BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan - Kondisi Periodontal pada Pasien Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) Akrilik yang Dibuat di Klinik Prostodonti FKG USU
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dibuka-pasang oleh pasien. Gigi yang tidak diganti dapat menyebabkan masalah bagi gigi yang masih ada dan jaringan pendukungnya seperti bergesernya gigi ke ruang yang kosong (migrasi), memanjangnya gigi antagonis ke arah ruang yang kosong, gigi antagonis akan kehilangan kontak, resesi gingiva, trauma pada jaringan pendukung, dan resorpsi linggir alveolar.
3
2.2 Jenis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
2.2.1 Berdasarkan Jaringan Pendukung
Victor L.S mengklasifikasikan gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan jaringan pendukungnya, yaitu:
14, 15 a. Tooth borne , yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi asli.
b. Mucosa borne , yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari jaringan mukosa.
c. Tooth and mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dan gigi.
Gambar 1. Dukungan gigi tiruan sebagaian lepasan, paling atas
tooth borne , dibawahnya mucosa borne, dan terakhir
12 tooth and mucosa borne.2.2.2 Berdasarkan Waktu Pemasangan
a. Convensional denture , gigi tiruan yang dibuat dan dipasang sesudah luka pencabutan sembuh.
b. Immediate denture , yaitu gigi tiruan yang dibuat sebelum pencabutan dan
12 segera dipasang setelah pencabutan.
2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Periodontal pada Pasien GTSL Akrilik
Gigi tiruan sebagian lepasan bila dirancang dengan benar, dibuat dengan hati- hati, dan direparasi saat dibutuhkan, dapat menjadi restorasi memuaskan dan berfungsi sebagai sarana mempertahankan struktur mulut yang tersisa serta memulihkan gigi yang hilang. Gigi tiruan sebagian lepasan harus dibuat dengan dukungan yang memadai, kesehatan periodontal yang baik, basis dukungan yang optimal, harmonis dan oklusi fungsional. Perubahan dalam struktur mulut atau GTSL harus dipastikan lebih cepat untuk menghindari kerusakan periodontal, hal ini dapat
8 dicapai dengan kunjungan berkala.
2.3.1 Keadaan Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Tiruan
Adanya gigi tiruan dalam mulut umumnya mengganggu aksi pembersihan normal dari lidah dan akan meningkatkan deposisi plak. Bila plak tidak dibersihkan dengan tindakan kebersihan rongga mulut yang cermat, akan terjadi peradangan
5
gingiva dan pembentukan poket supraboni.Pada pemakaian gigi tiruan resin akrilik, mukosa akan tertutup sehingga menghalangi pembersihan permukaan mukosa maupun permukaan gigi tiruan oleh lidah dan saliva sehingga terjadi akumulasi plak pada gigi tiruan. Oleh karena itu
13
desinfeksi gigi tiruan merupakan faktor penting yang harus dilakukan. Daerah yang menjadi perhatian dalam desain gigi tiruan sebagian Kennedy adalah kebersihan
17 permukaan kerangka yang dekat dengan bagian proksimal gigi.
Pasien harus diberi instruksi tentang cara menjaga kebersihan rongga mulut,
14 kebersihan sangat penting untuk keberhasilan gigi tiruan sebagian lepasan.
Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Pembersihan secara mekanis dengan sikat gigi, pembersihan secara kimia dengan merendam gigi tiruan dalam larutan desinfektan seperti alkali peroksida, alkali hipoklorit dan enzim. Upaya untuk mengatasi kenaikan jumlah flora mulut akibat pemakaian gigi tiruan dilakukan dengan cara pembersihan gigi tiruan dengan merendamnya dalam larutan desinfektan untuk menghindari kontaminasi bakteri dan
13 jamur.
2.3.2 Kondisi Pendukung Gigi Tiruan
Dukungan bagi gigi tiruan sebagian lepasan merupakan semua dukungan yang diterima dari jaringan mulut untuk melawan atau menahan daya oklusal yang di terima gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi yang dipilih untuk mendukung gigi tiruan
5 harus mempunyai kondisi periodontal dan tulang pendukung yang sehat.
