Sentralisasi dan Desentralisasi (1). docx
1. Sentralisasi
dan Desentralisasi
Posted on May 3, 2012 by tammzt
1.1 Pengertian Serta Dampaknya Bagi Suatu Negara
1.1.1 Pengertian
A. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil
manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur
organisasi. Bahkan pada zaman kerajaan, pemerintahan kolonial, maupun
di zaman kemerdekaan.Istilah sentralisasi sendiri sering digunakan dalam
kaitannya dengan kontrol terhadap kekuasaan dan lokasi yang berpusat
pada satu titik.Dewasa ini, urusan- urusan yang bersifat sentral adalah
Luar Negri, Peradilan, Hankam, Moneter dalam arti mencetak uang,
menentukan nilai uang, dan sebagainya, dan Pemerintahan Umum.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan
sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah
pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan
kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada
pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini
banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan
sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan
sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang
memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada
pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah
atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan
kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa
adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan
dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah
euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan
untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi
karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Tujuan dari desentralisasi adalah mencegah pemusatan keuangan;
sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk
mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pemerintahan; penyusunan program-program untuk perbaikan sosial
ekonomi pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
1.1.2 a Dampak Positif dan Negatif Sentralisasi di berbagai
Bidang
Dari segi ekonomi, efek positif yang di berikan oleh sistem sentralisasi ini
adalah perekonomian lebih terarah dan teratur karena pada sistem ini
hanya pusat saja yang mengatur perekonomian. Sedangkan dampak
negatifnya adalah daerah seolah-olah hanya di jadikan sapi perahan saja
dan tidak dibiarkan mengatur kebijakan perekonomiannya masing- masing
sehingga terjadi pemusatan keuangan pada Pemerintah Pusat.
Segi Sosial Budaya
Dengan di laksanakannya sistem sentralisasi ini, perbedaan-perbadaan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat di persatukan.
Sehingga, setiap daerah tidak saling menonjolkan kebudayaan masingmasing dan lebih menguatkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang di
miliki bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif yang di timbulkan
sistem ini adalah pemerintah pusat begitu dominan dalam menggerakkan
seluruh aktivitas negara. Dominasi pemerintah pusat terhadap
pemerintah daerah telah menghilangkan eksistensi daerah sebagai
tatanan pemerintahan lokal yang memiliki keunikan dinamika sosial
budaya tersendiri, keadaan ini dalam jangka waktu yang panjang
mengakibatkan ketergantungan kepada pemerintah pusat yang pada
akhirnya mematikan kreasi dan inisiatif lokal untuk membangun
lokalitasnya.
Segi Keamanan dan Politik
Dampak positif dalam hal keamanan yang dirasakan dalam penerapan
sentralisasi ini adalah keamanan lebih terjamin karena pada masa di
terapkannya sistem ini, jarang terjadi konflik antar daerah yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan nasional Indonesia. Tetapi, sentralisasi
juga membawa dampak negatif dibidang ini. Seperti menonjolnya
organisasi-organisasi kemiliteran. Sehingga, organisasi-organisasi militer
tersebut mempunyai hak yang lebih daripada organisasi lain.
Dampak positif yang dirasakan di bidang politik sebagai hasil penerapan
sistem sentralisasi adalah pemerintah daerah tidak harus pusing-pusing
pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan
keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya
oleh pemerintah pusat. Sehingga keputusan yang dihasilkan dapat
terlaksana secara maksimal karena pemerintah daerah hanya menerima
saja. Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya kemandulan dalam
diri daerah karena hanya terus bergantung pada keputusan yang di
berikan oleh pusat. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk menghasilkan
suatu keputusan atau kebijakan memakan waktu yang lama dan
menyebabkan realisasi dari keputusan tersebut terhambat.
1.1.2 b Dampak Positif dan Negatif Desentralisasi di berbagai
Bidang
Dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem
desentralisasi ini dimana pemerintahan daerah akan mudah untuk
mengelola sumber daya alam yang dimilikinya, dengan demikian apabila
sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola secara maksimal maka
pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat akan meningkat. Tetapi,
penerapan sistem ini membukan peluang yang sebesar-besarnya bagi
pejabat daerah (pejabat yang tidak benar) untuk melalukan praktek KKN.
