berpikir kritis dan berpikir kreatif (1)
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BERPIKIR KRITIS
(Critical Thinking)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran
Disusun Oleh :
Lintang Suci Kurniavy (1301145055)
M. Ainul Labib (1301145058)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Berpikir Kritis (Critical Thinking)” ini dengan seksama dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi
pembacanya.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada kepada Bapak Gufron
Amirullah sebagai dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah
membimbing kami, dan ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Kami berharap
agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mahasiswa khususnyadan
pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan
pembelajaran mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah
ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan
kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa kami harapkan demi
peningkatan kualitas makalah ke depan.
Jakarta, September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................
i
Daftar Isi .......................................................................................................
ii
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................
2
1.4 Metode Penulisan ..............................................................................
2
Bab II. Pembahasan
2.1 Definisi Berpikir Kritis .....................................................................
3
2.2 Karakteristik Berpikir Kritis .............................................................
4
2.3 Indikator Berpikir Kritis ...................................................................
9
2.4 Tahapan Berpikir Kritis .....................................................................
11
2.5 Keterampilan Berpikir Kritis ............................................................
12
2.6 Perbedaan antara Pemikir Kritis dan Bukan Pemikir Kritis .............
13
2.7 Manfaat Berpikir Kritis .....................................................................
14
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
15
3.2 Saran .................................................................................................
16
Daftar Pustaka ...............................................................................................
17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental manusia untuk membantu
memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi rasa keingintahuan.
Kemampuan berpikir terbagi dua, yaitu : kemampuan berpikir dasar dan
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi. Kemampuan
berpikir
dasar
hanya
menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis,
misalnya menghafal. Sedangkan, kemampuan tingkat tinggi digunakan apabila
seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk kemudian
digunakan kembali untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.
Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu :
menghafal, dasar, kreatif, dan kritis. Tingkat paling rendah adalah keterampilan
menghafal yang terdiri atas keterampilan yang hampir otomatis. Selanjutnya,
adalah keterampilan dasar. Selanjutnya, berfikir kreatif sifatnya orisinil. Kegiatan
yang dilakukan di antaranya menyatukan ide dan menciptakan ide baru.
Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi
semua aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan
membaca dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau
tidak dibutuhkan. Dua tingkatan berfikir terakhir inilah (berpikir kreatif dan
berpikir kritis) yang disebut keterampilan tingkat tinggi.
Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahanpermasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat.
Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model
penyelesaian masalah secara efektif.
1
1.2
Rumusan Masalah
Makalah ini terfokuskan pada pembahasan mengenai berfikir kritis,
dimana rumusan masalah pada makalah ini:
a.
Apa definisi Berfikir Kritis ?
b.
Apa saja karakteristik Berfikir Kritis ?
c.
Apa saja indikator kemampuan berfikir kritis ?
d.
Apa tahapan Berfikir Kritis ?
e.
Apa saja keterampilan berfikir kritis ?
f.
Apa perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis ?
g.
Apa manfaat berfikir kritis ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;
a.
Mengetahui definisi berfikir kritis
b.
Mengetahui ciri-ciri seseorang berfikir kritis
c.
Mengetahui apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis
d.
Mengetahui tahapan berfikir kritis
e.
Mengetahui keterampilan-keterampilan dalam berfikir kritis
f.
Mengetahui perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis
g.
Mengetahui manfaat berfikir kritis
1.4
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yaitu sumber
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber berupa sumber berupa buku,
media cetak, maupun media elektronik yang memuat informasi dengan
pembahasan mengenai berfikir kritis
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Berpikir Kritis
Definisi tentang berpikir, yaitu : “berpikir adalah eksplorasi pengalaman
yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan.” Tujuan itu mungkin
berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, dan sebagainya.
