adalah area terbangun dengan struktur dan jalan-jalan , sebagai
suatu permukiman yang terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu yang
membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung yang lebih lengkap dibandingkan dengan
yang dibutuhkan di daerah pedesaan.
Sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, Pengupayaan
untuk mengintegralkan perencanaan dalam lingkup wilayah administrasi dibawah
kabupaten. Adapun lingkup wilayah tersebut adalah kecamatan. Wilayah kecamatan
memiliki dua topologi kawasan yaitu kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
Kedua tipe kawasan ini diperlukan untuk dapat saling mendukung sehingga dalam
dapat menggabungkan dan menyelaraskan keduanya dalam suatu perencanaan.
Kawasan perkotaan Bululawang termasuk dalam Wilayah Pelayanan kota
malang. Kecamatan yang terdapat di Wilayah Pengembangan Kota Malang sebagian
besar memiliki pusat pelayanan masing-masing tetapi masih terpengaruh oleh Kota
Malang sehingga cenderung berorientasi ke Kota Malang. Fungsi dan peranan Kota
Malang adalah sebagai berikut:
- Pusat pemerintahan kota
- Pusat perdagangan regional
- Pusat pendidikan

- Pusat pelayanan umum
- Pusat pelayanan kesehatan
- Pusat pelayanan pariwisata
- Pusat pengelolaan bahan baku dan kegiatan industri
TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

- Pusat pertumbuhan untuk wilayah sekitarnya
- Pusat transportasi regional
- Pusat militer
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam merencanakan suatu kawasan, harus melihat lingkup dari suatu kawasan
tersebut, meliputi kawasan yang luas atau suatu kawasan yang sempit. Perencanaan suatu
wilayah merupakan serangkaian dari pengaturan rencana tata ruang yang memperhatikan
keserasian dan keseimbangan kebijakan pembangunan wilayah. Wujud dari kebijakan
tersebut dijabarkan dalam dua unsur yaitu kebijakan pembangunan regional dan kebijakan
lokal. Kebijakan lokal harus mendukung dan harus sejalan dengan pembangunan regional
maka dari itu pembangunan lokal harus berpijak pada pembangunan regional.
Masalah yang ditemukan saat melakukan survei :

1. Desa manakah yang termasuk dalam tipologi kawasan perkotaan dan yang
termasuk dalam kawasan pedesaan ?
2. Apakah kebutuhan masyarakat untuk fasilitas, utilitas,sarana dan prasarana sudah
terpenuhi ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan laporan ini untuk menjelaskan kepada pembaca hasil survei
yang kami lakukan di Kecamatan Bululawang untukmengetahui permasalahan dan potensi
dan untuk menentukan tipologi kawasan perkotaan dari kecamatan Bululawang. Tujuan yang
lain yaitu, untuk memenuhi tugas mata kuliah Permukiman.
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1

Ruang Lingkup Wilayah
1. Ruang Lingkup Regional
Ruang lingkup regionalwilayah Kecamatan Bululawangyang berada di
Kabupaten Malang. Adapun batas administratif Kecamatan Bululawang yaitu :
Sebelah utara
: Kecamatan Tajinan
Sebelah selatan
: Kecamatan Gondanglegi

Sebelah timur
: Kecamatan Kepanjen dan Pakisaji
Sebelah barat
: Kecamatan Wajak dan Turen






2. Ruang Lingkup Lokal

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Ruang Lingkup Kawasan yang disurvei yaitu Kecamatan Bululawang.
Kecamatan Bululawang terdiri atas 14 desa/kelurahan 6 diantaranya termasuk
dalam kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan Bululawang mempunyai batasbatas administratif sebagai berikut:
 Sebelah utara

: Desa Sempalwadak Kec.Bululawang
 Sebelah selatan
: Kecamatan Gondanglegi
 Sebelah timur
: Desa Kuwolu dan Desa Bakalan Kec.Bululawang
 Sebelah barat
: Desa Sukonolo Kec.Bululawang

1.5 METODE PENELITIAN
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metodologi penelitian yang digunakan merupakan :
 Observasi lapangan pada lokasi pengamatan yang sudah ditentukan.
1. Survey primer, survey ini dilakukan dengan melakukan survey atau
2.

pengamatan langsung ke lokasi.
Survey sekunder, Yaitu survey yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data
dari instansi, bentuk datanya dapat berupa peta, tabel, ataupun grafik serta
uraian yang merupakan bagian dari wawancara. Survey instansi termasuk
survey lapangan yang bersifat sekunder.


