KONTRIBUSI TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MAROS

KONTRIBUSI TAMAN WISATA ALAM BANTIMURUNG TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MAROS

  Oleh:

  

Nur Fitri Syam

  Email : Pembimbing I : A.

   Arifuddin Mane

  Email : Pembimbing II :

  

Syamsuddin Djafar

  Email :

  

Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa

ABSTRACT

  

Fitri Nur Syam, 2016. "The Contribution of the Nature Park Bantimurung Against Local

Revenue (PAD) Maros". Thesis Supervised by Dr. H. A. Arifuddin Mane, SE, M.Si, SH, MH

as a supervisor I and Drs.Syamsuddin Djafar SE., M.Si as Supervisor II.

This study aims to determine the magnitude Contributions Levy Park Nature Bantimurung to

local revenue (PAD) Maros. The research was conducted at the Department of Tourism and

Maros. Data used in the thesis, is derived from PAD report Maros 2011-2013 period and

some literature review. Data analysis method used is descriptive analysis method is to

describe how much the contribution levy Bantimurung Against Nature Park Local Revenue

Maros.

Based on the results of the analysis that the value of PAD acceptance Maros continuously

increased from 2011 to 2015. On the other hand, the value of levy receipts TWAB fluctuate,

ie from 2011 to 2012 has increased the amount of Rp 2,596,094,700, an increase amounting

to 57.65%, whereas from 2012 to 2013 the value of the levy TWAB decreased by Rp

1,977,385,700, or decreased (-27.8%). Selanjutanya, from 2013 to 2014 the value of

retribution TWAB rise again, but the increase is small with only Rp 1,538,205,400, an

increase of 30.03%. But from 2014 to 2015 the value of retribution decreased again by Rp

227 134 100 or decreased (-3.4%). In general, the value of the contribution to the PAD

TWAB Maros from 2011-2015 epidemic is still relatively small, even declining since 2013.

From the calculation of value contribution TWAB retribution against PAD Maros years

2011-2015 shows that the greatest value of the contribution that only happens in 2012 which

reached 8.26%, while the value of the contribution of three years thereafter relatively small,

especially in 2015 which only amounted to 4.61%.

  • --------------------- Keywords : Contributions and Local Revenue.

  PENDAHULUAN

  Salah satu misi untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan adalah perwujudan otonomi daerah (OTODA) dalam rangka pembangunan daerah dan pemerataan pertumbuhan ekonomi daerah, dan pemerataan pendapatan masyarakat.

  Demokratisasi dan debirokratisasi mendorong semangat pembangunan terasa lebih bergairah di berbagai daerah. Pemerintahan yang desentralistik menerapkan azas demokrasi diikuti oleh pemberian otonomi daerah oleh Pemerintah Pusat kepada daerah-daerah. Otonomi Daerah dilancarkan sejak 1 Januari 2001. Daerah-daerah otonomi (kabupaten/kota) diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sesuai aspirasi masyarakat dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi yaitu terletak pada tingkat kemampuan keuangan daerah. Artinya, daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan Pusat harus diupayakan seminimal mungkin, sehingga PAD khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara .

  PAD Kabupaten Maros sebagai sumber pembiayaan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat cukup mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Perkembangan realisasi jumlah penerimaan PAD Kabupaten maros, yaitu dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu meningkat mencapai sebesar 18, 95% atau 19%. Kemudian dari tahun 2012 ke tahun 2013, perkembangannya sedikit mengalami penurunan yaitu hanya mencapai 6,64%. Namun dari tahun 2013 ke tahun 2014 realisasi penerimaan PAD kembali mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu mencapai sebesar 29,11%. Khusus data penerimaan PAD pada tahun 2015 merupakan data perkiraan oleh peneliti yang diperkirakan meningkat sebesar 18% sesuai dengan rata-rata perkembangan PAD setiap tahunnya. Informasi penting mengenai PAD Kabupaten Maros yang diambil dari internet bahwa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2016 sebesar Rp 190 miliar. Penjabat Bupati Maros Andi Herry Iskandar menyampaikan hal tersebut sebelum menyerahkan Rancangan Anggaran Pandapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2016 kepada DPRD Maros. Rincian Pendapatan Asli Daerah Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (PAD RAPBD) 2016 yakni; pajak daerah sebesar Rp 68 miliar; retribusi daerah Rp 61 miliar; hasil pengelolaan kekayaan daerah sebesar Rp 6,5 miliar; lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 54 miliar. Dengan demikian jelas bahwa rencana penerimaan retribusi daerah Kabupaten Maros diperkirakan mencapai Rp 61 miliar. Salah satu aspek atau bidang yang berkontribusi atau penyumbang dari target nilai retribusi ini, yaitu Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Permandian Bantimurung.

  Kawasan Wisata yang sangat terkenal dan cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal, domestik dan asing di Sulawesi selatan, yaitu Kawasan Wisata Nasional Bantimurung yang terletak di Desa Kalabbirang Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros. Kawasan Wisata Alam Nasional Bantimurung ini relatif cukup ramai dikunjungi terutama oleh pengunjung domestik setiap saat terutama pada hari libur atau hari Minggu.