2.3.2.1 Gigi Penyangga
Gigi tiruan sebagian lepasan didukung oleh gigi penyangga dan jaringan lunak serta jaringan tulang yang berada di bawah landasan gigi tiruan. Maka dengan sendirinya daya kunyah yang diterima oleh gigi tiruan akan disalurkan pada jaringan - jaringan tersebut. Beban berlebihan dari daya kunyah dapat menyebabkan resorpsi. Semakin besar resorpsi, maka gigi tiruan semakin longgar dan tidak stabil. Semakin tidak stabil gigi tiruan, semakin hebat goncangan yang dapat dibuat procesus alveolaris maupun gigi penyangga. Hal tersebut mengakibatkan kegoyangan gigi
24 penyangga semakin besar.
2.3.2.2 Jaringan Pendukung Gigi
Beberapa penelitian longitudinal menunjukkan bahwa GTSL telah dikaitkan dengan peningkatan gingivitis, periodontitis, dan mobiliti gigi penyangga, karena peningkatan akumulasi plak, tidak hanya pada permukaan gigi dalam kontak langsung dengan gigi tiruan, tetapi juga pada gigi dengan lengkung yang berlawanan, dan dalam beberapa kasus, bahkan pada permukaan bukal gigi. Perubahan periodontal juga disebabkan tidak hanya untuk kebersihan rongga mulut yang buruk, tetapi juga untuk transmisi kekuatan berlebihan pada struktur periodontal dari
16 permukaan oklusal rangka GTSL. Gambar 2. Kennedy Kelas I modifikasi 1 lengkungan dengan gigi tiruan sebagian lepasan yang membutuhkan pelapisan ulang. Jaringan keras terlihat di wilayah bukal kiri harus diperbaiki sebelum reline dibuat. Diperlukan menejemen di wilayah yang terkena dampak dengan penempatan jaringan pelapis lentur dalam upaya untuk mengurangi efek traumatis 15 dari tekanan.
2.3.3 Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Kebersihan merupakan bagian terpenting dari desain suatu gigi tiruan sebagian lepasan untuk memastikan bahwa tepi gingiva tidak tertutup oleh gigi tiruan. Pada posisi dimana desain gigi tiruan sebagian lepasan melewati tepi gingiva tentu perlu diperhatikan terutama bila tepi gigi tiruan melewati gingiva pada sudut yang runcing.
o
Sudut antara gigi tiruan dan tepi gingiva tidak boleh kurang dari 90 dan harus tumpul
6 untuk memudahkan pembersihan oleh saliva.
Pada umumnya, makin pendek tepi basis gigi tiruan dan makin sederhana desain, makin mudah bagi pasien untuk memakai gigi tiruan tersebut dan menjaganya agar tetap bersih. Salah satu hal sederhana yang harus dilakukan dalam menentukan desain gigi tiruan adalah upaya memaksimalkan kebersihan rongga mulut sedemikian
14 rupa dimana bila gigi tooth borne. Gambar 3. A Bila basis gigi tiruan berjalan melewati tepi gingiva, sudut antara gigi tiruan dan tepi gingiva harus tumpul B. Sudut yang runcing memungkinkan terjadinya timbunan sisa makanan dan menimbulkan peradangan. Desain A dan B dapat diperbaiki dengan menghilangkan basis gigi tiruan yang terletak dibelakang garis putus- putus. Desain A lebih kuat dan lebih mudah dibersihkan daripada desain B yang walaupun tidak menutupi tepi gingiva, tetapi memerlukan lengan cengkram 14 lingual untu mengimbangi tekanan.
