BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Dividend Payout Ratio - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Dividend Payout Ratio

  Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibayarkan kepada para pemegang saham berupa kas maupun saham. Dividen merupakan return yang diterima para pemegang saham selain capital again. Menurut Robert Ang (1997) dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dan dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk operasional perusahaan. Besarnya pembagian dividend dan laba ditahan sebuah perusahaan pada diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

  Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS). Kajian mengenai Dividend Payout Ratio ini pertama kali dikenalkan oleh Litner pada tahun 1956. Litner mengembangkan suatu kebijakan modern yakni kebijakan dividen. Semakin besar dividen yang dibagikan, maka akan semakin besar Dividend Payout Ratio. Terkadang, besarnya Dividend Payout Ratio mencerminkan besarnya laba bersih sesudah pajak perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi Dividend Payout Ratio sebuah perusahaan tersebut. Hal tersebut, tentu akan lebih menarik lagi minat para investor untuk berinvestasi. Sehingga, terkadang perusahaan tetap mempertahankan tingkat dividend payout ratio yang tinggi, meskipun jumlah laba yang diperoleh perusahaan tersebut sedang mengalami penurunan.

2.1.2 Kebijakan Dividen

  Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan besarnya proporsi dividen yang akan dibagikan perusahaan dan laba ditahan perusahaan untuk kepentingan operasional perusahaan terhadap laba bersih sesudah pajak yang dihasilkan perusahaan.

  Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih sesudah pajak perusahaan yang akan digunakan perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan, dan dividen berupa arus kas yang akan mengalir kepada pemegang saham perusahaan. Dari pengertian tersebut terdapat adanya ketimpangan antara kepentingan para pemegang saham dan pihak internal perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2010).

  Dengan demikian pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen, oleh karenanya sangat sulit untuk menentukan faktor mana yang paling dominan yang mempengaruhi kebijakan dividen.

  Beberapa penelitian tentang faktor penentu kebijakan dividen telah dilakukan. Parthington (1989) dalam penelitiannya menunjukkan beberapa variabel yang mempengaruhi penentuan dividen yaitu: (1) profitabilitas, (2) stabilitas dividen dan earning, (3) likuiditas dan cash flow, (4) investasi, dan (5) pembiayaan. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh dividen, sehingga profitabilitas merupakan faktor utama terpenting terhadap dividen, Lintner (1956).

2.1.3 Profitability

  Profitability merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya selama periode waktu tertentu. (Armajitt et. al., 2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan dividen, demikian pula investasi yang diukur dari aset (bersih) operasi. Tingkat profitability perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio yang disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas modal, dan sebagainya.

  Dalam penelitian ini profitability diukur dengan Return on Asset

(ROA). Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio

profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dengan menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya

modal (biaya yang digunakan mendanai aset). Perusahaan yang semakin

besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar

sebagai dividen (Sudarsi, 2002). Oleh karenanya perusahaan akan lebih

berupaya dalam memaksimumkan profit, agar dapat memenuhi

kewajbannya dalam membayarkan dividen para pemegang saham.

  Return on Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aset

yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba

bagi perusahaan. Sebaliknya, jika ROA negatif menunjukkan total aset

yang digunakan tidak memberikan keuntungan, namun memberikan

kerugian. Semakin besar ROA menunjukkan semakin baik kinerja

perusahaan tersebut, karena tingkat pengembalian investasi (return)

semakin besar. Dengan demikian meningkatnya ROA akan meningkatkan

dividen (dividen cash). Seperti yang diungkapkan Armajit et. al. (2010) dan

Chasanah (2008) bahwa tingkat profitabilitas yang diukur melalui ROA

mempengaruhi dividen secara positif. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

  (EAT ) , (Armajit et, al) =

2.1.4 Current Ratio

  

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan atau lembaga

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio (CR).

  Current Ratio mengukur kemampuan aset lancar membayar hutang

lancar (Subramanyam dan Wild, 2010). Unsur yang mempengaruhi Current

Ratio adalah aset lancar dan hutang lancar. Pada umumnya aset lancar

suatu perusahaan terdiri atas : kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.

  Hutang lancar terdiri atas hutang dagang, wesel bayar jangka pendek,

hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang beum dibayar

(accrued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya. Semakin

tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan, maka akan semakin baik

perusahaan tersebut, dan sebaliknya. Dengan tingginya Current Ratio (CR)

perusahaan tersebut, maka peluang perusahaan untuk membayarkan

dividen kepada para pemegang saham semakin besar. Sehingga,

perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) tinggi akan lebih menarik

para investor untuk berinvestasi karena keyakinan akan tingginya Current

Ratio (CR) perusahaan tersebut (Marlina dan Danica, 2009). Dengan

demikian, Current Ratio (CR) memiliki pengaruh positif terhadap

pembayaran dividen.

