I. PENDAHULUAN - DINAMIKA GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DALAM PEMBENTUKAN IC JURNAL EB MAGDALENA 2012

DINAMIKA GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DALAM PEMBENTUKAN

  

INTELLECTUAL CAPITAL

SEBUAH KAJIAN INTERPRETIVE PADA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Oloan Simanjuntak

Magdalena Judika Siringoringo

  

ABSTRACT

This paper aims to explore the phenomenon, regularity, and particularity of a case using a case

study approach. The paper also expands the institutional theory by Meyer (2010) which explained that

higher education, as an institution, has led to the needs and dynamics of the growth and the development

of knowledge through empowerment and the forming the intellectual capital was carried out by good

university governance. In addition to the dynamics of the intellectual capital by good university

governance, the paper also explores Meyer (2004) ideas to show that the forming of the intellectual

capital was effectively implementable through the dynamics of good university governance principles.

  The type of this study is qualitative, and this research is done in the Faculty of Economics and

Bussiness Diponegoro University. Data is collected by depth interview, observation, and documentation.

Interview is done with the dean, lecturers, colleges, alumni, and the other side who represent.

  Concerning observations and new findings, the following dynamic principals of good university

governance are implemented by the Faculty of Economics and Business Diponegoro University;

transparency, accountability, fairness, and responsiveness. In addition to the process of forming

intellectual capital through the dynamics of good university governance, it attains Faculty of Economics

and Busines transform itself to be a centre of academic excellence through Tri Darma Perguruan Tinggi.

The intellectual capital in Faculty of Economics and Business led to the internalization of vision, mission,

RENSTRA, and policies which have been implemented. Those policies cause the Faculty of Economics

and Business to transform itself to become the centre of academic excellence. Consequently the essence of

the intellectual capital in the process of this achievement has been implemented through Darma

Perguruan Tinggi.

  

Keywords: institutional theory, good university governance, intellectual capital, centre of

academic excellence, Tri Dharma Perguruan Tinggi.

I. PENDAHULUAN

  berjalan seiring dengan perkembangan suatu negara dan dinilai dari bentuk

  Good governance

  kekuatan untuk mengelola sumber daya manajemen sosial dan ekonomi (World Bank, 1992). Good

  

governance dapat ditinjau dari sisi apakah pengelola telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam

  upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. World Bank memberi definisi “the state power is used in

  

managing economic dan social resources for development of society” . United Nations Development

  Programs (UNDP) dalam LAN dan BPKP (2000) memberikan definisi “the exercise of political,

  

economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all level”. Menurut definisi dalam

  LAN dan BPKP (2000), good governance memiliki tiga kaki (three legs), yaitu : economic, political, dan . Economic governance bukan hanya meliputi proses-proses pembuatan keputusan

  administrative

(decision-making process) yang memfasilitasi aktivitas ekonomi dalam negeri dan interaksi diantara

  penyelenggara ekonomi tetapi juga mempunyai implikasi terhadap equity, poverty dan quality of life. Selanjutnya political governance adalah proses-proses pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan sedangkan administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Penerapan good

  

governance perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya

  sebagai regulator, dunia usaha (termasuk perguruan tinggi) sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai stakeholders dan pengguna produk/jasa dunia usaha (Kunami, 2007).

  Sejalan dengan pernyataan Aristo (2005) yang menganggap bahwa perguruan tinggi secara konsep ekonomi pendidikan adalah merupakan industri, maka konsep good governance dapat dan tepat diterapkan pada perguruan tinggi. Sehubungan dengan itu t imbul suatu wacana good university

  governance (GUG) dalam penyelenggaraan sebuah institusi perguruan tinggi. Menurut Soaib

(2009) bahwa good university governance (GUG) dapat dipandang sebagai penerapan prinsip-

prinsip dasar konsep “good governance” dalam sistem dan proses governance pada institusi

perguruan tinggi. Institusi perguruan tinggi berevolusi pada suatu penciptaan transformasi dan

kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri sehingga pada akhirnya institusi perguruan tinggi

menjadi lebih comparable, fleksibel, transparan dan competitive dalam hal pendidikan,

pengajaran dan riset. Goldsmith dan Berndtson (2002) menyatakan, “higher education is affected

today by a number of new challenges, which have already changed our way of teaching and

research.

  ” Pernyataan ini didukung oleh Canibano dan Sanchez (2004) yang menyatakan bahwa

  

sasaran utama universitas adalah penyebaran pengetahuan dan investasi dalam bentuk penelitian

(research) dan sumber daya manusia (human resources).

  Meskipun demikian, keberhasilan dalam pembentukan dan pemberdayaan intellectual capital tidak dapat tercapai dengan sendirinya tanpa mempertimbangkan bahwa ada unsur good university

  

governance yang dapat mendukung keberlangsungannya. Secara spesifik, intellectual capital sebagai

  wadah pusat intelektual knowledge dan human resources tidak dapat terwujud dengan sendirinya tanpa didukung oleh good university governance. Keenan dan Aggestam (2001) dalam literatur review juga menyebutkan bahwa good university governance menjadi fondasi atau pilar bagi perwujudan intellectual

  

capital dan konsep ini mendukung Grant (1996) dalam penelitiannya yang memberikan bukti bahwa

intellectual capital dan governance menjadi relevan dalam mencapai competitive advantage.