Istilah berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan
berpikir konvergen, berpikir logis (logical thinking) dan reasoning. R.H Ennis,
dalam Hassoubah (2004), mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada
diri seseorang, R.H Ennis dalam Hassoubah (2004: 87) memberikan sebuah
definisi berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan seseorang
dari
keputusan
yang
keliru
dan
tergesa-gesa
sehingga
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya Beyer dalam Hassoubah (2004), menyatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis ini meliputi keterampilan untuk menentukan
kredibilitas suatu sumber, membedakan antara yang relevan dan yang tidak
relevan, membedakan fakta dari penilaian, mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi yang tidak terucapkan, mengidentifikasi bias yang ada, mengidentifikasi
sudut pandang, mengevaluasi bukti yang ditawarkan. Selanjutnya Tyler dalam
Redhana (2003: 13-14) berpendapat bahwa pengalaman atau pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilanketerampilan dalam pemecahan masalah dapat merangsang keterampilan berpikir
kritis siswa. Pertukaran gagasan yang aktif didalam kelompok kecil tidak hanya
menarik perhatian siswa tetapi juga dapat mempromosikan pemikiran kritis.
3
Kerjasama dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi,
bertanggung jawab terhadap pelajaran sehingga dengan begitu mereka menjadi
pemikir yang kritis (Totten dalam Gokhale 2002).
Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang
dengan daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir
kritis. Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya,
dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan
mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya.
Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam
orang lain. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir
kritis dapatdigunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang
buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama
menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikir
kritis mampu melkukan introspeksi tentang kemungkinan bisa dalam alasan yang
dikemukakannya.
2.2 Karakteristik Berfikir Kritis
Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu
berfikir kritis antara lain ialah :
a. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan
memecahkan masalah;
b. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali
telah membuktikan sendiri kebenarannya.
Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan
Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:
a. Watak
4
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai
data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandanganpandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah
pendapat yang dianggapnya baik.
b. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber
pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan
fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
c. Argumen
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan
menyusun argumen.
d. Pertimbangan atau pemikiran
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data.
e. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang
akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan
memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
5
f. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 :
54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang
terdiri dari lima kelompok besar yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).
Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas,
diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing
indikatornya dituliskan dalam tabel berikut:
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
Keterampilan
Berpikir Kritis
1. Memberikan
Penjelasan
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis
1. Memfokuskan
Aspek
a.
pertanyaan
dasar
b.
c.
2. Menganalisis
argumen
a.
b.
c.
d.
e.
Mengidentifikasi atau
memformulasikan suatu
pertanyaan.
Mengidentifikasi atau
memformulasikan kriteria
jawaban yang mungkin.
Menjaga pikiran terhadap situasi
yang sedang dihadapi.
Mengidentifikasi kesimpulan.
Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan.
Mengidentifikasi alasan yang
tidak dinyatakan.
Mencari persamaan dan
perbedaan.
Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan.
6
f.
3. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Membangun
Keterampilandasar
4. Mempertimbangkan
apakah sumber
dapat dipercaya
atau tidak?
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3. Menyimpulkan
6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
deduksi
7. Menginduksi dan
mempertimbangkan
a.
b.
c.
Mencari struktur dari sebuah
pendapat/argumen.
Meringkas
Mengapa?
Apa yang menjadi alasan utama?
Apa yang kamu maksud dengan?
Apa yang menjadi contoh?
Apa yang bukan contoh?
Bagaiamana mengaplikasikan
kasus tersebut?
Apa yang menjadikan
perbedaannya?
Apa faktanya?
Apakah ini yang kamu katakan?
Apalagi yang akan kamu katakan
tentang itu?
Keahlian
Mengurangi konflik interest
Kesepakatan antar sumber
Reputasi
Menggunakan prosedur yang ada
Mengetahui resiko
Keterampilan memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati
Mengurangi praduga/menyangka
Mempersingkat waktu antara
observasi dengan laporan
Laporan dilakukan oleh pengamat
sendiri
Mencatat hal-hal yang sangat
diperlukan
Penguatan
Kemungkinan dalam penguatan
Kondisi akses yang baik
Kompeten dalam menggunakan
teknologi
Kepuasan pengamat atas
kredibilitas kriteria
Kelas logika
Mengkondisikan logika
Menginterpretasikan pernyataan
a. Menggeneralisasi
b. Berhipotesis
7
hasil induksi
8. Membuat dan
mengkaji nilai-nilai
hasil pertimbangan
4. Membuat
9. Mendefinisikan
penjelasan lebih
istilah dan
lanjut
mempertimbangkan
a.
b.
c.
