IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA MALANG

(1)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA

MALANG

SKRIPSI

Oleh :

ISNADIE FEBRIAN SAPUTRA NIM : 05810033

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(2)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA WALI MURID DI TK LUAR BIASA PUTRA JAYA

MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

ISNADIE FEBRIAN SAPUTRA NIM : 05810033

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Murid Di Tk Luar Biasa Putra Jaya Malang

2. Nama Peneliti : Isnadie Febrian Saputra

3. NIM : 05810033

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi: Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian: 16 Mei Sampai 16 Agustus 2011 7. Tanggal ujian : 11 November 2011.

Malang, 17 November 2011

Pembimbing


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji Pada tanggal 11 November 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : M. Shohib, S. Psi, M. Si ( )

Anggota Penguji : 1. Hudaniah, S. Psi, M.Si ( ) 2. Linda Yani P. S. Psi, M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah malang


(5)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Isnadie Febrian Saputra

NIM : 05810033

Fakultas/ Jurusan : Psikologi/ Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul:

Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Murid di Tk Luar Biasa Putra Jaya Malang.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunaka dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan skripsi/ karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 17 November 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Di TKLB Putra Jaya Malang”, Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak M. Shohib, M. Si selaku Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kepala Sekolah TK LB Putra Jaya Malang yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan magang dan penelitian.

5. Guru-guru dan orang tua murid yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

6. Ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh keluarga dan sahabat yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 07 November 2011 Penulis


(7)

INTISARI

Isnadie Febrian Saputra: (2011), Identifikasi Faktor-faktor Penghambat Komunikasi Guru Dengan Orang Tua Wali Murid di TK. Luar Biasa Putra Jaya Malang. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: M. Shohib, M.Si.

Kata Kunci: Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi

Komunikasi dengan orang tua / wali merupakan salah satu tanggung jawab terbesar bagi seorang guru. Meskipun guru memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan mempengaruhi kehidupan anak-anak, mereka akhirnya kembali kepada orang tua. Jika guru gagal untuk menjaga komunikasi dengan orang tua tentang kemajuan anak mereka di sekolah, guru akan kehilangan kesempatan yang sangat bagus untuk membuat jembatan komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk memastikan anak-anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi pendidikan mereka.

Penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan dua metode yaitu wawancara dan observasi. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriftif kualitatif adalah suatu analisa dengan menggunakan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari data primer dan data sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai masalah yang ada. Subyek penelitian disebut sebagai informasi peneliti yaitu para guru dan orang tua murid di Yayasan Pendidikan Luar Biasa Putra Jaya Malang.

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat komunikasi guru dengan orang tua wali murid di TKLB PUTRA JAYA MALANG. Adapun faktor penghambat tersebut yaitu dari faktor dari orang tua yang meliputi: sulit mencari orang tua dan rumah jauh, orang tua tidak perhatian, kesibukan orang tua, kemampuan orang tua, faktor ekonomi dan orang tua yang over komunikasi dan guru. Faktor selanjutnya yaitu berasal dari faktor dari guru yang meliputi kurangnya motivasi guru untuk melakukan kunjungan kepada wali murid (home visit), kurangnya respon dari orang tua dalam proses komunikasi, sulit menyesuaikan waktu dan kurang adanya kerjasama antara guru dan wali, misal murid membawa bekal.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 12

C. Manfaat penelitan ... 12

D. Rencana Penelitian ... 13

BAB II. PENGUMPULAN DATA A. Prosedur Pengumpulan Data ... 18

B. Deskripsi Data... 19

C. Analisia Data ... 30

D. Pembahasan ... 37

BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Profile TKLB Putra Jaya ... i

Lampiran II Data Deskripsi Orang Tua ... ii

Lampiran III Guide Wawancara ... iii

Lampiran IV Guide Observasi ... iv

Lampiran V Hasil Wawancara ... v

Lampiran VI Hasil Observasi ... vi

Lampiran VII Surat Keterangan Magang ... vii

Lampiran VIII Absensi Magang ... viii


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek(Edisi Revisi IP). Jakarta; Penerbit Rineka Cipta.

