ANALISIS BELANJA PEMERINTAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN LUWU

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH TERHADAP

  

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

DI KABUPATEN LUWU Oleh :

  Zul Putra S Email : Pembimbing I :

  Palipada Palisuri Email : Pembimbing II :

  Chahyono Email :

  Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT

  This study aims to analyze how the expenditures in local government in the affairs of educational spending, spending on health and economic spending the human development index in Luwu 2010-2014. The method used in this research is using Regression analysis showed that the variables of education spending and health spending affect the human development index in Luwu district, while the variable economic spending is very positive and significant impact on the human development index in Luwu district.

  • ----------------------

    Keywords : education spending, spending on health, economic spending, and Index

    Human Development (HDI).

  PENDAHULUAN

  Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.

  Belakangan ini, perhatian global disamping terfokus pada isu-isu pertumbuhan ekonomi dan perlunya dilaksanakan reformasi ekonomi, juga perlunya memperhatikan dimensi manusia dalam pembangunan. Hal terakhir muncul sebagai salah satu isu sehubungan dengan tujuan pembangunan yang dinilai kurang berorientasi pada manusia dan hak-hak azasinya. Hal ini dilihat dari berkembangnya pemikiran tentang pembangunan (paradigma) di dunia. Pada dekade 60-an, pembanguna berorientasi pada peningkatan produksi (production

centered development) dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Pertumbuhan ekonomi bukanlah akhir dari tujuan pembangunan, tetapi hanya sebagai alat/cara untuk mencapai tujuan yang lebih esensial yaitu human security. Dalam kerangka pemikiran ini manusia bukan sebagai faktor variabel, tetapi hanya sebagai faktor produksi.

  Kemudian pada dekade 70-an paradigma pembangunan bergeser dengan lebih menekankan pada distribusi hasil-hasil pembangunan (distribution growth

  

development). Selanjutnya, muncul paradigma pembangunan yang berorientasi

  pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need development) pada dekade 80-an, dan memasuki era tahun 90-an paradigma pembangunan terpusat pada aspek manusia (human centered development).

  Upaya untuk mengangkat manusia sebagai tujuan utama pembangunan, sebenarnya telah muncul dengan lahirnya konsep

  “basic need development”.

  Paradigma ini mengukur keberhasilan pembangunan dengan menggunakan Indeks Mutu Hidup (Physical Quality of Life Index), yang memiliki tiga parameter yaitu angka kematian bayi, angka harapan hidup waktu lahir, dan tingkat melek huruf.

  Kemudian dengan muncul dan berkembangnya paradigma baru pembangunan manusia, sejak tahun 1990 UNDP menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan dalam upaya mengukur pembangunan kualitas hidup manusia (masyarakat atau penduduk). Sejalan dengan itu, perlu dilakukan pengukuran kinerja pembangunan kualitas hidup manusia (masyarakat atau penduduk) untuk melihat kinerja pembangunan di Kabupaten Luwu.

  Prioritas belanja dalam rangka peningkatan pembangunan manusia akan meningkatkan pula tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pembangunan manusia dapat dicermati dari besar kecilnya IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Apabila IPM mengalami peningkatan, maka dapat diduga bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Jika tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, pada gilirannya penduduk miskin menjadi semakin berkurang baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Desentralisasi keuangan yang diberikan pemerintah tentunya memberi ruang untuk pemerintah dapat lebih bijak mengalokasikan dana anggaran daerah untuk keperluan pembangunan manusia di daerahnya masing-masing. Apabila pemerintah daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan diberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan penyediaan pelayanan di sektor publik, maka mereka harus didukung sumber-sumber keuangan yang memadai. Perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia, bahkan kultur yang dimiliki tiap daerah tentunya memerlukan penanganan yang berbeda. Sehingga dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing provinsi, tujuan pembangunan manusia melalui anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah dapat tercapai. Masing-masing daerah otonom diberikan kewajiban dan kewenangan untuk menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

  Berdasarkan kondisi tesebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul

  “Analisis Belanja Pemerintah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Luwu .

  Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka permasalahan yang dirumuskan adalah :

  “Apakah belanja pemerintah daerah dalam urusan belanja pendidikan, belanja kesehatan dan belanja ekonomi berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten Luwu.”

  TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan Manusia

  Pada dasarnya konsep pembangunan manusia adalah meletakkan manusia sebagai pusat pembangunan dengan upaya dilakukan perbaikan riil dalam hidup manusia di samping materi yang mengukur pendapatan atau kesejahteraan. Di bawah paradigma ini maka pertumbuhan ekonomi adalah perlu (necessary) tetapi bukan kondisi yang cukup (sufficient) untuk pembangunan manusia. Hampir dua dekade yang lalu Human Development Report memberikan pesan yang jelas bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran pembangunan yang penting namun terbatas dalam menangkap arti pendapatan ke dalam defenisi pembangunan manusia yang luas.

  Menurut BPS (2014:65) Pembangunan Manusia merupakan model pembangunan yang ditujukan untuk memperluas pilihan-pilhan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Walaupun pada dasarnya, pilihan tersebut tidak terbatas dan terus berubah, tetapi dalam konteks pembangunan, pemberdayaan penduduk ini dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif,sosial,dan politik.

  Pembangunan Manusia Menurut Mazumdar (2011:5) ialah satu fenomena multidimensi dan bergantung kepada satu bilangan aspek-aspek bukan kewangan dalam kehidupan (indikator-indikator sosial dalam pembangunan).

  Menurut Mulyadi S (2014:101) menyatakan bahwa pembangunan manusia ialah konsep relatif dan ia perlu untuk dipahami dari pda satu perspektif antara disiplin.

  Sebagaimana laporan UNDP, dasar pemikiran konsep pembangunan manusia meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

  1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.

  2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk secara komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata.

  3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan/kapasitas manusia, tetapi juga pada upaya- upaya memanfaatkan kemampuan/kapasitas manusia tersebut secara optimal.

  4. Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas, pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995) Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: a.

  Produktivitas Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah.

  Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.

  b.

  Pemerataan Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua hambata yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

  c.

  Kesinambungan Akses terhadap sumber daya ekonomi dan social harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang aka datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui. d.

  Pemberdayaan Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.

  Aspek pembangunan manusia ini dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia ini merupakan salah satu alternatif pengukuran pembangunan selain menggunakan Gross Domestic Bruto. Nilai IPM suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat, tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak.

  Indeks Pembangunan Manusia

  Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu indeks komposit yang juga merupakan indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representative. IPM diperkenalkan pertama kali pada tahun 1990 oleh UNDP. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia.

  Menurut BPS (2011:26) Indek Pembangunan Manusia merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keselurahan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia.

  Indeks Pembangunan Manusia Menurut Mulyadi s (2014:120) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu wilayah. Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, indeks ini mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemmapuan dasar (basic capabilities) penduduk.

  Karena hanya mencakup tiga komponen, maka IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi pembangunan manusia. Oleh karena itu, pesan dasar IPM perlu dilengkapi dengan kajian dan analisis yang dapat mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang penting lainnya (yang tidak seluruhnya dapat diukur) seperti kebebasan politik, kesinambungan lingkungan, dan kemerataan antar generasi.

  Manfaat Indeks Pembangunan Manusia

  IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut: a.

  Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambil keputusan, media, dan organisasi non pemerintah dari penggunaan statistik ekonomi biasa, agar lebih menekankan pada pencapaian manusia. IPM diciptakan untuk menegaskan bahwa manusia dan segenap kemampuannya seharusnya menjadi kriteria utama untuk menilai pembangunan sebuah negara, bukannya pertumbuhan ekonomi.

  b.

  Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu negara.

  Bagaimana dua negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama dapat memiliki IPM yang berbeda.

  c.

  Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di antara provinsi-provinsi (atau negara bagian), di antara gender, kesukuan, dan kelompok sosial ekonomi lainnya. Dengan memperlihatkan disparitas atau kesenjangan di antara kelompok-kelompok tersebut, maka akan lahir berbagai debat dan diskusi di berbagai negara untuk mencari sumber masalah dan solusinya.

  Belanja Pemerintah

  APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Banyak pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan pemerintah dalam mengatur pengeluarannya. Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap kebijakan pengeluarannya. Tetapi juga harus memperhitungkan sasaran antara yang akan menikmati kebijaksanaan tersebut. Memperbesar pengeluaran dengan tujuan semata-mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah tidak mamadai.

