BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agency - Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Integritas Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Teori Agency

  Teori keagenan merupakan sebuah teori yang berkaitan denganhubungan

  

principal dengan agent.Teori keagenan ini membuat sebuah modelmengenai suatu

  hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik(principal). Principal mendelegasikan suatu tanggung jawab pengambilankeputusan kepada manajer (agent) sesuai dengan kontrak kerja.

  Tugas,wewenang, hak dan tanggung jawab agent dan principal diatur dalam kontrakkerja yang didepakati bersama.Dalam kontrak, prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen untuk membuat keputusan, tetapi tidak ada jaminan bahwa agen akan memaksimalkan kepentingan prinsipal. Teori akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer dengan kelompok lain. Dengan demikian teori akuntansi positif menggunakan asumsi sebagai berikut : Manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersikap rasional dan berusaha memaksimumkan kepuasan.

  Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang memaksimumkan kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan pendanaan perusahaan untuk memaksimumkan kepuasaan mereka. Manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.Melalui laporan keuangan yang merupakan tanggungjawab agen (pihak perusahaan), prinsipal

  (pihak pemegang saham) dapat mengukur, menilai dan sekaligus mengawasi kinerja agen sampai sejauh mana agen telah bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal.

  Teori keagenan mulai berlaku ketika terjadi hubungan kontraktual antarapemilik modal (principal) dan agent.Principal yang tidak mampu mengelolaperusahaannya sendiri menyerahkan tanggung jawab operasional perusahaannyakepada agent sesuai dengan kontrak kerja.Pihak manajemen sebagai agentbertanggung jawab secara moral dan professional menjalankan perusahaan sebaikmungkin untuk mengoptimalkan operasi dan laba perusahaan.

  Sebagaiimbalannya, manajer sebagai agen akan memperoleh kompensasi sesuai dengankontrak yang ada. Sementara pihak principal melakukan kontrol terhadap kinerjaagen untuk memastikan modal yang dimiliki dikelola dengan baik. Motifnya tentu saja agar modal yang telah ditanam berkembang dengan optimal.

2.1.2. Good Corporate Governance

  Terdapat banyak definisi tentang Corporate Governance (tata kelolaperusahaan).Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)

  

CorporateGovernance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang

  mengaturhubungan antara pemegang saham, pengelola saham, kreditor, pemerintah,karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yangberkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka untuk menggatur danmengendalikan perusahaan.Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, dimana meliputi sekumpulan hubungan antara pihak direksi perusuhaan, komisaris, pemegang saham, dan pihak lain yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Corporate

  

governance mensyaratkan adanya struktur perusahaan, perangkat untuk mencapai

  tujuan, dan pengawasan atas kinerja. Good corporate governance seharusnya dapat merangsang Komisaris dan Direksi dalam usahanya mencapai tujauan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham, dan memfasilitasi pengawasan yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki secara lebih efisien.

  Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (dalam Bukhori, 2012) mendefenisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yangdigunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah padaperusahaan secara berkesinambungan dalan jangka panjang bagi pemegangsaham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakehonders lainnya,berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku.

  Good Corporate Governance me-rupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang tebaik untuk ke-pentingan stakeholder.

  Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pe-megang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman pelaksanaan Corporate Gover-nance menunjukkan adanya per-lindungan tersebut. Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk men-ciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder.

  Perusahaan yang telah menerapkan Corporate Governance dengan baik seharus-nya sudah memenuhi prinsip - prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu fair-ness, transparancy, accountability, dan res-ponsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip - prinsip GCG tersebut secara konsisten terbukti dapat meningkatkan integritas laporan keuangan (Beasley dalam Citra, 2013).Mekanisme Good corporate gover-nance merupakan suatu aturan main, pro-sedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol/pengawasan ter- hadap keputusan tersebut. Mekanisme gover-nance diarahkan untuk menjamin dan me-ngawasi berjalannya sistem governance da-lam sebuah organisasi.

2.1.3. Laporan Keuangan dan Jenis Laporan Keuangan

  Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan baik skala menengah maupun besar lazimnya setiap periode akuntansi menyajikan laporan keuangan sebagai media penyampaian atas transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi baik bulanan maupun tahunan. Sementara itu, laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang dapat memberikan gambaran informasi keuangan tentang aktivitas keuangan perusahaan yang secara periodik disusun oleh manajemen sehingga dapat diketahui apakah terjadi perubahan yang signifikan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai sifat historikal yaitu memuat angka – angka tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa lalu. Laporan keuangan berperan penting terutama bagi pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan perusahaan yang bersangkutan meskipun para pengguna laporan keuangan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda baik internal maupun eksternal.

