Makalah Biaya Bahan Baku bahan

A. BIAYA BAHAN
Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang
diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya
bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang
indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya
bahan penolong merupakan elemen biaya overhead pabrik.
1. Akuntansi Bahan Baku
Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku
dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas :


Permintaan pembelian



Pesanan pembelian



Penerimaan bahan

Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu :



Surat Permintaan Pembelian



Surat Pesanan Pembelian



Laporan Penerimaan Barang
Atas dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan

dapat menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik
untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu,
perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode perpetual.
2. Prosedur Pengendalian Bahan Baku
Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar,

dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan bahan baku dilakukan secara
efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat menggunakan lima metode, yaitu :


Order cycling



The min-max method



The two-bin method



The automatic order system




The ABC plan.
Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-review bahan

baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review dipengaruhi oleh jenis
bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan jangka waktu review yang lebih

1

pendek dibanding bahan baku yang kurang penting. Pada saat dilakukan review, pemesanan
bahan baku dibuat sehingga pada saat dibutuhkan bahan baku akan tersedia.
Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas
asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan
tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada
saat persediaan menuju ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk
menempatkan persediaan pada tingkat maksimum.
Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang dipakai
jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku dipisahkan menjadi
dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian pertama adalah bahan baku
yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan
dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan digunakan dalam periode saat

pemesanan dan saat pengiriman. Pemesanan bahan dilakukan pada saat bahan bagian pertama
sudah digunakan.
Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode
pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika
persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika
digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku.
Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan
bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku
yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC,
persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu (1)
kelompok A yang nilainya tertinggi, (2) kelompok B yang nilainya sedang, dan (3) kelompok
C yang nilainya terendah. Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai
berikut: (1) jumlah persediaan minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan
tinggi, (4) membutuhkan pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C
mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal besar,
(2) tingkat review rendah, (3) tingkat pemesanan rendah, (4) tidak membutuhkan pencatatan
perpetual, dan (5) tingkat pengawasan rendah.
B. BIAYA TENAGA KERJA
Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga
kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang

melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian

2

terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang
tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
C. SISTEM BIAYA STANDAR
Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
1. Prosedur Penentuan Biaya Standar
Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :


Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik
tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.



Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.


Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :


Penyelidikan teknis.



Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan
yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik.

Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa :


Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk

jangka waktu 1 tahun.



Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.



Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

2. Biaya Tenaga Kerja Standar
Jam Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara :


Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
Kartu Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.



Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.




Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan
dibawah keadaan nyata yang diharapkan.

3



Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk

3. Biaya Overhead Pabrik Standar
Tarif Overhead Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Untuk pengendalian BOP
dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk
beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif BOP standar menggabungkan biaya tetap dan
variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya
dalam tarif ini semua BOP diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran

fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap
sebagai biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.

4