makalah manajemen risiko kel VI.docx

TUGAS KELOMPOK
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
Dosen : Erly Sherlita, S.E., M.Si., Ak

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Disusun oleh :
Hendi Rosmana
Nurizza Ayu Apsari

UNIVERSITAS WIDYATAMA
TAHUN AKADEMIK 2016/ 2017
PPAK
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
I.I Latar belakang ............................................................................1
I.2

Rumusan


masalah

dan

tujuan………………………………………….

…………………………………1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
II.1 Penyebab dilakukannya manajemen risiko.................................2
II.2 Karakteristik manajemen risiko yang baik..................................4
II.3 Lima langkah proses manajemen risiko perusahaan..................8
II.4 Pengelolaan risiko ….................................................................18
BAB III KASUS.......................................................................................27
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................30
BAB V DAFTAR PUSTAKA......................................................................31

BAB I PENDAHULUAN

1.1


LATAR BELAKANG
Resiko

kurangnya

berhubungan

informasi

atau

dengan

bahkan

ketidakpastian

tidak

tersedianya


ini

dikarenakan

cukup

informasi

mengenai apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat

menguntungkan

atau

merugikan.

Menurut


Wideman,

ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal
dengan

istilah

peluang (opportunity),

sedangkan

ketidakpastian

yang

menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk).
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik
dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung

biaya yang tidak sedikit.

Bayangkan suatu kejadian di mana suatu

perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran.

Kerugian dari peristiwa

tersebut adalah kerugian fnansial akibat asset yang terbakar, juga tidak
dapat

beroperasinya

perusahaan

selama

beberapa

bulan


sehingga

menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang
kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan
menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner
bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi melalui pengelolaan manajemen resiko yang
baik. Salah satunya dengan menerapkan 5 langkah manajemen risiko yang
akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai pengelolaan manajemen
risiko.
1.2

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
Risiko sebagai suatu ketidakpastian dapat berakibat kerugian bagi
perusahaan. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar dapat :
1. Mengetahui cara menerapkan 5 langkah memanajemen risiko
2. Mengetahui jenis jenis risiko
3. Mengetahui teknik teknik pengelolaan risiko


BAB II PEMBAHASAN
II.1 PENYEBAB DILAKUKANNYA MANAJEMEN RISIKO
Risiko bisa didefnisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko
bisa didefnisikan sebagai kejadian yang merugikan. Defnisi lain yang sering
dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh
menyimpang dari yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan alat statistic yang bisa digunakan untuk
mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk
mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.
Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul
karena ada kondisi ketidakpastian.
TINGKAT
KETIDAKPASTIAN
TIDAK ADA (PASTI)
KETIDAKPASIAN
OBJEKTIF
KETIDAKPASTIAN
SUBJEKTIF
SANGAT TIDAK
PASTI


KARAKTERISTIK
Hasil bisa diprediksi
dengan pasti
Hasil bisa diidentifkasi
dan probabilitas
diketahui
Hasil bisa diidentifkasi
tapi probabilitas tidak
diketahui
Hasil tidak bisa
diidentifkasi dan
probabilitas tidak
diketahui

CONTOH
Hukum alam
Permainan dadu, kartu
Kebakaran, kecelakaan
mobil, investasi

Eksplorasi angkasa

Ketidakpastian bisa tercermin dari fuktuasi pergerakan yang tinggi.
Semakin tinggi fuktuasi, semakin besar ketidakpastiannya. Bagan berikut ini
menunjukkan fuktuasi harga beberapa instrument (dihitung berdasarkan
deviasi

standar

tahunan).

Terlihat

bahwa

semua

harga

berfuktuasi. Sebagai contoh, saham mempunyai fuktuasi sebesar


instrument

14%, sementara harga listrik mempunyai fuktuasi sebesar 228%.

