01-Masa Depan Bersama Islam

  

Al-Mustaqbal Lihadzad Din

Al-Mustaqbal Lihadzad Din

  Masa Depan Milik Islam

  

Rasmul Bayan

  

Islam sebagai

pedoman hidup

Islam adalah agama

fitrah

  

Islam adalah

agama manusia

Islam adalah agama

yang seimbang

  

Berita gembira baik dari Al-

  

Islam

Islam

  

=

=

  

Way Of Life

  Islam Sebagai Way Of LifeAllah swt. sebagai Pencipta alam semesta dan segala

  isinya, tidak mungkin mencelakakan ciptaan-Nya. Dalam berbagai ayat disebutkan bahwa Allah rabbul aalamiin. Imam Ibnul Jawzi dalam tafsirnya Zaadul Masiir mengatakan bahwa kata “ar-Rab” mengandung tiga makna: (a) pemilik seperti dikatakan rabbud daar (pemilik rumah) (a) pemelihara seperti dikatakan rabbusy syai’ (pemelihara sesuatu) (c) tuan yang ditaati, seperti dikatakan dalam ayat: fayasqi rabbahu khamra (maka ia memberi tuannya minuman khamer). Semua makna ini menunjukkan betapa Allah swt. akan menjaga kelestarian ciptaan-Nya sampai pada saat yang Dia tentukan. Dan untuk mewujudkan kelestarian ini, Allah telah meletakkan hukum atau sistem mengatur perjalanan segala wujud di alam semesta, dan jalan hidup manusia.

  Islam Sebagai Way Of Life

   Khusus mengenai sistem yang mengatur jalan hidup manusia Allah menyebutnya dengan nama Al-Islam. Allah berfirman: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imran: 19).

   Dalam ayat yang lain: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran 85).

  Islam Sebagai Way Of Life

   Ini menunjukkan bahwa hanya Islam yang Allah akui sebagai jalan hidup manusia. Tanpa Islam manusia akan celaka. Sebab otak manusia yang Allah ciptakan kapasitasnya bukan untuk

mengarang agama sendiri. Karenanya

agama apapaun karangan otak manusia tidak mungkin bisa menjadi pegangan.

  

Islam

Islam

  

Agama Fitrah

Agama Fitrah

  Islam Agama FitrahLebih jauh, Allah menciptakan manusia dengan bekal fitrah yang sesuai dengan ajaran-Nya (baca: Islam).

Karenanya manusia sepanjang sejarah tidak akan pernah bisa lari dari seruan

  fitrahnya. Bila ia menjauh dari seruan fitrah tersebut, ia pasti akan meronta- ronta. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus mencekam dalam jiwanya. Tak terhitung kasus yang membuktikan bahwa begitu banyak manusia yang bunuh diri hanya karena kekeringan jiwa, padahal secara kebutuhan materi mereka bisa dikatakan terpenuhi. Hasil penelitian WHO, seperti diungkap harian Republika 11/10/2006, membuktikan bahwa 873 ribu manusia melakukan bunuh diri di dunia setiap tahunnya. Dan setiap 45 tahun terakhir angka tersebut rata-rata naik 60%. Bahkan di Jepang -negara yang terkenal maju secara teknologi- sempat terdata bahwa angka bunuh diri dalam satu tahun mencapai 30 ribu orang. Sebab utama tindakan bunuh diri ini rata-rata karena ketercekaman jiwa. Tidak hanya ini yang mereka lakukan, di internet begitu banyak jumlah situs yang mengajarakan bagaimana seseorang melakukan bunuh diri dengan cepat. Betapa kenyataan ini semua menunjukkan bahwa manusia benar-benar diambang kehancurannya ketika tidak mengikuti Islam. Mereka tidak akan pernah bahagia di dunia maupun di akhirat tanpa kembali

  Islam Agama Fitrah

  

Karena itulah, sekalipun manusia berusaha menghancurkan Islam

sepanjang sejarah, Islam tidak akan pernah musnah. Dibanding agama-agama lain, Islam adalah agama yang paling banyak dimusihi. Allah berfriman: ”Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Al-Anfal 36).