  Kamaludin dan Indriani (2012:34), “Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.Sementara itu, menurut Fahmi (2012:21), “laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.

  Harahap (2013:105), “Laporan keuangan (financial statement) adalah suatu daftar yang disusun dengan berpedoman pada prinsip dan kaidah tertentu dengan tujuan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomis”.

  Berdasarkan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah daftar yang berisi tentang hasil akhir dari kegiatan proses pencatatan atas transaksi keuangan yang terjadi selama tahun (bulanan atau tahunan) sehingga mampu memberikan gambaran informasi keuangan yang terjadi di periode tersebut dengan tujuan dapat digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan oleh para pengguna laporan keuangan yang sifatnya strategis terkait dengan tujuan perolehan laba usaha.

  Kebutuhan atas laporan keuangan menjadi salah satu hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha oleh para pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.Oleh sebab itu, manajemen sudah seharusnya memperhatikan dan memberikan prioritas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan agar dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna laporan keuangan.Sementara itu, laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen lazimnya terdiri dari beberapa laporan yang disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dan diterima secara umum.

  Sementara itu menurut Fahmi (2012:22), sebuah laporan keuangan pada umumnya terdiri dari :

1. Laporan neraca 2.

  Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan modal 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan

  Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen haruslah lengkap, handal, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemilik atau pemegang saham dengan tujuan agar dapat memberikan keuntungan bagi kemajuan perusahaan.Namun demikian, tidak semua perusahaan menyajikan laporan keuangan setiap periodenya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku sehingga ini lazimnya disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen.

2.1.4. Syarat dan Tujuan Laporan Keuangan

  Laporan keuangan menjadi salah satu sumber informasi penting bagi pengguna sudah seharusnya memenuhi beberapa persyaratan agar kebijaksanaan yang diambil berdasarkan informasi itu tidak menyesatkan bagi para pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal. Dengan demikian, syarat utama yang terdapat pada laporan keuangan tersebut dapat mencerminkan kualitas sebuah laporan keuangan sehingga pada saat pengambilan keputusan dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal dalam mencapai tujuannya.

  Berikut ini ada beberapa syarat penting yang harus dimiliki laporan keuangan oleh Sunyoto (2013:35-36), yaitu :

  1. Relevan Dalam hal ini, relevansi ataupun kesesuaian informasi keuangan harus dilakukan dengan maksud penggunaannya. Apabila informasi keuangan yang disajikan terebut tidak relevan untuk kepentingan dan keperluan pengambilan keputusan, maka informasi tersebut tidak dapat memberikan manfaat dan tidak berguna baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

  2. Dapat dimengerti Dalam hal ini, Informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen harus dapat dimengerti oleh penggun laporan keunagan dan dinyatakan dalam bentuk istilah yang mudah disesuaikan dengan lingkup pengertian para pengguna laporan keuangan.

  3. Dapat diuji Dalam hal ini, informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang objektif maupun independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang ingin dicapai dapat dioptimalkan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  4. Netral

  Dalam hal ini, informasi keuangan perusahaan sebaiknya dapat diarahkan pada kebutuhan umum pengguna laporan keunagan dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Sementara itu, informasi keuangan yang disajikan tidak boleh hanya untuk menguntungkan sebagian phiak dan merugikan pihak lain oleh karena itu laporan keuangan perusahaan haruslah bersikap netral dan wajar.

  5. Tepat waktu Dalam hal ini, informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen tepat waktu sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang sifatnya strategis dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut sehingga perusahaan mampu bersaing di tengah persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif.

  6. Daya banding Dalam hal ini, informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dapat lebih berguna dengan memiliki daya banding dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusaahan yang sama maupun perusahaan lainnya pada periode yang sama atau sering disebut rasio industri sejenis. Laporan keuangan yang handal mempunyai daya banding yang baik sehingga kondisi ini dapat menguntungkan aktivitas utama perusahaan di masa mendatang.

  7. Lengkap Dalam hal ini, informasi keuangan yang lengkap mencakup semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi tujuan kuantitatif maupun kualitattif serta dapat diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.