  Sementara itu, konsep human resource accounting dalam Paresmewaran dan Jothi (2005)

  

mendefenisikan sumber daya manusia sebagai asset yang bernilai bagi organisasi karena memiliki

  essensi dalam proses pengambilan keputusan baik bagi manajerial maupun stakeholders. Dengan demikian, komponen intellectual capital merupakan wujud implementasi dari prinsip university

  governance yaitu transparency, accountability, fairness dan responsiveness.

  Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberikan pemahaman mengenai dinamika good University governance terhadap pembentukan intellectual Capital pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Selain itu untuk mengetahui komponen- komponen intellectual capital dan menjelaskan keberadaan Intellectual Capital yang essential di fakultas tersebut sebagai perwujudan centre of academic excellence.

  Tulisan ini adalah hasil penelitian dengan studi kasus instrumental tunggal (single instrumental

  

case study ) yang berusaha menggali lebih dalam satu kasus/fenomena tentang dinamika university

governance dalam pembentukan intellectual capital di fakultas tersebut. Data dikumpul melalui

  wawancara serta observasi yang dilakukan antara bulan Maret sampai dengan April 2012 dengan melibatkan sejumlah informan yang meliputi fungsionaris pejabat, anggota senat, karyawan baik itu pada tingkat administrasi dan akademik maupun pada badan penjaminan mutu, serta dosen, mahasiswa dan alumni termasuk sejumlah informan yang pada periode sebelumnya telah menjabat baik itu sebagai fungsionaris fakultas maupun dekanat.

  Hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan sesuai format masing-masing. Tahap display data berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan yang sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan. Selanjutnya data tema-tema tersebut dipecah ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana atau subtema dengan menggunakan coding dan grouping yang diakhiri dengan pemberian kode dari subtema tersebut sesuai dengan verbatim wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap kesimpulan/verifikasi merupakan tahap terakhir. Kesimpulan menjurus kepada jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan serta mengungkapkan “apa” dan “bagaimana” temuan penelitian. Narasi akhir diharapkan menjadi kontribusi bagi teori yang digali yang telah ada selama ini.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Institutional theory memberikan penjelasan bagaimana mekanisme yang dilalui

organisasi berusaha menyelaraskan praktik dan karakteristiknya dengan nilai-nilai dan budaya

menjadi terlembaga dalam organisasi khusus. Artinya bahwa, prinsip transparansi university

governance di fakultas memberikan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders terkait

mengenai intangible resources dan aktivitas fakultas dalam penyelenggaraan sistem pendidikan

tinggi. Pengungkapan intellectual capital tidak hanya menyediakan informasi yang credible

tetapi juga dapat menyediakan informasi akuntansi yang reliable mengenai intangible resources

dan aktivitas fakultas dalam penyelenggaraan sistem pendidikan tinggi.

  Good governance di universitas tidak bersifat tunggal pada prerogatif administratif saja, tetapi

  juga pada responsibilitas dan upaya bersama yang melibatkan partisipasi semua konstituen kampus sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, fakultas harus terus berupaya mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang baik sebagai suatu sistem yang melekat dengan dinamika perguruan tinggi. Penerapan nilai- nilai tata kelola di universitas dapat diinternalisasikan menjadi budaya fakultas sehingga menjadi sebuah sistem yang memperkuat competitive advantage.

  Sebagaimana telah dikemukakan oleh Soaib (2009) bahwa good university governance dapat dipandang sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar konsep “good governance” pada institusi perguruan tinggi. Penerapan prinsip-prinsip tersebut dilaksanakan melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan perguruan tinggi secara khusus dan pendidikan secara umum dengan berbasis pada tujuan pengembangan pendidikan dan keilmuan akademik serta pengembangan manusia seutuhnya. Pernyataan tersebut mengarahkan kepada terwujudnya Tri Darma Perguruan Tinggi melalui nilai-nilai yang mendasarinya. Berikut ini adalah hasil temuan tentang dinamika good university governance di fakultas yang diteliti:

1. Tri Dharma Perguruan Tinggi Terwujud Melalui Nilai-Nilai Good University Governance (1) Transparansi (Transparancy)

  Fakultas bertanggung jawab atas kewajiban keterbukaan informasi serta menyediakan informasi bagi stakeholders sehingga posisi dan pengelolaan korporasi (perguruan tinggi) dapat mencerminkan kondisi riil dan harapan terhadap perguruan tinggi di masa yang akan datang. Sistem informasi fakultas menjadi fasilitas yang menjembatani tercapainya pengembangan pendidikan dan keilmuan melalui Tri Darma Perguruan Tinggi serta keterbukaan informasi bagi stakeholders. Kenyataan ini mendukung

  

institutional theory seperti yang dinyatakan oleh Deegan (2007) bahwa praktik organisasi seperti

  berhubungan dengan nilai masyarakat dimana organisasi itu beroperasi, serta kebutuhan akan pemeliharaan legitimasi organisasi. Institutional theory memberikan penjelasan bagaimana mekanisme yang dilalui organisasi berusaha menyelaraskan praktik dan karakteristiknya dengan nilai-nilai sosial dan budaya menjadi terlembaga dalam organisasi khusus.