  2.1.5 Debt to Equity Ratio Kebijakan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham dipengaruhi oleh faktor hutang terhadap kreditor. DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (pengukuran hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin rendah DER, maka akan semakin baik. Sebab kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya akan semakin baik.

  Proporsi hutang yang besar dalam struktur modal mengartikan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah kewajiban perusahaan tersebut besar.

  Besarnya beban hutang tersebut akan mempengaruhi laba bersih yang karena dibagikan menjadi dividen. Sebab, pemenuhan kewajiban lebih diutamakan daripada pembayaran dividen. Sehingga DER memiliki pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen.

  2.1.6 Market to Book Value Ratio Pengertian rasio pasar (market value ratio) menurut Brigham dan Houston (2010:151) adalah menghubungkan harga saham perusahaan pada laba, arus kas dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat memberikan indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. tingginya MBV mengindikasikan bahwa harga saham tersebut di pasar adalah tinggi. Harga saham yang tetap tinggi merupakan keinginan investor. Oleh karenanya perusahaan akan tetap menjaga MBV nya tetap meningkat.

  Rajan dan Zingales (1995) mendefenisikan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Rasio ini merupakan tolok ukur untuk menentukan seberapa jauh perusahaan tersebut memilih peluang investasi (opportunity investment ).

  MBV biasanya dijadikan panduan sebagai investasi. Peluang investasi pada dasarnya adalah kesempatan yang memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atas pendanaan asset yang dilakukan. Untuk dapat merealisasikan kesempatan investasi yang tersedia diperlukan dana yang dapat diperoleh dari berbagai sumber pendanaan, salah satunya berasal dari laba ditahan. Apabila perusahaan proporsi laba ditahan perusahaan besar, maka bagian laba bersih yang akan dibagikan perusahaan untuk membayarkan dividen semakin kecil. Sehingga MBV memiliki hubungan negatif terhadap DPR.

2.1.7 Corporate Tax

  Menurut Undang-Undang No.28 Pasal 1 Tahun 2007, pajak adalah konstribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  Penghitungan besarnya pajak perusahaan berdasarkan ketentuan Undang-undang Perpajakan No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, khsusnya Pasal 17 ayat (1) yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri. Corporate tax yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah besarnya corporate tax dengan laba sebelum pajak (EBT) yang diukur dengan skala rasio.

  2.1.8 Sales Growth Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat, cenderung mampu membagikan dividen yang lebih tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah akan lebih kecil kemungkinannya dalam membagikan dividen (Komrattanapanya dan Suntraruk, 2013). Bagi perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan untuk membagikan dividen lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan yang tingkat penjualannya rendah (Hatta,2004).

  2.1.9 Cash Flow Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan menurut PSAK ayat 1 (2009). Informasi mengenai arus kas suatu

  

penilaian kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, serta menilai

kebutuhan perusahaan dalam penggunaan kasnya.

  Free cash flow (arus kas bebas) adalah arus kas yang benar-benar

tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang sham dan pemilik

utang) setelah perusahaan melakukan investasi dalam asset tetap, produk

baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi

yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2010)

  Georgiana (2012) menyatakan bahwa variabel yang dapat menyatakan

pendistribusian dividen adalah free cash flow karena perusahaan dengan

peluang pertumbuhan rendah dan free cash flow yang lebih tinggi akan

membayar dividen yang lebh tinggi untuk mencegah manajer dalam

melakukakan investasi pada biaa modal, pembayaran, dividen yang tinggi

juga dapat menurunkan arus kas yang diguakan oleh maajer untuk investasi

proyek-proyek yang tidak efektif.