3.

Survey Wawancara, survey wawancara ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan masyarakat sekitar. Pada wawancara ini diambil beberapa sampel atau
contoh (masyarakat sekitar).

BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN
2.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Bululawang merupakan salahsatu dari 33 kecamatan yang ada
di Kabupaten Malang. Kecamatan Bululawang terdiri atas 14 desa/kelurahan 6
diantaranya termasuk dalam kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan Bululawang
mempunyai batas-batas administratif sebagai berikut:




Sebelah utara
Sebelah selatan

Sebelah timur

: Desa Sempalwadak Kec.Bululawang
: Kecamatan Gondanglegi
: Desa Kuwolu dan Desa Bakalan Kec.Bululawang

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1



Sebelah barat

: Desa Sukonolo Kec.Bululawang

Tabel 2.1
Desa yang termasuk dalam Kawasan Perkotaan di Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang
no


Nama Desa

1

Bululawang

2

Wandanpuro

3

Krebet

4

Krebet Senggorong

5


Gading

6

Lumbungsari

Secara Geografis Kawasan Perkotaan Kecamatan Bululawang dengan luas wilayah sebesar
1773 Ha.

Peta 2.1

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta

Kecamatan

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

Bululawang

1

2.2 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Bululawang terutama pada Kawasan
Perkotaan Kec.Bululawang secara keseluruhan adalah sebanyak 35.809 jiwa.
Rinciannya dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel 2.2
Jumlah penduduk Kawasan Perkotaan
Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang
No

Desa

Jumlah Penduduk
(jiwa)

1

Bululawang

6203

2

Wandanpuro

8174

3

Krebet

5794

4

Krebet Senggorong

5306

5

Gading

4554

6

Lumbungsari

5777

Total

35.809

BAB III
TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

GAMBARAN UMUM KAWASAN PERKOTAAN
BULULAWANG

3.1 KAWASAN PERUMAHAN
Kawasan perumahan di Kawasan Perkotaan Bululawang dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu dilakukan oleh masyarakat sendiri, dilakukan oleh pihak
1.

developer/pengembang dan rumah dinas milik Pabrik Gula Krebet.
Kawasan Perumahan Yang Dibangun Sendiri Oleh Penduduk.
Kawasan perumahan yang dibangun secara swadayah masyarakat dapat
berupa :
a. Perumahan Kampung Kota
Perumahan kampung kota merupakan perumahan kampung yang berada di
sekitar pusat kota. Berawal dari lahan pertanian tetapi beralih fungsi
menjadi kawaan perumahan. Kawasan perumahan kampung kota ini
terdapat disekitar pasar Bululawang dan berada dibelakang perdgangan dan
jasa yang ada di depan Pasar Bululawang.
b. Perumahan Kampung Pinggiran
Perumahan kampung pinggiran merupakan perumahan yang berada di
bagian pinggir kawasan perkotaan, setelah itu kerana adanya perluasan
pusat kota maka perumahan ini menjadi perumahan perkotaan. Karakter
pada permahan kampung pinggiran ini tidak sepadat kamoung kota.
Kawasan perumahan kampung pinggiran ini terdapat disebelah selatan dari
desa bululwang tepatnya di Desa Krebet Senggorong untuk jalan utama,
untuk jalan lokal antara lain Desa Lumbangsari(sebelah barat desa kreber
senggorong),

Desa

Gading(selatan

desa

lumbangsari)