  Menurut Zain (2008:120), “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam rangka pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Dharsono dan Azhari (2005:13), tujuan laporan keuangan, yaitu: 1)

  Untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi dengan pemilik maupun kreditor yang ada di luar lingkup perusahaan.

  2) Sebagai alat pertanggungjawaban.

  Laporan keuangan yang disusun, sebagai pertanggungjawaban manajemen pada pemilik terhadap kepercayaan dan wewenang diberikan guna mengelola perusahaan untuk maju dan berkembang baik dari aset maupun laba usaha. 3)

  Sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan.

  Menurut Fahmi (2012 : 25), tujuan pelaporan keuangan yang diungkapkan dalam rangka konseptual, yaitu :

  1. Kegunaan (usefulness).

  2. Dapat dipahami (understandability).

  3. Target investor dan kreditor.

  4. Penilaian arus kas masa yang akan datang.

  5. Mengevaluasi sumber daya ekonomi.

  6. Fokus primer pada laba.

  Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan cenderung ditujukan untuk kepentingan pengguna internal laporan keuangan meskipun pihak eksternal mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini cenderung disebabkan karena pengguna internal mempunyai kepentingan lebih besar dibandingkan dengan pihak eksternal untuk pengambilan keputusan kegiatan usaha di masa mendatang.

  Adanya perumusan yang jelas dan sistematis atas tujuan laporan keuangan, maka hal ini dapat mempermudah dan memperlancar pelaksanaan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara umum.

2.1.5. Keterbatasan Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun eksternal dalam mencapai tujuan masing-masing. Namun demikian, padapelaksanaannya pengguna laporan keuangan juga perlu mengetahui dan menyadari bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen sebagai alat pertanggungjawaban memiliki beberapa keterbatasan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan tersebut. Dengan menyadari adanya keterbatasan laporan keuangan, maka pengguna laporan keuangan dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan kebutuhannya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Selain laporan keuangan yang memberikan informasi keuangan, pengguna juga dapat menggunakan sumber lain yang dapat dipercaya sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan tersebut sehingga sumber informasi yang dikumpulkan dapat memberikan pedoman lebih akurat dan handal sebelum keputusan diambil karena bila terjadi kesalahan pengambilan keputusan, maka kondisi ini dapat berpengaruh buruk pada kelangsungan usaha perusahaan di masa mendatang.

  Menurut Fahmi (2012:28-29), keterbatasan laporan keuangan adalah : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang sudah lewat.

  2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

  3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak lepas dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

  4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.

  5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.

  6. Laporan keuangan menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwaa daripada bentuk hukumnya atau formalitas.

  7. Laporan keuangan disusun menggunakan istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan dapat memahami bahasa teknis akuntansi yang sering digunakan dan sifat dari informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

  8. Terdapat berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga dapat menimbulkan variasi untuk pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan perusahaan.

  9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan lazimnya diabaikan.

  Sementara itu menurut Jumingan (2011:10), terdapat empat prinsip pada keterbatasan laporan keuangan yaitu :

  1. Laporan keuangan merupakan laporan interim dan bukan merupakan laporan final, karena laba rugi rill hanya dapat ditentukan apabila perusahaan dijual atau dilikuidasi.

  2. Laporan keuangan ditujukan pada jumlah rupiah yang cenderung pasti. Selain itu, jumlah rupiah ini dapat berbeda apabila dipergunakan standar lain (adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan).

  3. Neraca dan laporan laba rugi dapat menunjukkan transksi keuangan dari waktu ke waktu.

  4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa keterbatasan laporan keuangan lebih cenderung berkaitan pada periode penyajian yang sudah lewat sementara itu kebutuhan manajemen perusahaan lebih berkaitan dengan periode terbaru untuk pengambilan keputusan.Sementara itu, keterbatasan yang terdapat pada laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam penyajian pada akhir periode akuntansi sehingga para pengguna harus dapat bersikap realistis dan berupaya untuk mencari alternatif lain guna meminimalisasi keterbatasan laporan keuangan tersebut. Hal-hal penting yang berkaitan dengan keterbatasan laporan keuangan dan hambatannya harus diketahui dengan baik, agar hal ini tidak menjadi kendala dalam pengambilan keputusan yang sifatnya strategi di masa mendatang. Selain itu, keputusan yang diambil dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil yang diperoleh.