Dirjen Dikti, 2004, Pedoman Sertifikasi Kompetensi Pendidik, Jakarta, Departemen Pendidikan nasional.

Dirjen TK/SD, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Luar Biasa, 2004, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi, Jakarta, Depertemen Pendidikan nasional.

Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah, PLB, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu/Inklusi, jakarta, Depdiknas

Dessler Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Prenhallindo

Davis, Newstrom, 1996, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Cangara Hafied, 2002, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Jakarta.

Edward, Sallis, 2006, Total Quality Management In Education, Yogyakarta, IRCisod

Handojo Y, 2003, Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi untuk mengajar Anak Normal, Autis dan Perilaku lain, Jakarta, Bhuana Ilmu Populer

Http://www. Diknasmen. Depdiknas.go.id/htp/plb/plb-kebijakan.htm, Kebijakan Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Autis

Jamika, Muhammad K.A, 2008, Special Education For Special Children, Jakarta, Hikmah (PT Mizan Publika)


(11)

Komariah Aan dan Triatna Cepi, 2005, Visionary Leadership”menuju sekolah efektif”, Jakarta, Bumi Aksara

Kusnadi, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan, Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Muhadjir, Noeng, 2004, Metodologi Penelitian Kebijakan dan Evaluation Research: Integrasi Penelitian, Kebijakan dan Perencanaan, Yogyakarta, Rakesarasin

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Martoyo, Susilo, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Mohyi, Ach. 1999. Teori dan Perilaku Organisasi : Cara Mengenal, Mengelola, dan Mengembangkan Organisasi. UMM Press, Malang.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Cetakan Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia.

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. UMM press.

Peraturan Pemerintah Nomor 19, 2005, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, Sinar grafika

Robbins, Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta

Rivai, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, Gramedia.

Siagian, Sondang, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan, Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.


(12)

Thoha, Miftah. 2003.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Grafindo Persada.

Umar, Husein, 1997, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Edisi Revisi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menempati peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas warganya, baik dari segi sosial intelektual maupun kualitas keilmuannya dalam kehidupan suatu bangsa. Hal ini tidak terlepas dari kerangka, kelangsungan hidup, kehidupan dan kemajuan bangsa. Menyadari akan pentingnya pendidikan tersebut salah satu tujuan terbentuknya negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Indonesia benar-benar mendapatkan perhatian yang serius dengan. landasan undang-undang yang kokoh dan mantap. Hal senada, diperkuat dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu, “Pendidikan harus diusahakan dan diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat” (1992).

Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswa, seorang guru hendaknya menyadari bahwa semua itu untuk mencapai tujuan pendidikan. Akibatnya adalah kepentingan setiap siswa harus mendapat pelayanan yang wajar untuk dapat mencapai hasil pendidikan yang diharapkan di sekolah.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional tersebut pada pasal 5 ayat 1 menyebutkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pemerintah melalui menteri pendidikan nasional untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu untuk semua warga negara Indonesia tanpa kecuali. Hal yang demikian ini juga berlaku bagi 1


(14)

anak-anak yang memiliki hambatan dalam belajar. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam belajar memerlukan penanganan khusus, anak-anak yang demikian ini sering dikatakan anak berkebutuhan khusus. Anak yang berkebutuhan khusus memerlukan penanganan yang spesifik, berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya.

Komunikasi antara guru dan orang tua bukan merupakan tambahan pengajaran, melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aspek belajar mengajar dan manajemen kelas yang akan berdampak meningkatnya prestasi dan motivasi belajar siswa. Sebenarnya semua sekolah memiliki pola komunikasi formal dengan pihak orang tua. Biasanya sekolah menyelenggarakan pertemuan orang tua atau wali murid diawal tahun pelajaran, memberikan laporan (raport) pada setiap akhir periode pelajaran, surat pemberitahuan kebijakan sekolah, dan lain-lain. Namun secara individu sebagai seorang guru kita meningkatkan proses komunikasi dengan orang tua.