  Semakin tinggi free cash flow perusahaan,maka akan semakin besar

peluang perusahaan tersebut untuk membayarkan dividen perusahaannya

dalam jumlah yang bsear. Sebalinya, apabila penggunaan free cash flow

(FCF) yang berlebihan oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi

jumalah dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham yang

kemungkinan akan lebih sedikit, oleh karenanya free cash flow dapat

digunakan menjadi informasi mengenai pembayaran dividen. Hal ini

2.2 Penelitian Terdahulu

  

Berikut ini adalah penilitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan

perbandingan dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Thn Judul Variabel Teknik Hasil Peneliti

  Penelitian Penelitian

  1. Sutrisno 2001 Analisis Faktor- Dependen : AMOS

  1. Cash Postion faktor yang Dividend Payout (Analysis dan Debt to Mempengaruhi Ratio of Moment Equity Ratio, Dividend Structure) dan Holding Payout Ratio Independen: berpengaruh pada Perusahaan - signifikan

  Cash Publik di Position terhadap DPR,

  • Indonesia sedangkan

  Growth Potential variable yang lainnya tidak

  • Size signifikan.

  Firm

  • Equity berhubungan Ratio secara positif
  • dan signifikan

  2. Cash position Debt to

  Profitabil ity terhadap DPR.

  • equity ratio berhubungan secara negatif dan signifikan terhadap DPR.

  3. Debt to Holding

  2. Sudarsi 2002 Analisis faktor- Dependen : Analisis

  1. Secara faktor yang Dividend Payout Regresi simultan dan mempengaruhi Ratio parsial ketiga Dividend variable yaitu Payout Ratio Independen: cash position ,

  • pada perusahaan profitability ,

  Cash perbankan yang position dan potensi listed di Bursa pertumbuhan

  Profitabil

  • Efek Jakarta ity tidak berpengaruh potensi
  • pertumb terhadap DPR.
  • ukuran perusaha an

  • DER variable lainnya yakni Size dan DER tidak memenuhi asumsi klasik multikolinieritas sehingga harus dikeluarkan dari model.

  3. Usman 2006 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio, dengan sampel penelitian LQ 45 yang terdaftar di BEI pada periode 2000-2002

  Dependen : Dividend payout ratio Independen :

  Analisis regresi linier berganda

  1. Profitabilitas, ukuran perusahaan, peluang investasi dan DER berpengaruh positif terhadap DPR. Sedangkan, posisi kas tidak signifikan terhadap DPR.

  • Profitabil itas
  • posisi kas
  • aktiva tetap bersih
  • peluang investasi
  • ukuran perusaha an
  • DER

  4. Maria Andriyan i

  2008 Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity, Insider Ownership, Investment Opportunity, Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen

  Dependen : dividend payout ratio Independen

  Analisis regresi berganda

  1. Cash ratio, debt to equity, insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan return on assets secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap DPR.

  • cash ratio
  • debt to equity
  • insider ownershi p
  • investme nt

  2. Debt to ity insider ownership investme

  • nt berpengaruh opportun negative ity set terhadap DPR, (IOS) sedangkan
  • variable lainnya return on assets berpengaruh positif terhadap DPR.

  3. Insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variable lainnya berpengaruh signifikan terhadap DPR.

  5. Marlina 2009 Analisis Dependen : Analisis

  1. Secara dan Pengaruh Cash Dividend payout regresi simultan, Danica Position, Debt ratio berganda variable CP, to Equity Ratio, DER dan ROA

  Return on Independen : berpengaruh

  • secara Assets terhadap cash

  Dividend position signifikan Payout Ratio (CP) terhadap DPR.

  • equity variable CP dan ratio ROA (DER) mempunyai pengaruh positif return on

  2. Secara parsial debt to

  • assets dan signifikan (ROA) terhadap DPR, sedangkan variable independen yang lain yakni DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

  • cash ratio
  • firm size
  • return on assets
  • growth
  • debt to total assets (DTA)
  • debt to equity ratio (DER)
  • profitabil ity
  • cash flow
  • corporate tax
  • growth
  • Market to Book Value -
  • (Studi pada perusahaan

  Ordinary Least Square

  Analisis regresi berganda

  Dependen: Dividend payout ratio

  2011 Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Dividend

  8. Laksmi Primawe stri

  2. Cash flow, tax, growth, market to book value memiliki pengaruh positif terhadap DPR.

  1. Profitability dan debt to equity ratio berpengaruh negative terhadap DPR.

  (OLS)

  Debt to Equity Ratio

  terhadap DPR

  Dependen : Dividend payout ratio Independen :

  Dividend Payout Ratio : evidence of United States

  2010 Determinants of

  7. Armajit Gill, Nahum Biger, dan Rajendra Tribewal a

  Analisis regresi Cash ratio, firm size, dan return on assets berpengaruh positif terhadap DPR, sedangkan faktor-faktor lain yakni growth, debt to total assets (DTA), dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh negative terhadap DPR.