Berikut ini beberapa modus korupsi di daerah :
1.
Korupsi Pengadaan Barang 2. Penghapusan barang inventaris dan
aset negara (tanah)
2.
Pungli penerimaan pegawai, pembayaran gaji, keniakan pangkat,
pengurusan pensiun dan sebagainya.
3.
Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi (sekolah, rumah
ibadah, panti asuhan dan jompo)
4.
Bantuan fiktif
5.
Penyelewengan dana proyek
6.
Proyek fiktif fisik
7.
Manipulasi hasil penerimaan penjualan, penerimaan pajak, retribusi
dan iuran
Segi Sosial Budaya
Dengan diadakannya desentralisasi, akan memperkuat ikatan sosial
budaya pada suatu daerah. Karena dengan diterapkannya sistem
desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan mudah untuk
mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Bahkan
kebudayaan tersebut dapat dikembangkan dan di perkenalkan kepada
daerah lain. Yang nantinya merupakan salah satu potensi daerah tersebut.
Sedangkan dampak negatif dari desentralisasi pada segi sosial budaya
adalah masing- masing daerah berlomba-lomba untuk menonjolkan
kebudayaannya masing-masing. Sehingga, secara tidak langsung ikut
melunturkan kesatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri.
Segi Keamanan dan Politik
Dengan diadakannya desentralisasi merupakan suatu upaya untuk
mempertahankan kesatuan Negara Indonesia, karena dengan
diterapkannya kebijaksanaan ini akan bisa meredam daerah-daerah yang
ingin memisahkan diri dengan NKRI, (daerah-daerah yang merasa kurang
puas dengan sistem atau apa saja yang menyangkut NKRI). Tetapi disatu
sisi desentralisasi berpotensi menyulut konflik antar daerah. Walaupun
begitu, proses desentralisasi juga telah meningkatkan prospek
pencegahan dan manajemen konflik yang lebih baik melalui munculnya
pemerintahan lokal yang lebih dipercaya.
Dibidang politik, dampak positif yang didapat melalui desentralisasi
adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah
dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah lebih
aktif dalam mengelola daerahnya. Tetapi, dampak negatif yang terlihat
dari sistem ini adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang
tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta
digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Source:
Nurkolis, “Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi”,
Grasindo, 2003, 9797322084, 9789797322083.
John Adair, “Cara Menumbuhkan Pemimpin”, Gramedia Pustaka
Utama, 9792234276, 9789792234275.
Achmad S. Ruky, “Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM
atau MBA”, Gramedia Pustaka Utama, 2002, 9796869705,
9789796869701.
Jack Trout, “Big Brands Big Trouble”, Esensi, 9796884666,
9789796884667.
Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, “Perilaku Organisasi 2 (ed. 12)
HVS”, Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.
(Inggris)Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior.
Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232
Maslow. (Inggris)A. Motivation and Personality. New York: Harper
& Row, 1954, hal. 57-67.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta:
Salemba Empat. Hal.229-239
McClelland, D.C. (Inggris)The Achieving Society, New York: Van Nostrand
Reinhold, 1961, hal. 63-73
Cameron, J.; Pierce,W. D. (Inggris)Reinforcement, Reward, and Intrinsic
Motivation: A Meta-Analysis, Review of Educational Research, 1994. hal.
363-423.
(Inggris) Locke, E. A. Toward a Theory of Task Motivation and Incentive,
Organizational Behavior and Human Performance, 1968, hal. 157-159
(Inggris) Early. “Task Planning and Energy Expended: Exploration of How
Goals Influence Performance”, Jurnal Psikologi, 1987. hal. 107-114
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku
Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Hal.244-254
Wade, Carol; Tavris, Carol. Psikologi: Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007, hal.
