BAB I PENDAHULUAN - 04 Pengembangan diri 20 September 2006 Alson

BAB I
PENDAHULUAN
A. LANDASAN
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.
4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah
pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
B. PENGERTIAN
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar,
dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Di samping itu,
untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya
pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir.
Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan
peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta
didik.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

1

Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/

dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh
konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan
dan kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk
kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat
megembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta
didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
2. Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemampuan kehidupan keagamaan

f. Kemampuan sosial
g. Kemampuan belajar
h. Wawasan dan perencanaan karir
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian
D. RUANG LINGKUP
Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegitan tidak
terprogram dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen:
1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
a. kehidupan pribadi
b. kemampuan sosial
c. kemampuan belajar

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

2


d. wawasan dan perencanaan karir
2. Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan:
a. kepramukaan
b. latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja
c. seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan
E. BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN
1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual,
kelompok, dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan:
a. layanan dan kegiatan pendukung konseling
b. kegiatan ekstra kurikuler.
2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan
sebagai berikut.
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera,
senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:

pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan
dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

3

BAB II
PENGEMBANGAN DIRI
MELALUI PELAYANAN KONSELING
A. STRUKTUR PELAYANAN KONSELING
Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini

juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik.
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan normanorma yang berlaku.
2. Paradigma, Visi, dan Misi
a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang
dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh
budaya lingkungan peserta didik.
b. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

c. Misi
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

4

2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi
dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/
madrasah, keluarga dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
3. Bidang Pelayanan Konseling
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya

secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
4. Fungsi Konseling
a.

Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami
diri dan lingkungannya.

b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu

mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi
masalah yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

5

5. Prinsip dan Asas Konseling
a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan,
permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta
tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
b. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan,

keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri
handayani.
6. Jenis Layanan Konseling
a.

Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyekobyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah
dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c.

Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan,
magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.


d.

Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e.

Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f.

Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

g.

Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok.

h.

Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah
peserta didik.

i.

Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan
permasalahan
dan
memperbaiki
hubungan
antarmereka.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

6

7. Kegiatan Pendukung
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen,
baik tes maupun non-tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan
tertutup.
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
8. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik
secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
e. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

7

8. Program Pelayanan
a.

Jenis Program
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) konseling.

b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi.
2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang,
jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran
pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
(Lampiran 1 dan Lampiran 2a, 2b, 2c, dan 2d)

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

8

B. PERENCANAAN KEGIATAN
1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan
serta mingguan.
2.

Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan
SATKUNG yang masing-masing memuat:
a.
b.
c.
d.
e.

Sasaran layanan/kegiatan pendukung
Substansi layanan/kegiatan pendukung
Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan
Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat
Waktu dan tempat
(Lampiran 3)

3.

Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di
dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik
yang menjadi tanggung jawab konselor. (Lampiran 1)

4.

Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

5.

Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu
minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/
madrasah.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang
bersifat rutin, insidental dan keteladanan.
2. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN
dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis
kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1)

Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan
peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
dalam kelas.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

9

2)

Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2
(dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal

3)

Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1) Kegiatan tatap
muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar
jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
konseling,
diketahui
dan
dilaporkan
kepada
pimpinan
sekolah/madrasah.
4. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan
program (LAPELPROG). (Lampiran 4).
5. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan
persetujuan pimpinan sekolah/madrasah (Lampiran 5)
6. Program
pelayanan
konseling
pada
masing-masing
satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/
madrasah.
D. PENILAIAN KEGIATAN
1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui
perolehan peserta didik yang dilayani.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

10

b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis
layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan
untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau
beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan
untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling terhadap peserta didik.
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan kegiatan.
3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG (Lampiran 4).
4. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu
semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
(Lampiran 6 dan Lampiran 7)
E. PELAKSANA KEGIATAN
1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor sekolah/
madrasah.
2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah
wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada
pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/
madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama
pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
kegiatan pelayanan profesional konseling.
e. Mengembangkan
berkelanjutan.

kemampuan

profesional

konseling

secara

(Rincian kewajiban konselor Lampiran 8).