  (2) Akuntabilitas (Accountability)

  Fakultas sebagai pelaku kebijakan dan pelayanan publik bertanggung jawab kepada publik terhadap apa yang menjadi sikap, perilaku dan sepak terjangnya dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangan yang diberikan kepadanya karena fakultas tidak dapat dipisahkan dengan publik sebagai

  • nya. Pertanggungjawaban tentang sikap, perilaku dan kebijakan dalam kerangka

  stakeholders

  melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya kepada publik inilah yang disebut sebagai akuntabilitas. Pengelolaan fakultas yang diselenggarakan melalui prinsip akuntabilitas dari good

  

university governance dapat meningkatkan sustainability dan legitimasi fakultas sebagai badan/wadah

  layanan publik dan stakeholders. Meyer (2010) dalam konsep fenomologi mengenai institutional theory- nya menyatakan bahwa institusi terbentuk dari kompleksitas dan keberagaman fungsi, peran dan heterogenitas unsur yang menyatu di dalam satu wadah, yaitu institusi.

  (3) Kesetaraan dan Kewajaran (fairness)

  Untuk memenuhi prinsip kesetaraan dan kewajaran di fakultas hubungan dengan staf pegawai dan pengajar juga terus dijaga, yaitu dengan memperlakukan karyawan sebagai sumber daya yang berharga melalui sarana sistem knowledge based management sesuai dengan konsep human resource accounting yang menyebutkan bahwa manusia merupakan sumber daya yang bernilai bagi organisasi (Parasmewaran dan Jothi, 2005). Sistem penilaian kinerja yang efektif di fakultas mengandung dua sistem dasar yang saling berhubungan yaitu evaluasi dan umpan balik. Penilaian kinerja akan memotivasi karyawan untuk tetap bekerja dengan lebih baik lagi apabila karyawan merasa bahwa proses penilaian kinerja dilakukan secara wajar dan adil.

  (4) Kepedulian (Responsiveness)

  Fakultas sebagai penyedia layanan publik memiliki tugas dan fungsi memberikan dukungan dan bantuan atau pelayanan kepada komunitasnya dengan melaksanakan university governance melalui prinsip kepedulian (responsiveness). Bentuk kepedulian (responsiveness) tersebut adalah dengan menjadi fakultas yang reaktif, simpatik, sensitif dalam merespon permintaan dari stakeholders-nya.

  Prinsip responsiveness dari good university governance mendukung pernyataan Peter (1990) tentang organisasi pembelajaran (learning organisastion). Suatu organisasi pembelajaran adalah tempat dimana individu terus-menerus menemukan bagaimana cara menciptakan realitas dan merupakan proses terus-menerus tanpa henti dan berkelanjutan. Dalam institutional theory, March dan Olsen (dalam Peters, 2000) menyatakan bahwa institusi dapat bersifat adaptive bila struktur, interaksi dan perubahan dalam sistem lingkungan juga semakin kompleks. Fakultas merespon dinamika university governance melalui prinsip kepedulian (responsiveness) yang menjadikan fakultas sebagai institusi yang dapat menjawab kebutuhan dan pertumbuhan dan pengembangan knowledge.

2. Proses Pembentukan Intellectual Capital

  Dalam hal pengelolaan, fakultas selalu berusaha mengadopsi prinsip-prinsip university

  

governance yang diwujudkan dalam penyusunan dan implementasi Rencana Strategi (RENSTRA),

  kegiatan evaluasi diri, penilaian program kerja berdasarkan aktivitas dalam upaya untuk memperoleh legitimasi dari stakeholders-nya. Yolanda (2011) menyatakan bahwa tujuan dari pengungkapan

  

intellectual capital di institusi perguruan tinggi terdiri dari 3 bagian fundamental yang menjelaskan

  internalisasi strategi institusi melalui indikator yang mengarah pada: (1) vision of the institution; (2) intangible resources and activities ; dan (3) system of indicators.

  Fakultas mewujudkan prinsip transparansi kepada stakeholders-nya melalui pengungkapan

  

intellectual capital . Pengungkapan intellectual capital merupakan upaya meningkatkan transparansi dan

  akuntabilitas fakultas dalam hal pengelolaan. Yolanda (2011) bahkan menyebutkan bahwa pengungkapan

  

intellectual capital memberikan informasi akuntansi yang tidak hanya reliable, namun juga sangat

relevan dalam pengambilan keputusan bagi stakeholders yang menggunakan informasi akuntansi.