Komunikasi dengan orang tua / wali merupakan salah satu tanggung jawab terbesar bagi seorang guru. Meskipun guru memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan mempengaruhi kehidupan anak-anak, mereka akhirnya kembali kepada orang tua. Jika guru gagal untuk menjaga komunikasi dengan orang tua tentang kemajuan anak mereka di sekolah, guru akan kehilangan kesempatan yang sangat bagus untuk membuat jembatan komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk memastikan anak-anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi pendidikan mereka. (http://education.blogspot.com)

Seperti contoh anak yang tidak memiliki perhatian dari orang tua akan mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Belum lagi tidak ada dukungan dari orang tua sehingga anak tidak maksimal dalam kegiatan belajar mengajar. Mereka cenderung


(15)

malas, tidak ada motivasi dan kurang memperhatikan perintah gurunya. Guru juga kesulitan untuk mendidik dan mengarahkan anak dalam mengikuti kegiatan belajar karena tidak ada dukungan dari orang tua. Selain itu hambatan komunikasi juga terjadi karena adanya kesibukan orang tua siswa, seperti yang disampaikan oleh orang tua siswa dengan inisial MM yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2011 yaitu sebagai berikut:

“Yang saya tau hambatan nya mungkin saya sibuk bekerja sehingga sulit melakukan komunikasi dengan guru, saya kadang cuek dengan keadaan anak saya jadi saya merasa gak butuh komunikasi tentang anak saya dengan guru ataumpihak sekolah, rumah saya juga jauh dari sekolah jadi kadang malas dateng pas ada undangan dari sekolah”

Hal tersebut juga dipertegas dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dengan inisial LN yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2011 yaitu sebagai berikut:

“mungkin hambatannya lebih karena sulit diundang pada saat acara undangan sekolah ataupun pembagian rapot seh kebanyakan yang tidak mau datang mungkin di karenakan Sibuk bekerja hmm...orang tua merasa lepas tanggung jawab terhadap anaknya karena udah di serahkan dengan sekolah mungkin mikir mereka semua di atur ma sekolah, ada juga orang tua merasa anak nya yang bersekolah di sini dianggap tidak bergun karena kemampuan anak-anaknya terbatas, yang lain mungkin Kurang pengetahuan orang tua tentang kebutuhan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua, ada lagi mungkin merasa putus asa dengan keadaan anak nya yang tidak ada perkembangan. Apalagi yah...ditambahin Fakta lain mungkin Sulit mencari orang tua, Orang tua tidak perhatian, ada lagi orang tua sibuk bekerja sampai malam sehingga tidak ada waktunya untuk anaknya”

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa adanya pembagian waktu atau adanya kesibukan kerja orang tua komunikasi tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan. Sekolah ini menampung berbagai jenis anak berkelainan, sehingga di dalamnya mungkin terdapat anak tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, atau tuna ganda untuk menuju


(16)

integratif, atau dikenal dengan pendidikan terpadu, yaitu yang mengintegrasikan anak Luar Biasa ke sekolah reguler, namun masih terbatas pada anak-anak yang mampu mengikuti kurikulum di sekolah tersebut. Fakta yang terjadi dan menjadi hambatan dalam proses komunikasi adalah selama ini para orang tua siswa kurang melakukan komunikasi dengan baik dengan pihak sekolah atau guru kelas, misalnya dalam proses pembagian raport orang tua tidak pernah hadir dan sulitnya menghubungi orang tua, dimana proses kepengurusan anak diberikan kepada para pembantu.

Menurut Thoha (2003) komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Sedangkan

Menurut Effendy (2003) istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris comuniccation berasal dari kata latin communicatio, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah untuk menunjuk pada adanya kesamaan makna yang diperoleh antara penyampaian dan penerimaan pesan.