Latar belakang fakta
Konsekuensi
Mengaplikasikan konsep
( prinsip-prinsip, hukum dan
asas)
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang
dan memutuskan
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi,
rentang, ekspresi yang sama,
operasional, contoh dan
noncontoh
definisi
b. Strategi definisi
c. Konten (isi)
10.Mengidentifikasi
asumsi
5. Strategi dan
taktik
11. Memutuskan suatu
tindakan
a.
b.
e.
f.
a.
Alasan yang tidak dinyatakan
Asumsi yang diperlukan:
rekonstruksi argumen
Mendefisikan masalah
Memilih kriteria yang mungkin
sebagai solusi permasalahan
Merumuskan alternatif-alternatif
untuk solusi
Memutuskan hal-hal yang akan
dilakukan
Merivew
Memonitor implementasi
Memberi label
b.
Strategi logis
c.
Srtrategi retorik
d.
Mempresentasikan suatu posisi,
a.
b.
c.
d.
12.Berinteraksi dengan
orang lain
baik lisan atau tulisan
Mengacu pada karakteristik seperti di atas, maka tentu saja proses
pendidikan mengharapkan agar seluruh siswa dapat berkembang menjadi manusia
yang mampu berfikir secara kritis. Oleh karena itu, maka pendidik pada semua
8
jenjang pendidikan seharusnya dapat memberikan perhatian penuh pada proses
perkembangan ketrampilan berfikir siswa. Agar dapat membimbing siswa berlatih
berfikir kritis, maka guru sendiri harus mengetahui dan memahami indikatorindikator keterampilan berpikir kritis.
2.3 Indikator Berfikir Kritis
Berpikir kritis itu rasional, logis, dan menunjang keberhasilan peserta
didik. Untuk belajar dan mempraktekkan cara berfikir kritis peserta didik perlu
difasilitasi untuk berlatih mengembangkan beberapa indikator berpikir kritis
seperti :
1. Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan;
2. Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan
peristiwa;
3. Mendeduksi implikasi atau dampak;
4. Menyimpulkan motif;
5. Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir
baru yang mengarah pada perkembangan kreativitas;
6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.
Ennis (1985) seperti dikutip oleh Morgan (1995) mendefinisikan berpikir
kritis
sebagai cara berfikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan
keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dilakukan. Indikator keterampilan
berpikir kritis menurut Ennis terdiri atas 12 komponen, yaitu :
1) Merumuskan masalah
2) Menganalisis argumen
3) Bertanya dan menjawab
pertanyaan
4) Menilai kredibilitas
observasi
5) Melakukan observasi dan
menilai laporan hasil
observasi
6) Membuat deduksi dan
menilai deduksi
7) Membuat induksi dan menilai
induksi
8) Mengevaluasi
9) Mendenifisikan dan menilai
definisi
10) Mengidentifikasi asumsi
11) Memutuskan dan
melaksanakan
12) Berinteraksi dengan orang lain
9
Agar dapat membimbing siswa berlatih berpikir kritis, maka guru sendiri
harus mengetahui dan memahami indikator-indikator keterampilan berpikir kritis
serta beberapa bentuk deskriptornya yang disajikan dalam tabel pada berikut.
Indikator Keterampilan
Berfikir Kritis
1. Merumuskan masalah
2. Memberikan argumen
3. Melakukan deduksi
4. Melakukan induksi
5. Melakukan evaluasi
6. Mengambil keputusan dan
menentukan tindakan
Deskriptor Keterampilan
Berfikir Kritis
Memformulasikan pertanyaan yang
mengarah investigasi jawaban
Argumen sesuai dengan kebutuhan
Menunjukkan persamaan dan
perbedaan
Argumen yang diajukan orisinil dan
utuh
Mendeduksi secara logis
Menginterpretasi secara tepat
Menganalisis data
Membuat generalisasi
Menarik kesimpulan
Mengevaluasi berdasakan fakta
Memberikan alternatif lain
Menentukan jalan keluar
Memilih kemungkinan yang akan
dilaksanakan
2.4 Tahapan Berfikir Kritis
1. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan
sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian
struktur tersebut . Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami
sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis,
menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan
dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).
2. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan
keteramplian
menganallsis.
Keterampilan
mensintesis
adalah
keterampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang
diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak
dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi
kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).
3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa
pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan
dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap
beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan
keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsepkonsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).
4. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut
pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap
agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran
manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi,
kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai
sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan
standar tertentu (Harjasujana,1987:44). Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom,
keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.
Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif
lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.
2.5 Keterampilan Berpikir Kritis
Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential
diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen
Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan
Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
Memecahkan masalah secara sistematis.
Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri
2.6 Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis
Pemikir Kritis
Cepat mengidentifikasi informasi
yang relevan, memisahkannya dari
informasi yang irelevan
Dapat memanfaatkan informasi
untuk merumuskan solusi masalah
atau mengambil keputusan, dan
jika perlu mencari informasi
tambahan yang relevan
Mengapa berpikir kritis?
Bukan Pemikir Kritis
Mengumpulkan fakta dan informasi,
memandang semua informasi sama
pentingnya
Tidak melihat, menangkap, maupun
memikirkan masalah inti.
Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat masalah,
memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.
Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga Perlu Dipelajari?
Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan
rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk
memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang
Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan
teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga
memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi,
dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.
Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap
suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan
relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide
baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.
2.7 Manfaat berfikir kritis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat
Membiasakan berpikiran terbuka
Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
Maka membangun sikap kritis sebenarnya dimaksudkan untuk mengajak kita
berpikir jernih. Bukan untuk membenarkan diri atau menyerang dan mengalahkan
orang lain. Maksudnya adalah membantu orang lain dan diri kita sendiri untuk
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi semua
aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan membaca
dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau tidak
dibutuhkan.
Karakteristik berpikir kritis :
Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu berfikir
kritis antara lain ialah :
c. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati
gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah;
d. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali telah
membuktikan sendiri kebenarannya.
Indikator berpikir kritis :
1.
2.
3.
4.
5.
Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan;
Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan peristiwa;
Mendeduksi implikasi atau dampak;
Menyimpulkan motif;
Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir baru yang mengarah pada
perkembangan kreativitas;
6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.
Tahapan berpikir kritis :
1.
2.
3.
4.
5.
Keterampilan menganalisis
Keterampian mensintesis
Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan mengevaluasi dan menilai
Keterampilan berpikir kritis :
Keterampilan berpikir kritis meliputi : interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,
penjelasan, regulasi diri, Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan,
Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan, serta
Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argument, dll
Pemikir kritis
Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari
informasi yang irelevan
Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau
mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang
relevan
Bukan pemikir kritis
Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama
pentingnya
Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.
Manfaat berpikir kritis :
1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
3.2 Saran
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang
berjudul Berfikir Kritis ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi
pembaca, terlebih lagi sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran sebagai
calon guru. Selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin
tahu hasil dari kegiatan yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Hassoubah, Izhab Zaleha. 2004. Developing Creatif and Critical Thinking Skill (Cara
Berpikir Kreatif dan Kritis).Nuansa: Bandung.
Molan, Benyamin. 2012. Logika : Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: Indeks.
De Bono, Edward. 1992. Teaching Thinking (Mengajar Berpikir). Erlangga
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/01/makalah-berfikir-kritis.html (diakses 05 september
2014)
http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/ (diakses 05
september 2014)
BERPIKIR KRITIS
(Critical Thinking)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran
Disusun Oleh :
Lintang Suci Kurniavy (1301145055)
M. Ainul Labib (1301145058)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Berpikir Kritis (Critical Thinking)” ini dengan seksama dan tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi
pembacanya.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada kepada Bapak Gufron
Amirullah sebagai dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah
membimbing kami, dan ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Kami berharap
agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mahasiswa khususnyadan
pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan
pembelajaran mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah
ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan
kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa kami harapkan demi
peningkatan kualitas makalah ke depan.