2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan

  Integritas laporan keuangan me-nunjukkan informasi yang benar, jujur, aku-rat serta bebas dari tindakan atau kegiatan yang dilakukan dan disengaja oleh pihak manajemen perusahaan dalam memanipulasi angka-angka akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan untuk menyesatkan pe-makai laporan keuangan dalam menilai pe-rusahaannya. Penyajian yang wajar men-syaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

  Berikut ada beberapa pengertian integritas laporan keuangan yang dikutip oleh Oktadella dan Julaikha (2012), sebagai berikut: a.

  Mulyadi, mendefinisikan integritas sebagai prinsip moral yang tidakmemihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apaadanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti apa adanya.

  b.

  Mayangsari,mendefinisikan Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikanmenunjukkan informasi yang benar dan jujur. Sementara itu, menurut Mayangsari (2005), laporan keuangan yang

  

reliable atauberintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip

  konservatisme danpenggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akanlebih reliable apabila laporan keuangan tersebut konservatif dan laporan keuangantersebut tidak overstate supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasidalam laporan keuangan tersebut.Konservatisme indentik dengan laporankeuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuanganyang overstate. Laporan keuangan yang memenuhi karakteristik di atas akan lebihreliable karena informasi yang disajikan tersebut tidak menyebabkan ada pihakyang dirugikan. Munculnya praktik konservatisme tersebut karena standar akuntansi yang berlaku menginginkan perusahaan memilih salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat. Setiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda.

  Berdasarkan penjelasan di atas, makainformasi akuntansi lazimnya haruslah memiliki manfaat yang lebih besar bila dibandingkan biaya yang dikeluarkan guna memperoleh informasi keuangan tersebut. Berikut ini terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan kualitas informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan oleh Yadiati (2010:59), terdiri dari: 1.

  Relevan Pada kondisi ini relevan maksudnya bahwa informasi yang disajikan manajemen dapat membantu dan mempengaruhi guna proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan sesuai dengan tujuan masing- masing. Informasi yang relevan sebaiknya mempunyai: a.

  Feed back (nilai umpan balik), maksudnya informasi yang dihasilkan harus dapat digunakan untuk mengoreksi harapan sebelumnya.

  b.

  Predictive value (nilai peramalan), maksudnya informasi yang dihasilkan harus dapat membantu pemakai dalam meningkatkan kemampuan peramalan dengan benar hasil dari kejadian masa lalu atau sekarang. c.

  Timeliness, artinya informasi harus disajikan tepat waktu sesuai kebutuhan pada saatpengambilan keputusan. .

  2. Reliability (dapat diandalkan) Informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan dan ataupun penyimpangan, serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Informasi tersebut harus dapat memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut harus valid dan benar. Berikut ini penjelasannya yaitu: a.

  Verifiability, informasi tersebut dapat diuji kebenarannya dan diperiksa secara independen atas kebenaran informasi tersebut.

  b.

  Representation faithfulness, informasi yang disajikan harus dapat menggambarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya serta memiliki tingkat kewajaran yang cukup tinggi.

  c.

  Neutrality, informasi yang disajikan tidak memihak artinya tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perilaku pemakai tertentu melainkan ditujukan untuk kepentingan semua pihak.

  3. Comparability, informasi yang disajikan harus dapat diperbandingkan. Dalam hal ini informasi dapat diperbandingkan bila menggunakan metode pengukuran dan prosedur akuntansi yang sama, sehingga tujuan uniformity dapat dicapai.

  4. Materiality (materialitas) Para prinsip ini hanya informasi yang material yang disajikan padastatement keuangan (dalam arti magnitude-nya sama dengan besar kecilnya jumlah rupiah, ataupun objeknya), maka akan menimbulkan kesalahan dan menyesatkan dalam penyajian laporan keuangan tersebut (misstatement)

  5. Conservatisme (konservatif) Pada prinsip ini konservatif adalah sebuah sikap kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian oleh bisnis tertentu dengan mencoba mengurangi resiko yang mungkin dapat terjadi di masa mendatang.

  Sementara itu, Sunyoto (2013:11-12), syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh laporan keuangan yang mempunyai kualitas informasi yang bagus, yaitu:

  1. Relevan Relevansi atau kesesuaian informasi harus dikaitkan dengan maksud penggunaannya. Apabila informasi keuangantidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapun syarat-syarat lainnya dipenuhi.