Sedangkan menurut Stoner dkk, (1996) komunikasi adalah proses yang digunakan manusia dalam usaha untuk berbagi arti lewat transmisi pesan simbolik.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah sutu proses pertukaran, penyampaian, pemindahan informasi atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan harapan orang tersebut dapat menginterprestasikan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa proses komunikasi dalam perusahaan dapat berhasil dengan baik apabila proses komunikasi dilakukan dengan efektif dan ada saling pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sehngga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan. Dalam perusahaan apabila


(17)

komunikannya tidak efektif maka semua rencana-rencana, intruksi-intruksi, petunjuk-petunjuk,saran-saran, motivasi-motivasi akan menjadi simpang siur dan tidak terarah sehingga tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Sebenarnya proses komunikasi yang efektif tidak hanya diperlukan dalam suatu perusahaan, tapi dalam setiap lapangan kegiatan, karena proses komunikasi yang efektif merupakan syarat yang mutlak yang harus diperhatikan. Akan tetapi tidak berarti bahwa seorang pimpinan yang baik dapat melaksanakan komunikasi yang efektif, dan sebaliknya seseorang yang mampu melaksanakan komunikasi secara efektif tidak mesti dapat menjadi pimpinan yang baik. Meskipun demikian sebagai seorang pimpinan yang baik hendaknya dapat menciptakan komunikasi yang efektif dan mengerti tentang komunikasi dan macam-macam komunikasi dalam perusahaan sebab dapat dibayangkan bagaimana akibatnya bagi sutu perusahaan yang komunikasinya tidak berjalan dengan efektif. Menurut Mohyi (2004) bahwa ada beberapa macam komunikasi berdasarkan tempatnya, lambang yang dipakai, dan metode teknik yaitu:

a. Berdasarkan Lambang yang digunakan, komunikasi dapat dibagi dua :

1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication), terdiri dari : a. Komunikasi lisan

b. Komunikasi tulisan

2. Komunikasi Non Verbal (Non Verbal Communication) terdiri dari : 1. Komunikasi dengan gerak isyarat (gerture)

2. Komunikasi dengan gambar

3. Komunikasi dengan warna


(18)

1. Komunikasi langsung (Direct Communication), terdiri dari: a.Komunikasi antar personal (Personal Communication)

b.Komunikasi dengan kelompok, yang meliputi kelompok besar dan kelompok kecil.

2. Komunikasi Tidak Langsung (Indirect Communication), terdiri dari:

a. Komunikasi dengan media masa (mass media)

b. Komuikasi dengan media non massa (non mass media)

Proses komunikasi menurut Robbins (2002) adalah seperti pada gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 1

Proses Komunikasi

Sumber: Robbins (2002)

Sumber berita penyampaian pesan dengan menyandikan suatu pemikiran. Pesan produk berbentuk fisik dari sumber penyandian (source endecoding). Saluran adalah media perantara yang dilalui oleh pesan. Pesan tersebut diseleksi oleh sumber berita, yang harus menentukan apakah akan menggunakan saluran formal atau informal. Saluran formal dibentuk oleh organisasi dan menyalurkan pesan yang berhubungan dengan pekerjan professional anggotanya. Penerima berita adalah objek kepada siapa pesan tersebut diarahkan. Tetapi sebelum pesan dapat diterima, simbol didalamnya harus diubah kedalam bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima. Langkah ini disebut dengan pemecahan sandi (decoding) dari sebuah pesan. Langkah yang terakhir dari proses komunikasi adalah umpan balik. Umpan

Sumber berita

Penerima berita

Penyandian Saluran

komunikasi

Pemecahan sandi

Umpan balik Pesan


(19)

balik diperlukan untuk memeriksa seberapa sukses pesan yang disampaikan. Proses tersebut menentukan apakah suatu pemahaman telah tercapai.