  Informasi secara transparan dan accountable akan menjamin penilaian stakeholders akan eksistensi dan

  

image yang dikembangkan oleh perguruan tinggi tersebut karena pada suatu proses penyelenggaraan

  pelayanan yang bersifat terbuka dan dapat diketahui dengan mudah oleh stakeholders yang membutuhkan.

3. Esensi Intellectual Capital Sebagai Wujud Centre Of Academic Excellence

  Esensi intellectual capital dalam upaya mewujudkan fakultas sebagai centre of academic

  

excellence dilaksanakan melalui darma perguruan tinggi. Sejalan dengan visinya menjadi centre of

academic excellence , maka ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan intellectual capital bagi

  fakultas dalam mewujudkan misinya yang pengungkapannya tertuang melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pertama, kegiatan pengajaran, yaitu dengan meninjau indikatornya pada: a) Kandungan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lulusan. b) Materi pembelajaran yang up to date dan penuh pengayaan. c) Perpustakaan dan laboratorium yang memadai. d) Proses pembelajaran yang tepat dan terstruktur. e) Proses pelayanan administrasi akademik yang tepat dan terstruktur. f) Profesionalisme pendidikan dosen yaitu S2 dan S3. g) Jumlah Guru Besar/Professor pada tiap prodi di fakultas. h) Penerapan sistem informasi berbasis information technology (IT) yang menunjang akademik seperti Sistem Informasi Akademik (SIMAWEB).

  Fakultas sebagai wadah pembentukan knowledge tersebut berupaya untuk mewujudkan visi- misinya menjadi centre of academic excellence melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui dharma pengajaran. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Sufean (1995) yang menyatakan bahwa perguruan tinggi telah mendukung tercapainya keberlangsungan pengembangan ilmu pengetahuan. Pembahasan ini juga didukung oleh teori yang di-grounded yaitu institutional theory yang dinyatakan oleh Meyer (2010) yang menjelaskan bahwa institusi berperan dalam struktur dan interaksi sosial melalui proses perwujudan dan pencapaiannya sebagai pusat pembentukan dan pengetahuan pengetahuan, wawasan, kreativitas dan budaya.

  Kedua, dalam mendukung terlaksananya dharma kedua yaitu penelitian, fakultas dituntut untuk selalu berperan sebagai sumber informasi keilmuan yang up to date, unggul dan bermanfaat. Untuk itu juga telah dipersiapkan berbagai infrastruktur, antara lain layanan internet untuk seluruh mahasiswa, hot di beberapa wilayah dan fasilitas untuk mengakses berbagai jurnal internasional. Hasil pembahasan

  spot

  ini sesuai dengan institutional theory yang dikemukakan oleh Meyer (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan berkembang sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan heterogenitas budaya dan oleh karena itu, perguruan tinggi berevolusi untuk menjadi suatu institusi yang dapat menjawab kebutuhan dan dinamika pertumbuhan dan perkembangan knowledge. March dan Olsen (dalam Peters, 2000) menyatakan bahwa suatu institusi juga dapat dipengaruhi atau bahkan mempengaruhi lingkungannya bila struktur, interaksi dan perubahan dalam sistem lingkungan juga semakin kompleks. Guna menjawab dinamika kompleksitas pertumbuhan dan perkembangan knowledge tersebut fakultas melaksanakan berbagai kegiatan penelitian dan untuk meningkatkan kualitas penelitian yang memiliki inovasi dan aplikatif telah disediakan berbagai infrastruktur penunjang.

  Ketiga, kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai pengamalan knowledge yang dilakukan oleh fakultas secara melembaga melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat.

  Adapun tujuan program pengabdian ini adalah untuk menggali, mengelola dan memanfaatkan hasil-hasil riset untuk diimplementasikan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Meyer (2010) melalui institutional theory yang menjelaskan bahwa institusi memegang peranan penting dalam sosialitas dan modernisasi. Fakultas sebagai wadah yang mencerminkan perkembangan kemajuan pengetahuan, wawasan berpikir, teknologi dan berbagai aspek dalam kehidupan turut berperan di dalam struktur dan interaksi sosial melalui proses perwujudan dan pencapaiannya sebagai pusat pembentukan dan pengembangan intellectual capital.

  Fakultas sebagai bagian dari lembaga pendidikan tinggi yang otonom selalu berupaya menjaga dan meningkatkan kepercayaan kepada stakeholders, baik internal maupun eksternal dalam hal kualitas dari produk sebuah perguruan tinggi. Di dalam menjaga reputasi dan kepercayaan yang diamanahkan oleh

  

stakeholders, fakultas melaksanakan kebijakan Sistem Pengendalian Mutu Internal (SPMI) yang telah

  ditetapkan universitas. Pelaksanaan penjaminan mutu yang sistimatis, konsisten dan berkelanjutan tersebut mutlak dilakukan agar : (a) visi, misi dan tujuan universitas dapat dicapai, (b) kepentingan dan tuntutan para pihak terkait atau pemangku kepentingan (stakeholders) dapat terpenuhi, (c) mematuhi dan memenuhi ketentuan peraturan dan undang undang terkait yang berlaku.