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

11

3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik
lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Pelaksana pelayanan konseling
a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah
guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan
menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta
untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan
konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat
seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.
c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat
diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150
orang peserta didik.
F. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi,
dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala sekolah/madrasah.
b. eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan
tugas konselor di sekolah/madrasah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan
konseling di sekolah/madrasah.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

12

BAB III
PENGEMBANGAN DIRI
MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

A. STRUKTUR KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
1. Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di
sekolah/madrasah.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat
dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
b. Misi
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan
peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan
mandiri dan atau kelompok.
3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

13

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

kurikuler

untuk

4. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana
yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
5. Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat
olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain
karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni
budaya.
6. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik antarkelas/antarsekolah/madraasah.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

14

e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan lapangan.
B. PERENCANAAN KEGIATAN
Perencanaan kegiatan ekstra kurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan
yang memuat unsur-unsur:
1. Sasaran kegiatan
2. Substansi kegiatan
3. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya
4. Waktu dan tempat
5 Sarana
(Lampiran 10)
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah.
2. Kegiatan ekstra kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana
sebagaimana telah direncanakan. (Lampiran 11)
D. PENILAIAN KEGIATAN
Hasil dan proses kegiatan ekstra kurikuler dinilai secara kualitatif dan
dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan
lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.
(Lampiran 12,13, dan14)
E. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan ekstra kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga
kependidikan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi
kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

15

F. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan ekstra kurikuler di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan
dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala sekolah/madrasah.
b. eksteren, oleh pihak yang secara struktural/fungsional memiliki
kewenangan membina kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud.
3. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler di sekolah/madrasah.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

16

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh Penugasan Pengasuhan kepada Konselor

PENUGASAN PENGASUHAN PESERTA DIDIK
KEPADA KONSELOR
SEKOLAH/MADRASAH : SMA 1 Perdana
KELAS
: XI IPA dan IPS
No.

Kelas

TAHUN AJARAN : 2006/2007
KONSELOR
: Asti Cantika

Jumlah Siswa

Keterangan

1.

XI IPA 1

40

Masuk pagi

2.

XI IPA 2

37

Masuk pagi

3.

XI IPS 1

36

Masuk pagi

4.

XI IPS 2

38

Masuk pagi

Jumlah

151
Kota Sahabat, 10 Juli 2006
Kepala Sekolah/Madrasah
Ttd
Bambang Budi Sentosa

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

17

Lampiran 2 a : Contoh Program Tahunan Pelayanan Konseling
PROGRAM TAHUNAN
PELAYANAN KONSELING
SEKOLAH/MADRASAH
KELAS
No

: SMA I Perdana
: XI IPA 2

TAHUN AJARAN
KONSELOR

: 2006 - 2007
: Asti Cantika

Materi Bidang Pengembangan*)

Kegiatan
Pribadi
3
Obyek-obyek pengembangan
pribadi

Sosial
4
Obyek-obyek pengembangan
hubungan sosial

Belajar
5
Obyek-obyek pengembangan
kemampuan belajar

Karir
6
Obyek-obyek implementasi
karir

Layanan
Penempatan/Penyalura
n

(1)
Informasi tentang
perkembangan, potensi,
kemampuan dan kondisi diri
(5)
Penempatan dan penyaluran
untuk pengembangan
kemampuan pribadi

(2)
Informasi tentang potensi,
kemampuan dan kondisi
hubungan sosial
(6)
Penempatan dan penyaluran
untuk pengembangan
kemampuan sosial

(3)
Informasi tentang potensi,
kemampuan, kegiatan dan hasil
belajar
(7)
Penempatan dan penyaluran
untuk pengembangan
kemampuan belajar

(4)
Informasi tentang potensi,
kemampuan, arah dan kondisi
karir
(8)
Penempatan dan penyaluran
untuk pengembangan
kemampuan karir

4.