Jakarta, September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................
i
Daftar Isi .......................................................................................................
ii
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................
2
1.4 Metode Penulisan ..............................................................................
2
Bab II. Pembahasan
2.1 Definisi Berpikir Kritis .....................................................................
3
2.2 Karakteristik Berpikir Kritis .............................................................
4
2.3 Indikator Berpikir Kritis ...................................................................
9
2.4 Tahapan Berpikir Kritis .....................................................................
11
2.5 Keterampilan Berpikir Kritis ............................................................
12
2.6 Perbedaan antara Pemikir Kritis dan Bukan Pemikir Kritis .............
13
2.7 Manfaat Berpikir Kritis .....................................................................
14
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
15
3.2 Saran .................................................................................................
16
Daftar Pustaka ...............................................................................................
17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental manusia untuk membantu
memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi rasa keingintahuan.
Kemampuan berpikir terbagi dua, yaitu : kemampuan berpikir dasar dan
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi. Kemampuan
berpikir
dasar
hanya
menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis,
misalnya menghafal. Sedangkan, kemampuan tingkat tinggi digunakan apabila
seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk kemudian
digunakan kembali untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.
Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu :
menghafal, dasar, kreatif, dan kritis. Tingkat paling rendah adalah keterampilan
menghafal yang terdiri atas keterampilan yang hampir otomatis. Selanjutnya,
adalah keterampilan dasar. Selanjutnya, berfikir kreatif sifatnya orisinil. Kegiatan
yang dilakukan di antaranya menyatukan ide dan menciptakan ide baru.
Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi
semua aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan
membaca dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau
tidak dibutuhkan. Dua tingkatan berfikir terakhir inilah (berpikir kreatif dan
berpikir kritis) yang disebut keterampilan tingkat tinggi.
Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahanpermasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat.
Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model
penyelesaian masalah secara efektif.
1
1.2
Rumusan Masalah
Makalah ini terfokuskan pada pembahasan mengenai berfikir kritis,
dimana rumusan masalah pada makalah ini:
a.
Apa definisi Berfikir Kritis ?
b.
Apa saja karakteristik Berfikir Kritis ?
c.
Apa saja indikator kemampuan berfikir kritis ?
d.
Apa tahapan Berfikir Kritis ?
e.
Apa saja keterampilan berfikir kritis ?
f.
Apa perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis ?
g.
Apa manfaat berfikir kritis ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;
a.
Mengetahui definisi berfikir kritis
b.
Mengetahui ciri-ciri seseorang berfikir kritis
c.
Mengetahui apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis
d.
Mengetahui tahapan berfikir kritis
e.
Mengetahui keterampilan-keterampilan dalam berfikir kritis
f.
Mengetahui perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis
g.
Mengetahui manfaat berfikir kritis
1.4
Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yaitu sumber
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber berupa sumber berupa buku,
media cetak, maupun media elektronik yang memuat informasi dengan
pembahasan mengenai berfikir kritis
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Berpikir Kritis
Definisi tentang berpikir, yaitu : “berpikir adalah eksplorasi pengalaman
yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan.” Tujuan itu mungkin
berbentuk pemahaman, pengambilan keputusan, dan sebagainya.
Istilah berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan
berpikir konvergen, berpikir logis (logical thinking) dan reasoning. R.H Ennis,
dalam Hassoubah (2004), mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada
diri seseorang, R.H Ennis dalam Hassoubah (2004: 87) memberikan sebuah
definisi berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan. Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan seseorang
dari
keputusan
yang
keliru
dan
tergesa-gesa
sehingga
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya Beyer dalam Hassoubah (2004), menyatakan bahwa
kemampuan berpikir kritis ini meliputi keterampilan untuk menentukan
kredibilitas suatu sumber, membedakan antara yang relevan dan yang tidak
relevan, membedakan fakta dari penilaian, mengidentifikasi dan mengevaluasi
asumsi yang tidak terucapkan, mengidentifikasi bias yang ada, mengidentifikasi
sudut pandang, mengevaluasi bukti yang ditawarkan. Selanjutnya Tyler dalam
Redhana (2003: 13-14) berpendapat bahwa pengalaman atau pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilanketerampilan dalam pemecahan masalah dapat merangsang keterampilan berpikir
kritis siswa. Pertukaran gagasan yang aktif didalam kelompok kecil tidak hanya
menarik perhatian siswa tetapi juga dapat mempromosikan pemikiran kritis.