  Salah satu sumber penerimaan pemerintah daerah yang relatif besar dan berkontribusi dalam meningkatkan PAD Kabupaten Maros adalah penerimaan retribusi kawasan atau Taman Wisata Alam Bantimurung (TWAB). Hal ini, merupakan inspirasi awal bagi peneliti untuk melakukan penelitian reguler terprogram yang berjudul “ Kontribusi Kawasan Wisata Alam Bantimurung Terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Kabupaten Maros”.

  TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pandapatan

  Dalam The World Book Encyclopedia (1986; 86) dijelaskan bahwa; “ Income tax is a tax on the earning of individual, corporation, estates, and trust.

  Nearly all Nations levy income taxe. Various levels of government use income taxes. In the United States, income taxes are levied by the federal government most state government, and some local government. In Canada, the federal government and all the country’ 10 provinces levy income taxes”.

  Definisi ini dapat diartikan secara bebas, bahwa pendapatan pajak adalah pajak atas pendapatan atau penerimaan individu, perusahaan, perkebunan atau tanah, surat-surat berharga atau kepercayaan. Hampir semua negara menerima iuran atau pajak pendapatan. Berbagai level pemerintahan memungut dan menggunakan pendapatan pajak. Di Amerika Serikat pendapatan pajak adalah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat (Federal Government), dan pemerintah-pemerintah lokal. Di Canada, iuran pajak ditetapkan oleh pemerintah pusat dan 10 daerah provinsi menetapkan dan menerima pendapatan pajak.

  Pengertian PAD

  Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 yang direfisi menjadi Undang-undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah , Serta Sumber-Sumber Penerimaan terdiri atas:

  a) Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas: 1.

  Hasil pajak daerah 2. Hasil Retribusi Daerah 3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan

  Daerah lainnya yang dipisahkan, dan 4. Lain-lain PAD yang sah.

  b) Dana Perimbangan, terdiri atas :

  1. Bagian daerah dari penerimaan pajak penghasilan perseorangan, pajak bumi, dan bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan penerimaan dari sumber daya alam (SDA).

1. Dana Alokasi Umum (DAU), dan 2.

  Dana Alokasi Khusus (DAK) Rahardjo Adisasmita (2011; 54) menulis secara terperinci mengenai

  Pendapatan Asli Daerah, yaitu: (a)

  Pajak daerah ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah

  (b) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atau jasa pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi.

  (c) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan bagian laba BUMN, Deviden dan penjualan saham milik daerah, penjualan aset daerah dan lain-lain .

  Pajak Daerah

  Terdapat banyak pengertian mengenai pajak atau pendapatan pajak (income taxes ) yang ditulis oleh para ahli terutama bidang perpajakan. Menurut Rochmat Soemitro dalam buku Rahardjo Adisasmita (2011; 55) bahwa: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

  (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

  Pengertian pajak sesuai dengan Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, menetapkan bahwa: ’Pajak adalah Iuran wajib pajak yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan.

  Pajak dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

  Wujud dari Otonomi Daerah (OTODA) yaitu pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah otonomi (kabupaten/kota) untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tugas daerah otonomi adalah penyelenggaraan pemerintahan umum, memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan melaksanakan pembangunan daerah. Untuk melaksanakan otonomi daerah tersebut, diperlukan tersedianya dana yang cukup memadai. Pendapatan yang bersumber dari daerah sendiri adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), di mana salah satu komponennya yang utama adalah pajak daerah. Oleh karena itu, pemungutan dan penerimaan pajak daerah harus diintensifkan dan ditingkatkan.

METODE ANALISIS

  Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya nilai kontribusi retribusi KWA Bantimurng terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Maros digunakan rumus kontribusi sebagai berikut:

  Ktr = x 100% Di mana :

   Ktr = Besarnya kontribusi Taman Wisata Alam Bantimurung terhadap PAD Kabupaten Maros tahun 2011 - 2015  RtB = Besarnya nilai realisasi retribusi Taman Wisata Alam Bantimurung tahun 2011 - 2015  PAD = Besarnya nilai realisasi PAD Kabupaten Maros tahun 2011- 2015.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Hasil perhitungan kontribusi nilai retribusi TWA Bantimurung yang disumbangkan terhadap nilai PAD Kabupaten Maros, diperlihatkan data tabel 4.1 . dengan menggunakan rumus kontribusi, yaitu:

  Ktr = x 100% Di mana : Ktr = besarnya kontribusi nilai Retribusi TWAB terhadap

  PAD Kabupaten Maros Ret TWAB = besarnya nilai retribusi TWA Bantimurung

  PAD Kab. Maros = besarnya nilai PAD Kab. Maros Perhitungan besarnya kontribusi nilai penerimaan retribusi TWA

