hakikat sifat dan Fungsi bahasa (2)

Nada Aviana
Minggu, 28 September 2014
Fungsi Bahasa Secara Umum

Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial. Aktivitas
manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat
setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan dapat disampaikan melalui bahasa.
Selain fungsi bahasa diatas, bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian
manusia. Melalui bahasa, maka kita dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar
belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia.
Dewasa ini, semakin terasakan betapa besar fungsi dan peran bahasa dalam kehidupan
manusia. Tanpa bahasa, kehidupan manusia terasa hampa dan tidak berarti. Melalui peran
bahasa, manusia dapat menjadikan dirinya menjadi manusia berbudi pekerti, berilmu dan
bermartabat tinggi. Berdasarkan semua ini, dapat disimpulkan fungsi bahasa sebagai berikut:
1.

Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Semenjak dilahirkan di bumi, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam
perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di

sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri
maupun untuk berkomunikasi.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai
bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk
kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat
untuk berkomunikasi.
Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :

-

agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,

-

keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi

2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi sebagai akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita

dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai

macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys
Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki
tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang
dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita.
Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil
pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi
perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan
sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita,
pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa
maupun sebagai diri sendiri.
3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggotaanggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai

alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan
kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap
individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Bahasa selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi
dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial, kita akan memilih
bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita
akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan
bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada
orang tua atau orang yang kita hormati.
4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan
pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi
adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol social juga.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan

radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang
memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan
tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan
pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan
adalah sebagai alat peredam rasa marah. Contohnya untuk meredam rasa amarah kita,
menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif. Di dalam tulisan kita, kita bias
menuangkan rasa marah kita dalam sebuah tulisan.
2. Peristiwa-Peristiwa yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia
Tahun-tahun penting yang mengandung arti sangat menentukan dalam sejarah
perkembangan bahasa Melayu/Indonesia dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch.A.Van Ophuijsen dan
dimuat dalam Kitab Logat Melayu
2. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur, yang kemudian pada tahun 1917
diubah menjadi Balai Pustaka.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam
perkembangan bahasa Indonesia
4. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang

menemakan dirinya Pujangga baru yang dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana
dan kawan-kawan
5. Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan kongres Bahasa Indonesia I di Solo
6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganlah Undang-Undang Dasar 1945
7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik sebagai
pengganti Ejaan Ophuijsen yang berlaku sebelumnya

8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954
9. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia
10. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
11. Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28
Oktober-2 November 1978
12. Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-26
November 1983
13. Kongres Bahasa Indonesia V diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3
november 1988
14. Kongres Bahasa Indonesia VI diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-2

November 1993
15. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia Jakarta pada
tanggal 26-30 Oktober 1998
Seiring dengan berkembangnya zaman dan banyaknya ragam bahasa di Indonesia,
banyak ditemukan perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia,
seperti munculnya bahasa gaul, bahasa SMS dan bahasa yang sedang banyak dibicarakan
belakangan ini yaitu Bahasa Alay. Anak muda saat ini lebih memilih jurusan Sastra Bahasa
Asing dibanding Bahasa sendiri.
Anak muda zaman sekarang pun banyak yang lebih menggunakan bahasa gaul
disbanding bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kita menggunakan bahasa Indonesia yang
benar disaat kita berada dalam situasi formal atau dengan orang yang lebih tua.
Kita seharusnya malu jika tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Kita tidak
boleh kalah dengan bangsa lain, seperti Arab, Italia, Jerman, Prancis, Jepang, Korea dan Cina
yang bahasanya bukan Inggris dan tetap mempertahankan bahasa masing-masing. Kita hanya
perlu sedikit dorongan dan menunjukkan ketahanan budaya kita kepada orang Asing.
Pemerintah pun harus ikut campur tangan mengenai permasalahan ini. Pemerintah
seharusnya membuat peraturan UU terkait penggunaan bahasa Indonesia di dalam media
maupun kehidupan sehari-hari. Kita harus ingat bahasa Indonesialah yang menyatukan
perbedaan-perbedaan di Negara ini.


Daftar Pustaka
Aanchoto. 2009. http://www.aanchoto.com/peristiwa-penting-yang-berkaitan-denganbahasa-indonesia.html . 28 September 2014 pada pukul 22.20
Wahyu. BAB1. http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id . 28 September 2014 pada pukul 22.48
Diposkan oleh Nada Aviana di 09.00

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

More Images @ MyNiceProfile.com

Daily Calendar
Arsip Blog


► 2015 (2)




▼ 2014 (17)
o ► Desember (2)
o ► November (3)
o ► Oktober (4)
o ▼ September (1)


Fungsi Bahasa Secara Umum

o ► Juli (1)
o ► Mei (1)
o ► April (1)
o ► Maret (1)
o ► Januari (3)


► 2013 (9)




► 2012 (2)

Fish

Mengenai Saya
Nada Aviana
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.