   Dalam surat Ath Thariq 15: ”Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya”.

   Di ayat lain: ”Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap

menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”

(Ash-Shaf 8).

  Islam Agama FitrahTetapi Allah berjanji bahwa sampai kapanpun manusia tidak

  akan pernah berhasil melakukan tindakan makarnya. Allah berfirman: ”Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan

  membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” (At-Taubah 33).

  

Perhatikan ketika Allah yang menjamin untuk menjaga agama

  ini, nampak bahwa segala upaya yang ditempuh para musuh, Allah mentahkan. Lebih dari itu, jumlah pemeluknya justru semkain bertambah dari masa ke masa. Ini adalah fakta yang membuktikan bahwa manusia cerdas masa depan pasti akan kembali kepada Islam. Mereka tidak akan pernah menerima agama yang tidak otentik dan tidak sesuai dengan fitrahnya. Mereka pasti akan segera mengkritisi berbagai penyimpangan

  

Islam

   Islam Agama Kemanusiaan

   Islam adalah agama yang sangat menghargai kemanusiaan. Karenanya dalam Islam setiap prilaku

yang yang tidak manusiawi harus diperangi. Tidak

ada dalam Islam pembedaan antar sesama muslim

hanya karena perbedaan kulit atau ras. Pun tidak

ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, semua muslim adalah sama sederajat seperti barisan gigi sisir. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Hanya kwalitas ketaqwaan yang membedakan di antara mereka. Artinya siapa yang paling tinggi derajat ketakwaannya, dialah yang

paling tinggi derajat kemanusiaanya di sisi Allah.

   Islam Agama Kemanusiaan

   Dalam beribadah pun Islam melarang cara-cara beribadah yang tidak

manusiawi. Rasulullah saw. pernah suatu saat menegur tiga orang

sahabatnya yang masing-masing ingin melakukan ibadah dengan

cara tidak manusiawi: Yang pertama ingin menegakan shalat malam

dan tidak tidur, yang kedua, ingin berpuasa dan tidak berbuka dan

yang ketiga tidak ingin menikah. Lalu Rasulullah saw. dalam tergurannya tersebut menyebutkan: ِيّنِّمِ َّسْيَّلَّ َِيَّتّنِّس َيَّt َّبِّغَّ َيَّمَّ َّاَّسّنِا ََّجّوّزّتجّأَّو َّمَُّنَّأَّو َِيّلَّصّأَّو َِّّْي ّأَّو َّمُُّصّأَ َِيّنِّكَّا 

   ”Akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku juga tidur dan menikah.

Maka barangsiapa menolak sunnahku bukan termauk golonganku.”

(Ahmad).

  

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw. memberikan contoh yang

manusiawi dalam beribadah. Dengan kata lain seperti yang dikatakan Imam An nawawi al iqtishaad fil ibadah artinya tidak terlalu menyepelekan dan tidak terlalu menyiksa diri di luar batas kemanusiaannya (lihat Riyadhush shaalihiin, Imam An nawawi, Darul

   Islam Agama KemanusiaanSyeikh Abul Hasan An Nadwi, seorang pemikir muslim dari India, menulis

  sebuah buku judulnya ” maadzaa khasiral aalam bin khthaathil muslimiin (kerugian yang menimpa manusia karena keterpurukan umat Islam). Ini menunjukkan bahwa manusia tidak akn pernah menemukan kemanusiaanya selama tidak kembali kepada islam. Terbukti memang bahwa manusia tanpa Islam, benar-benar hidup dalam kebingungan.

   Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pada zaman jahiliah –sebelum

  datangnya Islam- kaum wanita didzalimi. Mereka tidak mendapatkan hak-hak kemanusiaannya sama sekali. Tidak sedikit dari putri-putri mereka yang dibunuh hidup-hidup. Jauh sebelum itu di Ramawi pada abad ke VI masehi manusia sungguh terpuruk dalam kebinatangan. Tontonan yang paling menyenangkan pada waktu itu adalah pertarungan yang berdarah-darah dan bahkan tidak sedikit yang harus melayangkan nyawanya. Para gladiator diadu dengan sesama mereka, atau mereka dipaksa harus bertarung melawan binatang buas seperti singa dan lain sebagainya. Suatu pertarungan yang menunjukkan tingkat kejamnya manusia terhadap kemanusiaannya sendiri. Dengan kata lain di sana nampak bahwa manusia benar-benar tidak ada harganya sama sekali.

  Islam

Agama Yang Menegakkan

Keseimbangan

  Islam Agama Yang Menegakkan Keseimbangan  Di dalam Islam manusia menemukan dirinya benar-benar diperlakukan secara seimbang:

   (A) Seimbang antara fisik dan ruhani. Artinya tidak seperti agama lain yang cendrung menghilangkan makna keseimbangan ini.

  

Sebagian agama cendrung meletakkan manusia sebagai mahluk

ruhani saja, sehingga ia dilarang memenuhi kebutuhannya fisiknya,

seperti tidak boleh menikah dan lain sebagainya. Sebagian yang

lain cendrung menyikapi manusia sebagai mahluk fisik saja, sehingga ia diajarkan menyembah materi, bukan menyembah Allah yang ghaib. Tuhan mereka divisualisasaikan menjadi patung. Hidup mereka bergelimang materi tanpa ada unsur ruhaninya sama sekali. Islam tidak demikian. Islam meletakkan manusia sebagai mahluk fisik dan ruhani sekaligus. Tidak ada dalam Islam hak-hak kemanusiaan yang digerogoti. Semuanya, baik fisik

  Islam Agama Yang Menegakkan KeseimbanganPerhatikan Rasululllah saw. sebagai contoh yang paling

  konkrit dalam hal ini. Ia berpuasa dan juga berbuka, ia juga menikah dan mengurus istri-istrinya, pun ia juga shalat malam dan tidur. Jadi tidak ada yang diabaikan dari hak-hak fisik dan ruhani. Bahkan Rasulullah bersabda: ”Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada seorang mukmin yang lemah” (HR. Muslim no. 4816) Ini menunjukkan perhatiannya kepada pentingnya pembinaan fisik, lalu dalam hadits ketika menegaskan tetantang hakikat ihsan ia bersabda: ”hendaknya kau menyembah Allah sekan melihatNya, dan jika tidak, ingatlah bahwa Ia melihamu” (HR. Muslim no 8). Ini menggambarkan bagaimana seharusnya manusia membina ruhaninya.

  Islam Agama Yang Menegakkan Keseimbangan

Dalam kesempatan lain Rasulullah saw. pernah mengucapkan:

    “Celakalah mutanath thi’uun tiga kali.” (HR. Muslim no 2670).

  ًَث ّلّث ََّهّاَّق َّننُِّّّْنَِّتّمَيا َّكّلَّه ََّّلَّس ّو َّهيَّلَّt َّهّلَا ََّلَّص َّهّلَا َّلُّس ّ َّلَّق

   Artinya celaka orang-orang yang berlebih-lebihan dalam

  beribadah. Bahkan suatu saat ketika Aisyah memberitahukan mengenai seorang wanita yang berlebih-lebihan dalam menegakkan shalat, Rasulullah saw. segera menegurnya: ”hendaknya kau mengerjakan itu sebatas kemampuanmu, dan Allah tidak akan pernah bosan (memberikan pahala yang setimpal dengan amalmu) sampai kau sendiri yang bosan”. (HR. Bukahri 3/31, Muslim no 785). Ini semua menunjukkan betapa mempertahankan keseimbangan antara jasmani dan ruhani adalah inti ajaran Islam.

  Islam Agama Yang Menegakkan Keseimbangan

   (B) Seimbang antara dunia dan akhirat. Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan bukan untuk di dunia saja melainkan juga di akhirat.