  Menurut BPS (2012:299) Belanja Pemerintah adalah semua pengeluaran kas pemerintah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang mengurangi kekayaan pemerintah daerah yang tersusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil, dan hasil yang direncanakan melalui program dan kegiatan.

  Belanja Pemerintah di Sektor Pendidikan

  Menurut Sulaiman Asang (2012:25) Teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang saat ini didasari kepada kapasitas produksi tenaga manusia didalam proses pembangunan atau disebut juga investment in human capital. Hal ini berarti peningkatan kemampuan masyarakat menjadi suatu tumpuan yang paling efisien dalam melakukan pembangunan disuatu wilayah.

  Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pasca tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua faktor, yaitu pentingnya skala ekonomi dan pembentukan keahlian dan kualitas manusia.

  Menurut Wahid (2012:80) Investasi dalam hal pendidikan mutlak dibutuhkan maka pemerintah harus dapat membangun suatu sarana dan sistem pendidikan yang baik. Alokasi anggaran pengeluaran pemerintah terhadap pendidikan merupakan wujud nyata dari investasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Pengeluaran pembangunan pada sektor pembangunan dapat dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur pendidikan dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada seluruh penduduk Indonesia secara merata. Anggaran pendidikan sebesar 20 persen merupakan wujud realisasi pemerintah untuk meningkatkan pendidikan.

  Belanja Pemerintah di Sektor Kesehatan

  Menurut Wahid (2012:85) Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas bagi negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital bahwa modal manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi.

  Menurut Bastias (2011:50).Mengingat besarnya pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap peningkatan kinerja dari kesehatan maka perlu adanya upaya secara bertahap dari pemerintah untuk meningkatkan pengeluarannya pada sektor kesehatan. Masih rendahnya kapasitas anggaran daerah untuk meningkatkan alokasi anggaran dalam sektor kesehatan menimbulkan implikasi masih harus dominannya pemerintah pusat sebagai sumber pembiayaan.

  Belanja Pemerintah di Sektor Ekonomi

  Menurut Bastias (2011:60) Salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi secara agregat dapat dihitung melalui Produk Domestik Bruto (PDRB) yang rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila suatu sektor mempunyai kontribusi besar dan pertumbuhannya sangat lambat maka hal ini dapat menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregatif. Sebaliknya apabila suatu sektor mempunyai kontribusi yang relatif besar terhadap totalitas perekonomian maka sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi dan sekaligus akan dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

  Pengeluaran pemerintah memegang peranan penting terutama dalam menyediakan barang dan jasa publik, ketersediaan barang dan jasa publik ini akan menentukan pengumpulan modal atau investasi masyarakat/swasta, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Terjadinya pengumpulan modal atau investasi akan mendorong sektor produksi meningkat dan pada akhirnya akan mendorong laju pertumbuhan perekonomian.

METODOLOGI PENELITIAN

  Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Deskriptif

  Analisis deskriptif adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk manggambarkan atau mendeskripsikan data tanpa bermaksud mengenaralisir atau membuat kesimpulan tapi hanya menjelaskan kelompok data itu saja 2.

  Analisis Regresi Linear Berganda Untuk mengetahui data yang digunakan dalam menganalisis belanja pendidikan, belanja kesehatan, dan belanja ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu, digunakan metode regresi berganda. Metode regresi berganda adalah metode regresi yang melibatkan satu variabel respon dengan beberapa variabel bebas. Sedangkan pengolahan data-data dari persamaan regresi dapat diketahui dengan metode Ordinary Least Square (metode kuadrat kecil).

  Adapun rumus regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut Dimana Y = Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

  = Belanja Pendidikan = Belanja Kesehatan = Belanja Ekonomi a = Nilai konstanta

  = Koefisien regresi e = Standar error

  Uji Kesesuaian

  Koefisien Determinasi ( ) Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu belanja pendidikan ( ), belanja kesehatan ( ), dan belanja ekonomi ( terhadap variabel dependen yaitu indeks pembangunan manusia (Y) maka digunakan analisis koefisien determinasi ( ).

