MAKALAH PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR R

MAKALAH PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Mata Kuliah : Kebudayaan dan Peradaban Islam
Dosen Pengampu :Aji Purba Trapsila, SE., ME.I.

Disusun Oleh :
Gatra Faisal
M Rizky Nugraha

155020501111031

Hana Nurul Q FM

155020507111021

Andini Cahyaning P

155020507111027

Arroyyan Abdul Jabbar


155020507111044

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin” tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya patut untuk diteladani dan seluruh
ucapannya adalah kebenaran.
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebudayaan dan
Peradaban Islam program studi Ekonomi Islam Universitas Brawijaya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat hambatan dan
kesulitan yang dihadapi penulis, tetapi dengan semangat, kegigihan dan arahan dari berbagai
pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan baik. Penulis
mengucapakan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan motivasi dan tak hentihentinya memberikan kasih sayang kepada penulis.

2. Bapak Aji Purba Trapsila,SE., ME.I. sebagai dosen Ushul Fiqh semoga
ilmunya berkah dan menjadi aliran amal hingga kelak di Barzakh.
3. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa kelas IA Program Studi Ekonomi Islam
yang telah memberikan motivasinya.
Penulis

menyadari

bahwa

penyusunan

makalah

ini

masih

jauh


dari

kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik serta saran pembaca yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Malang, 12 Maret 2017
Malang

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
Bab I (Pendahuluan).........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
Bab II (Pembahasan).........................................................................................................2
2.1 Khulafaur Rasyidin................................................................................................2
2.2Tsaqifah Bani Sa’idah.............................................................................................3
Bab III (Penutup)...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :
 Apa itu masa Khulafaur Rasyidin?
 Apa itu Tsaqifah Bani Sa’idah?
 Bagaimana Sistem Politik dan Pemerintahannya?
 Bagaimana sistem pergantian Kepala Negaranya?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kondisi Islam dan ummat muslim
dimasa khulafaur rasyidin serta menambah wawasan kita tentang kepemimpinan para
khulafaur rasyidin.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masa Khulafaur Rasyidin
Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa dan Ar-Rasyidin.Kata
Khulafa’ merupakan jamak dari kata Khalifah yang berarti pengganti.Sedangkan Ar-Rasyidin
artinya mendapat petunjuk. Artinya yaitu orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin
atau pemimpin yang selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT. Para Khulafaur Rasyidin
merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu :
1.

Abu Bakar Ash-Shiddiq.

2.

Umar bin Khattab.

3.

Usman bin Affan.

4.


Ali bin Abi Thalib.
Rasulullah SAW Wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada seseorang untuk
meneruskan kepemimpinananya (kekhalifahan). Sekelompok orang berpendapat bahwa
Abu Bakar lebih berhak atas kekhalifahan karena Rasulullah meridhoinya dalam soalsoal agama, salah satunya dengan, memintanya, mengimami sholat berjamaah selama
beliau sakit.Oleh karena itu, mereka menghendaki agar Abu Bakar memimpin urusan
keduniaan, yakni kekhalifahan. Kelompok lain berpendapat bahwa orang yang paling
berhak atas kekhalifahan ialan dari Ahlul bait Rasulullah SAW yaitu Abdullah bin Abbas
atau Ali bin Abi Thalib. Selain itu, masih ada sekelompok lain yang berpendapat bahwa
yang palin berhak atas ke khalifahan ialah salah seorang dari kaum Quraisy yang
termasuk didalam kaum Muhajirin gelombang pertama. Kelompok lainnya berpendapat,
bahwa yang paling berhak atas kekhalifahan ialah kaum Anshor.
Masalah suksesi mengakibatkan suasana politik umat islam menjadi sangat tegang.
Padahal semasa hidupnya, nabi bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati
yang kokoh diantara sesame pengikutnya yaitu antara kaum Muhajirin dan
Anshor.Dilambatkannya pemakaman jenazah beliau betapa gawatnya krisis suksesi itu.
Ada 3 golongan yang bersaing keras dalam perebutan kepemimpinan ini; Anshor,
Muhajirin, dan keluarga Hasyim.

2.2 Tsaqifah Bani Sa’idah
Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Bani Saidah bin Ka'b bin

Khazraj. Saqifah Bani Sa’idah berada di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dalam
sejarah.Letaknya berada di sebelah Barat Masjid Nabawi, di samping sumur Badza'ah.
Sa'ad bin Ubadah yang merupakan calon khalifah dari suku Anshar tinggal di dekat
Saqifah itu.
1. Tsaqifah Bani Sa’idah
Tidak adanya pesan khusus Nabi Muhammad tentang calon penggantian
kepemimpinan negara mendorong umat islam.Pada waktu itu secepatnya mencari
penggantinya. Kaum Asyar mengadakan pertemuan di Tsaqifah bani Sa’idah yang
menghasilkan kesimpulan sementara, bahwa kaum Asyariyah yang paling besar jasa
nya terhadap islam dengan demikian, maka pengganti kedudukan Nabi sebagai kepala
negara pantas di pilih dari golonggan mereka.
Kemudian berita itu sampai kepada Abu bakar dan Umar. Lalu mereka
bersama Abu Ubaidah bin Sarah datang ke Saqifah. Tiga orang ini lah yang dapat di
katakan sebagai wakil kaum Muhajirin. Sementara dari kaum Ashar di wakili oleh
Basyir bin Sa’ad bin Khudair dan Sadim. Selanjutnya musyawarah di Syaqifah
menjadi musyawarah perwakilan kaum Muhajjirin dan Ashar. Akhirnya, setelah
melewati perdebatan panjang.Wakil dari kaum Ashar menerima pendapat bahwa suku
Quraisyiah yang lebih pantas menjadi pemimpin. Abu Bakar mencalonkan Umar bin
Khattab atau Abu Ubaidah bin Sarah, namun keduanya tidak bersedia dicalonkan,lalu
Basyir Ibn Sa’ad menjabat tangan Abu Bakar dan membuatnya sebagai pengganti