  2. Dapat dimengerti Pada kondisi ini, informasikeuangan yang disajikan manajemen harus dapat dimengerti oleh penggunanya dan dinyatakan dalam bentuk maupun istilah yang dapat disesuaikan dengan lingkup pengertian pemakainya.

  3. Daya uji Pada kondisi ini, pengukuran tidak dapat sepenuhnya terlepas dari pertimbangandan pendapat subjektif.Hal ini berkaitan dengan keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan pengujian informasi, agar proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada analisis objeknya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menerapkan metode pengukuran yang sama.

  4. Netral Pada kondisi ini informasi keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan untuk pihak tertentu. Sementara itu , tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi keuangan yang hanya menguntungkan beberapa pihak saja, sedangkan disi sisin lain hal tersebut dapat merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berbeda.

  5. Tepat waktu Dalam hal informasi harus disampaikan seawal mungkin hingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertunda pengambilan keputusan tersebut.

  6. Daya banding Pada kondisi ini, informasi mengenai laporan keuangan akan lebih berguna jika dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan lainnya pada periode yang sama. Adanya berbagai alternatif praktik akuntansi dewasa ini menyulitkan tercapainya daya pembanding antara periode dalam satu perusahaan yaitu dengan menerapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun atau yang lebih dikenal dengan prinsip konsistensi. Perusahaan dapat diperkenankan untuk melakukan perubahan atas metode atau prinsip yang dianut, jika prinsip yang baru tersebut dianggap lebih baik. Selainjutnya sifat dan pengaruhnya serta alasan dilakukan perubahan harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan.

7. Lengkap

  Dalam hal ini, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi enam tujuan kuantitatif persyaratan di atas atau dapat diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan. Untuk itu, harus terdapat klasifikasi, susunan serta istilah yang layak dalam laporan keuangan.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen mencakup informasi keuangan yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan untuk tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Untuk itu, manajemen harus mengetahui dan memahami hal-hal penting yang mendukung kualitas pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum di Indonesia. Dengan demikian, informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan dapat memberikan informasi keuangan yang sesuai dibutuhkan oleh para pengguna dalam mencapai tujuannya.

2.1.7. Rasio Keuangan dan Jenis Rasio Keuangan

  Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang sudah go public, lazimnya menyajikan informasi keuangan yang dapat memberikan ikhtisar mengenai kondisi laporan keuangan perusahaan selama beberapa periode. Selain itu, pada laporan keuangan yang disajikan tersebut juga mencakup rasio keuangan baik dari segi aset, hutang (leverage), profitabilitas, likuiditas dan lainnya.Perubahan yang terjadi pada rasio keuangan perusahaan dari satu periode dengan periode sebelumnya dapat menunjukkan perubahan kondisi keuangan perusahaan apakah terjadi peningkatan atau penurunan.

  Menurut Fahmi (2012:49), “rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan mempergunakan formula-formula yang dapat dianggap representatif untuk diterapkan”.

  Sedangkan menurut Kamaludin dan Indriani (2012:40), “rasio keuangan merupakan rasio yang dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan atau membantu untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan lapran keuangan perusahaan”.

  Berdasarkan pengertian rasio keuangan dari para ahli, dapat disimpulkan rasio keuangan merupakan sebuah kajian lazimnya berisi tentang perbandingan antara jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan rumus yang telah diakui agar dapat mengevaluasi perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio laporan keuangan secara sistematis, diharapkan diperoleh informasi yang akurat dan handal untuk pengambilan keputusan usaha demi kelangsungan usaha di masa mendatang. Disamping itu, rasio keuangan adalah salah satu alat yang banyak digunakan oleh sebagian besar perusahaan baik yang sudah terdaftar di bursa efek maupun belum terdaftar.

2.1.8. Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan

  Bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek, penyajian laporan keuangan perusahaan menjadi salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi serta mencakup rasio keuangan. Dengan adanya rasio keuangan tersebut, maka para pengguna berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan dapat mengetahui kondisi perkembangan atau penurunan keuangan perusahaan selama beberapa periode.Informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan meskipun bukan satu-satunya sumber informasi yang dijadikan patokan untuk mengambil keputusan.Oleh sebab itu, para pengguna juga perlu mengetahui keunggulan maupun keterbatasan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diambil kebijakan yang lebih baik.