Sedangkan menurut Kusnadi (1999) proses komunikasi ada empat unsur yaitu:

a. Pengirim pesan

Pengirim pesan adalah sumber berita (pesan) yang berinisiatif menciptakan komunikasi. Pengirim berita ini mempunyai kepentingan untuk menyampaikan maksudnya agar pihak yang dikirim berita (pesan) mengerti apa yang dimaksud.

b. Pesan atau berita

Pesan atau berita atau informasi dapat berupa penjelasan baik lisan maupun tulisan dan dapat pula berupa sandi atau kode. Sandi yang dimaksud dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Yang dimaksud bersifat umum adalah sandi atau kode yang dimengerti oleh masyarakat luas sedangkan sandi yang bersifat khusus adalah sandi yang hanya dimengerti oleh pihak yang terlibat dalm proses komunikasi.

c. Media

Media merupakan cara penyampaian pesan, berita atau informasi dari pihak pengirim berita. Media merupakan cara yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi proses komunikasi, media dapat berbicaralangsung berhadap-hadapan, melalui faksimili, melalui radio, melalui kaset dan sebagainya.

d. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang atau organisasi yang dikirim berita, pesan atau informasi oleh pengirim berita.penerima berita harus mengerti dan memahami pesan sebagaimana yang dikehendaki atau yang dipahami oleh sipengirim pesan.


(20)

Pentingnya suatu proses komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota organisasi untuk saling mempengaruhi didalam kehidupan bermasyarakat guna mencapai hasil tertentu, yang jelas proses komunikasi yang efektif sangat penting pada setiap tingkat didalam setiap organisasi untuk memastikan bahwa organisasi itu berfungsi dan mencapai sasaran secara efektif.

Efektivitas komunikasi dapat dilihat dalam kaitan dengan beberapa kriteria. Komunikasi dapat dikatakan efektif menurut Pareek (1991:69) jika:

a. Kemurniaan komunitas: suatu pesan yang tidak mengalami penyimpangan disebut murni.

Seorang yang efektif dapat menyampaikan pesan kepada orang lain dengan sedikit sekali kemungkinan terjadi salah pengertian.

b. Penghematan: dalam suatu komunikasi yang efektif digunakan tenaga, waktu, symbol, dan petunjuk minimum untuk melambangkan suatu pesan tanpa kehilangan kemurnian dan dampaknya.

c. Kesesuain: suatu komunikasi yang efektif memadukan petunjuk-petunjuk verbal dan bukan verbal. Umpan balik merupakan mekanisme yang berguna untuk membentuk kesesuaian dalam komunikasi.

d. Pengaruh: pengaruh bukan berarti pengendalian hanya berarti bahwa komunikator mencapai hasil yang ia maksudkan. Jika ia mengharapkan suatu jawaban yang empatis dan ia memperoleh hal itu sebagia hasil dari interaksinya, maka ia telah berhasil mempengaruhi orang lain.

e. Membangun hubungan: suatu komunikasi yang efektif membantu membangun


(21)

f. Mengunakan umpan balik: umpan balik merupakan suatu mekanisme yang sangat efektif guna memperbaiki komunikasi.

Hambatan komunikasi efektif menurut Robbins (2001) adalah sebagai berikut: 1. Penyaringan

Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan seorang pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan dimata penerima.

2. Persepsi selektif

Persepsi selektif ini muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadi mereka yang lain.

3. Defensif

Suatu bentuk perilaku komunikasi yang dilakukan karena seorang individu yang merasa terancam atau menafsirkan peran orang lain sebagai mengancam, sehingga individu itu menanggapinya dengan cara menggangu komunikasi yang efektif.

4. Bahasa

Bahasa dalam suatu komunikasi dalam antar individu adalah berlainan makna kata yang kita sampaikan terkadang juga sulit diterima, dan itu terjadi karena kita (masing-masing dari individu) berasl dari latar belakang yang budaya, usia pendidikan yang berbeda sehingga terkadang yang apa kita maksudkan tidak bisa diterima oleh mereka, yang tentu saja pada akhirnya terjadi kesulitan dalam komunikasi.

