DANS AMPEL S KALAP ENGUKURAN

  S E N G

  • H

OPULASI DAN AMPEL P S

  A

KALA ENGUKURAN S P

  N S

  Research 5

  U

  N S E N G

   Software Development  SDLC 

  • H A N S U N

  Earliest Model: Build-and-fix 

  Stage-wise and Classical Waterfall Models 

  Incremental Model 

  Prototyping  Agile Methods 

  Extreme Programming 

  Configuration Management 

  Top-down and Bottom-up Development 

  References & Citations 

  Appropriate References  Citations  Improve Your Learning (and Grade)

   Population and Sample

   Sampling techniques  Probability & nonprobability sampling

  • H A N S U N

   Number of sample  Measurement scaling 

  Skala Likert  Skala Guttman 

  Semantic Deferential 

  S E N G

Rating Scale

  S E N

   Populasi: wilayah generalisasi yang terdiri atas

  G

  obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

  • karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

  H

  peneliti untuk dipelajari dan ditarik

  A N kesimpulannya.

  S

   Jika ukuran populasinya besar, dan peneliti

  U

  memiliki keterbatasan dana, tenaga, maupun

  N waktu, maka dapat digunakan sampel.

   Sampel: bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

   Sampel yang diambil dari populasi haruslah representatif. S E N

   Merupakan teknik pengambilan sampel.

  G

  • Teknik H

  Sampling A N

  S Probability Sampling Probability Sampling Nonprobability Sampling Nonprobability Sampling U N

  1. Simple random sampling

  1. Sampling sistematis

  2. Proportionate stratified

  2. Sampling kuota random sampling

  3. Sampling incidental

  3. Disproportionate

  4. Purposive sampling stratified random

  5. Sampling jenuh sampling

  6. Snowball sampling

  4. Area (cluster) sampling

   Nonprobability sampling: teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

  

Probability sampling: teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

  S E N G

  • H A N S U N
S E N

   Pengambilan anggota sampel dari populasi

  G

  dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan

  • strata yang ada dalam populasi tersebut.

  H A

   Dilakukan bila anggota populasi dianggap

  N homogen.

  S U N

  Sampel Populasi diambil yang yang (relatif) repre- secara acak sentatif homogen S E N

   Digunakan bila populasi memiliki anggota/

  G

  unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

  • proporsional.

  H A

   Jumlah sampel yang diambil harus mewakili

  N setiap strata yang ada dalam populasi.

  S U N

  

(Sugiyono, 2012: 83) S E N

   Digunakan untuk mengambil sampel di dalam

  G

  populasi yang berstrata, namun kurang

  • proporsional.

  H A

   Misal, karyawan di suatu perusahaan memiliki

  N

   3 lulusan S3 All

  S

   4 lulusan S2

  U N Sampel

   250 lulusan S1

  Some  350 lulusan SMU 

  300 lulusan SMP S E N

   Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek

  G

  yang diteliti atau sumber data sangat luas, misal

  • penduduk suatu kabupaten, provinsi, atau

  H negara. A N

   Sering digunakan melalui 2 tahap.

  S U N

  

(Sugiyono, 2012: 84) S E N

   Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

  G

  dari anggota populasi yang telah diberi nomor

  • urut.

  H A N S U N

  

(Sugiyono, 2012: 84) S E N

   Teknik untuk menentukan sampel dari populasi

  G

  yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah

  • (kuota) yang diinginkan.

  H A

  

 Contoh, dalam penelitian mengenai pendapat

  N

  masyarakat terhadap pelayanan pemerintah

  S

  dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan,

  U

  jumlah sampel ditentukan 500 orang. Maka

  N

  penelitian dipandang belum selesai jika pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut (kuota belum terpenuhi).

  

 Siapapun yang secara kebetulan/ insidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data penelitian.

   Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan.

  S E N G

  • H A N S U N

  

 Misal, akan dilakukan penelitian tentang

kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.

   Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

  • H A N S U N

   Lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian lain yang tidak melakukan generalisasi.

  S E N G

   Teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

  • H A N S U N

  

 Dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil,

kurang dari 30 orang.

   Dilakukan pula pada penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil.

   Sering disebut juga sebagai sensus.

  S E N G

  S E N

   Teknik penentuan sampel yang mula-mula

  G jumlahnya kecil, kemudian membesar.

  •  Menerapkan prinsip snowball effect.

  H A

  

 Pada penelitian kualitatif, banyak diterapkan

  N teknik Purposive dan Snowball Sampling.

  S U N

  S E N

   Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan

  G ukuran sampel.

  Makin besar jumlah sampel yang diambil mendekati

  H

  populasinya, maka peluang kesalahan generalisasi

  A semakin kecil, dan sebaliknya. N

  S 

  Untuk menentukan ukuran sampel yang diambil

  U

  dalam suatu penelitian, sangat tergantung pada

  N tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki.