dan

Desa

Krebet(selatan desa krebet senggorong).
c. Perumahan Umum Tertata
Merupakan kawasan perumahan yang dibangun sendiri oleh penduduk,
tetapi lahan untuk kawasan sudah dikapling-kapling terlebih dahulu dan
setiap rumah terlayani oleh jalan lingkungan, sehingga kawasan perumahan
itu menjadi tertata. Kawasan banyak terdapat di Desa Krebet(selatan desa
krebet senggorong).
2. Kawasan Perumahan Yang Dibangun Oleh Pengembang (Developer)
Merupakan perumahan yang direncanakan, dengan kapling rumah teratur serta
dilengkapi oleh fasilitas penunjang untuk kawasan tersebut yang memadai.
TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Umumnya perumahan terdapat disekitar jalan raya utama maupun di pedalaman
yang jauh dari pusat kota dan jalan raya utama.
Di Kawasan Perkotaan Bululawang terdapat 3 perumahan developer, yaitu
Perumahan Bumi Bululawang Permai dan Perumahan Graha Pratama di Desa
Bululawang, serta Perumahan Griya Dhaniswara yang baru dibangun di Desa
Krebet, tepatnya disamping kantor Desa Krebet.
3. Kawasan Perumahan Dinas Yang Dibangun Oleh Industri
Kawasan perumahan dinas yang dibangun oleh industri biasanya disediakan
oleh industri besar bagi karyawannya yang mempunyai tempat tinggal sangat jauh
dari lokasi industri tersebut. Perumahan dinas yang terdapat di Kawasan
Perkotaan Bululawang tepatnya di Desa Krebet dan merupakan milik dari PT.
Pabrik Gula Krebet yang berlokasi disekitar pabrik itu.
Gambar 3.1
Perumahan Kampung kota
Desa Bululawang

Gambar 3.2
Perumahan Kampung kota
Desa Bululawang

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar 3.3
Perumahan Kampung kota
Desa Bululawang
ru

Gambar 3.4
Perumahan Campuran tertata
Desa Krebet

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar 3.5
Rumah di Permukiman Kampung
Desa Wandanpuro

Gambar 3.6
Rumah Permukiman pinggiran
Desa Lumnbangsari

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar 3.7
Perumahan kampung pinggiran
Desa Gading

Gambar 3.8
Perumahan Dinas
Desa Krebet

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar 3.9
Perumahan yang dibangun developer
Desa Krebet

Gambar 3.10
Perumahan Developer
Desa Krebet

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar 3.11
Pabrik Gula di Desa Krebet

3.2 SARANA DAN PRASARANA
Setelah permukiman yang paling dibutuhkan dalam sebuah kawasan adalah
sarana dan prasarana karena dalam melakukan suatu aktifitas hal yang paling
mendasar yang dibutuhkan adalah sarana dan praasana. Sarana dan prasarana

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

yang ada di Desa Wandanpuro Kecamatan Bululawang terdiri dari : Pengolahan
Sampah, Jaringan Drainase, Jaringan Jalan, Air Bersih, Penerangan jalan, Listrik,
Perkerasan jalan & penampang Jalan.
a. Pengelolaan Sampah
Untuk Pengelolaan sampah di Kecamatan Bululawang dibedakan menjadi
dua yaitu penanganan sesuai sistem dari Dinas Kebersihan yaitu dengan
memanfaatkan TPA sebagai pengolah akhir dan yang mengolah sampah itu
sendiri. Individu dan rumah tangga yang memanfaatkan TPA sebagai
pengolahan akhir biasanya mengumpulkan sampah mereka begitu saja di TPS
dan menunggu untuk diangkut oaleh petugas. Tetapi untuk sebagian individu
dan rumah tangga mengolah sampahnya sendiri dengan cara ditimbun atau
dibakar pada pekarangan masing-masing dikarenakan penduduk tersebut tidak
memiliki TPS. Gambar berikut merupakan salah satu contoh dari bagaimana
bentuk pengelolaan sampah di Kecamatan Bululawang.
Gambar 3.12

Gambar : Sampah yang dibuang begitu saja dipinggir jalan
Lokasi :Desa lumbangsari

b. Jaringan Drainase
Jaringan drainase di Kawasan Perkotaan Bululawang terdiri atas srainase
sekunder dan tersier. Jaringan drainase ada yang tertutup dan terbuka tetapi
yang lebih banyak yaitu drainase terbuka.
Gambar 3.13

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar :drainase terbuka
Desa : wandanpuro

Gamabar 3.14

Gambar : Drainase Terbuka
Lokasi : Desa

c. Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang ada di Kec.Bululawang menggunakan perkerasan jalan
aspal,paving. Terutama di jalan-jalan utama desa seluruhnya sudah menggunakan
pekerasan jalan aspal tetapi ada pun yang masih menggunakan jalan tanah. Tetapi
karena kurangnya perhatian dari pemerintah banyak pula perkerasan jalan yang
ada di kecamatan bululawang yang sudah berlubang, dan membuat genangangenangan pada jalan seperti yang terlihat pada gambar.
Gambar 3.15

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

1

Perkerasan jalan aspal baik, tetapi berpasir

Gambar 3.16
Perkerasan jalan aspal sedang, karena sudah mulai banyak retakan pada aspal tersebut maka disebut
sedang.