Menurut Rivai (2005) faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi komunikasi anatara lain karena pengaruh:


(22)

Level jabatan sedikit banyak mempengaruhi kelancara komunikasi diantara pihak-pihak. Bagi yangt memiliki jabatan yang lebih tinggi malu jika harus berkomunikasi dengan bawahanya, demikian pula bawahanya merasa canggunguntuki berkomunikasi dengan atasannya.

b. Tempat

Ruang kerja yang terpisah (yang mungkin jauh) akan mempengaruhi komjunikasi, baik antara karyawan yang selevel maupun antar atasan dengan bawahan.

c. Alat komunikasi

Alat komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan kelancaran dalam berkomunikasi. Akan tetapi masalah alat saat ini bukan penghalang lagi karena telah ada alat komunikasi seperti alat untuk berkomunikasi atau Hand Phone.

d. Kepadatan kerja

Kesibukan kerja yang dihadapi dari waktu ke waktu merupakan penghambat komunikasi, terutama di kota besar dengan volume kerja yang padat dan memerlukan ekstra hati-hati. Disini jangankan untuk komunikasi untuk makanpun tidak sempat.

Dari latar belakang di atas maka faktor-faktor penghambat komunikasi guru orang tua dalam mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar pada anak-anak berkebutuhan khusus menjadi bahasan yang menarik. Dimana faktor penghambat komunikasi guru terhadap orang perlu dilakukan kajian secara khusus. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil

judul Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru dengan Orang Tua

Wali Murid (Studi Kasus Pada Taman Kanak-kanak Luar Biasa TK-LB ”Putra Jaya” Malang).


(23)

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat komunikasi guru terhadap orang tua wali murid.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi Industri Organisasi. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dan wawasan terhadap bidang psikologi sosial.

2. Secara praktis

Diharapkan dari hasil penelitian dapat menjadi acuan kepada guru untuk bisa

mengkomunikasikan perkembangan anak didik khususnya anak-anak

berkebutuhan khusus dengan pihak orang tua. C. Rencana Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan 2 metode yaitu wawancara dan observasi.

a. Metode Wawancara

Menurut Poerwanti (1998) wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula oleh responden, sehingga ciri utama dari teknik wawancara adalah adanya kontak langsung antara interviewer (orang yang melakukan wawancara)


(24)

dengan interviewee (orang yang diwawancarai atau sumber informasi). Jadi wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh data atau informasi. Teknik wawancara dalam penelitian kuantitatif deskriptif sebagai cara utama untuk mengumpulkan data atau informasi. Hal tersebut di mengerti karena dua alasan yaitu :

1. Dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui

dan dialami seseorang atau subyek yang diteliti, tetapi juga yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek penelitian.

2. Apa yang ditanyakan pada subyek biasanya mencakup hal-hal yang

bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang ataupun masa akan datang.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, dimana, peneliti telah mempersiapkan fortnat-format pertanyaan atau petunjuk interview yang dibutuhkan untuk menggali informasi, namun pertanyaan tersebut tidak diajukan secara berurutan tetapi tetap terarah pada sasaran yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan suasana bebas dan akrab sehingga responden dengan leluasa memberikan. informasi yang dibutuhkan. Adanya petunjuk interview tersebut berfungsi sebagai berikut:

a. Memberikan bimbingan agar pembicaraan memusat pada, pokok-pokok

yang hendak diketahui sesuai dengan masalah penelitian.

b. Menghindari kemungkinan melupakan beberapa persoalan yang seharusnya


(25)

c. Meningkatkan efesiensi interview sebagai alat pengumpul data yang relevan dengan masalah penelitian.