Annualized Volatility by Product/ Instrument Type
250%
200%
150%
100%
50%
0%

Ada beberapa factor yang mendorong peningkatan fuktuasi tersebut :
1. Globalisasi

dunia

(globalisasi


dunia

membuat

keterkaitan

perekonomian dunia lebih erat. Kejadian disuatu Negara akan lebih
cepat mempengaruhi Negara lain).
2. LIberalisasi dunia (liberalisasi dunia membuka pasar domestic teradap
asing, mempunyai efek yang sama dengn globalisasi)
3. Proses informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakin
cepat. (teknologi yang semakin maju membuat investor atau peaku
psaar semakin canggih dalam memproses informasi)

Manajemen risiko bertujuan mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa
memperoleh hasil yang paling optimal. Jika perusahaan tersebut tidak bisa
mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami

kerugian yang signifkan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan
harus dikelola atau dikelola seoptimal mungkin.
Selain itu, manajemen risiko merupakan perwujudan dari Good Corporate
Governance. Karena, salah satu komponen dari Good Corporate Governance
adalah manajemen risiko yang baik, seperti apakah manajemen mempunyai
pemahaman yang baik mengenai risiko yang dihadapi oleh perusahaan,
apakah manajemen memahami implikasi dari risiko tersebut.

II.2 KARAKTERISTIK MANAJEMEN RISIKO YANG BAIK
Manajemen Risiko yang baik membuat suatu organisasi mampu
mengelola risiko dengan baik, sehingga kerugian yang signifkan bisa
terhindar.
Secara umum, manajemen risiko

yang baik mencakup beberapa elemen

yaitu :
1. Memahami bisnis perusahaan
2. Formal, sistematis, terintegrasi, dan komprehensif
3. Mengembangkan infrastuktur risiko
4. Menetapkan mekanisme kontrol
5. Menetapkan batas (limits)
6. Memfokuskan pada aliran kas
7. Menetapkan sistem insentif yang tepat
8. Mengembangkan budaya sadar risiko
Memahami

bisnis

perusahaan

merupakan

salah

satu

kunci

keberhasilan manajemen risiko perusahaan. Tanggung jawab tersebut tidak
hanya ada di pundak direksi dan manajer, tetapi juga semua anggota
organisasi.

Semuanya

harus

menyadari

bahwa

pekerjaannya

akan

berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya akan berpengaruh
terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya berkaitan dengan fungsi
lainnya dalam suatu organisasi. Pemahaman mendalam terhadap bisnis
perusahaan dan keunikannya akan menghasilkan pelaksanaan manajemen
risiko yang berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Sebagai contoh, di suatu perusahaan, manajemen risiko berangkat dari
departemen audit (yang selalu menguji kepatuhan organisasi terhadap

standar-standar yang ada, yang kemmudian bergeser menjadi pendekatan
yang lebih aktif (evaluasi diri atau self assesment) berkaitan dengan
manajemen

risiko.

Perusahaan

lain

akan

menekankan

pada

struktur

organisasi manajemen risiko yang kuat (mmisal komite manajemen risiko
yang kuat) dan menggunakan teknik kuantitatif untuk analisis risiko. Dengan
kata lain, model manajemen risiko tidak bisa diterapkan sama untuk semua
situasi. Harus ada penyesuaian – penyesuaian terhadap karakteristik unik
perusahaan.
Formal, berarti kegiatan manajemen risiko dilakukan secara ”resmi”
oleh organisasi, dilakukan dengan sadar untuk tujuan tertentu. Kegiatan
tersebut juga didukung oleh manajemen puncak. Juga mencakup penyediaan
Infrastuktur keras dan lunak oleh perusahaan.
Contoh Infrastuktur keras adalah penyediaan ruang kerja, pembentukan
struktur organisasi, komputer, model statistik, dan lain sebagainya.
Contoh Infrastuktur lunak adalah budaya kehati hatian, organisasi yang
responsif terhadap risiko, dan lain sebagainya.
Manajemen risiko yang efektif membutuhkan infrastuktur risiko yang
mendukung (dalam hal ini adalah struktur organisasi). Pada contoh Chase
Manhattan, Chase menggunakan komite risiko yang cukup kuat, yaitu terdiri
dari lima sub-komite yang mencakup lima risiko yaitu risiko kredit, pasar,
modal, operasi dan fdusia (fuduciary). Kelima sub komite tersebut melapor
kepada komite eksekutif yang memberikan pandangan strategis dan
integratif terhadap manajemen risiko. Komite manajemen risiko mempunyai
otoritas dan tanggung jawab berkaitan dengan manajemen risiko organisasi.
Melalui komite tersebut, struktur manajemen risiko dengan berbagai tugas
yang lebih detail bisa dikembangkan lebih lanjut.
Terintegrasi menunjukkan bahwa kegiatan tersebut menyatu dengan
kegiatan lain dalam organisasi. Sebagai ilustrasi, manajer lini (misal manajer
pemasaran) akan lebih baik jika diminta juga untuk mengevaluasi risiko dari
kepurusannya. Dengan tindakan semacam itu, manajer lini diharapkan bisa
melakukan keputusan bisnis sekaligus mengelola risikonya.
Komprehensif