3
Kerjasama dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi,
bertanggung jawab terhadap pelajaran sehingga dengan begitu mereka menjadi
pemikir yang kritis (Totten dalam Gokhale 2002).
Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang
dengan daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir
kritis. Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya,
dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, dan
mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya.
Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam
orang lain. Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir
kritis dapatdigunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang
buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama
menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif. Pemikir
kritis mampu melkukan introspeksi tentang kemungkinan bisa dalam alasan yang
dikemukakannya.
2.2 Karakteristik Berfikir Kritis
Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu
berfikir kritis antara lain ialah :
a. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk
mendekati gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan
memecahkan masalah;
b. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali
telah membuktikan sendiri kebenarannya.
Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan
Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu:
a. Watak
4
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai
data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandanganpandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah
pendapat yang dianggapnya baik.
b. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber
pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan
menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan
fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
c. Argumen
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan
menyusun argumen.
d. Pertimbangan atau pemikiran
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data.
e. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang
akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan
memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
5
f. Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 :
54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang
terdiri dari lima kelompok besar yaitu:
1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification).
2. Membangun keterampilandasar (basic support).
3. Menyimpulkan (interference).
4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).
Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas,
diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing
indikatornya dituliskan dalam tabel berikut:
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
Keterampilan
Berpikir Kritis
1. Memberikan
Penjelasan
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis
1. Memfokuskan
Aspek
a.
pertanyaan
dasar
b.
c.
2. Menganalisis
argumen
a.
b.
c.
d.
e.
Mengidentifikasi atau
memformulasikan suatu
pertanyaan.
Mengidentifikasi atau
memformulasikan kriteria
jawaban yang mungkin.
Menjaga pikiran terhadap situasi
yang sedang dihadapi.
Mengidentifikasi kesimpulan.
Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan.
Mengidentifikasi alasan yang
tidak dinyatakan.
Mencari persamaan dan
perbedaan.
Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan.
6
f.
3. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Membangun
Keterampilandasar
4. Mempertimbangkan
apakah sumber
dapat dipercaya
atau tidak?
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3. Menyimpulkan
6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
deduksi
7. Menginduksi dan
mempertimbangkan
a.
b.
c.
Mencari struktur dari sebuah
pendapat/argumen.
Meringkas
Mengapa?
Apa yang menjadi alasan utama?
Apa yang kamu maksud dengan?
Apa yang menjadi contoh?
Apa yang bukan contoh?
Bagaiamana mengaplikasikan
kasus tersebut?
Apa yang menjadikan
perbedaannya?
Apa faktanya?
Apakah ini yang kamu katakan?
Apalagi yang akan kamu katakan
tentang itu?
Keahlian
Mengurangi konflik interest
Kesepakatan antar sumber
Reputasi
Menggunakan prosedur yang ada
Mengetahui resiko
Keterampilan memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati
Mengurangi praduga/menyangka
Mempersingkat waktu antara
observasi dengan laporan
Laporan dilakukan oleh pengamat
sendiri
Mencatat hal-hal yang sangat
diperlukan
Penguatan
Kemungkinan dalam penguatan
Kondisi akses yang baik
Kompeten dalam menggunakan
teknologi
Kepuasan pengamat atas
kredibilitas kriteria
Kelas logika
Mengkondisikan logika
Menginterpretasikan pernyataan
a. Menggeneralisasi
b. Berhipotesis
7
hasil induksi
8. Membuat dan
mengkaji nilai-nilai
hasil pertimbangan
4. Membuat
9. Mendefinisikan
penjelasan lebih
istilah dan
lanjut
mempertimbangkan
a.
b.
c.