   Makin besar tingkat kesalahan yang diizinkan, maka semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya.

   Terdapat banyak metode berbeda dalam penentuan jumlah sampel yang diperlukan, seperti dari Isaac dan Michael, dan Harry King. S E N G

  • H A N S U N

  (Sugiyono, 2012: 87) S E N

  Misal, populasi

  G berjumlah 200.

  • Diinginkan

  H

  kepercayaan

  A

  sampel 95% atau

  N

  tingkat

  S

  kesalahan 5%,

  U

  maka jumlah

  N

  sampel yang di- ambil: 0.58 x 200 x 1,195 = 19,12

  ≈ 20.

  (Sugiyono, 2012: 89) S E N

   Roscoe dalam bukunya Research Methods for Business

  G

  (Sugiyono, 2012: 90) memberikan saran-saran penentuan ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:

  • H 1.

  Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara

  A 30 sampai dengan 500. N 2.

  Bila sampel dibagi dalam kategori (misal: pria-wanita,

  S

  pegawai negeri-swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota

  U sampel untuk tiap kategori minimal 30. N 3.

  Bila dalam penelitian akan dilakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Contoh variabel penelitiannya ada 5 (independen maupun dependen), maka ukuran sampel 5 x 10 = 50.

  menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

  • – maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10

   Merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam suatu alat ukur.

  • H A N S U N

   Beberapa jenis skala pengukuran, antara lain skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

   Beberapa skala sikap yang dapat digunakan dalam penelitian, antara lain:

  Skala Guttman 3.

  S E N G

Semantic Deferential Rating Scale

  S E N

  

 Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

  G seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

  Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan

  H

  secara spesifik oleh peneliti, dan selanjutnya disebut

  A variabel penelitian. N

   Variabel penelitian dapat dijabarkan menjadi indikator

  S

  variabel, yang dijadikan titik tolak dalam menyusun item-

  U

  item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

  N pertanyaan.

   Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, atau sebaliknya.

   Instrumen penelitian dengan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan ganda. S E N G

  • H A N S U N

  (Sugiyono, 2012: 94-95)

   Pilihan jawaban dapat diletakkan pada tempat yang berbeda-beda.

  • H A N S U N

  

 Menghindari kecendrungan responden untuk

menjawab pada kolom tertentu dalam bentuk checklist.

   Responden akan membaca pertanyaan setiap instrumen dan jawabannya.

  S E N G

  (Sugiyono, 2012: 96)

  

 Bertujuan untuk memperoleh jawaban tegas, yang dapat

berupa data interval atau rasio dikotomi (2 alternatif).

  • H A N S U N

   Jika pada skala Likert terdapat 3

  • – 7 interval, maka dalam skala Guttman hanya ada 2 interval, misal setuju-tidak setuju, pernah-tidak pernah, dan lain sebagainya.

  

Analisa hasil dapat dilakukan seperti pada skala Likert.

  Contoh: 1.

  Bagaimana pendapat Anda bila A menjabat pimpinan di perusahaan ini? a. Setuju

  b. Tidak setuju 2. Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja Anda? a. Pernah

  S E N G

  S E N

   Dikembangkan oleh Osgood.

  G

  

 Tersusun dalam satu garis kontinum, yang

  • jawaban

  H

  ‘sangat positif’-nya terletak di bagian

  A

  kanan baris dan jawaban ‘sangat negatif’-nya

  N terletak di bagian kiri baris, atau sebaliknya.

  S

   Data yang diperoleh adalah data interval.

  U N

  

(Sugiyono, 2012: 97) S E N

  

 Dalam rating scale, responden tidak menjawab

  G

  salah satu dari jawaban kualitatif yang

  • disediakan, namun menjawab salah satu dari

  H jawaban kuantitatif yang disediakan. A N S U N

  (Sugiyono, 2012: 98) S E N G

  • H A N S U N

  (Sugiyono, 2012: 99-100) S E N G

  • H A N S U N

  

(Sugiyono, 2012: 99) S E N G

  • H A N S U N

  

(Sugiyono, 2012: 101) S E N G

  • H A N S U N

  (Sugiyono, 2012: 102) S E N

  

Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B., and Lundell, B.,

  G

  2008, Thesis Projects: A Guide for Students in Computer

  • nd

  ed., Springer: Science and Information Systems, 2

  H London. A N

  

Dawson, C.W., 2009, Projects in Computing and

nd

  S

  Information Systems: A ed.,

  Student’s Guide, 2

  U Addison-Wesley: Great Britain. N

  

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D, Alfabeta: Bandung.

  Winarno, Materi Kuliah Riset Teknologi Informasi. http://researchmethods.itposter.net Other web resources.