  Dalam penyelenggaraan pendidikan, fakultas telah mengembangkan sistem jaminan mutu yang implementasinya diemban oleh Tim Penjaminan Mutu (TPM) di tingkat fakultas dan Gugus Pengendali Mutu (GPM) di tingkat program studi dengan memberikan perhatian kepada mutu jasa pengajaran. Dalam pelaksanaannnya, proses pembelajaran di fakultas dipandu oleh manual prosedur atau yang disebut sebagai Standard Operating Procedure (SOP) sebagai roadmap dalam setiap aktivitas dan kegiatan akademik.

  March dan Olsen (dalam Peters, 2000) menyatakan bahwa institutional theory melandasi suatu konsep bahwa setiap individu yang berada di lingkungan institusi atau organisasi tertentu bertindak dan berperilaku sesuai dengan standar normatif institusi tersebut. Sesuai dengan konsep Meyer (2010) mengenai old institutional theory yang menekankan pada konsep bahwa ada aturan, norma, standar yang dijunjung tinggi dan setiap individu dipandang sebagai bagian yang menyatu dan terikat dengan nilai dan standar institusi tersebut. Disebutkan juga bahwa institusi menjadi suatu alat control yang efektif bagi

  actor di lingkungan institusi tersebut.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

  Penelitian ini didasarkan pada institutional theory yang telah digrounded oleh Meyer (2010) tentang perguruan tinggi sebagai suatu institusi. Penelitian ini memperluas pernyataan Meyer (2004) dalam menunjukkan pembentukan intellectual capital dilaksanakan melalui dinamika university

  

governance melalui setiap prinsip pengelolaan institusi yang baik dan efektif. Observasi dan temuan baru

  tentang dinamika university governance dilaksanakan dalam upaya mewujudkan pembentukan

  

intellectual capital dan pengungkapannya di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

  Hasil penelitian menjelaskan dinamika good university governance melalui praktik

prinsip tata kelola yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, kesetaraan dan kewajaran, dan

kepedulian dilaksanakan sebagai proses membentuk intellectual capital. Hasil penelitian ini juga

memberikan pengetahuan baru tentang komponen-komponen intellectual capital yang

dilaksanakan fakultas yang dituangkan dalam bentuk visi, misi, rencana strategi dan kebijakan

yang di-transparansikan melalui dokumen Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal. Lebih

  

lanjut, esensi intellectual capital dalam perwujudan fakultas sebagai the centre of academic

excellence dilaksanakan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.

  Penelitian ini juga memberikan implikasi pada bidang akuntansi keprilakuan khususnya mengenai akuntansi sumber daya manusia dalam hubungannya dengan dinamika tata kelola (university governance) yang baik dalam proses pembentukan intellectual capital di fakultas. Hasil penelitian menjelaskan dinamika good university governance melalui praktik prinsip tata kelola yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, kesetaraan dan kewajaran, dan kepedulian dilaksanakan dalam pembentukan intellectual capital di fakultas.

  Oleh karena penelitian ini hanya menjelaskan fenomena dinamika dari satu objek penelitian yaitu Fakultas Ekonomika dan Bisnis dan tidak mencakup seluruh karakteristik fakultas-fakultas di lingkungan universitas, maka hasil penelitian mengenai dinamika good university governance dalam proses pembentukan intellectual capital ini tidak dapat digeneralisasikan. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggali lebih mendalam dengan melakukan perbandingan di antara beberapa institusi yang tergabung dalam satu wadah yaitu perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

  Aristo, A.D., (2005). Good University Governance. http://aristodiga.blogspot.com/ 2005/08/good- university-governance.html. Assem, Dima and Sarah, (2008). Corporate Governance and Intellectual Capital: Evidence from an Academic Institution. Corporate Governance. Emerald Group. Vol.9 No. 2. Creswell, J. W, (2003). Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches 2 nd

  Edition . Sage Publication Thousand Oaks, California

  Grant, R.M. (1996), ‘‘Toward a knowledge based theory of the firm’’, Strategic Management

  Journal

  , Vol. 17 No. 2, pp. 108-22. Goldsmith and Berndtson (2002). “Teaching Challenges for Political Science in Europe” European Political Science , Vol. 1, No. 3. Cited in Berndtson (2003). Johannes, (2003). University Governance in Indonesia, Based on the Bill of Education Legal Entity, Ministry of National Education Directorate General of Higher Education. Ikatan Akuntan Indonesia (2009). Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi. Jakarta:Salemba Empat.

  Keenan, J. and Aggestam, M. (2001), ‘‘Corporate governance and intellectual capital: some conceptualizations’’, Corporate Governance: An International Review , Vol. 9 No. 4, pp. 259-75. LAN dan BPKP (2000), Akuntabilitas dan Good Governance. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta. Meyer, John. W., (2010). World Society, Institutional Theories, and the Actor.Annu. Rev.Sociol.

  2010. 36:1–20 First published online as a Review in Advance on February 19, 2010. Department of Sociology, Stanford University, Stanford, California. Miles, M. B., & Huberman, M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (2 nd ed.).