  Menurut Fahmi (2012:51), berikut keunggulan dan kelemahan rasio keuangan sebagai berikut : a.

  Keunggulan rasio keuangan, terdiri dari : 1.

  Rasio, yaitu angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

  2. Analisis rasio keuangan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan di laporan keuangan yang lebih rinci dan rumit.

  3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

  4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

  5. Menstandarisasi ukuran perusahaan.

  6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain ataupun mengetahui perkembangan perusahaan secara berkesinambungan.

  7. Lebih mudah melihat trend perusahaan dan juga serta melakukan prediksi di masa mendatang .

  b.

  Kelemahan analisa rasio keuangan, terdiri dari : 1.

  Pengguna rasio keuangan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi perusahaan, dimana rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria mutlak.

  2. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai dasar peringat awal dan bukan merupakan kesimpulan akhir.

  3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan untuk menganalisis bersumber dari laporan keuangan perusahaan.

  4. Pengukuran rasio keuangan banyak bersifat artifisial. Dalam hal ini perhitungan rasio keuangan dilakukan oleh manusia, dan setiap pengguna laporan keuangan mempunyai pandangan yang berbeda dalam menempatkan ukuran dan justifikasi dipergunakannya rasio tersebut.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa para pengguna laporan keuangan yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan perlu mengetahui dan memahami dengan baik dan benar atas keterbatasan dan keunggulan yang terdapat pada rasio keuangan. Hal ini dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat mengambil sikap dan kebijakan untuk mencari alternatif lain berupa informasi dari sumber yang dapat dipercaya sebagai informasi pendukung dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang akandiambil lazimnya bersifat jangka panjang dan sifatnya strategis sehingga diharapkan agar kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diminimalkan sedemikian rupa.

  Hal penting yang perlu dilakukan sehubungan dengan rasio keuangan sebaiknya diprioritas secara konsisten dan berkesinambungan agar hal ini menjadi bagian yang tidak terlewatkan dalam pengumpulan informasi keuangan dari sumber internal dan eksternal. Dengan demikian manajemen sebagai pihak internal dan pihak eksternal dapat mensinergikan tujuan yang sama hendak dicapai untuk kepentingan bersama.

2.1.9. Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalampengelolaan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar asettotal yang dimiliki perusahaan. Total aset yang dimiliki perusahaanmenggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya.Semakinbesar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikeloladan semakin kompleks pula pengelolaannya.Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian lebih dari masyarakatluas. Dengan demikian, biasanya perusahaan besar memiliki kecenderungan untukselalu menjaga stabilitas dan kondisi perusahaan. Untuk menjaga stabilitas dankondisi ini, perusahaan tentu saja akan berusaha mempertahankan dan terusmeningkatkan kinerjanya. Sementara itu, disisi lain dapat disebutkan bahwa semakin besar perusahaan maka semakin banyak informasi public yang tersedia tentang perusahaan tersebut relative terhadap perusahaan kecil. ERC akan semakinrendah jika ukuran perusahaan meningkat. Hal ini didasarkan para argumentasi bahwa semakin banyak informasi tersedia mengenai aktivitas perusahaan besar, semakin mudah bagi pasar untuk menginterpretasikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan.

2.1.10. Rasio Leverage (Solvabilitas)

  Solvabilitas lazimnya menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang mencakup hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang baik perusahaan yang masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi atau dibubarkan. Sementara itu, disisi lain kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Perusahaan yang mempunyai kemampuan likudiitas yang baik belum tentu memiliki kemampuan solvabilitas yang baik pula, hal ini umumnya dapat disebabkan oleh beberapa hal baik kondisi internal maupun eksternal perusahaan.Perusahaan yang mampu menjaga dan mempertahankan kondisi keuangan secara solvabilitas dengan baik dan konsisten maka hal ini menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan efisien bagi kepentingan manajemen baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut ini ada rasio solvabilitas (Sunyoto, 2013:104), yang digunakan yaitu 1.

  Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang Pada rasio ini lazimnya mengukur mengenai tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur jangka panjang.Disamping itu, juga rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap.Dalam hal ini, semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar jaminan dan kreditur dalam jangka panjang semakin aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Berikut ini rumus rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang, yaitu:

  Aktiva Tetap Rasio = _________________ x 100% Hutang jangka panjang

2.1.11. Profitabilitas

  Aktivitas usaha yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan saat ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yakni perolehan laba usaha sesuaiyang diharapkan atas investasi yang dilakukan pemilik atau pemegang saham pada perusahaan. Dalam hal ini besar kecil investasi yang dilakukan disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.Akan tetapi, setiap investasi yang telah dilakukan, lazimnya pemilik atau pemegang saham mengharapkan agar dapat memperoleh pengembalian atas investasi tersebut dalam bentuk laba usaha yang dibagikan setiap tahun sehingga keuntungan bagi pemilik tersebut menjadi salah satu indikator atas keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya.

  Sementara itu, integritas laporan keuangan perusahaan lazimnya diukur dari kemampuan manajemen dalam mengelola aset yang dimiliki secara produktif agar dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan kegiatan usaha. Perusahaan yang mempunyai kemampuan menghasilkan laba usaha setiap periode akuntansi, tentunya mempunyai kemampuan yang baik terutama berkaitan dengan profitabilitas. Profitabilitas merupakan salah satu gambaran guna mengukur efektivitas manajemen yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dan hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Hal ini dapat dilihat dari rasio profitabilitas, dimana semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum dapat dibagi atas oleh Fahmi (2014:164), yaitu: 1.

  Operating profit margin (OPM) Rasio operatingprofit margin merupakan margin laba kotor. Rasio margin laba kotor menggambarkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. Adapun rumus rasio

  operating profit margin , yaitu :

  Sales - Cost of good sold

  

Operating profit margin = ______________________ x 100%

  Sales 2. Return on Equity (ROE)

  Rasio return on equity mengkaji sejauh mana perusahaan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Berikut ini rumus return on equity, yaitu:

  Earning After Tax

  Return On Equity = __________________ x 100%

  Shareholders’Equity

2.2. Penelitian Terdahulu

  Integritas laporan keuangan telah menjadi issue yang banyak didiskusikan dan dikaji secara ilmiah. Penelitian yang menganalisis hubungan anatara

  corporate governance dengan integritas laporan keuangan masih sedikit

  ditemukan. Meskipun demikian, penelitian dengan fokus tersebut mempengaruhi tigkat kepercayaan masyarakat. Beberapa perbedaan penelitian tentang corporate governance disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Variabel peneltian Hasil penelitian Peneliti

  1 Oktadella & Variabel dependen : Integritas laporan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Zulaikha keuangan kepemilikan institusional, komite audit

(2012) Variabel dependen: Corporate Governance dan kualitas audit berpengaruh

Sampel dan populasi : perusahaan terdaftar di signifikan terhadap integritas laporan

  BEI periode 2007-2009 keuangan. Sedangkan variabel profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan mnejadi variabel kontrol berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

  2 Levana Dhia Variabel dependen : Kinerja perusahan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prawati Variabel independen : Kepemilikan lingkungan memoderasi kepemilikan

(2010) manajerial dan resiko manajerial dan resiko terhadap kinerja

perusahaan. Pada lingkungan yang tidak stabil kepemilikanm manajerial signifikan mempengaruhi kinerja. Sedangkan pada linkungan yang stabil kepemilikan manajerila tidak signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan.

  Tingkat leverage secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik dilingkungan stabil dan tidak stabil.

  

3 Nesia Elva Variabel dependen : integritas laporan Hasil penelitian membuktikan bahwa

Citra (2013) keuangan. mekanisme good corporate governance Variabel independen : Good Corporate tidak berpengaruh pada integritas Governance dan Kualitas audit. laporan keuangan dimana nilai sig 0,057 Sampel dan populasi : BUMN di Kota > 0,05 dan nilai t hitung < t tabel yaitu - Padang 1,963< 1,681 (H ditolak). Kualitas audit 1 berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan dimana nilai sig 0,005 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel yatiu 3,009> 1,681 (H diterima) 2

  4 Ida Ayu Sri Variabel dependen : Integritas Laporan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gayatri & I Keuangan mekanisme corporate governance yaitu Dewa Gede Variabel independen: Corporate Governance, komisaris independen, komite audit Dharma Ukuran perusahaan, Leverage. berpengaruh positif dan signifikan, Suputra namun kepemilikan institusional tidak (2013) signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Sementara itu, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

  