Klasifikasi yang digunakan dalam menentukan desain GTSL adalah klasifikasi Kennedy. Klasifikasi ini membagi semua keadaan tak bergigi menjadi empat klas, yaitu:
Klas 1 : daerah tak bergigi yang terletak dibagian psterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral). Klas 2 : daerah yang tak berigigi yang terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada tetapi berada pada salah satu sisi rahang saja (unilateral) Klas 3 : daerah yang tak berigigi yang terletak di antara gigi-gigi yang masih ada dibagian posterior maupun anterior dan unilateral Klas 4 : daerah yang tak berigigi yang terletak pada bagian anterior dari gigi- gigi yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.
2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis
Untuk mengetahui status kesehatan periodonsium pada pemakai GTSL maka dilakukan pengukuran dengan berbagai parameter yaitu: Indeks kebersihan mulut, indeks gingiva, indeks peridontal, kedalaman poket, dan mobiliti gigi.
2.4.1 Indeks Kebersihan Mulut
Indeks kebersihan mulut mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dan terdiri dari 2 komponen: Indeks debris dan indeks kalkulus yang masing-masingnya mempunyai rentangan skor 0-3. Gigi yang diukur bisa semua gigi atau hanya ke-enam gigi indeks saja. Kriteria skor untuk Indeks Debris dan Indeks
18 Kalkulus.
18 Tabel 1. Kriteria penilaian Indeks Debris Skor Kriteria
Pada permukan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau pewarnaan ekstrinsik
1 Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.
Pada permukaan gigi terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada perwarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
2 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
3 Pada permukaan gigi terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.
Indeks Debris: jumlah penilaian debris Jumlah gigi yang diperiksa
18
Tabel 2. Kriteria penilaian Indeks Kalkulus Skor KriteriaTidak ada kalkulus
1 Pada permukaan gigi yang terlihat, ada kalkulus supragingival yang menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3 permukaan gigi.
2 Pada permukaan gigi yang terlihat ada kalkulus supragingival yang menutupi permukaan lebih dari 1/3 permukaan gigi, sekitar bagian servikal gigi terdapat sedikit subgingival.
3 Pada permukaan gigi terlihat adanya kalkulus suprangingival yang menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.
Pada permukaan gigi ada kalkulus subgingival yang menutupi dan melingkari seluruh servikal.
Indeks kalkulus: jumlah penilaian kalkulus jumlah gigi yang diperiksa OHIS = indeks debris + indeks kalkulus
Penilaian skor debris dan skor kalkulus adalah sebagai berikut: a.
Baik, apabila nilai berada diantara 0- 0,6.
b.
Sedang, apabila nilai berada diantara 0,7- 1,8.
c.
Buruk, apabila nilai berada diantara 1,9- 3,0. Penilaian OHIS sebagai berikut: a.
Baik, apabila nilai berada diantara 0- 1,2.
b.
Sedang, apabila nilai berada diantara 1,3- 3,0.
c.
Buruk, apabila nilai berada diantara 3,1- 6,0.
2.4.2 Indeks Gingiva
Indeks gingiva diusulkan tahun 1963 sebagai sebuah metode untuk menilai tingkat keparahan dan kuatitas dari inflamasi gingiva pada individu. Menurut metode ini masing-masing dari empat daerah gingiva (bukal, mesial, distal, lingual) dinilai dan diberi skor 0-3. Kriteria untuk mengukur tingkat keparahan dari inflamasi gingiva ditunjukkan pada tabel 2. Perdarahan dinilai dengan menjalankan prob periodontal sepanjang dinding jaringan lunak dari sulkus gingiva. Skor untuk empat area gigi
19
dijumlahkan dan dibagi empat. Kriteria penentuan skor indeks gingiva adalah sebagai berikut :