2. Metode Observasi

Keterlibatan observer dapat dilihat dalam kegiatan yang diamati, pembagian observasi ada dua macam yaitu: Poerwanti (1998)

a. Observasi partisipan

Observasi ini adalah pengumpulan data dengan pengamatan yang dilakukan oleh observer, yang mana observer ikut bagian dan terlibat dalam kegiatan atau kehidupan orang yang diamati.

b. Observasi non partisipan

Pengamatan jenis ini adalah observasi yang dilakukan dengan cara observer tidak ikut dalam kegiatan atau kehidupan orang yang diobservasi, dengan cara ini observer terpisah dari kegiatan dan mumi berkedudukan sebagai pengamat.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan cara observer ikut dalam kegiatan atau kehidupan subyek yang diteliti. Peneliti akan memasuki pengalaman subjek dengan cara mengalami apa yang dialami mereka. Peneliti akan melakukan komunikasi dan interaksi dalam situasi tersebut sehingga memberikan peluang bagi peneliti untuk mengamati kebiasaan, konflik, dan spontanitas respon

emosional (alamiah) tentang apa yang teriadi disekitamya dan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri subjek akibat pengaruh dari lingkungannya. Objek observasi ditujukan pada sikap atau perilaku subyek selama


(26)

wawancara, bagaimana subjek melakukan komunikasi kepada orang tua murid dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Metode Analisa Data

Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriftif kualitatif adalah suatu analisa dengan menggunakan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari data primer dan data sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai masalah yang ada. (Sanapiah, 2001)

Menurut Whitney (1960, dalam Nazir,2003) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survey normatif. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma. atau standar-standar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normatif.

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel atau populasi yang berkenaan dengan masalah yang ingin diteliti. Sedangkan hal yang dideskripsikan dalam penelitian kali ini adalah faktor penghambat komunikasi guru terhadap orang tua wali murid.


(1)

f. Mengunakan umpan balik: umpan balik merupakan suatu mekanisme yang sangat efektif guna memperbaiki komunikasi.

Hambatan komunikasi efektif menurut Robbins (2001) adalah sebagai berikut: 1. Penyaringan

Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan seorang pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan dimata penerima.

2. Persepsi selektif

Persepsi selektif ini muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadi mereka yang lain.

3. Defensif

Suatu bentuk perilaku komunikasi yang dilakukan karena seorang individu yang merasa terancam atau menafsirkan peran orang lain sebagai mengancam, sehingga individu itu menanggapinya dengan cara menggangu komunikasi yang efektif.

4. Bahasa

Bahasa dalam suatu komunikasi dalam antar individu adalah berlainan makna kata yang kita sampaikan terkadang juga sulit diterima, dan itu terjadi karena kita (masing-masing dari individu) berasl dari latar belakang yang budaya, usia pendidikan yang berbeda sehingga terkadang yang apa kita maksudkan tidak bisa diterima oleh mereka, yang tentu saja pada akhirnya terjadi kesulitan dalam komunikasi.

Menurut Rivai (2005) faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi komunikasi anatara lain karena pengaruh:


(2)

Level jabatan sedikit banyak mempengaruhi kelancara komunikasi diantara pihak-pihak. Bagi yangt memiliki jabatan yang lebih tinggi malu jika harus berkomunikasi dengan bawahanya, demikian pula bawahanya merasa canggunguntuki berkomunikasi dengan atasannya.

b. Tempat

Ruang kerja yang terpisah (yang mungkin jauh) akan mempengaruhi komjunikasi, baik antara karyawan yang selevel maupun antar atasan dengan bawahan.

c. Alat komunikasi

Alat komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan kelancaran dalam berkomunikasi. Akan tetapi masalah alat saat ini bukan penghalang lagi karena telah ada alat komunikasi seperti alat untuk berkomunikasi atau Hand Phone.

d. Kepadatan kerja

Kesibukan kerja yang dihadapi dari waktu ke waktu merupakan penghambat komunikasi, terutama di kota besar dengan volume kerja yang padat dan memerlukan ekstra hati-hati. Disini jangankan untuk komunikasi untuk makanpun tidak sempat.

Dari latar belakang di atas maka faktor-faktor penghambat komunikasi guru orang tua dalam mengkomunikasikan kegiatan belajar mengajar pada anak-anak berkebutuhan khusus menjadi bahasan yang menarik. Dimana faktor penghambat komunikasi guru terhadap orang perlu dilakukan kajian secara khusus. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil judul Identifikasi Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi Guru dengan Orang Tua Wali Murid (Studi Kasus Pada Taman Kanak-kanak Luar Biasa TK-LB ”Putra Jaya” Malang).