Latar belakang fakta
Konsekuensi
Mengaplikasikan konsep
( prinsip-prinsip, hukum dan
asas)
d. Mempertimbangkan alternatif
e. Menyeimbangkan, menimbang
dan memutuskan
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi,
rentang, ekspresi yang sama,
operasional, contoh dan
noncontoh
definisi
b. Strategi definisi
c. Konten (isi)
10.Mengidentifikasi
asumsi
5. Strategi dan
taktik
11. Memutuskan suatu
tindakan
a.
b.
e.
f.
a.
Alasan yang tidak dinyatakan
Asumsi yang diperlukan:
rekonstruksi argumen
Mendefisikan masalah
Memilih kriteria yang mungkin
sebagai solusi permasalahan
Merumuskan alternatif-alternatif
untuk solusi
Memutuskan hal-hal yang akan
dilakukan
Merivew
Memonitor implementasi
Memberi label
b.
Strategi logis
c.
Srtrategi retorik
d.
Mempresentasikan suatu posisi,
a.
b.
c.
d.
12.Berinteraksi dengan
orang lain
baik lisan atau tulisan
Mengacu pada karakteristik seperti di atas, maka tentu saja proses
pendidikan mengharapkan agar seluruh siswa dapat berkembang menjadi manusia
yang mampu berfikir secara kritis. Oleh karena itu, maka pendidik pada semua
8
jenjang pendidikan seharusnya dapat memberikan perhatian penuh pada proses
perkembangan ketrampilan berfikir siswa. Agar dapat membimbing siswa berlatih
berfikir kritis, maka guru sendiri harus mengetahui dan memahami indikatorindikator keterampilan berpikir kritis.
2.3 Indikator Berfikir Kritis
Berpikir kritis itu rasional, logis, dan menunjang keberhasilan peserta
didik. Untuk belajar dan mempraktekkan cara berfikir kritis peserta didik perlu
difasilitasi untuk berlatih mengembangkan beberapa indikator berpikir kritis
seperti :
1. Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan;
2. Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan
peristiwa;
3. Mendeduksi implikasi atau dampak;
4. Menyimpulkan motif;
5. Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir
baru yang mengarah pada perkembangan kreativitas;
6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.
Ennis (1985) seperti dikutip oleh Morgan (1995) mendefinisikan berpikir
kritis
sebagai cara berfikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan
keputusan tentang apa yang harus diyakini dan dilakukan. Indikator keterampilan
berpikir kritis menurut Ennis terdiri atas 12 komponen, yaitu :
1) Merumuskan masalah
2) Menganalisis argumen
3) Bertanya dan menjawab
pertanyaan
4) Menilai kredibilitas
observasi
5) Melakukan observasi dan
menilai laporan hasil
observasi
6) Membuat deduksi dan
menilai deduksi
7) Membuat induksi dan menilai
induksi
8) Mengevaluasi
9) Mendenifisikan dan menilai
definisi
10) Mengidentifikasi asumsi
11) Memutuskan dan
melaksanakan
12) Berinteraksi dengan orang lain
9
Agar dapat membimbing siswa berlatih berpikir kritis, maka guru sendiri
harus mengetahui dan memahami indikator-indikator keterampilan berpikir kritis
serta beberapa bentuk deskriptornya yang disajikan dalam tabel pada berikut.
Indikator Keterampilan
Berfikir Kritis
1. Merumuskan masalah
2. Memberikan argumen
3. Melakukan deduksi
4. Melakukan induksi
5. Melakukan evaluasi
6. Mengambil keputusan dan
menentukan tindakan
Deskriptor Keterampilan
Berfikir Kritis
Memformulasikan pertanyaan yang
mengarah investigasi jawaban
Argumen sesuai dengan kebutuhan
Menunjukkan persamaan dan
perbedaan
Argumen yang diajukan orisinil dan
utuh
Mendeduksi secara logis
Menginterpretasi secara tepat
Menganalisis data
Membuat generalisasi
Menarik kesimpulan
Mengevaluasi berdasakan fakta
Memberikan alternatif lain
Menentukan jalan keluar
Memilih kemungkinan yang akan
dilaksanakan
2.4 Tahapan Berfikir Kritis
1. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan
sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian
struktur tersebut . Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami
sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke
dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis,
menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan
dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).
2. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan
keteramplian
menganallsis.
Keterampilan
mensintesis
adalah
keterampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang
diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak
dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi
kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).
3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa
pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan
dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap
beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan
keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsepkonsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru (Walker, 2001:15).
4. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain (Salam, 1988: 68).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut
pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap
agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran
manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi,
kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai
sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan
standar tertentu (Harjasujana,1987:44). Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom,
keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.
Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif
lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.
2.5 Keterampilan Berpikir Kritis
Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential
diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen
Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan
Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
Memecahkan masalah secara sistematis.
Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri
2.6 Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis
Pemikir Kritis
Cepat mengidentifikasi informasi
yang relevan, memisahkannya dari
informasi yang irelevan
Dapat memanfaatkan informasi
untuk merumuskan solusi masalah
atau mengambil keputusan, dan
jika perlu mencari informasi
tambahan yang relevan
Mengapa berpikir kritis?
Bukan Pemikir Kritis
Mengumpulkan fakta dan informasi,
memandang semua informasi sama
pentingnya
Tidak melihat, menangkap, maupun
memikirkan masalah inti.
Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat masalah,
memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.
Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga Perlu Dipelajari?
Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan
rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk
memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang
Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan
teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga
memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi,
dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.
Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap
suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan
relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide
baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.
2.7 Manfaat berfikir kritis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat
Membiasakan berpikiran terbuka
Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
Maka membangun sikap kritis sebenarnya dimaksudkan untuk mengajak kita
berpikir jernih. Bukan untuk membenarkan diri atau menyerang dan mengalahkan
orang lain. Maksudnya adalah membantu orang lain dan diri kita sendiri untuk
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis adalah berpikir yang menghubungkan dan mengevaluasi semua
aspek dari suatu masalah. Berpikir kritis termasuk kedalam kemampuan membaca
dengan pemahaman dan mengindentifikasi materi yang dibutuhkan atau tidak
dibutuhkan.
Karakteristik berpikir kritis :
Menurut Zeidler, et al (1992) beberpa karakteristik orang yang mampu berfikir
kritis antara lain ialah :
c. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati
gagasannya dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah;
d. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali telah
membuktikan sendiri kebenarannya.
Indikator berpikir kritis :
1.
2.
3.
4.
5.
Mengindentifikasi kejadian, peristiwa, proses, dan kegiatan;
Mengindentifikasi hubungan antar kejadian, objek, dan peristiwa;
Mendeduksi implikasi atau dampak;
Menyimpulkan motif;
Mengkombinasi elemen bebas untuk mengkreasi pola pikir baru yang mengarah pada
perkembangan kreativitas;
6. Membuat interpretasi asli sebagai suatu bentuk dari kreativitas.
Tahapan berpikir kritis :
1.
2.
3.
4.
5.
Keterampilan menganalisis
Keterampian mensintesis
Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan mengevaluasi dan menilai
Keterampilan berpikir kritis :
Keterampilan berpikir kritis meliputi : interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,
penjelasan, regulasi diri, Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan,
Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan, serta
Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argument, dll
Pemikir kritis
Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari
informasi yang irelevan
Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau
mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang
relevan
Bukan pemikir kritis
Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama
pentingnya
Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti.
Manfaat berpikir kritis :
1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
3.2 Saran
Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang
berjudul Berfikir Kritis ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan bagi
pembaca, terlebih lagi sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran sebagai
calon guru. Selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha terus memenuhi rasa ingin
tahu hasil dari kegiatan yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Hassoubah, Izhab Zaleha. 2004. Developing Creatif and Critical Thinking Skill (Cara
Berpikir Kreatif dan Kritis).Nuansa: Bandung.
Molan, Benyamin. 2012. Logika : Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: Indeks.
De Bono, Edward. 1992. Teaching Thinking (Mengajar Berpikir). Erlangga
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/01/makalah-berfikir-kritis.html (diakses 05 september
2014)
http://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/ (diakses 05
september 2014)