  Dependen : Dividend payout ratio Independen :

  6. Puspita 2009 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Peusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005- 2007)

  1. Secara parsial variable return on asset, debt to equity ratio, dan

  Return Perusahaan on Asset berpengaruh Manufaktur (ROA) signifikan yang Listed di terhadap DPR.

  • BEI Periode Equity

  Debt to

  2. Current ratio 2006-2009) Ratio tidak

  (DER) berpengaruh - terhadap DPR. Current

  Ratio

  3. Secara (CR) simultan variable return

  • Perusaha on asset, debt to an equity ratio, dan (SIZE) ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap DPR.

  Ukuran

  9. Dr 2012 Measurement of Dependen : Analisis

  1. Secara parsial Ghassan Impact Agency Dividend Payout regresi variable free Al Taleb Cost Level of Ratio linier cash flow

  Firms on berganda berpengaruh Dividend and Independen : negative Leverage Policy signifikan

  • : An Empirical flow terhadap Study variable

  Free cash

  • dividend payout

  Leverage

  • ratio namun

  Growth

  Profit

  • berpengaruh size
  • positif risk
  • signifikan terhadap variable leverage untuk mengurangi agency cost.

  2. Variable cash flow sebagai proksi agency cost berpengaruh negative signifikan terhadap kebijakan dividen.

  3. Variable size dan risk berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR untuk mengurangi agency cost, sedangkan variable growth berpengaruh negative tidak signifikan terhadap kebijakan dividen untuk mengurani agency cost.

  10. Georgian 2012 Determinant Dependen : Ordinary

  1. DIV , tax,

  t-1

  a Agent Analysis Dividend payout Least EPS, free cash

  of Dividend ratio Square flow dan DUM Policy Practiced (OLS) memiliki by Companies Independen : pengaruh yang Listed in Great signifkan

  • Britain and per share terhadap - Fance dividen.

  Earning

  return on equity

  2. EPS, DPR, dan TAX dividend

  • distribute memiliki d in hubungan previous negatif terhadap year dividen, (DIV ) sedangkan

  t-1

  • flow memiliki pengaruh positif firm size

  variable lainnya free cash

  • terhadap debt to
  • Equity dividen. ratio tax
variable for ownershi p structure (DUM)

  11. Abdul 2012 Determinants of Dependen : Analisis

  1. Profitability, Rahman Dividend Dividend payout regresi debt to equity dan ratio ratio, current

  Payout Ratio ;

  Haruto Evidence of ratio and Takumi Karachi Stocks Independen : corporate tax

  • Exchange berpengaruh profitabil

  (KSE) ity positif terhadap DPR. operating

  • cash

  2. Operating flow per cash flow per share share, dan market to book corporate

  • tax value ratio
  • memiliki current ratio hubungan
  • negatif terhadap market to book DPR. value

  3. Profitability dan debt to debt to

  • equity equity dan ratio market to book value menjadi pengaruh yang paling signifikan terhadap DPR.

  12. Unzu 2013 Analisis Dependen : Analisis

  1. Cash ratio Marietta Pengaruh Cash Dividend payout regresi berpengaruh

  Ratio, Return on ratio berganda positif dan tidak Assets, Growth, signifikan Firm Size, Debt Independen : terhadap DPR. to Equity

  • terhadap Ratio assets dan size Dividend secara

  2. Return on Cash

  • Payout Ratio on bersamaan (Studi pada Assets berpengaruh

  Return

  Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)

  • Firm Size -

  Debt to Equity signifikan terhadap DPR.

  3. Growth berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap DPR.

  4. Debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR.

  13. Roro Ayu Istiningty as

  2013 Analisis Free Cash Flow, Leverage, Profitability, Risk, Growth, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada Peusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007- 2011)

  Dependen : Dividend payout ratio Independen :

  Analisis regresi berganda

  1. Secara parsial variable profitability (ROE) dan variable firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR.

  • free cash flow
  • debt to equity ratio
  • return on equity
  • risk
  • growth
  • firm size

  2. Leverage (DER) berpengaruh negative dan signifikan terhadap DPR.

  3. Free cash flow, risk, dan growth tidak berpengaruh terhadap

  14. Fanni 2014 Analisis Dependen : Analisis

  1. Leverage dan Novianin Leverage, Dividend payout regresi collateralizable g Putri Growth, ratio asset

  Collateralizable berpengaruh Asset dan Independen : secara negative Risiko dan tidak leverage

  • Sistematis signifikan growth terhadap terhadap DPR.
  • Dividend izable

  collateral

  2. Growth Payout Ratio asset berpengaruh pada Perusahaan secara positif risiko

  • Consumer sistemati dan tidak Goods yang s signifikan terdaftar di terhadap DPR. Bursa Efek

  3. Risiko Indonesia sistematis berpengaruh secara negative dan signifikan terhadap DPR.

  Sumber : Berbagai jurnal dan tesis.