  California: Sage. Parasmewaran and Jothi (2005). Human Resource Accounting, Department of Commerce,T.S.A.A.S.T College, Perur, Coimbatore, Tamil Nadu.

  Peters, B. Guy, (2000). Institutional Theory: Problems and Prospects. Department of Political Science, Institute for Advanced Studies (IHS), Stumpergasse 56, A-1060 Vienna. Soaib, Asimiran (2009). Governance of Public Universities in Malaysia, Unpublished PhD Thesis , Faculty of Eductaion, University of Malaya. Solomon, J.F., and Park, C. (2002). “The Role of Institutional Investors in Corporate Governance Reform in South Korea: Some Empirical Evidence,” Corporate Governance: An International Review, 10

  (3), July: 211-224 Warden, C. (2004), “New modes of self-description: universities reaction in a

  changing environment”

  , paper presented at the workshop Towards a Multiversity? Universities between National Traditions and Global Trends in Higher Education, Bielefed,11-13 November.

  LAMPIRAN Gambar 1. Taxonomy of Organisational Assets Gambar 2. Triangulasi Data

  Sumber: Yin 2003 hal 99

  PHYSICAL CAPITAL

  INTELLECTUAL CAPITAL MONETARY CAPITAL HUMAN CAPITAL RELATIONAL CAPITAL ORGANISATIONAL CAPITAL Sumber: Marr dan Roos (2005), p. 32.

  Archival record Observation Document

  Focus Interview Open-ended interview

  Structure Interview and Survey Fact

  

Hasil Interview di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

  No Research Question Hasil Wawancara Jawaban Informan Jabatan Tanggal

  1 Bagaimana Good Transparansi:

  University Governance Fakultas Ekonomika dan Binis mewujudkan Dekan

  • 3 April 2012 membentuk Intellectual pengelolaan transparansi keuangan dengan (14:10 WIB)

  Capital pada Fakultas mendasarkan pada anggaran yang dituangkan

  Eknomika dan Bisnis? dalam Rapat Anggaran Tahunan yang telah ditetapkan.

  Mekanisme transparansi juga diwujudkan - Dosen (Pejabat

  27 Maret 2012 melalui keterbukaan informasi bagi PD I periode (11:00 WIB)

  stakeholders mengenai posisi dan pengelolaan sebelumnya) dan kondisi riil di lingkungan fakultas.

  Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai - bagian dari lembaga pendidikan tinggi yang otonom dituntut untuk terbuka dan menjamin akses terhadap berbagai informasi mengenai proses kebijakan, pembelajaran, aktivitas pendukung, pemantauan dan pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan segala kegiatan pendukung lainnya.

  Akuntabilitas

  Mekanisme pengelolaan keuangan yang benar Dekan -

  3 April 2012 melalui sistem akuntabilitas penyelenggaraan (14:10 WIB) keuangan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis dengan melibatkan setiap individu untuk berpartisipasi di dalam penyusunan anggaran Sebagai upaya meningkatkan penyelenggaraan university governance yang otonom. Dalam kegiatan akademik, Fakultas -

  Ketua LP2MP

  2 April 2012 Ekonomika dan Bisnis melaksanakan (13:25 WIB) mekanisme Monitoring dan Evaluasi proses pembelajaran dengan tetap mengacu pada penyelenggaraan pendidikan dan proses belajar mengajar.

  • Pengelolaan akuntabilitas dalam bidang Kepala Tata

  19 Maret 2012 administrasi dilaksanakan dengan menerapkan Usaha (12:52 WIB) pendistribusian tugas (job description) ke semua sub bagian secara proporsional namun tetap disertai dengan pengawasan. Fakultas memastikan bahwa tidak ada - Kasubag

  19 Maret 2012 pekerjaan yang tumpang tindih dan tidak ada Akademik (14:30 WIB) personil yang tanpa tugas atau menganggur. Sebelum mendistribusikan tugas kepada semua unit kerja, fakultas terlebih dahulu mengorganisir tanggung jawab kepada beberapa bagian sesuai dengan bidang kajian yang ditangani oleh setiap pengelolanya. Koordinasi dari Kasubag - ke pegawai Pegawai

  19 Maret 2012 memberikan motivasi bagi pegawai untuk Akademik (15.35 WIB) lebih meningkatkan kualitas pelayanan akademik kepada mahasiswa.

  Kesetaraan Dan Kewajaran

  • Pegawai yang telah diberikan job decription di Kepala Tata

  19 Maret 2012 setiap sub bagian memahami dengan jelas Usaha (12:52 WIB) fungsi dan tugasnya dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada Kasubag masing-masing. Dalam menjamin kewajaran - dalam Kepala Tata

  28 Maret 2012 pelaksanaan dan sistem remunerasi, perlu Usaha (13:35 WIB) ditetapan mekanisme yang berkaitan dengan penetapan reward dan punishment. Dosen tidak bersikap diskriminatif baik dalam -