Bahkan tujuan hidup manusia sebenarnya untuk

akhirat, Allah berfirman: “Dan carilah pada apa

yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

   Jadi berdasarkan ini dunia hanyalah keperluan. Sebab kehidupan hakiki yang seharusnya manusia capai adalah akhirat, Allah berfirman: ”Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (Al-Ankabuut: 64).

  

 Konsep keseimbangan ini tentu sangat berbeda dengan konsep materialisme yang

hanya mengajarkan manusia menjadi mahluk materlistis. Sebab materialisme hanya

membuat manusia menjadi seperti komoditi yang diperjual belikan, atau seperti

mesin yang dipaksa harus bekerja siang dan malam tanpa ada kesempatan untuk

ibadah dan berdzikir. Secara ruhani ia pasti akan mengalami kekeringan. Akibatnya ia akan menderita tidak hanya di dunia melainkan lebih dari itu di kahirat. Perhatikan Allah berfriman: ”Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (Thaha 124).

  

 Dalam ayat yang lain Allah menggambarkan kesalapahaman orang-orang kafir yang

hanya sibuk membangun dunia: ”Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan

duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” (Al-A’la 16-

17).

   Di sini nampak bahwa mengutamakan dunia saja adalah langkah yang salah,

I

  

slam

Adanya Bisyaraat

  Adanya Bisyaraat (kabar gembira)

   Allah berfirman: Musa berkata kepada kaumnya, ‘Minta tolonglah kalian kepada Allah dan bersabarlah.

  Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (Al A’raf 128).

   Ayat ini menunjukkan bahwa kemenangan akan

diberikan kepada hamba-hambaNya yang bertakwa.

Maksudnya adalah Islam dan umatnya. Dan ini pasti

terjadi cepat atau lambat, sebab Allah tidak pernah mengingkari janji. Allah berfirman: innallaaha laa yukhliful mii’aad (sesungguhnya Allah tidak pernah

  Adanya Bisyaraat (kabar gembira)  Rasulullah saw. dalam banyak kesempatan seringkali juga

memberikan bisyarat ini. Rasulullah bersabda: Sesungguhnya

Allah telah mengumpulkan untukku dunia, maka aku menyaksikannya dari ujung timur dan barat, dan kerajaan umatku akan melampaui timur dan barat seperti yang dikumpulkan untukku, dan aku diberi dua kekayaan (emas dan perak atau kekayaan dua kerajaan Romawi dan Persia) (HR. Muslim no. 5144). Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda: ”berilah kabar gembira kepada umatku dengan kemenangan, ketenangan di negerinya, pertolongan Allah, dan kemulyaan agamanya, siapa yang menjadikan amal akhiratnya untuk dunia, maka ia tidak akan

mendapatkan apa-apa di akhirat” (HR. Imam Ahmad no 20273).

  PenutupSeluruh yang kita sebutkan di atas, menjadi bukti nyata bahwa Islam

  adalah agama masa depan. Sampai kapanpun manusia tetap akan membutuhkannya. Sebab ia adalah way of life, dan suara firahnya. Dengan Islam manusia akan memperlakukan dirinya sebagai manusia. Dan di saat yang sama ia akan bisa menajalani hidupnya secara seimbang di muka bumi. Lebih-lebih Allah dan Rasul-Nya telah menjanjikan bahwa Islam dan umatnya pasti akan menang. Dan Allah tidak pernah mengingkari janjiNya.

   Tetapi semua ini tidak bisa dicapai dengan hanya mengkahyal. Islam

  adalah pedoman hidup, yang harus diamalkan. Umat Islam harus bergerak untuk mengamalkannya tidak hanya dipojok-pojok masjid melainkan harus merambah ke dataran kehidupan nyata denga segala dimensinya; politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Inilah Islam yang diyakini Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya. Perhatikan mereka tidak hanya duduk beribadah di masjid, melainkan terus bergerak menyebarkannya dan merealisakannya dalam kehidupan nyata, secara integral. Dan dengan upaya yang integral inilah, Islam dan umatnya benar-benar pernah mampu menalukkan dua kekuatan super power pada masanya: Romawi dan Persia.

  Wallahu a’lam bishshawab.