2.3 Kerangka Konseptual

  Profitability (X 1 ) H 1 H 2 Current Ratio (X 2 ) H 3 Debt to Equity Ratio (X )

  3 H 4 Dividend Payout Market to Book Value H

  8 Ratio (Y) Ratio (X 4 ) H 5 Corporate Tax (X )

  5

  6 Sales Growth (X 6 ) H

  H

  7 Cash Flow (X 7 )

Gambar 2.1 Bagan Pengaruh Variabel Profitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to

  

Equity Ratio (DER), Market to Book Value Ratio (MBV), Corporate Tax

(TAX), Sales Growth (SG), dan Cash Flow (FCF) dengan variable Dividend

Payout Ratio (DPR)

  Perusahaan mempertimbangkan banyak hal dalam membuat keputusan besarnya

dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham, diantaranya

  

profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, perumbuhan, dan sebagainya. Pada penelitian

ini, peneliti memilih tujuh faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR)

yakniProfitability (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), MBV,

Corporate Tax , Sales Growth, dan Free Cash Flow (FCF).

2.3.1 Hubungan Return on Assets dan Dividend Payout Ratio

  ROA mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai dividen semakin besar. Sehingga Return on Assets (ROA) memiliki hubungan positif dengan dividend payout ratio (DPR).

  Parthington secara eksplisit menunjukkan bahwa profitabilitas (earning after tax dan assets) merupakan variable yang penting sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam membuat kebijakan dividen. Profitabilitas yang tinggi akan meningkatkan harapan para investor untuk memperoleh dividen. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Primawestri (2011), Takumi (2012) dan Megawati (2011) yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh yang postif terhadap dividend payout ratio (DPR).

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis H 1 : ROA berpengaruh positif terhadap DPR.

2.3.2 Hubungan Current Ratio dengan Dividend Payout Ratio

  Dalam melakukan pembayaran dividen tentulah mempertimbangkan besarnya hutang perusahaan tersebut. Sebab pembayaran hutang lebih diutamakan daripada pembayaran dividen.

  Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajibannya semaakin baik. Dengan tingginya CR perusahaan tersebut meyakinkan investor bahwa dividen akan dibayar (Takumi, 2012). Dengan kata lain, CR memiliki hubungan positif dengan DPR. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Danica (2009) yang menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative kedua (H ) yang diambil adalah :

2 H 2 : CR berpengaruh positif terhadap DPR.

2.3.3 Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Dividend Payout Ratio

  DER merupakan rasio antara total ekuitas dan pemegang saham merupakan rasio yang mencerminkan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayarkan hutang perusahaan. Tingkat DER yang dalam menutupi seluruh kewajibannya dengan modal yang ada. Tingginya tingkat DER juga mengindikasikan besarnya utang prusahaan. Apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, hal ini dapat membuat kemampuan dalam membayarkan dividen yang tinggi akan semakin sulit.

  Ini dikarenakan perusahaan haruus lebih mengutamakan dalam hal memenuhi kewajibannya terhadap kreditor daripada pemegang saham. Hal tersebut juga di dukung oleh hasil penelitian Noviang (2014) dan Hadiwidjaja (2007) yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa DER memiliki pengaruh yang negative dan signifikan terhadap DPR.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternative ketiga (H 3 ) yang diambil adalah :

  H 3 : DER berpengaruh negatif terhadap DPR.

2.3.4 Hubungan Market to Book Value Ratio dengan Dividend Payout Ratio

  MBV seringkali dijadikan bagi pihak manajemen perusahaan sebagai gambaran tentang keinginan investor terhadap masa depan perusahaan.