Nabi (Khalifah). Bay’at ini kemudian di kenal dengan Bay’at Saqifah.Pada hari
berikutnya, Abu Bakar naik mimbar di Masjid Nabawi dan berlangsung bay’at umum.
2. Sistem Politik Pemerintahan dan Bentuk Negara
Pada waktu itu timbul tiga golonggan politik. Golongan Ali yang kemudian di
kenal dengan nama Syi’ah, golongan yang keluar dari barisan Ali yaitu kaum
khawarij dan golongan mu’awiah, yang kemudian membentuk Dinasti Bani Umayyah
dan membawa sistem kerajaan dalam islam.
Khalifah (pemerintahan), yang timbul sesudah wafatnya Nabi Muhammad
SAW, tidak mempunyai bentuk kerajaan, tetapi lebih dekat merupakan republik,
dalam arti kepala negara dipilih dan tidak mempunyai sifat turun menurun. Karena

dalam pemerintahan harus ada persetujuan dari masyarakat. Dan tidak bisa kita pilih
sendiri tanpa adanya musyawarah dari masyarakat. Kita ketahui khalifah pertama
adalah Abu Bakar dan beliau tidak mempunyai hubungan darah dengan Nabi
Muhammad SAW. Khalifah yang kedua Umar bin al-Khatab, demikian pula khalifah
ketiga Usman bin Affan dan khalifah ke empat Ali bin Abu Thalib,satu sama lain
tidak mempunyai hubunggan darah, mereka adalah sahabat Nabi dan dengan
demikian hubunggan sesama mereka merupakan hubungan persahabatan.Jadi sudah
jelas di atas kita ketahui bahwa di dalam pemerintahan dan bentuk negara tidak ada
mempunyai hubungan darah, tetapi ada hubungan persahabatan dan juga atas

pengetahuan masyarakat atau masyarakat yang memilihnya.
3. Sistem Penggantian Kepala Negara
Sistem pergantian dan pengangkatan khalifah sebagai kepala negara merupakan
pola pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang paling penting. Ke empat Khulafah alRasyidin dipilih melalui cara yang hampir sama. Pola pemilihan tersebut dapat di
katagorikan sebagai pemilihan langsung yang terdiri atas dua tahap.Tahap pertama
pemilihan figur khalifah, sedangkan tahap kedua, pengukuhan keabsahan khalifah
terpilih melalui bai’at (janji kesetiaan).
Abu bakar diangkat menjadi khalifah atas dasar pemufakatan pemuka-pemuka
ashar dan muhajirin dalam rapat saqifah di madina.Umar menjadi khaifah kedua atas
pencalonan Abu Bakar yang segera juga mendapat persetujuan umat. Penentuan
Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga di rundingkam dalam rapat, setelah Ustman
terbunuh, Ali lah yang merupakan calon terkuat untuk menjadi khalifah
keempat. Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali radiallahu ta’ala anhum
ajma”in dinamakan periode Khulafaur rasyidah.Para khalifahnya disebut al khulafah
al-rasyidun (khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para
khalifah betul-betul menurut teladan Nabi.mereka di pilih melalui proses musyawarah
yang dalam istilah sekarang di sebut demokratis. Setelah periode ini,pemerintahan
islam berbentuk kerajaan kekuasan diwariskan secara turun menurun. Pada tanggal 20
ramadhan 40 H (660 M) Ali radhallahu anhu terbunuh oleh salah seorang anggota
khawarij yaitu Abdullah bin Muljam.


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa dan ArRasyidin.Kata Khulafa’ merupakan jamak dari kata Khalifah yang berarti
pengganti.Sedangkan Ar-Rasyidin artinya mendapat petunjuk.Arti bebasnya
adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau pemimpin yang
selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT. Para Khulafaur Rasyidin merupakan
sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu :
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq.
2. Umar bin Khattab.
3. Usman bin Affan.
4. Ali bin Abi Thalib.
Tidak adanya pesan khusus Nabi Muhammad tentang calon penggantian
kepemimpinan negara mendorong umat islam. Pada waktu itu secepatnya mencari
penggantinya. Tsaqifah bani Sa’idah yang menghasilkan kesimpulan sementara,
bahwa kaum Asyariyah yang paling besar jasa nya terhadap islam dengan
demikian, maka pengganti kedudukan Nabi sebagai kepala negara pantas di pilih
dari golonggan mereka.Setelah berunding, akhirnya terpilihlah Abu Bakar
sebagai pengganti Nabi.Banyak sekali kebijakan yang dilakukan oleh Abu Bakar
yang membuahkan hasil yang luar biasa. Salah satunya dalam bidang politik ialah

mengirim pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, untuk memerangi
kaumRomawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah, ketika beliau masih
hidup. Pada bidang militer Abu Bakar As-Shidiq taklukan Romawi dan Persia.
a. Saran
Demikianlah makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah Prodi Ekonomi Islam pada mata kuliah Kubudayaan dan peradaban
Islam.Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan, kami penulis
meminta kepada pembaca umumnya dan khususnya kepada bapak dosen mata
kuliah Kubudayaan dan peradaban Islam ini untuk memberikan saran dan kritik
yang membangun untuk makalah ini.Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa
memberkahi kita semua.Amin ya Rabbal ‘Alamin.

DAFTAR PUSTAKA