5 Jama’an Variabel dependen: Integritas laporan Penelitian ini menemukan bahwa

(2008) keuangan. mekanisme corporate governance ( Variabel Independen : Kepemilikan kepemilikan institusional, komisaris institusional, Komisaris Independen, Komite independen, dan komite audit) Audit, Kualitas kantor akuntan publik. mempunyai hbungan yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

  Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ida Ayu Sri Gayatri & I Dewa Gede Dharma Suputra, dengan memfokuskan variabel independen yaitu integritas laporan keuangan, sedangkan variabel dependen terdiri Corporate Governance, Ukuran perusahaan, Leverage. Sementara itu, peneliti melakukan penelitian dimana variabel independen yaitu integritas laporan keuangan, sedangkan variabel dependen terdiri GoodCorporate Governance, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Dengan demikian, persamaan antara penelitian terdahulu dan peneliti yaitu variabel independen yakni integritas laporan keuangan, sedangkan variabel dependen terdiri dari GoodCorporate Governance, ukuran perusahaaan dan leverage.Sedangkan perbedaan variabel dependen antara penelitian terdahulu dan peneliti terletak pada variabel profitabilitas.

2.3 Kerangka Konseptual

  Berdaasrkan uraian teoritas dan latar belakang penelitian di atas, berikut ini dapat disajikan kerangka konseptual penelitian ini, yaitu: Kepemilikian manajerial

  (X

  1 )

  H

  

1

Ukuran perusahaan

  H

  2 Integritas Laporan

  (X

  2 )

  Keuangan (Y)

  Leverage H

  3

  (X

  3 )

  H

  

4

Profitabilitas

  (X

  4 )

  H

  5 Gambar 2.1

  

Kerangka Konseptual

  Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah pengaruh good

  

corporate governance , ukuran perusahaan, profitabilitas, serta leverage sebagai

  variabel independen dan integritas laporan keuangan sebagai variabel dependen.Adanya keikutsertaan manajemen dalam pengambilan keputusan perusahaan dapat memotivasi manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan dan meningkatkan integritas laporan keuangan.

  Integritas laporan keuangan sebuah perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh adanya kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas perusahaan. Kepemilikan manajerial yang ada di perusahaan cenderung bertujuan agar laporan keuangan yang disajikan lebih jujur sehingga integritas laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.Ukuran perusahaan merupakan suatu variabel yang berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan dalam suatu perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut. semakin banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut maka semakin besar tanggung jawab perusahaan dan beban moral perusahaan untuk meningkatkan integritas laporan keuangannya. Dengan melihat rasio profitabilitas sebuah perusahaan kita dapat menilai bagaimanan kemampuan perusahaan tersebut unuk dapat menghasilkan keuntungan. Ketika laba yaang ditargetkan oleh perusahaan dapat tercapai maksimal maka perusahaan dapat melakukan banyak hal untuk kesejahteraan para stakeholders. Dengan tercapainya profit yang memuaskan maka perusahaan akan semakin bebas untuk mengerjakan tanggung jawabnya terhadap piihak yang berkepentingan dan dalam perusahaan maupun pihak eksternal seperti masyarakta dan para konsumen .

  Rasio leverage dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting. Di dalam nilai yang terkandung Debt to equity ratio kita dapat melihat bauran dana perusahaan, berapa besarnya dana yang diperoleh dari pemilik (ekuitas) dan berapa dana yang diperoleh dari pinjaman (hutang). Semakin tinggi nilai hutang di dalam sebuah perusahaan maka tanggung jawab perusahaan untuk neyelesaikan kewajiban semakin besar.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan preposisi yang dirumsukan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan atau memprediksi norma-norma. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H : Kepemeilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

  1

  integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012.

  H

  

2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas

laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012.

  H : Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap Integritas laporan

  3 keuangan pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012. H

  

4 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Integritas laporan

keuangan pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012.

  H

  

5 : Kepemeilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas

  berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas laporan keuangan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2010-2012.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penetapan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan serta Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory) - Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan

0 1 29

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Struktur Pendanaan 2.1.1.1. Pengertian Struktur Pendanaan - Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Likuiditas Terhadap Struktur P

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. - Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Likuiditas Terhadap Struktur Pendanaa

0 0 11

Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Likuiditas Terhadap Struktur Pendanaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Dividend Payout Ratio - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Burs

0 0 11

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 13

Lampiran 1 Perusahaan yang Memenuhi Ketiga Kriteria Sampel Penelitian

0 0 17