  Mahasiswa

  22 Maret 2012 hal memberikan pengajaran maupun penilaian (09:32 WIB) kepada mahasiswa.

  Kepedulian

  Fakultas Ekonomika dan Bisnis bersikap Ketua Jurusan -

  22 Maret 2012 tanggap dan merespon perkembangan akuisisi Manajemen (09:32 WIB) ilmu pengetahuan dalam bentuk knowledge management. Fakultas Ekonomika dan Bisnis harus mau Ketua Jurusan - 22 Maret menuntut dirinya sendiri untuk memenuhi Manajemen (09:32 WIB) tuntutan stakeholders-nya dan perubahan lingkungan. Dalam bidang akademik, Fakultas Ekonomika Ketua Jurusan -

  20 Maret 2012 dan Bisnis juga berupaya secara proaktif untuk Manajemen (09:32 WIB) mengetahui keinginan/kebutuhan

  stakeholders. Hal ini ditunjukkan dengan

  memberikan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran, tidak sekedar membuat mereka aktif dalam proses belajar, tetapi mereka diberi kesempatan dalam menentukan aktivitas belajar yang akan dilakukan bersama-sama dengan para pengajarnya Kemampuan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Senat - 28 Maret 2012 untuk bertahan sangat ditentukan oleh (16:05 WIB) kemampuan-nya untuk berubah, beradaptasi denganperubahanlingkungan dan memprediksi perubahan potensial yang terjadi di masa mendatang.

  Fakultas tidak hanya sekedar mengetahui Mahasiswa - 29 Maret 2012 kebutuhan pengembangan kreativitas (12.30 WIB) mahasiswa, namun juga merespon dan bersikap proaktif dengan mendukung penyelenggaraan yang diselenggarakan oleh mahasiswa yang ingin mandiri dalam berwirausaha. Keterlibatandalam ajang penyelenggaraan Mahasiswa - 29 Maret 2012

  entrepreneurship menumbuhkembangkan (16.30 WIB) semangat untuk menjadi wirausahawan muda.

  Pengajar (dosen) tidak hanya memahami - Dosen

  21 Maret 2012 materi kuliah sebatas konteks dan teori (09:18 WIB) semata, namun para staf pengajar (dosen) tersebut dituntut untuk produktif dalam mengembangkan profesionalitas-nya.

  • Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai sarana Kepala Tata

  19 Maret 2012 dan proses pembelajaran yang menyenangkan Usaha (12:52 WIB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis menjawab - dinamika kompleksitas pertumbuhan dan perkembangan knowledge dengan penyelenggaraan darma perguruan tinggi melalui kegiatan penelitian dan untuk meningkatkan kualitas penelitian yang memiliki inovasi dan aplikatif, fakultas menyediakan berbagai aktivitas dan infrastruktur penunjang yang baik.

  • 2 Apa sajakah komponen Intellectual capital di Fakultas Ekonomika Dosen (Pejabat

  27 Maret 2012

  intellectual capital di dan Bisnis mengarah pada internalisasi visi PD I periode (11:00 WIB)

  Fakultas Ekonomika dan misi, RENSTRA dan kebijakan yang sebelumnya) dan Bisnis? ditetapkan fakultas.

  Intellectual capital di Fakultas Ekonomika Dekan

  • 3 April 2012 dan Bisnis merupakan upaya untuk (14:10 WIB) meningkatkan university governance yang mengacu pada:

  1.Memberikan informasi mengenai internalisasi visi, misi, strategi dan upaya pencapaiannya.

  2.Memberikan informasi mengenai intangible berupa setiap aktivitas dan kinerja yang

  assets

  diwujudkan melalui Tri Darma Perguruan Tinggi.

  3 Mengapa intellectual Intellectual capital menjadi essential

  capital menjadi essensial (penting) dalam perwujudan Fakultas

  dalam perwujudan Ekonomika dan Bisnis sebagai centre of Fakultas Ekonomika dan academic excellence dikarenakan fakultas Bisnis sebagai centre of berupaya untuk mencapai penciptaan sumber

  academic excellence? daya manusia yang mempunyai kemampuan

  akademik, profesionalisme dan kepemimpinan, serta tanggap terhadap kebutuhan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan bentuk esensi intellectual capital Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai

  

centre of academic excellence dilaksanakan

melalui Tri Darma Perguruan Tinggi.

  Darma Pengajaran

  Setiap proses pembelajaran yang - 2 April 2012 Dosen diberikan bukan hanya bertujuan untuk (15:56 WIB) membekali mahasiswa/i didik dengan

  knowledge , namun proses pembelajaran

  tersebut mempersiapkan mahasiswa/i untuk menjadi lulusanberkualitas. Fakultas membangun jembatan antara - Dekan

  3 April 2012 fakultas dengan dunia internasional (14:10 WIB) dengan memfasilitasi kegiatan student

  exchange yang bertujuan untuk

  memperkaya mahasiswa/i dengan

  knowledge dan untuk meningkatkan

collaboration research dan publication.

  • Fakultas Ekonomika dan Bisnis memiliki Dekan

  3 April 2012 staf pengajar (dosen) dengan kualifikasi (15:10 WIB) pendidikan yang sangat baik dan sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Dosen menjadi tumpuan utama dalam upaya mewujudkan darma perguruan tinggi.