menunjukkan

bahwa

manajemen

risiko

bukan

merupakan kegiatan parsial, tetapi kegiatan yang menyeluruh. Kegiatan
manajemen risiko bukan hanya pekerjaan manajer risiko, tetapi juga

merupakan pekerjaan manajer lini. Misalnya manajer bisa saja membeli
asuransi untuk gabungan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, tidak hanya
risiko bangunan saja, tetapi risiko bangunan dan risiko bisnis lainnya.
Manajemen

risiko

yang

efektif

harus

mempunyai

sistem

pengendalian yang baik, di mana mekanisme saling mengontrol bisa terjadi.
Dengan mekanisme tersebut, tidak ada orang yang mempunyai kekuasaan
yang berlebihan untuk mengambil risiko atas nama perusahaan. Mekanisme
kontrol yang baik juga memastikan tidak adanya pemusatan kekuasaan pada
satu atau dua orang saja. Pemusatan tersebut akan menghalangi mekanisme
check and balances.
Salah satu contoh kegagalan mengelola risiko yang terkenal adalah kasus
Bank Baring. Bank Baring mengalami kebangkrutan pada pertengahan tahun
1990-an karena satu orang tradernya (Nick Lesson) membawahi dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi pencatatan dan fungsi trading. Jika ia mengalami
keuntungan,

ia

akan

mengalamai

kerugian,

mencatat
ia

akan

keuntungan

tersebut.

menyembunyikan

Tetapi

kerugian

jika

ia

tersebut.

Akibatnya kerugian yang dialaminya tidak ada yang mengawasi, sampai
akhirnya kerugian tersebut tidak terkendali (melebihi modal Bank Baring).
Penentuan batas (limits) merupakan bagian integral dari manajemen
risiko. Manajer harus diberi tahu kapan bisa/ harus jalan dan kapan harus
berhenti. Keputusan bisnis bisa diumpamakan sebagai gas, sedangkan
manajemen risiko bisaa diumpamakan sebagai rem. Jika manajemen risiko
tidak

berfungsi

sebagai

mana

mestinya,

maka

perusahaan

bisa

diumpamakan seperti mobil yang melaju kenncang tanpa ada rem.
Penetapan batas akan tergantung dari tipe risikonya, sebagai contoh : untuk
risiko pasar, batas mungkin VAR maksimum tertentu, pembatasan pada jenis
instrumen yang bisa diperdagangkan, kualifkasi trader, durasi, batas untuk
stop-loss (jiia kerugian mencapai batas tertentu, maka posisi dijual, untuk
mencegah kerugian yang semakin besar). Untuk risiko kredit, pembatasan
mencakup antara lain : konsentrasi kredit pada nasabah, sektor tertentu,
atau negara tertentu, tingkat risiko dari calon nasabah. Untuk risiko
operasional, batas risiko mencakup antara lain standar kualitas minimum
(mmisal jumlah maksimum kesalahan yang bisa ditolerir) untuk operasi,
sistem dan proses.