Gambar 3.17
Perkerasan

jalan

buruk karena

aspalnya rusak

sehingga saat

hujan

digenangi

oleh air.

aspal

Gambar 3.18
Jalan aspal sedang

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

d. Jaringan Air Bersih
Untuk jaringan air bersih Kecamatan Bululawang mengunakan PDAM,
Sumur Galian sebagai sumber air bersih untuk mereka. Sampel untuk
sumur galian terdapat pada desa Gading. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada peta 3.9.
e. Jaringan Listrik
Jaringan Listrik di Kecamatan Bululawang terdapat 2 (Dua) jenis
Tegangan Listrik yaitu Listrik tegangan menengah dan tegangan rendah yang
terdapat disetiapjalan dan memberi pasok listrik untuk penduduk di
Kecamatan Bululawang

-

Listrik Tegangan Sedang
Gambar 3.19
Listrik tegangan Sedang
Desa : Bululawang

-

Listrik Tegangan Rendah
TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Gambar 3.20

Gambar : Listrik tegangan rendah
Desa : Bululawang

Peta 3.1
Landuse Kecamatan Bululawang

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.2

Kriteria Permukiman

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Keterangan pada peta ini adalah untuk Permukiman Campuran ditandai dengan warna
Coklat tua, Perumahan kampung pinggiran ditandai dengan warna merah, perumahan
Dinas ditandai dengan warna hijau tua, perumahan Developer ditandai dengan warna
Ungu, permukiman pinggiran ditandai dengan warna coklat muda, dan permukiman
biasa berwarna kuning.
TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.1.a
Tabel Infrastuktur Jalan Utama

Tabel 3.1.b
Tabel Infrastruktur jalan Permukiman

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.1.c
Tabel Infrastruktur jalan Lingkungan

Tabel 3.2
Tabel Pembobotan kondisi bangunan dan kondisi lingkungan

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.3.a
Tabel Pembobotan Drainase pada jalan Utama

Tabel 3.3.b
Tabel Pembobotan Drainase pada jalan Permukiman

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.3.c
Tabel Pembobotan Drainase pada jalan Lingkungan

Tabel 3.4
Tabel Pembobotan sumber Penggunana air Bersih

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.5
Tabel Pembobotan Pembuangan Limbah

Tabel 3.6
Tabel Pembobotan Jenis RTH

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.7
Tabel Pembobotan Jenis penerangan jalan

Tabel 3.8
Tabel Pembobotan Jenis pengolahan sampah

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Tabel 3.9
Tabel Total keseluruhan Bobot

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.3
Peta Permukiman Campuran

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.4
Peta Perumahan Developer

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.5
Peta Perumahan Dinas

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.6

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta

Permukiman

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

Pinggiran

1

Peta 3.7
Peta

permukiman

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.8
Peta Perkerasan Jalan

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Adapun peta Perkerasan Jalan yang dapat dilihat Perkerasan jalan baik ditandai dengan warna
Orange, Perkerasan jalan Buruk dengan warna merah dan perkerasan jalan sedang ditandai dengan
warna kuning seperti yang terlihat pada peta 3.8

Peta 3.9
Peta Jaringan Air Bersih

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Peta 3.10
Peta Penampang jalan