  Oleh karena pihak manajemen perusahaan akan berusaha untuk tetap memperhatikan investasi perushaannya dengan baik agar para investor tetap berinvestasi di perusahaannya tanpa ada rasa ragu. Untuk dapat melakukan investasi yang baik, perusahaan harus meminimumkan segala sesuatu bentuk investasi yang tidak berpotensi. Oleh karenanya, pada saat pihak manajemen perusahaan melihat peluang investasi yang baik, dapat merealisasikan investasi tersebut. Dana yang akan digunakan tersebut pada umumnya diambil dari laba ditahan perusahaan. Apabila perusahaan menggunakan dana yang besar, maka akan semakin besar pula bagian laba bersih perusahaan yang akan dijadikan sebagai laba ditahan, yang pada akhirnya laba bersih yang akan dibagikan untuk pembayaran dividen akan menjadi lebih sedikit. Oleh karenanya MBV memiliki pengaruh negatif terhadap DPR. Hal tersebut juga sama dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang menyatakan bahwa MBV mempengaruhi DPR secara signifikan.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis alternatif keempat (H 4 ) yang diambil adalah :

  H 4 : MBV berpengaruh negatif terhadap DPR.

2.3.5 Hubungan Corporate Tax dan Dividend Payout Ratio

  Corporate memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan dividend payout ratio (Takumi, 2012). Hal tersebut dapat kita lihat dalam laporan keuangan perusahaan, bahwa laba yang akan dialokasikan untuk laba di tahan dan dividen merupakan laba sesudah pajak. Oleh karenanya pajak yang sebagai pengurang dalam laba tersebut memiliki pengaruh yang besar. Semakin besar pajak perusahaan maka akan semakin kecil laba yang dialokasikan, yang artinya dividen yang akan dibagikan juga akan semakin kecil. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa corporate tax memiliki

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative kelima (H 5 ) sebagai berikut :

  H 5 : Corporate Tax berpengaruh negatif terhadap DPR.

2.3.6 Hubungan Sales Growth dan Dividend Payout Ratio

  Smith dan Watts (1992) menunjukkan dasar teori pada pengaruh dari ukuran yang diukur melalui pertumbuhan penjualan (sales growth) sangat kuat terhadap kebijakan dividen yang sangat kuat. Perusahaan yang memiliki akses pasar yang baik, seharusnya membayarkan dividen yang lebih besar daripada perusahaan yang memiliki akses pasar yang tidak baik, sehingga sales growth dan DPR memiliki hubungan positif (Laksono, 2006). Sama halnya dengan penelitian Armajit Gill et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sales growth memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap DPR.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative keenam (H ) sebagai berikut :

6 H 6 : Sales Growth berpengaruh positif terhadap DPR.

2.3.7 Hubungan Cash Flow dan Dividend Payout Ratio

  Menurut Jensen (1986) pengaruh free cash flow terhadap DPR bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi free cash flow makin tinggi DPR atau semakin rendah free cash flow akan semakin rendah DPR. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith dan Watts(1992) dalam

  overinvestment (free cash flow problem), manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat free cash flow akan berpengaruh positif terhadap DPR kepada pemegang saaham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Dimas Abri (2013) dan Yunior Andreas (2010) yang menyatakan bahwa free cash flow memiliki pengaruh positif terhadap DPR.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative ketujuh (H 7 ) sebagai berikut :

  H

  7 : Free Cash Flow (FCF) berpengaruh positif terhadap DPR.

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

  Dari perumusan hipotesis dan penjelasan teori serta kerangka konseptual yang di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H

1 : Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap DPR.

H

  2

: Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap DPR.

  H 3 : Debt to Equity (DER) berpengaruh negatif terhadap DPR. H 4 : Market to Book Value (MBV) berpengaruh negatif terhadap DPR. H 5 : Corporate Tax (TAX) berpengaruh negatif terhadap DPR. H 6 : Sales Growth (SG) berpengaruh positif terhadap DPR. H

  7 : Free Cash Flow (FCF) berpengaruh positif terhadap DPR. H

8 : Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book

Value Ratio , Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow berpengaruh secara simultan terhadap DPR.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Deli, Medan Barat dan Medan Timur Kota Medan

0 0 9

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Deli, Medan Barat dan Medan Timur Kota Medan

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efek Aplikasi Pasta CPP-ACP Pada Mikrostruktur Permukaan Enamel Gigi Setelah Bleaching

0 4 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penetapan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan serta Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory) - Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan

0 1 29

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Struktur Pendanaan 2.1.1.1. Pengertian Struktur Pendanaan - Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Likuiditas Terhadap Struktur P

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. - Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Likuiditas Terhadap Struktur Pendanaa

0 0 11

Pengaruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Likuiditas Terhadap Struktur Pendanaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 0 12

LAMPIRAN 1 JUMLAH SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN KRITERIA 1, 2, dan 3

0 0 22