Aliran kas yang seharusnya menjadi perhatian perussahaan. Banyak
kejahatan dan pelanggaran yang terjadi, seperti mengambil kas dari
perusahaan. Pengawasan yang memadai harus dilakukan, misalnya otorisasi
untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang. Atau
pengecekan konsistensi anatara transaksi kas dengan posisi kas.
Sebagai contoh, Enron mencatat laba bersih sebesar $3,3 Milyar selama lima
tahun 1996-2000. Pada periode yang sama, Enron hanya melaporkan 4114
juta kas yang diterima, hanya 3 persen dari laba bersih. Sepertinya
membutuhkan waktu yang terlalu lama bagi Enron untuk merubah labanya
menjadi kas. (Ini adalah indikasi ada sesuatu yang salah pada perusahaan).
Sistem insentif bisa digunakan untuk membuat perilaku seseorang
menjadi

lebih

sadar

risiko.

Sebagai

contoh

Chase

menggunakan

Shareholders Value Added (SVA) sebagai cara untuk mendorong perilaku
sadar risiko. Manajer Chase akan dinilai berdasarkan SVA yang mereka
ciptakan. SVA dihitung sebagai berikut ini :
SVA = Pendapatan Operasional – Beban
Untuk Modal
Beban untuk modal dihitung berdasarkan risiko dari modal tersebut (jika
menggunakan modal untuk kegiatan yang beresiko maka beban modal akan
lebih besar). Jadi, jika manajer melakukan aktivitas yang beresiko, maka ia
harus menghasilkan keuntungan yang lebih besar untu mengompensasi
risiko tersebut.
Perusahaan harus bisa memberikan target yang realistis. Sebagai contoh,
jika perusahaan menetapkan target pertumbuhan penjualan sebesar 25%
ketika rata-rata industri hanya mempunyai pertumbuhan penjualan 5%,
maka target semacam itu cenderung mendorong perilaku yang beresiko
tinnggi.
Untuk mengembangkan budaya sadar risiko bisa dengan bermacam
cara, misalnya :
1. Menetapkan suasana keseluruhan (setting the tone) yang kondusif untuk
perilaku yang berhati hati, mulai dari atas dengan menunjukkan
komitmen dari manajemen puncak.

2. Menetapkan prinsip – prinsip manajemen risiko yang bisa mengarahkan
budaya, perilaku, dan nilai risiko dari organisasi.
3. Mendorong komunikasi yang terbuka untuk mendiskusikan isu risiko,
dampak risiko tersebut, belajar bersama dari kejadian – kejadian di
perusahaan atau perusahaan lain.
4. Memberikan program pelatihan dan pengembangan yang berkaitan
dengan manajemen risiko.
5. Mendorong perilaku yang mendukung manajemen risiko melalui evaluasi
dan sistem insentif yang sesuai.

II.3 5 LANGKAH PROSES MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN
Berikut ini adalah lima langkah proses manajemen risiko perusahaan :
5 Langkah Proses
manajemen risiko
perusahaan

Mengidentifkasi dan
memahami risiko risiko
utama perusahaan

Risiko
permintaan
Risiko
komoditas
Risiko politik atau
negara

Risiko
operasional
Risiko nilai
tukar

Menentukan tipe risiko
yang akan diterima
atau ditransfer

Memutuskan seberapa
besar risiko yang akan
ditransfer

Memasukkan risiko
dalam seluruh proses
pengambilan
keputusan perusahaan

Memonitor dan
mengelola risiko yang
ditanggung
perusahaan

1. Mengidentifikaiidknimemkhkmiiriaii-rriaii-ittkmkieertakhkkn.
Secara umum langkah – langkah dalam identifkasi dan pengukuran risiko
adalah sebagai berikut :

Mengukur risiko tersebut (melihat
seberapa besar dampak risiko
tersebut terhadap kinerja
perusahaan, dan menetukan
prioritas risiko tersebut).
Identifkasi risiko menggunakan :
- Analisis sekuen risiko
- Mengidentifkasi sumber sumber
risiko
- Teknik pendukung lainnya

Mengidentifkasi
risiko dan
mempelajari
karakteristik
risiko tersebut

Beberapa sumber utama risiko :

Sumber Risiko Perusahaan
100%
80%
60%
40%
20%
0%

ko
si
Ri

rm
Pe

n
aa
t
in
ko
si
i
R

m
Ko

s
ita
d
o

ko
si
Ri

ik
lit
Po

au
at

a
ar
g
e
N
ko
si
i
R

al
on
i
s
ra
pe
O

ko
si
i
R

N

k
Tu
i
ila

ar

Sumber Risiko Perusahaan

1.1

Risiko Permintaan

Yaitu risiko permintaan atas produk dan jasa karena factor persaingan
dan dampak kedaaan ekonomi di suatu Negara.
1.2