19 Tabel 3. Kriteria skor indeks gingiva (Loe and Sillness).
Skor Kriteria
gingiva normal 1 inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai dengan perubahan warna, sedikit oedema, pada probing tidak terjadi perdarahan 2 inflamasi gingiva sedang, gingiva berwarna merah, oedema, dan mengkilat, pada probing terjadi perdarahan 3 inflamasi gingiva parah, gingiva berwarna menyolok, oedema, terjadi ulserasi, gingiva cenderung berdarah spontan
Skor indeks gingiva : jumlah skor dari gigi yang diperiksa jumlah gigi yang diperiksa Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dari skor indeks
19
gingiva dengan kriteria sebagai berikut :
19 Tabel 4. Keparahan inflamasi gingiva secara klinis.
Kondisi Gingiva Skor Indeks Gingiva Gingivitis Ringan 0,1
- – 1,0 Gingivitis Sedang 1,1
- – 2,0 Gingivitis Parah 2,1
- – 3,0
2.4.3 Indeks Periodontal
Kriteria penilaian indeks periodontal ditunjukkan pada tabel 4. Skor masing- masing individu adalah jumlah dari skor gigi dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Skor untuk populasi adalah jumlah skor individu dibagi dengan jumlah
19,20
orang yang diperiksa. Kriteria indeks periodontal (Russel 1956) sebagai berikut :
20 Tabel 5. Kriteria indeks periodontal (Russel 1956).
Skor Kriteria Negatif: tidak terlihat inflamasi pada gingiva maupun kehilangan fungsi akibat destruksi stuktur periodontal pendukung
1 Gingivitis ringan: terlihat daerah inflamasi ringan pada daerah gingiva bebas, tapi perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi.
2 Gingivitis: inflamasi telah meluas mengelilingi gigi, tetapi perlekatan epitel belum mengalami kerusakan
6 Gingivitis dengan pembentukan poket. Perlekatan epitel telah mengalami destruksi, dan terjadi pembentukan poket absolut/periodontal. Tidak ada hambatan pada fungsi pengunyahan; gigi masih ketat dan tidak bergeser posisinya.
8 Destruksi lanjut disertai kehilangan fungsi pengunyahan. Gigi bisa goyah; bisa
drifting , pada perkusi tidak berbunyi nyaring; atau dapat di depresikan kedalam poket.
2.4.4 Kedalaman Poket
Poket periodontal merupakan pendalaman sulkus gingiva. Kedalaman poket
21,22
adalah jarak yang diukur dari dasar poket ke krista gingiva bebas. Hal Ini dapat berubah dari waktu ke waktu bahkan pada penyakit periodontal yang tidak diobati
22
karena perubahan posisi margin gingiva. Untuk menentukan kedalaman poket dapat
18
dilakukan probing menggunakan prob periodontal. Cara probing untuk pemeriksaan poket adalah: selipkan prob ke dalam poket sedapat mungkin sejajar dengan poros panjang gigi dengan tetap menjaga prob berkontak dengan permukaan gigi sampai dirasakan ada tahanan. Bila telah terasa ada tahanan, kedalaman poket yang terukur
20 dibaca pada kalibrasi prob seberapa milimeter yang masuk ke dalam poket.
2.4.5 Mobiliti Gigi
20 Mobiliti gigi dapat dikategorikan derajatnya berdasarkan kriteria tertentu. Uji
mobiliti gigi bertujuan untuk menentukan apakah gigi masih terikat kuat atau longgar. Jumlah gerakan menunjukkan kondisi periodontal; makin besar gerakannya,
23 makin buruk status periodontalnya.
2.4.6 Kerangka Teori
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Kebersihan rongga mulut Desain Gigi Tiruan Kondisi Dukungan Rongga mulut
Jaringan periodontal Gigi Retainer
Basis Gigi tiruan
Frekuensi menyikat gigi
Waktu dan frekuensi membersihkan
Cara membersihkan Lama pemakaian
- Meningkatnya indeks perdarahan, dan indeks gingiva
- Terbentuknya poket periodontal
- Terjadinya mobiliti gigi
- OHIS buruk
2.4.7 Kerangka konsep
Desain GTSL Indeks OHIS Indeks kalkulus Indeks gingiva
Kondisi periodontal Indeks periodontal Kedalaman poket Mobiliti gigi Lama dan frekuensi pemakaian GTSL