(3)

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat komunikasi guru terhadap orang tua wali murid.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi Industri Organisasi. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dan wawasan terhadap bidang psikologi sosial.

2. Secara praktis

Diharapkan dari hasil penelitian dapat menjadi acuan kepada guru untuk bisa mengkomunikasikan perkembangan anak didik khususnya anak-anak berkebutuhan khusus dengan pihak orang tua.

C. Rencana Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan 2 metode yaitu wawancara dan observasi.

a. Metode Wawancara

Menurut Poerwanti (1998) wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula oleh responden, sehingga ciri utama dari teknik wawancara adalah adanya kontak langsung antara interviewer (orang yang melakukan wawancara)


(4)

dengan interviewee (orang yang diwawancarai atau sumber informasi). Jadi wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh data atau informasi. Teknik wawancara dalam penelitian kuantitatif deskriptif sebagai cara utama untuk mengumpulkan data atau informasi. Hal tersebut di mengerti karena dua alasan yaitu :

1. Dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami seseorang atau subyek yang diteliti, tetapi juga yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek penelitian.

2. Apa yang ditanyakan pada subyek biasanya mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang ataupun masa akan datang.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, dimana, peneliti telah mempersiapkan fortnat-format pertanyaan atau petunjuk interview yang dibutuhkan untuk menggali informasi, namun pertanyaan tersebut tidak diajukan secara berurutan tetapi tetap terarah pada sasaran yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan suasana bebas dan akrab sehingga responden dengan leluasa memberikan. informasi yang dibutuhkan. Adanya petunjuk interview tersebut berfungsi sebagai berikut:

a. Memberikan bimbingan agar pembicaraan memusat pada, pokok-pokok yang hendak diketahui sesuai dengan masalah penelitian.

b. Menghindari kemungkinan melupakan beberapa persoalan yang seharusnya ditanyakan.


(5)

c. Meningkatkan efesiensi interview sebagai alat pengumpul data yang relevan dengan masalah penelitian.

2. Metode Observasi

Keterlibatan observer dapat dilihat dalam kegiatan yang diamati, pembagian observasi ada dua macam yaitu: Poerwanti (1998)

a. Observasi partisipan

Observasi ini adalah pengumpulan data dengan pengamatan yang dilakukan oleh observer, yang mana observer ikut bagian dan terlibat dalam kegiatan atau kehidupan orang yang diamati.

b. Observasi non partisipan

Pengamatan jenis ini adalah observasi yang dilakukan dengan cara observer tidak ikut dalam kegiatan atau kehidupan orang yang diobservasi, dengan cara ini observer terpisah dari kegiatan dan mumi berkedudukan sebagai pengamat.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan dengan cara observer ikut dalam kegiatan atau kehidupan subyek yang diteliti. Peneliti akan memasuki pengalaman subjek dengan cara mengalami apa yang dialami mereka. Peneliti akan melakukan komunikasi dan interaksi dalam situasi tersebut sehingga memberikan peluang bagi peneliti untuk mengamati kebiasaan, konflik, dan spontanitas respon emosional (alamiah) tentang apa yang teriadi disekitamya dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri subjek akibat pengaruh dari lingkungannya. Objek observasi ditujukan pada sikap atau perilaku subyek selama


(6)

wawancara, bagaimana subjek melakukan komunikasi kepada orang tua murid dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Metode Analisa Data

Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriftif kualitatif adalah suatu analisa dengan menggunakan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari data primer dan data sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai masalah yang ada. (Sanapiah, 2001)

Menurut Whitney (1960, dalam Nazir,2003) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survey normatif. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma. atau standar-standar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normatif.

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel atau populasi yang berkenaan dengan masalah yang ingin diteliti. Sedangkan hal yang dideskripsikan dalam penelitian kali ini adalah faktor penghambat komunikasi guru terhadap orang tua wali murid.