Risiko Komoditas

Fluktuasi harga komoditas yang penting untuk perusahaan dapat
mengurangi arus kas perusahaan. Misalnya, kenaikan harga minyak
yang terjadi pada tahun 2007 – 2008 menyebabkan kerugian pada
perusahaan penerbangan karena meningkatnya biaya bahan bakar.
1.3

Risiko Politik atau Negara

tempat perusahaan beroperasi dapat menciptakan masalah karena
adanya ketidakstabilan politik atau intervensi pemerintah terhadap
kegiatan bisnis perusahaan.
1.4

Risiko Operasional
Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional)

mendefnisikan risiko operasional sebagai risiko yang timbul karena
kegagalan dari proses internal, manusia, system, atau dari kejadian
eksternal.
Atau dapat dikatakan bahwa biaya operasi actual yang jauh lebih
tinggi daripada yang dianggarkan adalah sumber volatilitas dari arus
kas perusahaan.
1.4.1 Kegagalan dari proses internal
Merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses atau
prosedur internal organisasi, berikut beberapa contoh risiko
tersebut :
-

Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi,
atau dokumentasi yang salah (Bank Baring merupakan
contoh dari risiko ini).

-

Kesalahan transaksi

-

Pengawasan yang kurang memadai

-

Pelaporan yang kurang memadai sehingga kepatuhan
terhadap peraturan internal dan eksternal tidak terpenuhi.

1.4.2 Kegagalan mengelola manusia
Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan, tetapi
juga merupakan sumber risiko operasional bagi perusahaan.
Risiko tersebut dapat terjadi dengan sengaja ataupun tidak
disengaja.
Kasus transaksi yang salah pada bank UBS Warburg adalah
contoh dari kesalahan tidak disengaja. Contoh kesalahan yang
disengaja adalah penggelapan kas perusahaan, atau kasus
pembobolan bank yang dilakukan melibatkan karyawan internal.
Beberapa contoh risiko operasional yang bersumber dari
manusia :
-

Kecelakaan kerja

-

Tergantung pada karyawan kunci tertentu, sehingga jika
karyawan tersebut meninggak atau berpindah kerja,
perusahaan menghadapi masalah.

-

Integritas karyawan yang kurang (sehingga karyawan
tersebut bisa menggelapkan uang perusahaan, atau
melakukan aktivitas yang berada diluar wilayah otoritasnya.

Risiko manusia tersebut mengharuskan perusahaan untuk
mempunyai karyawan yang mempunyai kualifkasi, pengalaman,
dan integritas yang diperlukan.
1.4.3 Risiko system
System teknologi bisa memberikan kontribusiyang signifkan
bagi organisasi, di lain pihak system tersebut akan
memunculkan risiko baru bagi organisasi. Berikut contoh
beberapa risiko yang muncul berkaitan dengan system :
-

Kerusakan data

-

Kesalahan pemrograman

-

Sistem keamanan yang kurang baik

-

Penggunaan teknologi yang belum teruji

-

Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan
bisnis. Contoh : Long term capital mengalami kehancuran
setelah model matematis mereka memprediksi probabilitas
kejadian gagal adalah 0,000001 (walau probabilitas rendah,
ternyata kejadian tersebut terjadi dan mengejutkan pihak
perusahaan). Long term Capital mempunyai posisi yang
sangat besar pada rebel rusia.

1.4.4 Risiko eksternal
Risiko eksternal berkaitan dengan kejadian yang bersumber
dari luar organisasi, dan di luar pengendalian organisasi.
Kejadian semacam itu biasanya jarang terjadi, tetapi mempunyai
dampak yang cukup besar (frekuensi rendah/ severity tinggi).
Contoh dari risiko eksternal adalah perampokan, serangan
teroris, dan bencana alam.