WANDANPURO

LUMBANGSARI

BULULAWANG

Rumaja : 3m

Rumaja : 2m

Rumaja : 3m

Rumija : 6m

Rumija : 5m

Rumija : 6,5cm

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Ruwasja : 12m

Ruwasja : 9m

Ruwasja : 12,3m

BAB IV
POTENSI DAN MASALAH
4.1 Masalah pada Cluster
Masalah yg terdapat pada setiap cluster ialah masalah sampah karena sampah memerlukan
penanganan yang serius mengingat jumlahnya yang besar. Sebagian masyarakat yang tidak memiliki
TPS pada rumah ataupun lingkungan mereka akan memilih berbagai alternatif lain untuk pengelolaan
sampah ini seperti menimbunnya ke dalam tanah jika mereka memiliki pekarangan yang cukup luas,
adapun yang membakarnya dan yang paling buruk adalah yang membuangnnya langsung ke sungai.
Hal-hal ini terjadi karena karena kebutuhan pelayanan sampah yang meningkat tetapi tidak
diimbangi dengan perluasan pelayanannya sehingga dapat menjangkau semua tempat.
Permasalahan utama yang dihadapi pada wilayah perencanan terkait masalah sampah iala:
a. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara kebersihan lingkungan mereka terlebih
khusus dalam hal kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya
b. Sarana dan prasarana angkutan serta alat berat yang kurang efektif fungsinya.
c. Belum adanya kontrol bagi pengolahan sampah akhir dari kualitas pengolahannya hingga
dampak pengolahan tersebut pada kualitas lingkungan.
d. Terbatasnya lokasi TPA serta lahan kosong yang dpat digunakan untuk teknis pengolahan
sampah seperti ditimbun.

Masalah paling parah dapat terlihat pada cluster 6 dan 8 yang berdekatan dengan pasar
bululawang yang merupakan sumber sampah terbesar dalam kecamatan tersebut. Biasanya
masyarakat hanya membuang begitu saja sampah mereka di depan pasar karena di pasar tersebut
memiliki sebuah gerobak sampah berwarna kuning yang terparkir di depan pasar. Tindakan tersebut
tidak dapat dibenarkan karena masyarakat sama sekali tdak memiliki kesadaran untuk
membrsihkannya dan hanya membuarkannya menumpuk. Sampah yang dibiarkan menumpuk jika
dibiarkan semakin lama, sampah tersebut akan mulai membusuk dan memabawa dampak buruk
bagi kesehatan masyarakat serta lingkungan sekitarnya salah contohnya ialah berbagai penyakit yang
dapat timbul serta pencemaran pada air bersih.. Untuk lebih detail dapat dilihat pada tabel 4.1.

4.2 Potensi pada Cluster
TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

Potensi yang terdapat pada tiap cluster bermacam-macam contohnya pada cluster 1, cluster
2 dan cluster 5 memiliki potensi dalam bidang pertanian dan perkebunan. Karena pada cluster
tersebut memiliki lahan yang luas yang cocok untuk bertani dan berkebun dan juga karena pada
cluster tersebut memiliki banyak sawah serta perkebunan tebu. Pada cluster 8, cluster 6 dan 7 karena
berdekatan dengan pusat kota maka potensi yang dimiliki ialah potensi perdagangan dan jasa. Untuk
lebih detail dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
POTENSI DAN MASALAH

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

4.3 Penetapan Cluster prioritas
Cluster yang perlu di prioritaskan adalah cluster 8 yang dekat dengan pasar karena
memiliki potensi yang besar untuk perdagangan. Adapula penetapan prioritas untuk
lingkungan perumahan baru pada cluster 1 dan cluster 2 yang memiliki kawasan atau lahan
yang masih cukup luas. Dengan adanya pengembangan kawasan perumahan baru, maka
perlu adanya penanganan untuk menciptakan lingkungan perumahan yang layak huni dan
nyaman. Kawasan perumahan ini penting untuk di bangun oleh developer karena dapat
direncanakan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang untuk
kawasan tersebut.

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan survei terkait dengan permukiman dan peranannya serta potensi
dan masalah Kecamatan Bululawang dapat ditarik kesimpulan :
1. Masalah sampah menjadi masalh utama di Kecamatan Bululawang
2. Pembuangan air limbah yang tidak terarah
3. Potensi pertanian dan perdagangan

5.2 Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk Kecamatan Bululawang sebagai
berikut :

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1

1. Dengan proses survei dan identifikasi yang telah dilakukan, laporan ini diharapkan dapat
memberikan arahan bagi Kecamatan Bululawang untuk dapat mengembangkan
kecamatannya sesuai dengan potensi yang ada.
2. Penambahan perumahan nantinya diharapkan dapat memberikan lingkungan yang lebih
baik sehingga dapat menjadi pusat pembangunan bagi kecamatannya
3. Potensi-potensi pertanian yang dimiliki oleh kecamatan ini perlu dikembangkan sehingga
dapat menjadi sumber untuk mengembangkan industri dan perdagangan di kecamatan
itu.

TEKNIK PLANOLOGI (PERENCANAAN WILAYAH & KOTA) ITN MALANG

1