  Bantimurung terhadap PAD Kabupaten Maros dari tahun 2011 sampai tahun2015 dapat dilihat sebagai berikut: Kontribusi 2011 = x 100% = x 100% = 6,23% Kontribusi 2012= x 100% = x 100% = 8,26% Kontribusi 2013 = x 100% = x 100% = 5,59% Kontribusi 2014= x 100% = x 100% = 5,63%

  Kontribusi 2015= x 100% = x 100% = 4,61%

  TABEL 1 : PERHITUNGAN KONTRIBUSI NILAI RETRIBUSI TWA BANTIMURNG TERHADAP PAD KABUPATEN MAROS TAHUN 2011 - 2015

  Tahun Nilai Retribusi TWAB PAD Kab. Maros Besarnya (Rp) (Rp) Kontribusi (%) 2011 4.502.906.000 72.206.150.265 6,23

  2012 7.099.000.700 85.892.054.358 8,26 2013 5.121.615.000 91.602.396.004 5,59 2014 6.659.820.400 118.268.920.132 5,63 2015 6.432.686.300 139.557.330.000 4,61

  Sumber: Data Tabel 4.15 dan 4.10.

  Dari data tabel 4.1 di atas memperlihatkan bahwa nilai penerimaan PAD Kabupaten Maros terus menerus mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2015. Di sisi lain, nilai penerimaan retribusi TWA Bantimurng berfluktuasi, yaitu dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan nilai sebesar Rp 2.596.094.700 atau meningkat sebesar 57,65%, sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 nilai retribusi TWAB mengalami penurunan sebesar Rp 1.977.385.700, atau menurun sebesar (-27,8%). Selanjutanya, dari tahun 2013 ke tahun 2014 nilai penerimaan retribusi TWAB meningkat lagi, namun peningkatannya kecil yaitu hanya sebesar Rp 1.538.205.400 atau meningkat sebesar 30,03%. Namun dari tahun 2014 ke tahun 2015 nilai penerimaan retribusi menurun lagi sebesar Rp 227.134.100 atau menurun sebesar (-3,4%).

  Dari perhitungan kontribusi nilai penerimaan retribusi TWAB terhadap PAD Kabupaten maros tahun 2011

  • – 2015 terlihat bahwa nilai kontribusi yang terbesar
terjadi pada tahun 2012 yaitu mencapai 8,26%, sedangkan nilai kontribusi tiga tahun sesudahnya relatif kecil terutama pada tahun 2015 yaitu hanya sebesar 4.61 %.

  KESIMPULAN

  Sebagai kesimpulan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.

  Nilai penerimaan PAD Kabupaten Maros terus menerus mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2015. Di sisi lain, nilai penerimaan retribusi TWAB berfluktuasi, yaitu dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan nilai sebesar Rp 2.596.094.700 atau meningkat sebesar 57,65%, sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 nilai retribusi TWAB mengalami penurunan sebesar Rp 1.977.385.700, atau menurun sebesar (-27,8%). Selanjutanya, dari tahun 2013 ke tahun 2014 nilai penerimaan retribusi TWAB meningkat lagi, namun peningkatannya kecil yaitu hanya sebesar Rp 1.538.205.400 atau meningkat sebesar 30,03%. Namun dari tahun 2014 ke tahun 2015 nilai penerimaan retribusi menurun lagi sebesar Rp 227.134.100 atau menurun sebesar (-3,4%).

2. Secara umum, nilai kontribusi TWAB terhadap PAD Kabupaten Maros dari taun

  2011-2015 relatif masih kecil, bahkan menurun sejak tahun 2013. Dari perhitungan kontribusi nilai penerimaan retribusi TWAB terhadap PAD Kabupaten Maros tahun 2011

  • – 2015 terlihat bahwa nilai kontribusi yang terbesar hanya terjadi pada tahun 2012 yaitu mencapai 8,26%, sedangkan nilai kontribusi tiga tahun sesudahnya relatif kecil terutama pada tahun 2015 yaitu hanya sebesar 4.61 %.

DAFTAR PUSTAKA

  Adisasmita Rahardjo, 2011, Pembiayaan Pembangunan Daerah, Yogyakarta, Graha Ilmu. Chafid Fandeli, 2001, Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam, Yogyakarta, Penerbit Liberty. Finta Ardiana Syahran, 2013, Naskah Publikasi,”Analisis Kemampuan PAD

  Kabupaten Pacitan Dalam Membiayai Belanja Daerah”, Surakarta, Universias Muhammadiyah Surakarta. Hasan, 2005, Karya Ilmiah, “Analisis Kontribusi Sumber-sumber Pendapatan Daerah terhadap PAD di Kabupaten Enrekang, Makassar.

  I Gde Pitana, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta, Penerbit Andi Yogyakarta. Sjafrizal, 2015, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Jakarta, PT, RajaGrafindo Persada. Syahrul, 2005, Karya Ilmiah “Kontribusi Kawasan Wisata Alam Malino dalam Meningkatkan PAD Kabupaten Gowa, Makassar.

  Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2009, 2011 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah Beserta Pejelasannya, Jakarta, Visimedia.