142-152
Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku
Produktif
Karyawan Divisi Long Distance PT Telkom Tbk, Tesis, Unpad,
Bandung
(https://tammzt.wordpress.com/2012/05/03/1-sentralisasi-dan-desentralisasi/)
dan Desentralisasi
Posted on May 3, 2012 by tammzt
1.1 Pengertian Serta Dampaknya Bagi Suatu Negara
1.1.1 Pengertian
A. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil
manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur
organisasi. Bahkan pada zaman kerajaan, pemerintahan kolonial, maupun
di zaman kemerdekaan.Istilah sentralisasi sendiri sering digunakan dalam
kaitannya dengan kontrol terhadap kekuasaan dan lokasi yang berpusat
pada satu titik.Dewasa ini, urusan- urusan yang bersifat sentral adalah
Luar Negri, Peradilan, Hankam, Moneter dalam arti mencetak uang,
menentukan nilai uang, dan sebagainya, dan Pemerintahan Umum.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan
sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah
pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan
kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada
pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini
banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan
sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan
sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang
memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada
pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah
atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan
kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa
adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan
dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah
euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan
untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi
karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Tujuan dari desentralisasi adalah mencegah pemusatan keuangan;
sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk
mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pemerintahan; penyusunan program-program untuk perbaikan sosial
ekonomi pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
1.1.2 a Dampak Positif dan Negatif Sentralisasi di berbagai
Bidang
Dari segi ekonomi, efek positif yang di berikan oleh sistem sentralisasi ini
adalah perekonomian lebih terarah dan teratur karena pada sistem ini
hanya pusat saja yang mengatur perekonomian. Sedangkan dampak
negatifnya adalah daerah seolah-olah hanya di jadikan sapi perahan saja
dan tidak dibiarkan mengatur kebijakan perekonomiannya masing- masing
sehingga terjadi pemusatan keuangan pada Pemerintah Pusat.
Segi Sosial Budaya
Dengan di laksanakannya sistem sentralisasi ini, perbedaan-perbadaan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat di persatukan.
Sehingga, setiap daerah tidak saling menonjolkan kebudayaan masingmasing dan lebih menguatkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang di
miliki bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif yang di timbulkan
sistem ini adalah pemerintah pusat begitu dominan dalam menggerakkan
seluruh aktivitas negara. Dominasi pemerintah pusat terhadap
pemerintah daerah telah menghilangkan eksistensi daerah sebagai
tatanan pemerintahan lokal yang memiliki keunikan dinamika sosial
budaya tersendiri, keadaan ini dalam jangka waktu yang panjang
mengakibatkan ketergantungan kepada pemerintah pusat yang pada
akhirnya mematikan kreasi dan inisiatif lokal untuk membangun
lokalitasnya.
Segi Keamanan dan Politik
Dampak positif dalam hal keamanan yang dirasakan dalam penerapan
sentralisasi ini adalah keamanan lebih terjamin karena pada masa di
terapkannya sistem ini, jarang terjadi konflik antar daerah yang dapat
mengganggu stabilitas keamanan nasional Indonesia. Tetapi, sentralisasi
juga membawa dampak negatif dibidang ini. Seperti menonjolnya
organisasi-organisasi kemiliteran. Sehingga, organisasi-organisasi militer
tersebut mempunyai hak yang lebih daripada organisasi lain.
Dampak positif yang dirasakan di bidang politik sebagai hasil penerapan
sistem sentralisasi adalah pemerintah daerah tidak harus pusing-pusing
pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan
keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya
oleh pemerintah pusat. Sehingga keputusan yang dihasilkan dapat
terlaksana secara maksimal karena pemerintah daerah hanya menerima
saja. Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya kemandulan dalam
diri daerah karena hanya terus bergantung pada keputusan yang di
berikan oleh pusat. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk menghasilkan
suatu keputusan atau kebijakan memakan waktu yang lama dan
menyebabkan realisasi dari keputusan tersebut terhambat.
1.1.2 b Dampak Positif dan Negatif Desentralisasi di berbagai
Bidang
Dari segi ekonomi banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem
desentralisasi ini dimana pemerintahan daerah akan mudah untuk
mengelola sumber daya alam yang dimilikinya, dengan demikian apabila
sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola secara maksimal maka
pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat akan meningkat. Tetapi,
penerapan sistem ini membukan peluang yang sebesar-besarnya bagi
pejabat daerah (pejabat yang tidak benar) untuk melalukan praktek KKN.
Berikut ini beberapa modus korupsi di daerah :
1.
Korupsi Pengadaan Barang 2. Penghapusan barang inventaris dan
aset negara (tanah)
2.
Pungli penerimaan pegawai, pembayaran gaji, keniakan pangkat,
pengurusan pensiun dan sebagainya.
3.
Pemotongan uang bantuan sosial dan subsidi (sekolah, rumah
ibadah, panti asuhan dan jompo)
4.
Bantuan fiktif
5.
Penyelewengan dana proyek
6.
Proyek fiktif fisik
7.
Manipulasi hasil penerimaan penjualan, penerimaan pajak, retribusi
dan iuran
Segi Sosial Budaya
Dengan diadakannya desentralisasi, akan memperkuat ikatan sosial
budaya pada suatu daerah. Karena dengan diterapkannya sistem
desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan mudah untuk
mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Bahkan
kebudayaan tersebut dapat dikembangkan dan di perkenalkan kepada
daerah lain. Yang nantinya merupakan salah satu potensi daerah tersebut.
Sedangkan dampak negatif dari desentralisasi pada segi sosial budaya
adalah masing- masing daerah berlomba-lomba untuk menonjolkan
kebudayaannya masing-masing. Sehingga, secara tidak langsung ikut
melunturkan kesatuan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri.
Segi Keamanan dan Politik
Dengan diadakannya desentralisasi merupakan suatu upaya untuk
mempertahankan kesatuan Negara Indonesia, karena dengan
diterapkannya kebijaksanaan ini akan bisa meredam daerah-daerah yang
ingin memisahkan diri dengan NKRI, (daerah-daerah yang merasa kurang
puas dengan sistem atau apa saja yang menyangkut NKRI). Tetapi disatu
sisi desentralisasi berpotensi menyulut konflik antar daerah. Walaupun
begitu, proses desentralisasi juga telah meningkatkan prospek
pencegahan dan manajemen konflik yang lebih baik melalui munculnya
pemerintahan lokal yang lebih dipercaya.
Dibidang politik, dampak positif yang didapat melalui desentralisasi
adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah
dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah lebih
aktif dalam mengelola daerahnya. Tetapi, dampak negatif yang terlihat
dari sistem ini adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang
tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta
digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Source:
Nurkolis, “Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi”,
Grasindo, 2003, 9797322084, 9789797322083.
John Adair, “Cara Menumbuhkan Pemimpin”, Gramedia Pustaka
Utama, 9792234276, 9789792234275.
Achmad S. Ruky, “Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM
atau MBA”, Gramedia Pustaka Utama, 2002, 9796869705,
9789796869701.
Jack Trout, “Big Brands Big Trouble”, Esensi, 9796884666,
9789796884667.
Perilaku Organisasi 2(ed. 12) HVS, “Perilaku Organisasi 2 (ed. 12)
HVS”, Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.
(Inggris)Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior.
Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232
Maslow. (Inggris)A. Motivation and Personality. New York: Harper
& Row, 1954, hal. 57-67.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta:
Salemba Empat. Hal.229-239
McClelland, D.C. (Inggris)The Achieving Society, New York: Van Nostrand
Reinhold, 1961, hal. 63-73
Cameron, J.; Pierce,W. D. (Inggris)Reinforcement, Reward, and Intrinsic
Motivation: A Meta-Analysis, Review of Educational Research, 1994. hal.
363-423.
(Inggris) Locke, E. A. Toward a Theory of Task Motivation and Incentive,
Organizational Behavior and Human Performance, 1968, hal. 157-159
(Inggris) Early. “Task Planning and Energy Expended: Exploration of How
Goals Influence Performance”, Jurnal Psikologi, 1987. hal. 107-114
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku
Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Hal.244-254
Wade, Carol; Tavris, Carol. Psikologi: Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007, hal.
142-152
Cut Zurnali, 2004, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Terhadap Perilaku
Produktif
Karyawan Divisi Long Distance PT Telkom Tbk, Tesis, Unpad,
Bandung
(https://tammzt.wordpress.com/2012/05/03/1-sentralisasi-dan-desentralisasi/)