  Koefisien Determinasi ( ) yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel

  • –variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
  • – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi vari
  • –variabel dependen. Akan tetapi ada kalanya dalam penggunaan koefisisen determinasi terjadi bias terhadap satu variabel indipenden yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen akan menyebabkan peningkatan , tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan terhadap varibel dependen (memiliki nilai t yang signifikan). Nilai berkisar antara 0 sampai 1, suatu sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.

  Uji F

  Uji signifikansi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara statistik bahwa seluruh variabel independen yaitu belanja pendidikan ( ), belanja kesehatan ( ), dan belanja ekonomi ( berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu indeks pembangunan manusia (Y).

  Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level of significance 5 persen, Kriteria pengujiannya apabila nilai F-statistik< F-tabel maka hipotesis ditolak yang artinya seluruh variabel independen yang digunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F- statistik> F-tabel maka hipotesis diterima yang berarti seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan taraf signifikan tertentu.

  Uji T

  Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata.

  Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat pada hipotesis berikut: H0: β1=0 tidak berpengaruh. H1: β1>0 berpengaruh positif, H1: β1<0 berpengaruh negatif. Dimana β1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai β dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y. bila tstatistik > ttabel maka H0 diterima (signifikan) dan jika Fstatistik < Ftabel maka H0 ditolak (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Regresi Linear Berganda

  Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yaituAnalisis Belanja Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia.

  Hasil regresi menunjukkan bahwa belanja pendidikan dan belanja kesehatan, berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia sedangkan belanja ekonomi sangat berpengaruh dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten Luwu.

  Uji Koefisien Determinasi (R2)

  Diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 1,000 yang berarti bahwa variabel- variabel bebas yaitu belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja ekonomi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap indeks pembangunan manusia sebesar 0,10 persen sedangkan sisanya 99,9 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.

  Uji F

  Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai F-hitung sebesar 235037,076 lebih besar dibandingkan nilai F-tabel 215,7073 dengan nilai signifikansi (sig) 0,02. Karena nilai signifikansi (sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa variabel belanja pendidikan, belanja kesehatan dan belanja ekonomi,secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap indek pembangunan manusia.

  Uji T

  Berdasarkan hasil tentang uji T, dapat dilihat pengaruh dari masing-masing variabel belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja ekonomi dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikan (probabilitas). Jika tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut secara individu berpengaruh dan signifikan. Sehingga hasil dari kesimpulan tersebut bahwa belanja pendidikan, belanja kesehatan berpengaruh sedangkan belanja ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.

  Berdasarkan hasil estimasi, selanjutnya dilakukan analisis pengaruh belanja pendidikan, belanja kesehatan dan belanja ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia.

a. Pengaruh Belanja Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa belanja pemerintah pada sektor pendidikan di Kabupaten Luwu dari tahun ke tahun terlihat cenderung mengalami peningkatan. Karena hasil estimasi menunjukkan bahwa belanja pemerintah sektor pendidikan tahun 2010-2014 berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia di Kabupaten Luwu.

  Jadi dengan meningkatnya sektor pendidikan maka akan memperbesar kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan, sehingga akan meningkatkan kemampuan serta pengetahuaan yang akan menjadi modal bagi para pekerja untuk meningkatkan produksinya dan diikuti oleh peningkatan pendapatan.

  b.

  

Pengaruh Belanja Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

  Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar, terlepas dari hal-hal yang lain, kedua hal itu merupakan hal yang penting. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, keduanya merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kemampuan manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.

  Dari hasil estimasi menunjukkan bahwa belanja kesehatan berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia. Maksud dari pengaruh positif ini adalah mengindikasikan ada hubungan kuat antara belanja kesehatan dan indeks pembangunan manusia. Jika belanja kesehatan meningkat maka indeks pembangunan manusia akan ikut meningkat pula. Begitupun sebaliknya, indeks pembangunan manusia akan menurun di Provinsi Sulawesi Selatan jika belanja kesehatan menurun.

  Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktifitas bagi negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan bagi setiap penduduknya.

  Kabupaten Luwu merupakan Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang sedang mengalami perkembangan. Sehingga pemerintah dituntut untuk harus menyediakan lebih banyak sarana publik seperti kesehatan untuk meningkatkan produktifitas ekonomi masyarakat. Sarana kesehatan dan jaminan kesehatan harus dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah.