  • Proses penyebarluasan dan pembentukan Dekan

  3 April 2012

  knowledge berada pada tugas dan fungsi (15:10 WIB)

  dosen sebagai sumber resources di fakultas.

  • Dosen ialah sumber ilmu karena dosen Dosen

  2 April 2012 merupakan fasilitator dalam media (15:56 WIB) pembelajaran bagi mahasiswa. Fasilitator berarti bahwa dosen menempatkan dirinya mitra belajar yang baik bagi mahasiswa.

  • Dosen bersikap proaktif dan responsive di Mahasiswa

  30 Maret 2012 dalam menanggapi setiap pertanyaan dan (16:05 WIB) tanggapan terkait pembelajaran.

  • Dosen selalu dapat memberikan waktunya Mahasiswa

  28 Maret 2012 untuk membimbing dan mengarahkan (14:50 WIB) mahasiswa/i di dalam proses belajar di kelas. Dosen tidak bersikap diskriminatif baik - Mahasiswa

  29 Maret 2012 dalam hal memberikan pengajaran maupun (14:24 WIB) penilaian kepada mahasiswa.

  Darma Penelitian

  Fakultasmemfasilitasi dengan memberikan Dekan - 3 April 2012 layanan internet dalam mempermudah (15:10 WIB) mahasiswa untuk mengakses jurnal berskala internasional.

  • Menumbuhkembangkan suatu academic Ketua Jurusan

  22 Maret 2012

  

atmosphere melalui penelitian-penelitian Manajemen (09:00 WIB)

  yang terstruktur dan terorganisir dengan baik dan member kebebasan akademik melalui berbagai bentuk aktivitas dan infrastruktur yang baik.

  • Keterlibatan mahasiswa/i pada berbagai Mahasiswa

  28 Maret 2012 program penelitian sangat mendukung (15:43 WIB) proses pembelajaran dan khususnya peningkatan soft skills. Mahasiswa saat ini pun sudah banyak - Alumni

  26 Maret 2012 terdorong untuk terlibat dalam kegiatan (09:19 WIB) penelitian dan penulisan karya ilmiah dan hal itu juga sangat membantu mahasiswa dalam kegiatan proses belajar.

  • Kreativitas mahasiswa dalam berbagai Alumni

  27 Maret 2012 program penelitian ini dilaksanakan untuk (09:00 WIB) memenuhi aturan Menteri Pendidikan mengenai upaya meningkatkan darma penelitian.

  Darma Pengabdian Masyarakat Knowledge management - itu ialah Ketua Jurusan

  22 Maret 2012 mekanisme pembelajaran yang tidak hanya Manajemen (09:00 WIB) sebatas ilmu atau konsep metodologi namun juga merupakan suatu applied

  science dalam upaya mensukseskan dan

  mengembangkan masyarakat dan lingkungan. Keterlibatan mahasiswa secara langsung Alumni - 27 Maret 2012 dalam setiap program pengabdian kepada (09:00 WIB) masyarakat ini adalah salah satu cara mengaktualisasikan soft skills dan sebagai bentuk transfer of knowledge untuk terlibat dalam program-program pengembangan masyarakat.

  Hasil Dokumentasi

  Tempat parkir yang luas dan nyaman

  7

  8 Sarana pembelajaran sudah menggunakan infokus dan komputer.

  Pembelajaran didukung oleh sarana teknologi informasi yang canggih seperti internet dan e-

  learning .

  Ruangan kelas yang ber-AC dan sangat nyaman Perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku referensi dan sangat nyaman.

  Laboratorium yang memadai. Ruang tunggu yang nyaman Toilet yang bersih dan rapi.

  19 Maret - 9 April 2012

  5

  19 Maret – 9 April 2012

  19 Maret – 9 April 2012

  28 Maret – 9 April 2012

  30 Maret – 4 April 2012

  14 Maret – 9 April 2012

  30 Maret 2012

  6

  4

  No Research Questions Dokumentasi

  3. Sertifikat Akreditasi BAN PT Program Studi Manajemen

  1

  2

  3 Bagaimana Good University Governance membentuk Intellectual Capital pada Fakultas Eknomika dan Bisnis? Apa sajakah komponen intellectual capital di Fakultas Ekonomika dan Bisnis? Mengapa intellectual menjadi essensial dalam perwujudan Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai centre of academic

  excellence?

  1. Buku Pedoman Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

  2. Salinan Buku Kontrol Absensi Pegawai Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

  4. Sertifikat Akreditasi BAN PT Program Studi Akuntansi

  3

  5. Sertifikat Akreditasi BAN PT Program Studi IESP

  6. Kebijakan Sistem Pengendalian Mutu Internal Universitas Diponegoro

  Hasil Observasi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

  No Observasi Tanggal

  1

  2

  20 Maret 2012

  BIODATA

  N a m a : Drs. Oloan Simanjuntak, MM Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 4 Desember 1956 Pekerjaan : Dosen Tetap Fakultas Ekonomi