Layanan Penguasaan
Konten

(9)
Kompetensi dan kebiasaan
dalam kehidupan pribadi

(10)
Kompetensi dan kebiasaan
dalam kehidupan sosial

(11)
Kompetensi dan kebiasaan
dalam kegiatan serta
penguasaan bahan belajar

(12)
Kompetensi dan kebiasaan
dalam pengembangan karir

5.

Layanan Konseling
Perorangan

(13)
Masalah pribadi: dalam
kehidupan pribadi

(14)
Masalah pribadi: dalam
kehidupan sosial

(16)
Masalah pribadi: dalam
pengembangan karir

(17)

(18)

(15)
Masalah pribadi: dalam
kemampuan, kegiatan dan hasil
belajar
(19)

1
1.

2
Layanan Orientasi

2.

Layanan Informasi

3.

*)

1. Rincian lihat pada Contoh Materi Pengembangan
2. Untuk peserta didik jenjang SD, SLTP dan SLTA serta sederajat dipilih
materi yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik dan tujuan
satuan pendidikan.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

18

(20)

No

Materi Bidang Pengembangan*)

Kegiatan

1
6.

2
Layanan Bimbingan
Kelompok

7.

Layanan Konseling
Kelompok

8.

Layanan Konsultasi

9.

Layanan Mediasi

Pribadi
3
Topik tentang: Kemampuan
dan kondisi pribadi
(21)
Masalah pribadi: dalam
kehidupan pribadi

Sosial
4
Topik tentang: Kemampuan
dan kondisi hubungan sosial
(22)
Masalah pribadi: dalam
kehidupan sosial

Belajar
5
Topik tentang: Kemampuan,
kegiatan dan hasil belajar
(23)
Masalah pribadi: dalam
kemampuan kegiatan belajar

Karir
6
Topik tentang: Kemampuan
dan arah karir
(24)
Masalah pribadi: dalam
pengembangan karir

(25)
Pemberdayaan pihak tertentu
untuk dapat membantu
peserta didik dalam
pengembangan pribadi

(26)
Pemberdayaan pihak tertentu
untuk dapat membantu
peserta didik dalam
pengembangan kemampuan
sosial
(30)
Upaya mendamaikan pihakpihak tertentu (peserta didik)
yang berselisih
(34)
Intrument tes dan non tes
untuk mengungkapkan kondisi
dan masalah hubungan sosial
peserta didik

(27)
Pemberdayaan pihak tertentu
untuk dapat membantu peserta
didik dalam pengembangan
kemampuan belajar

(28)
Pemberdayaan pihak tertentu
untuk dapat membantu peserta
didik dalam pengembangan
karir

(31)

(32)

(35)
Intrument tes dan non tes untuk
mengungkapkan kondisi dan
masalah belajar peserta didik

(36)
Intrument tes dan non tes
untuk mengungkapkan kondisi
dan masalah karir peserta
didik

(39)
Data kemampuan, kegiatan dan
hasil belajar

(40)
Data kemampuan, arah dan
persiapan karir

(41)
Pembahasan kasus-kasus
masalah pribadi tertentu yang
dialami peseta didik

(38)
Data perkembangan, kondisi
hubungan dan lingkungan
sosial
(42)
Pembahasan kasus-kasus
masalah sosial tertentu yang
dialami peseta didik

(43)
Pembahasan kasus-kasus
masalah belajar tertentu yang
dialami peseta didik

(44)
Pembahasan kasus-kasus
masalah karir tertentu yang
dialami peseta didik

(45)
Pertemuan dengan orang tua,
keluarga, peserta didik yang
mengalami masalah pribadi

(46)
Pertemuan dengan orang tua,
keluarga, peserta didik yang
mengalami masalah sosial

(47)
Pertemuan dengan orang tua,
keluarga, peserta didik yang
mengalami masalah belajar

(48)
Pertemuan dengan orang tua,
keluarga, peserta didik yang
mengalami masalah karir

(49)

(50)

(51)

(52)

(29)
--10.

Aplikasi Instrumentasi

11.

Himpunan Data

12.

Konferensi Kasus

13.

Kunjungan Rumah

(33)
Intrument tes dan non tes
untuk mengungkapkan kondisi
dan masalah pribadi peserta
didik
(37)
Data perkembangan, kondisi
dan lingkungan diri pribadi

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

---

19

---

No

Materi Bidang Pengembangan*)

Kegiatan

1
14.

2
Tampilan Kepustakaan

15.

Alih Tangan Kasus

Pribadi
3
Bacaan dan rekaman tentang
perkembangan dan kehidupan
pribadi

Sosial
4
Bacaan dan rekaman tentang
perkembangan dan
kemampuan sosial

Belajar
5
Bacaan dan rekaman tentang
kemampuan dan kegiatan belajar

Karir
6
Bacaan dan rekaman tentang
arah dan kehidupan karir

(53)
Pendalaman penanganan
masalah pribadi

(54)
Pendalaman penanganan
masalah sosial

(55)
Pendalaman penanganan
masalah belajar

(56)
Pendalaman penanganan
masalah karir

(57)

(58)

(59)

(60)

Kota Sahabat, 15 Juli 2006
Konselor
Ttd
Asti Cantika

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

20

Contoh Materi Pengembangan:
(1) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan pribadi, seperti:





Fasilitas olah raga; latihan bina raga; bela diri.
Sanggar seni dan budaya
Tempat peribadatan
Rehabilitasi penderita narkoba

(2) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan hubungan sosial, seperti:





Kegiatan gotong royong
Perjamuan
Seminar, lokakarya, diskusi, dan kegiatan kelompok lainnya
Rapat besar

(3) Layanan Orientasi: Obyek-obyek pengembangan kemampuan belajar,
seperti





Lembaga bimbingan belajar
Fasilitas belajar di sekolah
Sekolah-sekolah/madrasah lain
Perguruan tinggi

(4) Layanan Orientasi: Obyek-obyek implementasi karir, seperti:






Kursus-kursus keterampilan
Bengkel
Perusahaan/pabrik, industri
Kantor
Perkebunan, pertanian, perikanan, pertambangan

(5) Layanan Informasi: Informasi tentang perkembangan potensi, kemampuan
dan kondisi pribadi, seperti:









Kecerdasan
Bakat
Minat
Karakteristik pribadi; pemahaman diri
Tugas perkembangan, tahap perkembangan
Gejala perkembangan tertentu
Perbedaan individual
Keunikan diri

(6) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi
hubungan sosial, seperti:







Pemahaman terhadap orang lain
Kiat berteman
Hubungan antarremaja
Hubungan dalam keluarga
Hubungan dengan guru, orangtua, pimpinan masyarakat
Data sosiogram

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

21

(7) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan
hasil belajar, seperti:







Kiat belajar
Kegiatan belajar di dalam kelas
Belajar kelompok
Belajar mandiri
Hasil belajar mata pelajaran
Persiapan ulangan, ujian UAS dan UAN

(8) Layanan Informasi: Informasi tentang potensi, kemampuan, arah dan
kondisi karir, seperti:





Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan, dan pendidikan
Persyaratan karir
Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan
Informasi karir/pekerjaan/pendidikan

(9) , (10), (11), dan (12) Layanan Penempatan/Penyaluran: Penempatan dan
penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi, sosial, belajar, dan
karir dapat dilakukan melalui penempatan di dalam kelas (berkenaan
dengan tempat duduk), pada kelompok belajar; diskusi, magang; krida;
latihan keberbakatan//prestasi, kegiatan lapangan, kepanitiaan, serta
kegiatan
layanan
bimbingan/konseling
kelompok.
Masing-masing
penempatan/penyaluran itu dapat dimaksudkan untuk mengembangkan
satu atau lebih kemampuan peserta didik: kemampuan pribadi, sosial,
belajar, karir.
(13) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam
kehidupan pribadi, seperti:
 Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di luar
rumah/sekolah.
 Menyampaikan kondisi diri sendiri kepada orang lain
 Mengambil keputusan
 Menggunakan waktu senggang
 Memperkuat ibadat keagamaan
 Mengendalikan diri
 Berpikir dan bersikap positif; apresiatif
 Mematuhi peraturan lalu-lintas
(14) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam
kehidupan sosial, seperti:
 Cara berbicara dengan orang yang berbeda-beda (teman sebaya,
orang yang lebih tua, anggota keluarga)
 Kemampuan pidato
 Menyampaikan pendapat secara lugu (asertive) kepada orang lain
 Mendengar, memahami dan merespon secara tepat dan positif
pendapat orang lain
 Melihat kebaikan orang lain dan mengekspresikannya

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

22

 Menulis surat persahabatan
 Mengucapkan salam; terima kasih; meminta maaf
 Kemampuan berdiskusi; bermusyawarah
(15) Layanan Penguasaan Konten: Kompetensi dan kebiasaan dalam kegiatan
dan penguasaan bahan belajar, seperti:







Menyusun jadwal belajar
Bertanya/menjawab di dalam kelas
Meringkas materi bacaan
Menyusun kalimat efektif dalam paragraf
Menyusun laporan kegiatan/tugas pelajaran
Menyusun makalah

(16) Layanan Penguasaan Konten:
pengembangan karir, seperti:

Kompetensi dan kebiasaan dalam

 Menyalurkan bakat, minat, kegemaran yang mengarah ke karir tertentu
 Memelihara perabotan rumah tangga: pakaian, perabot, peralatan
listrik
 Memperbaiki peralatan sederhana
 Menyusun lamaran pekerjaan; currikulum vitae
 Mempertimbangkan dan memilih pekerjaan
 Mempertimbangkan dan memilih pendidikan sesuai dengan arah karir
(17), (18), (19), dan (20) Layanan Konseling Perorangan:
Materi yang dibahas dalam layanan konseling perorangan tidak dapat
ditetapkan terlebih dahulu, melainkan akan diungkapkan oleh klien ketika
layanan dilaksanakan. Apapun masalah yang diungkapkan oleh klien
(masalah pribadi, sosial, belajar, ataupun karir), maka masalah itulah
yang dibahas dalam layanan konseling perorangan. Dalam hal ini
konselor dapat memanggil peserta didik (yaitu peserta didik yang menjadi
tanggung jawab asuhannya) untuk diberikan layanan konseling untuk
masalah tertentu (masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir), namun
konselor harus lebih mengutamakan masalah yang dikemukakan sendiri
oleh peserta didik yang menerima layanan konseling perorangan.

(21) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan dan kondisi
pribadi, seperti:
 Potensi diri
 Kiat menyalurkan bakat, minat, kegemaran, hobi
 Kebiasaan sehari-hari di rumah; kegiatan rutin, membantu orang tua,
belajar
 Sikap terhadap narkoba; KKN; pembunuhan; perkosaan; perang
 Sikap terhadap bencana alam; kecelakaan; HAM; kemiskinan; anak
terlantar
 Perbedaan individu

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

23

(22) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang Kemampuan dan kondisi
hubungan sosial, seperti:
 Hubungan muda-mudi
 Suasana hubungan di sekolah: antarsiswa, guru-siswa, antarpersonil
sekolah lainnya
 Peristiwa sosial di masyarakat: demo brutal, bentrok antarwarga
 Peranan RT/RW
 Toleransi, solidaritas
(23) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang kemampuan, kegiatan dan
hasil belajar, seperti:
 Kiat-kiat belajar; belajar sendiri; belajar kelompok
 Sikap terhadap mata pelajaran; tugas/PR; suasana belajar di sekolah,
perpustakaan, laboratorium
 Sikap terhadap hasil ulangan, ujian
 Masalah menyontek dalam ulangan/ujian
 Pemanfaatan buku pelajaran
(24) Layanan Bimbingan Kelompok: Topik tentang pengembangan karir,
seperti:
 Hidup adalah untuk bekerja
 Masa depan kita; masalah pengangguran; lowongan pekerjaan; PHK
 Memilih pekerjaan; memilih pendidikan lanjutan
 Masalah TKI/TKW
(25), (26), (27), dan (28) Layanan Konseling Kelompok:
Seperti untuk layanan konseling perorangan, materi yang dibahas dalam
konseling kelompok tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor,
melainkan akan dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok.
Apapun masalah yang diungkapkan oleh anggota kelompok tersebut, dan
terpilih untuk dibicarakan (apakah masalah pribadi, sosial, belajar,
ataupun karir) itulah yang dibahas melalui layanan konseling kelompok.
Dalam hal ini konselor dapat mengikutsertakan seorang atau lebih peserta
didik yang diasuhnya untuk menjadi anggota kelompok dan menjalani
layanan konseling kelompok dengan masalah tertentu (masalah pribadi,
sosial, belajar, atau karir) dan dapat mengupayakan agar masalah
tersebut dapat dibahas, namun konselor harus lebih mengutamakan
masalah yang dipilih oleh kelompok untuk dibahas dalam konseling
kelompok.
(29), (30), (31), (32) Layanan Konsultasi:
Seperti untuk layanan konseling perorangan, materi yang dibahas dalam
layanan konsultasi tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor,
melainkan akan dikemukakan oleh konsulti ketika layanan berlangsung.
Apapun masalah yang diungkapkan oleh konsulti tentang peserta didik
yang hendak dibantunya (apakah masalah pribadi, sosial, belajar , atau
karir) itulah yang dibahas dalam layanan konsultasi. Konselor dapat

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

24

memperkirakan apa yang hendak dikemukakan oleh konsulti untuk
dibahas dalam layanan konsultasi, namun konselor harus mengutamakan
pembahasan masalah yang dikemukakan sendiri oleh konsulti.
(33), (34), (35), (36) Layanan Mediasi:
Masalah yang menyebabkan perselisihan pada dasarnya adalah masalah
sosial. Dalam hal ini layanan mediasi pertama-tama menangani hubungan
sosial di antara pihak-pihak yang berselisih. Dalam pelaksanaan layanan
mediasi boleh jadi akan muncul masalah pribadi, masalah belajar,
masalah karir, dan masalah sosial lainnya yang perlu ditangani oleh
konselor.
(37), (38), (39), (40) Aplikasi Instrumentasi:
Instrumen tes dan nontes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah
pribadi, sosial, belajar, dan karir bentuk dan isinya bermacam-macam,
seperti:












Tes Inteligensi
Tes Bakat
Inventori Minat Karir
Inventori Kreativitas
Inventori Kepribadian: Self-Esteem; Locus of Control
Inventori Hubungan Sosial
Inventori Tahap Perkembangan
Sosiometri
Alat Ungkap Masalah: Masalah Belajar, dan Masalah-masalah lainnya
Tes Hasil Belajar
Tes Diagnostik

Masing-masing instrumen di atas ada yang mengukur atau
mengungkapkan satu atau lebih kondisi diri peserta didik: kondisi diri
pribadi, hubungan sosial, kemampuan belajar, dan atau arah/kemampuan
karir.
(41) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi,
seperti:







Identitas diri
Potensi dasar: inteligensi, bakat, minat
Identitas keluarga
Riwayat kesehatan
Catatan anekdot (kejadian khusus)
Masalah diri pribadi

(42) Himpunan Data: Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan
sosial, seperti:
 Sosiogram
 Teman dekat
 Data hubungan sosial
 Masalah sosial
Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

25

(43) Himpunan Data: Data kemampuan, kegiatan dan belajar, seperti:





Nilai hasil belajar
Data kegiatan belajar
Riwayat pendidikan
Masalah belajar

(44) Himpunan Data: Data kemampuan, arah dan persiapan karir, seperti:
 Pekerjaan orang tua/keluarga
 Bakat-minat karir; jurusan yang diambil
 Masalah karir
(45) Konferensi Kasus: Masalah pribadi, seperti:
 Sering absen; membolos
 Tingkah laku menyimpang; nakal
(46) Konferensi Kasus: Masalah sosial, seperti:
 Suka menyendiri
 Menganggu teman
(47) Konferensi Kasus: Kasus masalah belajar, seperti:





Menganggu suasana kelas ketika sedang belajar
Lalai mengerjakan PR
Nilai pelajaran rendah
Sulit mengikuti pelajaran

(48) Konferensi Kasus: Masalah karir, seperti:
 Masalah penjurusan
 Pilihan karir
 Kegiatan praktik; magang
(49), (50), (51), (52) Kunjungan Rumah:
Kegiatan kunjungan rumah dapat membawa satu atau lebih masalah
peserta didik (masalah pribadi, sosial, belajar, dan atau karir) untuk
dibicarakan dengan orang tua dan atau keluarga.
(53) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio
tentang perkembangan dan kehidupan pribadi, seperti:








Tahap-tahap perkembangan
Tugas-tugas perkembangan
Penampilan dan pengembangan bakat, minat, kegemaran
Kehidupan keagamaan
Bahan relaksasi
Motivasi berprestasi
Otobiografi: Kisah orang-orang sukses

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

26

(54) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio
tentang kemampuan hubungan sosial, seperti:





Suasana hubungan “Saya Oke, Kamu juga Oke”
Kiat bergaul
Kepemimpinan
Mengatasi konflik dengan win-win solution

(55) Tampilan Kepustakaan: Materi bacaan, film, rekaman vidio dan audio
tentang kemampuan dan kegiatan belajar, seperti:






Kiat belajar di sekolah
Panduan menulis makalah
Bagaimana menyiapkan dari untuk ulangan/ujian
Belajar secara mandiri
Belajar kelompok

(56) Tampilan Kepustakaan: Materi becaan, film, rekaman vidio dan audio
tentang arah dan kehidupan karir, misalnya:








Apa bakat dan karir Anda?
Informasi karir
Panduan penjurusan
Panduan memilih sekolah lanjutan
Lowongan pekerjaan
Keselamatan kerja
Kiat sukses dalam karir

(57) , (58), (59), (60), Alih Tangan Kasus:
Materi alih tangan kasus merupakan pendalaman terhadap masalah
pribadi, sosial, belajar, dan atau karir peserta didik yang semula ditangani
oleh konselor, dan selanjutnya memerlukan penanganan oleh pihak lain
yang berkeahlian/berkewenangan.

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

27

Lampiran 2 b : Contoh Program Semesteran Pelayanan Konseling
PROGRAM SEMESTERAN
PELAYANAN KONSELING
SEKOLAH/MADRASAH
KELAS

: SMA I Perdana
: XI IPA 2

TAHUN
: 2006 - 2007
KONSELOR : Asti Cantika
Materi Bidang Pengembangan

No

Kegiatan

1
1.

2
Layanan Orientasi

2.

Layanan Informasi

3.

Layanan
Penempatan/Penyalura
n

Pribadi
3
Obyek-obyek
pengembangan
pribadi

Semester I (Juli-Desember 2006)
Sosial
Belajar
4
5
Obyek-obyek
Obyek-obyek
pengembangan pengembangan
hubungan
kemampuan
sosial
belajar

Karir
6
Obyek-obyek
implementasi
karir

Pribadi
7
Obyek-obyek
pengembangan
pribadi

Semester II (Januari-Juni 2007)
Sosial
Belajar
8
9
Obyek-obyek
Obyek-obyek
pengembangan pengembangan
hubungan
kemampuan
sosial
belajar

Karir
10
Obyek-obyek
implementasi
karir

(1)
Informasi
tentang
perkembangan,
potensi,
kemampuan
dan kondisi diri

(2)
Informasi
tentang
potensi,
kemampuan
dan kondisi
hubungan
sosial

(3)
Informasi
tentang
potensi,
kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar

(4)
Informasi
tentang
potensi,
kemampuan,
arah dan
kondisi karir

(1)
Informasi
tentang
perkembangan,
potensi,
kemampuan
dan kondisi diri

(2)
Informasi
tentang
potensi,
kemampuan
dan kondisi
hubungan
sosial

(3)
Informasi
tentang
potensi,
kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar

(4)
Informasi
tentang
potensi,
kemampuan,
arah dan
kondisi karir

(5)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
pribadi

(6)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
sosial

(7)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
belajar

(8)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
karir

(5)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
pribadi

(6)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
sosial

(7)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
belajar

(8)
Penempatan
dan penyaluran
untuk
pengembangan
kemampuan
karir

(9)

(10)

(11)

(12)

(9)

(10)

(11)

(12)

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

28

Materi Bidang Pengembangan
No

Kegiatan

1
4.

2
Layanan Penguasaan
Konten

5.

Layanan Konseling
Perorangan

6.

Layanan Bimbingan
Kelompok

7.

Layanan Konseling
Kelompok

8.

Layanan Konsultasi

Pribadi
3
Kompetensi
dan kebiasaan
dalam
kehidupan
pribadi

Semester I (Juli-Desember 2006)
Sosial
Belajar
4
5
Kompetensi
Kompetensi
dan kebiasaan
dan kebiasaan
dalam
dalam kegiatan
kehidupan
dan
sosial
penguasaan
bahan belajar

Karir
6
Kompetensi
dan kebiasaan
dalam
pengembangan
karir

Pribadi
7
Kompetensi
dan kebiasaan
dalam
kehidupan
pribadi

Semester II (Januari-Juni 2007)
Sosial
Belajar
8
9
Kompetensi
Kompetensi
dan kebiasaan
dan kebiasaan
dalam
dalam kegiatan
kehidupan
dan
sosial
penguasaan
bahan belajar

Karir
10
Kompetensi
dan kebiasaan
dalam
pengembangan
karir

(13)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
pribadi

(14)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
sosial

(15)
Masalah
pribadi: dalam
kemampuan
kegiatan dan
hasil belajar

(16)
Masalah
pribadi: dalam
pengembangan
karir

(13)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
pribadi

(14)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
sosial

(15)
Masalah
pribadi: dalam
kemampuan
kegiatan dan
hasil belajar

(16)
Masalah
pribadi: dalam
pengembangan
karir

(17)
Topik tentang:
Kemampuan
dan kondisi
pribadi

(18)
Topik tentang:
Kemampuan
dan kondisi
hubungan
sosial
(22)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
sosial

(19)
Topik tentang:
Kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar

(20)
Topik tentang:
Kemampuan
dan arah karir

(17)
Topik tentang:
Kemampuan
dan kondisi
pribadi

(19)
Topik tentang:
Kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar

(20)
Topik tentang:
Kemampuan
dan arah karir

(23)
Masalah
pribadi: dalam
kemampuan
kegiatan
belajar
(27)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
kemampuan
belajar
(31)

(24)
Masalah
pribadi: dalam
pengembangan
karir

(21)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
pribadi

(18)
Topik tentang:
Kemampuan
dan kondisi
hubungan
sosial
(22)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
sosial

(24)
Masalah
pribadi: dalam
pengembangan
karir

(28)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
karir

(25)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
pribadi

(32)

(29)

(23)
Masalah
pribadi: dalam
kemampuan
kegiatan
belajar
(27)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembanga
n kemampuan
belajar
(31)

(21)
Masalah
pribadi: dalam
kehidupan
pribadi
(25)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
pribadi
(29)

Pengembangan diri ALLSON 20 s.d 21 September 2006

(26)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
kemampuan
sosial
(30)

29

(26)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
kemampuan
sosial
(30)

(28)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
karir
(32)

Materi Bidang Pengembangan
No
1
9.

Kegiatan
Pribadi
3

2
Layanan Mediasi

---

10.

Aplikasi Instrumentasi

11.

Himpunan Data

12.

Konferensi Kasus

Semester I (Juli-Desember 2006)
Sosial
Belajar
4
5
Upaya
mendamaikan
pihak-pihak
--tertentu
(peserta didik)
yang berselisih

Semester II (Januari-Juni 2007)
Sosial
Belajar
8
9
Upaya
mendamaikan
pihak-pihak
--tertentu
(peserta didik)
yang berselisih

Karir
6

Pribadi
7

Karir
10

---

---

(36)
Intrument tes
dan non tes
untuk
mengungkapkan
kondisi dan
masalah karir
peserta didik

(33)
Intrument tes
dan non tes
untuk
mengungkapkan
kondisi dan
masalah pribadi
peserta didik

(3