  Secara umum, kesehatan menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan terbukti cukup besar terhadap peningkatan kinerja sektor tersebut. Mengingat besarnya pengaruh belanja pemerintah terhadap peningkatan kinerja dari kesehatan maka perlu adanya upaya secara bertahap dari pemerintah untuk terus meningkatkan pengeluarannya pada sektor kesehatan. Masih rendahnya kapasitas anggaran daerah untuk meningkatkan alokasi anggaran dalam sektor kesehatan menimbulkan implikasi masih harus dominannya pemerintah pusat sebagai sumber pembiayaan. Namun, besaran peningkatan anggaran dari tahun ke tahun harus efektif dan efisien, serta tepat pada sasaran.

c. Pengaruh Belanja Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja ekonomi berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia .Belanja pemerintah berperan penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Belanja Pemerintah adalah semua pengeluaran kas pemerintah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang mengurangi kekayaan pemerintah daerah yang tersusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil, dan hasil yang direncanakan melalui program dan kegiatan. Belanja pemerintah yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hal ini diungkapkan oleh BPS Penggunaan anggaran Pemerintah yang berorientasi pada kinerja memberikan implikasi dalam melakukan efisiensi dalam belanja selain mengoptimalkan penggalian sumber-sumber penerimaan dan ekstensifikasi sumber penerimaan baru bagi peningkatan Pendapatan Asli daerah selain mengoptimalkan penggalian sumber-sumber penerimaan dan ekstensifikasi sumber penerimaan baru bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah juga meningkatkan pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan dalam rangka efisiesi dan efektifitas pembangunan disertai dengan restrukturisasi dan reorganisasi kelembagaan untuk mendorong kinerja aparatur pembangunan.

  Adanya belanja pemeintah dengan adanya pembangunan manusia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena belanja pemerintah yang tinggi serta pembangunan manusia akan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Luwu.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Belanja pendidikan berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu. Dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan maka akan memperbesar kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan, sehingga akan meningkatkan kemampuan serta pengetahuaan yang akan menjadi modal bagi para pekerja untuk meningkatkan produksinya dan diikuti oleh peningkatan pendapatan.

  2. Belanja kesehatan berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia (IPM), artinya jika belanja kesehatan terhadap indeks pembangunan meningkat maka akan meningkatkan nilai indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu. Variabel belanja kesehatan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Hasil penelitian menunjukkan belanja pemerintah di sektor kesehatan mengalami peningkatan yang cukup tajam. Dengan tingginya perhatian pemerintah dalam pengalokasian pengeluaran di sektor kesehatan sehingga indikator dasar kesehatan membaik dan produktivitas penduduk ikut meningkat yang otomatis akan memicu peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Luwu

  3. Belanja Ekonomi sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu, Karena Adanya belanja pemerintah dengan adanya pembangunan manusia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Karena belanja pemerintah yang tinggi serta pembangunan manusia akan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Luwu.

DAFTAR PUSTAKA

  Badan Pusat Statistik. 2014. Analisis Indeks Pembangunan Manusia. se-Provinsi Sulawesi Selatan. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.

  Makassar. Badan Pusat Statistik 2011. Indeks Pembangunan Manusia Daerah Kabupaten

  Luwu .

  Bastias Dwi, Desi. 2011. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Atas

  Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

  Hasanuddin. Dr.Drs.NurFeriyanto,M.Si.2014.Ekonomi Sumber Daya Manusia Perspektif Indonesia, Cetakan Pertama,Upp Stim YKPN.

  Dr.H.SulaimanAsang,M.S,2012.Membangun Sumber Daya Manusia Cetakan pertama,Surabaya,

  Berkualitas,Perspektif Organisasi Publik, Brilian Internasional.

  Mazumdar,2011. Indeks.Pembangunan Manusia Koridor Ekonomi, Jurnal Ekonomi

  Mulyadi.S 2014.Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, Edisi Revisi,Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Putri, Febriani Irma. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human

  Makassar: Fakultas

  Development Index (HDI) di Indonesia, Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

  Vegirawati, Titin. 2012. Pengaruh Alokasi Belanja Langsung Terhadap Kualitas

  Pembangunan Manusia , Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar.

  Wahid A, Bilal. 2012. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap

  Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui Pertumbuhan Ekonomi di Makassar periode 1996-2011, Fakultas Ekonomi dan

  Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar.