Karakteristik dan Tugas Perkembangan Ana

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Havighurst, tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul
apabila pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupun individu. Apabila
individu mampu melaksanakan tugas dengan berhasil, maka akan menimbulkan
rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya. Sebaliknya apabila mengalami kegagalan, maka akan menimbulkan
perasaan tidak bahagia dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
berikutnya.
Beberapa tugas perkembangan yangdilakukan oleh individu muncul
sebagai akibat dari kematangan fisik, misalnya berjalan, melompat, lari, dan
sebagian lain berkembang dari adanya tekanan-tekanan dari budaya masyarakat,
seperti belajar membaca, dan sebagian lainnya karena adanya nilai-nilai dan
aspirasi individu, seperti memilih dan mempersiapkan pekerjaan. Namun pada
umumnya kemunculan tugas-tugas perkembangan itu disebabkan oleh adanya
ketiga kekuatan tersebut secara serempak. Pada manusia perkembangan fisik dan
mental setiap kalii mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang
berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam
menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami

fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagaitahapan ataupembentukan
tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai cirri-ciri khusus atau polapola tingkah laku tertentu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja karakteristik perkembangan masa anak awal?
2. Apa saja tugas perkembangan pada masa anak awal ?

3

3. Apa yang dimaksud dengan karakteristik perkembangan masa akhir
anak?
4. Apa saja tugas perkembangan masa akhir anak?
5. Apa saja penyimpangan perkembangan yang terjadi pada masa kanakkanak?
6. Apa saja karakteristik perkembangan pada masa puber?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja karakteristik perkembangan masa anak

awal.
2. Mengetahui dan memahami tugas perkembangan pada masa anak awal.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan karakteristik perkembangan
masa akhir anak.
4. Mengetahui tugas-tugas perkembangan masa akhir anak.
5. Mengetahui penyimpangan-penyimpangan perkembangan yang terjadi
pada masa kanak-kanak.
6. mengetahui karakteristik perkembangan pada masa puber.

4

BAB II
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK dan TUGAS PERKEMBANGAN ANAK
A. Karakteristik Perkembangan Masa Anak Awal
Umumnya orang berpendapat bahwa periode masa anak dirasakan sebagai
periode yang cukup lama. Peride ini berlangsung dari rentangan waktu 3-5 tahun
dan dilanjutkan 6-12 tahun relatif singkat. Tetapi, karena ketidakberdayaan dan
ketergantungan pada orang lain dirasakan relatif lama, anak-anak tidak sabar
menunggu saat pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi,

melainkan sudah menjadi orang dewasa yang memiliki kebebasan untuk
melakukan apa pun menurut kehendaknya sendiri.
Masa anak awal berlangsung dari usia 2 – 6 tahun, yaitu setelah anak
meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan
dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan
pola perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Orang tua sering menyebut masa
anak awal sebagai usia sulit dan mengundang masalah. Mengapa? Karena pada
masa ini anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan
menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras kepala, kadang
menentang dan melawan orang tua, atau orang dewasa lainnya. Penyebabnya ialah
mulai berkurangnya ketergantungan anak dibandingkan dengan pada masa bayi
sebelumnya. Kemauan anak pun mulai berkembang. Pemahaman yang kurang
tepat terhadap perubahan perkembangan anak pada masa ini dapat mengakibatkan
orang dewasa tidak bersikap yang kurang semestinya. Hal ini akan mempengaruhi
proses peletakan dasar pembentukan kepribadian yang dapat menimbulkan
masalah di kemudian hari.
Selain sebutan usia sulit dan bermasalah, orang tua juga menganggap masa
anak awal sebagai usia bermain karena sebagian besar waktu anak digunakan
untuk bermain. Sementara itu, para pendidik menyebut masa anak awal sebagai
usia prasekolah, di mana anak mulai dititipkan pada tempat penitipan anak (TPA).

Kemudian mereka memasuki kelompok bermain (KB). Terakhir, mereka
5

memasuki Taman Kanak-kanak (TK) yang menekankan pada kegiatan bermain
dalam pendidikan dan pembelajarannya untuk membantu perkembangan mereka
melalui belajar sambil bermain (learning by playing). Pada masa prasekolah ini,
anak dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan yang akan diselenggarakan di
sekolah formal (SD).
Para psikolog perkembangan anak menyebut masa anak awal sebagai usia
kelompok. Mengapa? Karena anak mulai belajar dasar-dasar perilaku melalui
interaksi dengan anggota keluarga dan kelompok bermainnya. Selain itu juga,
para psikolog menyebut anak pada masa ini sebagai usia menjelajah dan usia
bertanya.Hal ini dikarenakan anak sudah mampu berjalan sehingga dapat
menjelajah dan ingin tahu sehingga selalu bertanya mengenai segala hal yang
ditemui di lingkungan kehidupan sekitarnya. Masa ini disebut juga usia meniru
karena anak senang belajar dengan cara meniru, terutama menirukan pembicaraan
dan tindakan orang lain. Adapula yang menyebut masa ini sebagai usia kreatif.
Pada periode ini anak memiliki kecenderungan kuat untuk menunjukkan
kreativitas mereka terutama dalam bermain dibandingkan dengan masa lain dalam
kehidupannya.

Pada masa ini perkembangan fisik dan motorik anak sangat pesat. Demikian
juga kemampuan berbicaranya. Anak mulai tertarik pada diri sendiri (egosentris).
Emosi yang umum pada masa anak awal adalah marah, takut, cemburu, ingin
tahu, gembira, sedih, dan kasih sayang. Sosialisasi pada masa anak awal terjadi
melalui interaksi dengan orang-orang di sekitar anak, yaitu anggota keluarga dan
teman bermain. Anak juga mulai belajar perilaku moral (baik – buruk) melalui
respon.
Menyenangkan atau tidak menyenangkan dari orang tua atau orang dewasa
lainnya. Disiplin mulai dapat diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai
belajar hidup secara tertib. Sikap orang tua dan teman-teman berpengaruh dalam
pembentukan konsep diri yang menjadi dasar dan inti perkembangan kerpribadian
anak selanjutnya.
Bahaya potensial atau resiko pada masa anak awal dikelompokan atas

6

bahaya fisiologis dan bahaya psikologis. Bahaya fisiologis antara lain penyakit,
kecelakaan, kegemukan, atau kekurusan. Bahaya psikologis antara lain kesulitan
berbicara, keadaan dan gangguan emosi, kesulitan dalam sosialisasi melalui
kegiatan bermain, serta kebiasaan, disiplin, dan konsep diri yang kurang positif.

Kebahagiaan anak pada masa ini antara lain dipengaruhi oleh kondisi kesehatan
yang baik, pengakuan orang lain akan perilaku kekanakannya, bebas
mengungkapkan ekspresi emosi, harapan sosial yang realistis, kesempatan untuk
melakukan eksplorasi, suasana gembira, serta dukungan keluraga.
1. Perkembangan fisik
Selama masa anak anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung secara
lambat, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi.
Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda
tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak-anak matang secara
seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama
anak-anak pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun ketrampilan
motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.
a. Tinggi dan berat badan
Selama masa kanak-kanak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan
berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun,
tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun, tinggi
anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger dan
Kangan,1969). Ketika anak usia pra sekolah bertumbuh semakin besar,
persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama
masa ini baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing, sementara

batang tubuh mereka makin panjang.
b. Perkembangan otak
Salah satu yang terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada
masa ini adalah pertumbuhan otak dan system syaraf. Otak dan kepala merupakan
bagian yagn tumbuh paling cepat. Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh

7

peningkatan jumlah dan ukuran syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagianbagian otak. Peningkatan ukuran otak disebabkan oleh peningkatan mielinisasi
yaitu proses dimana sel-sel syaraf dilapisi dan diisolasi oleh sebuah lapisan sel-sel
lemak, efeknya dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran
informasi melalui system syaraf. Mielinisasi penting bagi pendewasaan anak,
peningkatan kematangan otak dikombinasikan untuk memperoleh pengalaman
dan pemunculan kemampuan kognitif.
Pertumbuhan otak pada masa kanak-kanak tidak sepesat pertumbuhan otak
pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata
75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai
sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandya, 1988).
B. Tugas perkembangan masa anak awal
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus

diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka
gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan
selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang menjadi sumber dari
pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah Kematangan
pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masa nak awal dikemukakan oleh
Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
 Belajar berjalan
 Belajar mekan makanan padat
 Belajar berbicara
 Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
 Mencapai stabilitas fisiologik
 Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
 Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
 Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta
mengembangkan kata hati
C. Karakteristik Masa Anak Akhir
8


Karakteristik anak masa usia sekolah adalah babak terakhir bagi periode
perkembangan dimana manusia masih digolongkan sebagai anak masa usia
sekolah dikenal juga sebagai masa tengah dan akhir dari masa kanak-kanak, pada
masa inilah anak paling siap untuk belajar. Mereka ingin menciptakan sesuatu,
bahkan berusaha untuk dapat membuat sesuatu sebaik-baiknya, ingin sempurna
dalam segala hal.
Pada masa ini anak menjalani sebagian besar dari kehidupannya di sekolah
yaitu di Sekolah Dasar. pada masa ini dikatakan pula sebagai masa konsolidasi.
Masa usia sekolah dasar sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa
keserasian sekolah. Pada masa keserasian sekolah ini secara relatif anak-anak
lebih mudah dididik dari pada sebelumnya dan sesudahnya.
Masa ini dapat dirinci lagi menjadi 2 fase yaitu :
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar kira-kira umur 6 atau 7 tahun
sampai umur 9 atau 10 tahun
Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Rendah Sekolah Dasar. Beberapa
sifat khas anak pada masa ini antara lain adalah:


Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan

prestasi sekolah



Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional



Ada kecenderungan menuju diri sendiri



Suka

membanding-bandingkan

dirinya

dengan


anak

lain

ada

kecenderungan meremehkan anak lain.


kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu hal, maka soal itu dianggapnya
tidak penting.



Pada masa ini anak menghendaki nilai raport yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai atau tidak.

2. Masa kela-kelas tinggi sekolah dasar kira-kira umur 9 tahun 10 tahun
sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun
Karakteristik Anak pada Masa Kelas-Kelas Tinggi SD Beberapa sifat khas
anak-anak pada masa ini adalah:
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret

9

2. Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus
4. Sampai kira-kira umur II tahun anak dapat membutuhkan seorang guru /
orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginannya. Setelah kira-kira umur II tahun pada umumnya anak
menghadapi tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya
sendiri
5. Pada masa ini anak memandang (nilai raport) sebagai ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah
6. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama
7. Mengembangkan kata hati, moralitas suatu skala nilai-nilai
a) Perkembangan Fisik / Jasmani



Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis
1) Perkembangan Anatomis
Perkembangan anatomis ditujukan dengan adanya kuantitatif pada struktur
tulang-berulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan
tinggi garis keajegan badan secara keseluruhan.
a) tulang-berulang pada masa bayi berjumlah 27 yang masih rentur, berpori
dan persambungannya longgal
b) berat badan tinggi badan pada waktu lahir umumnya sekitar 3-4 kg dan 060 cm, masa kanak-kanak sekitar 12-15 kg dan 90-120 cm
c) Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan kanak-kanak sekitar
1:4.
b) Perkembangan Fisiologi
Perkembangan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
secara kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti

10

konstraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan
pencernaan.
a) otot sebagai pengontrol motorik, proporsi bobotnya 1-5 pada masa bayi dan
kanak-kanak;
b) frekuensi denyut jantung pada masa bayi sekitar 140 permenit dengan
meningkatkan usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun normalnya
pada orang dewasa sekitar 72;
c) persentase tingkat kesempurnaan perkembangan secara fungsional
d) keaktifan dan tingkat kematangannya sekresi tubuh
c) Perkembangan Prilaku Psikomotorik
Prilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara
neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif,
konatif).
Loree (1970:75) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik
utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi
atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda
(prehensian).
Kedua

jenis

keterampilan

psikomotorik

ini

merupakan

basis

bagi

perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan
sebutan bermain (playing) dan bekeja (working)
d) Pertumbuhan Selama Pertengahan Masa Kanak-Kanak



Tingkat Pertumbuhan

Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras, bangsa dan tingkat
sosial ekonominya. Pertumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
mereka.
Anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami
kekurangan gizi atau infeksi penyakit yang merupakan masalah utama dalam
kehidupan.

11



Nutrisi dan Pertumbuhan

Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena
nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi, sedangkan protein
lebih untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat
mendukung kedua proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi
tidak optimal.



Kesehatan dan Kebugaran Anak

Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia pertengahan dari pada yang
rendah usianya. Terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah.
e) Beberapa Aspek Kesehatan dan Kebugaran Masa Kanak-kanak



Obesity

Penyebab obesity yaitu karena banyak makan dan kurang berolahraga



Kondisi Medis pada Masa Kanak-kanak

Pada umumnya anak-anak mendapat sakit akut dalam waktu singkat dengan
berbagai usia medis, biasanya terkena virus (flu), selain itu ada juga sakit
ternggorokan, radang tenggorokan, infeksi telinga dan gangguan emosional



Penglihatan

Pada anak usia sekolah, penglihatannya lebih tajam dari pada waktu
sebelumnya. Mereka cenderung lebih matang dan dapat memfokuskan
penglihatan lebih baik.



Kesehatan Gigi

Anak usia 6 tahun mengalami tanggal giginya yang pertama kali, selanjutnya
diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun
kelima berikutnya gangguan pada gigi yang biasanya dialami anak usia ini yaitu
kerusakan gigi dan juga gigi tanggal



Kebugaran Anak

12

Memelihara kebugaran anak sangat penting hal ini bisa dilakukan dengan cara
berenang, senam, lari, berjalan kaki, bersepeda. Hal ini untuk menjaga kesehatan
jantung dan paru-paru.
D. Tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-kanak
Untuk memperoleh tempat didalam kelompok sosial, anak yang paling besar
harus menyelesaikan berbagai tugas dalam perkembangan, kegagalan didalam
pelaksanaan akan mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, tidak mampu
menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan
tersebut. Misalnya, pengembangan berbagai keterampilan dasar seperti membaca,
menulis, berhitung, dan perkembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial
dalam lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan juga orang tua.
Seperangkat pengetuan, sikap, dan juga keterampilan yang merupakan tugas
perkembangan dan yang mestinya dikuasai pada masa kanak-kanak akhir adalah
sebagai berikut :
1) Belajar

menguasai

keterampilan

fisik

dan

motorik

untuk

permainanpermainan yang bersifat umum.
2) Membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai oraganisme
yang sedang tumbuh dan berkembang.
3) Belajar bergaul secara baik dengan teman-teman usia sebaya.
4) Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam membaca, menulis,
dan berhitung.
6) Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7) Mengembangkan pembentukan kata hati, moral, dan skala nilai.

E. Penyimpangan Perkembangan pada Masa Kanak-kanak

13

Anak-anak adalah generasi penerus penentu masa depan bangsa. Kualitas
generasi penerus tergantung kepada kualitas tumbuh kembang terutama pada masa
Balita. Penyimpangan tumbuh kembang pada anak harus dapat dideteksi sejak
dini, terutama sebelum anak berumur 3 tahun supaya segar dapat diintervensi.
Karena jika penangananmya terlambat, akibatnya penyimpangan yang terjadi
akan semakin sukar diperbaiki.
Penyimpangan dalam perkembangan kanak-kanak itu misalnya kesulitan
untuk memusatkan perhatian seperti yang dialami merupakan karakteristik
gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas yang merupakan salah satu
penyimpangan yang di cantumkan dalam DSM-IV-TR dalam bagian yang
berjudul “gangguan yang biasanya mulai tampak pada masa bayi, kanakkanak,
atau remaja “ gangguan tersebut mencakup berbagai masalah yang sangat luas,
mulai dari masalah perhatian hingga defisit intelektual yang kadang kondisinya
serius seperti yang terjadi dalam retardasi mental, tidak menghargai hak hak orang
lain secara menjengkelkan dan kadang semenamena seperti pada gangguan
tingkah laku , dan bahasa serta kesulitan sosial dan emosional pada gangguan
autist anak anak umumnya memiliki akses yang lebih sedikit ke sumber daya
sosial, finansial dan psiokologis dalam menghadapi berbagai masalah semacam
itu daripada orang dewasa.
Anak anak yang bermasalah mendapat perhatian profesional sepenuhnya
atau tidak biasanya tergantung pada orang orang dewasa dalam hal kehidupan
misalnya Orang tua, Guru, dan pada sekolah. Sebagian besar teori psikodinamika,
behavioral, kognitif, dan biologis berpendapat bahwa pengalaman dan
perkembangan di masa kanak-kanak sangat penting bagi kesehatan kanakkanak
sampai mereka dewasa.
Sebagian besar teori juga berpendapat bahwa anak-anak lebih mudah
berubah dibanding orang dewasa sehingga lebih mudah dibanding orang dewasa
sehingga lebih mudah untuk penanganan. Penelitian terdahulu tidak banyak
memfokuskan perhatian pada gangguan di masa kanak-kanak, tahun terakhir
minat profesional meningkat secara dramatis. Beberapa gangguan emosional dan
behavioral yang paling sering terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja karena
emosional mereka masih sangat meningkat jadi pada kanak-kanak terkadang lebih

14

sering emosional jika sesuatu yang mereka inginkan tidak dapat dituruti oleh
peran orang tua. Maka disinilah akan kita bahas “Klasifikasi Gangguan di masa
kanak-kanak” orang tua perlu segera tahu bahwa anak mereka memiliki gangguan
dan haru memotivasi si anak peran orangtua sangat berguna.
1. Klasifikasi Gangguan di Masa Kanak-kanak
Untuk mengklasifikasikan perilaku menyimpang pada anak anak, para ahli
diagnostik pertama harus mengetahui apa yang dianggap normal pada usia
tersebut. Diagnosis bagi anak yang menjerit-jerit serta menendang nendang,
menjerit bila keinginan tidak dituruti harus mempertimbangkan apakah si anak
berusia 2 atau 7 tahun. Di bidang psikopatologi perkembangan mempelajari
berbagai penyimpangan di masa kanak-kanak dalam konteks perkembangan
normal sepanjang hidup sehingga kita dapat mengamati berbagai perilaku yang
wajar pada satu tahap namun ada tahap yang berbeda dianggap sebagai
penyimpangan.
Secara garis besar penyimpangan pada kanak-kanak tercantum pada DSMIV-TR, seperti depresi, yang dimasukkan dalam kriteria yang banyak terjadi pada
orang dewasa. Sebagian besar juga penyimpangan pada kanakkanak di karenakan
perpisahan, merupakan gangguan yang banyak terjadi di kalangan kanakkanak.
Namun banyak juga gangguan lain seperti kurangnya konsentrasi/ hiperaktivitas,
didalam konsep utamanya sebagai penyimpangan yang terjadi pada kanak-kanak.
Ada banyak jenis jenis dari gangguan misalnya :
a) Gangguan Eksternalisasi
Gangguan eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang lebih diarahkan ke luar
diri, seperti agretivitas, ketidakpatuhan, overaktivitas, dan inpultivitas dan
termasuk ke gangguan Tingkah laku dan Gangguan sikap menentang.
b) Gangguan Internalisasi
Gangguan internalisasi ditandai dengan pengalaman dan lebih ke perilaku
yang dilakukan yang fokus ke diri sendiri seperti depresi, menarik diri dari sosial
pergaulan diluar lingkungan atau lebih kebanyakan hanya dilingkungan keluarga
terdekata saja, dan kecemasan, yang termasuk ke gangguan aktivitas dan mood di

15

masa kanak-kanak. Anak dapat menunjukkan hal seperti berikut dan kita
menyadari itu waqlaupun terkadang kita jarang tidak menyadari tingkah laku dari
kanak-kanak.
Perilaku ekternalisasi dan internalisasi banyak terjadi di berbagai negara
termasuk Swiss, Australia, Kenya, dan Yunani, dan lain lain. Di berbagai budaya
perilaku ekternalisasi secara konsisten lebih sering di temukan pada anak laki-laki
dan perilaku internalisasi lebih sering terjadi pada anak perempuan. Kita harus
membantu bukan menjauhi anak-anak yang mengalami gangguan maka dari itu
kita dapat memotivasi anak-anak agar tidak terjadinya gangguan.
2. Gangguan

Perkembangan

dan

Penyimpangan

Perkembangan

(deviansi)
Contoh gangguan perkembangan dan penyimpangan perkembangan antara
lain sebagai berikut.
a) Anak Autis
Merupakan gangguan perkembangan dalam hal komunikasi, interaksi sosial,
emosi dan proses sensoris. Sudah tampak dari tahun – tahun pertama terlihat dari
ketidak mampuan anak berhubungan dengan orang lain
b) Anak Sukar Didik
Merupakan masalah bagi dirinya dan bagi lingkungannya karena sangat tidak
tenang, tingkah laku menyimpang, cara/ tindakannya berbahaya dan agresif, sukar
diajak berbicara.
c) Anak dengan Gangguan Belajar
Penyimpangan dalam proses belajar yang berhubungan dengan kemampuan
untuk bahasa dan berfikir dengan tingkat prestasi dalam bahasa dan berpikir. Anak
dengan gangguan belajar terdiri dari tiga jenis :
d) Disleksia (dyslexia)
Dikenal sebagai SPLD (Specific Learning Difficulty) merupakan kesulitan yang
terus menerus dalam kemampuan membaca dan menulis dari segala tingkat
kemampuan dan tingkat intelektual. Menurut U.S National Institutes of Health
disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang menghambat anak – anak untuk
dapat belajar membaca, menulis, mengeja dan kadang – kadang bicara.

16

Jenis – jenis Disleksia :


Trauma Dyslexia, biasanya terjadi setelah adanya cedera atau trauma pada
daerah otak yang mengontrol kemampuan membaca dan menulis. Hal ini
sangat jarang ditemui pada anak-anak usia sekolah.



Primary Dyslexia, jenis ini disebabkan oleh disfungsi, bukan kerusakan,
sisi kiri otak (cerebralcortex). Individu dengan masalah ini jarang mampu
membaca di kelas 4 SD, dan mungkin saja mereka tetap akan mengalami
kesulitan hingga usia dewasa. Disleksia jenis ini biasanya disebabkan oleh
turunan melalui gen mereka (hereditary). Hal ini lebih sering ditemukan
pada anak lelaki dibanding anak perempuan.



Secondary Dyslexiaatau Developmental Dyslexia, disebabkan oleh
perkembangan hormon selama masa perkembangan janin. Disleksia jenis
ini akan berkurang dan membaik dengan sendirinya seiring dengan
perkembangan si anak.

Selain itu disleksia juga dapat berpengaruh pada beberapa fungsi yang
berbeda; Visual Dyslexia, ditandai dengan kesulitan mengidentifikasi nomer dan
huruf (mungkin terbalik-balik) dan ketidakmampuan untuk menuliskan setiap
simbol dengan berurutan. Auditory Dyslexia melibatkan kemampuan untuk
mendengar suara huruf atau kelompok huruf. Suara dianggap campur aduk dan
atau tidak terdengar dengan benar/ sempurna. Disgraphia merupakan kesulitan
yang dihadapi anak saat berusaha memegang dan mengendalikan pensil sehingga
tidak mampu menuliskan apapun dengan benar.
e) Diskalkulia
Kekurangan dalam belajar matematika / hitungan ( kesulitan mengerti dan
mengingat konsep angka dan hubungan angka. Diskalkulia terjadi pada

kira –

kira 3 – 6% populasi.
f) Dispraksia (dyspraxia)
Merupakan ketidakmampuan mengatur gerak, sering bermasalah dengan bahasa
lisan dan tulisan. Penyebab dispraksia berhubungan dengan perkembangan
neuronal. Dispraksia berasal dari kata “Dys” yang artinya tidak mudah atau sulit
dan “praxis” yang artinya bertindak, melakukan. Nama lain Dispraksia adalah
Development Coordination Disorder (DCD), Perceptuo-Motor Dysfunction, dan

17

Motor Learning Disability. Pada jaman dulu lebih dikenal dengan nama Clumsy
Child Syndrome. Menurut penelitian, gangguan ini kadang diturunkan dalam
keluarga dan gejalanya tumpang tindih dengan gangguan lain yang mirip misalnya
disleksia.
Gejala-gejala Dispraksia diantaranya :


Pada bayi dispraksia sering ditandai dengan sedikit atau tidak adanya
ocehan. Ketika mulai belajar bicara, huruf konsonan yang diucapkannya
sangat sedikit.



Pada anak usia 3 – 5 tahun (usia pra sekolah)



Aktivitas motorik yang sangat tinggi termasuk mengayun-ayunkan kaki
dan menghentak-hentakan kaki ketika duduk, bertepuk tangan atau menari



Tangan mengembang ketika berlari.



Kesukaran mengayuh pedal sepeda roda tiga atau mainan serupa



Keterampilan motorik halus yang jelek, misal sukar memegang pensil atau
menggunakan gunting.



Kurang melakukan permainan yang imajinatif



Mengalami kesulitan berbahasa yang terus menerus



Respon terbatas pada instruksi lisan apa saja



Terlambat berguling, merangkak, berjalan



Sukar menyesuaikan diri saat beralih ke makanan padat



Sukar melangkah, memanjat, menyusun puzzle, mempelajari ketrampilan
baru secara insting dan lambat mengembangkan kata-kata



Sulit berbicara dengan jelas dan kesulitan menggerakkan mata sehingga
lebih suka menggerakkan kepalanya daripada menggerakkan matanya

 Pada anak yang lebih besar (usia sekolah)


Kesulitan dalam berkata-kata maupun mengekspresikan diri.



Sebagian anak dispraksia terlalu sensitif terhadap sentuhan.



Sukar mengingat instruksi dan menyalin tulisan dari papan tulis.



Tidak dapat menangkap konsep seperti : “di bawah”, “di atas”, “di dalam”
atau “di luar”.

18



Mengalami kesukaran dalam memakai baju, menalikan sepatu dan
menggunakan garpu atau pisau.



Keseimbangan badan yang buruk, sulit belajar naik sepeda.



Kemampuan membaca yang rendah dan buruk dalam menulis.



Sebagian anak dispraksia mengalami articulatory dyspraxia yang
menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam berbicara dan mengeja.

g) Anak Delinkuen
Merupakan perkembangan moral yang terganggu yang dapat terjadi karena
sikap orang tua terlalu keras, terlalu menurut atau terlalu khawatir. Setelah periode
sekolah delikuen meningkat pada pertengahan masa remaja (melanggar hukum
kriminal). Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa remaja delinkuen
berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan status sosial. Ciri–cirinya antara lain
percaya diri, memberontak, dendam, bermusuhan, curiga, destruktif, impulsif,
kurang kontrol batin. Motif untuk berprilaku nakal antara lain mengikuti ajakan
teman, emosi yang tidak terkontrol, pelarian atau kurang kasih sayang.

F. Karakteristik Perkembangan pada Masa Puber
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir
dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber,
puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun
terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan
remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah).
Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja.
Pada masa puber yang waktunya relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi
pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi
tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak
puber. Dampak lebih lanjut, anak mengambil sikap ”anti” terhadap kehidupan, dan
mengalami kehilangan sifat-sifat baik sebelumnya yang terjadi pada masa anak.
Tak heran jika ada yang menyebut masa ini sebagai fase negatif. Perubahan
fisik/tubuh anak puber yang sangat pesat berkenaan dengan perubahan ukuran
19

tubuh (tinggi dan berat badan), proporsi tubuh (perbandingan bagian-bagian
tubuh), dan ciri-ciri seks primer (organ-organ reproduksi), dan ciri-ciri seks
sekunder (rambut, otot, suara, payudara, dll). Perubahan fisik yang cepat dan
mencolok ini mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku anak puber.
Karakteristik puber antara lain: sikap menarik diri dan menyendiri;
merasa bosan melakukan kegiatan permainan pada masa anak; inkoordinasi
gerakan yang mengakibatkan kecanggungan; antagonisme sosial yang membuat
anak sulit bekerjasama dan sering membantah atau menentang; emosi meninggi
sehingga puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, kurang percaya
diri; dan ada juga yang cenderung berpenampilan sangat sederhana dan bersahaja.
Perubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi
belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan dan konsep diri, serta
persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya.
Selain karakteristik sikap puber yang umum, ada juga sikap karakteristik
puber yang dapat menimbulkan masalah. Hal ini dikarenakan anak puber
mengalami matang lebih awal atau terlambat. Matang lebih awal kurang
menguntungkan bagi anak perempuan daripada anak laki-laki. Anak perempuan
yang matang lebih awal menjadi salah tingkah dan berperilaku lebih dewasa
sehingga sikapnya menjadi genit dibanding-kan dengan anak seusianya.
Sebaliknya, anak laki yang matang terlambat sering merasa ketakutan tidak akan
pernah menjadi dewasa.
Sebaiknya orang dewasa mempersiapkan anak pada masa anak akhir untuk
memasuki masa puber dengan menjadi teman bagi anaknya dan memberikan
informasi mengenai perubahan fisik dan psikis yang akan terjadi pada masa puber.
Anak puber perlu didampingi agar dapat menerima tubuhnya yang berubah sangat
pesat. Demikian juga, orang dewasa perlu memahami sikap perilaku anak puber
yang kadang menarik diri, emosional, perilaku negatif dll, serta membantunya
agar anak dapat menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan
orang/masyarakat di sekitarnya.

20

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Setiap individu menjalani tahap-tahap perkembangan secara berurutan
meskipun demikian dengan kecepatan yang berbeda. Setiap tahap atau periode
masing-masing ditandai oleh cirri-ciri perilaku atau perkembangantertentu.
Tahap-tahap perkembangan yang telah kita pelajari meliputi :



Tahap perkembangan masa anak awal

Masa anak awal berlangsung dari usia 2 – 6 tahun, yaitu setelah anak
meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan
dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan
pola perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Orang tua sering menyebut masa
anak awal sebagai usia sulit dan mengundang masalah.



Tahap perkembangan masa anak akhir

Karakteristik anak masa usia sekolah adalah babak terakhir bagi periode
perkembangan dimana manusia masih digolongkan sebagai anak masa usia
sekolah dikenal juga sebagai masa tengah dan akhir dari masa kanak-kanak, pada
masa inilah anak paling siap untuk belajar. Mereka ingin menciptakan sesuatu,
bahkan berusaha untuk dapat membuat sesuatu sebaik-baiknya, ingin sempurna
dalam segala hal.



Tahap perkembangan masa puber

Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan
masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber,
dan pascapuber.

21

B. Saran
Setelah mempelajari materi diatas diharapkan mempermudah kitauntuk
mengetahui pola prilaku apayang diharapkan dari anak, dan kapan pola tersebut
digantikandengan pola yang lebih matang.
Memperoleh kemudahan untuk menyusun pedoman dalam memahami dan
mengatasi penyimpangan-penyimpangan penyesuaian diri yang terjadi pada
individu.
Guru sebaiknya membantu proses perkembangan pada saat-saat yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

. (23 Maret 2013). “Perkembangan masa kanak-kanak akhir”.
Dapat

diakses

di

http://the-arinugraha-

centre.blogspot.com/2013/03/perkembangan-masa-kanak-kanakakhir.html. diakses pada (20 Januari 2015).

22

Zadit . (14 Oktober 2014). “akhir masa kanak-kanak”. Dapat diakses di
http://edukasi.kompasiana.com/2014/10/14/akhir-masa-kanak-kanakilmu-jiwa-perkembangan-685441.html. diakses pada (20 Januari
2015).
.(Desember 2009). “karakteristik perkembangan pada masa
anakawal”.

Dapat

diakses

di

http://karim71.blogspot.com/2009/12/karakteristik-perkembanganpada-masa.html . diakses pada (20 Januari 2015).
.(19 September 2012). “cirri-ciri masa puber”. Dapat diakses di
https://exansuka.wordpress.com/2012/09/19/ciri-ciri-masa-puber/.
Diakses pada (20 Januari).
. (Desember 2012). “karakteristik dan tugas-tugas”. Dapat diakses
di

http://noorliys.blogspot.com/2012/12/karakteristik-dan-tugas-

tugas.html . diakses pada (20 Januari 2012).
.(Januari 2014). ”karakteristik dan tugas-tugas”. Dapat diakses di
http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/karakteristik-dan-tugastugas.html .diakses pada (20 Januari 2014).

23