Salah satu cara untuk mengukur risiko operasional adalah dengan
membuat matriks Severity (Keseriusan) dan Frekuensi risiko. Yaitu
dengan mengklasifkasian risiko kedalam 4 kuadran :
a) Quadrant I (Prevent at Source) : Signifkansi (severity) tinggi dan
Likelhood (frekuensi) tinggi.
b) Quadrant II (Detect and Monitor) : Signifkansi (severity) tinggi dan
Likelihood (frekuensi) rendah.
c) Quadrant III (Monitor) : Signifkansi (severity) rendah dan Likelihood
(frekuensi) tinggi.
d) Quadrant IV (Low Control) : Signifkansi (severity) rendah dan
Likelihood (frekuensi) rendah

Quadrant II
(Detect and
Monitor)
Low
High
Severity
10
9
6

8

7

Quadrant IV
(Low Control)

1.5 Risiko

1
4

Quadrant I
(Prevent at
Source)

2
55
Low

Quadrant III
(Monitor)

3

Nilai Tukar
High
Nilai tukar atau kurs Likelihood
adalah nilai suatu mata uang relative terhadap
mata uang lainnya. Sebagai contoh,kurs Rp/$ bisa dituliskan sebagai
berikut :

Rp.
10.000/$

Artinya 1 dolar
Amerika serikat
bermilai 10.000
rupiah

Nilai absolute dari kurs tersebut barangkali tidak begitu penting,
melainkan perubahan kurs nya yang lebih diperhatikan.
Jika

rupiah

cenderung

melemah

terhadap

dolar

AS,

maka

kecenderungan tersebut bisa mengindikasikan sesuatu.
Mata uang suatu Negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu
Negara. Jika perekonomian suatu Negara membaik, maka mata uang
Negara tersebut cenderung menguat terhadap mata uang Negara
lainnya.
Besarnya

dana

yang

masuk

ke

dalam

suatu

Negara

juga

mempengaruhi nilai kurs. Seperti yang sedang dilakukan pemerintah
di tahun 2016 mengenai kebijakan tax amnesty yang membuat dana
dari luar negri masuk ke dalam negri menyebabkan mata uang rupiah
meningkat.

Investasi membangun property
Efek dana
masuk ke
dalam
negri

Menaikkan likuiditas bank
Menguatnya nilai mata uang
rupiah

dll.
Didalam suatu perusahaan, sumber risiko bisa lebih dari satu sumber.
lalu jika sudah ditetapkan sumber sumber risikonya, tentukan mana risiko
yang akan diterima dan tidak, mana risiko yang ditransfer dan tidak.
Sebagai contoh pada perusahaan United Grain Growers-UGG. UGG
merupakan

perusahaan

kanada

yang

bermarkas

di

Winnipeg,

Manitoba, yang memberikan jasa komersial kepada petani dan pasar
pertanian di seluruh dunia.
Bisnis UGG terdiri dari 4 segmen utama : Grain Handling Services (Jasa
Penanganan Bibit Tanaman), Crop Production Services (Jasa Produksi),
Livestock Services , dan Business Communication.
Setelah

diidentifkasi

oleh

konsultan

Willis

Risk

Solution

UGG

menghadapi 6 (enam) risiko yang sudah diurutkan dari tipe risiko yang
paling penting yaitu :

-

Risiko harga komoditas : harga komoditas yang jatuh padahal
perusahaan memegang komoditas tersebut.

-

Risiko

cuaca

:

cuaca

yang

tidak

menguntungkan

sehingga

mengacaukan panen, dan kemudian menurunkan volume pertanian
yang dikirimkan oleh perusahaan (penjualan menurun)
-

Risiko counterparty : pemasok atau konsumen tidak memenuhi
kontraknya

-

Risiko lingkungan : yaitu risiko perusahaan menghadapi tuntutan
hukum karena perusahaan dituduh merusak lingkungan.

-

Risiko persediaan : persediaan rusak karena membusuk

-

Risiko kredit : yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan
Setelah dilakukan diskusi UGG menganggap risiko komoditas adalah
yang paling penting.
Manajemen risiko yang dilakukan UGG adalah :

a. Menahan risiko tersebut (Retention)
UGG memutuskan untuk menanggung sendiri risiko tersebut dan tidak
mengurangi eksposurnya. Karena jika UGG tidak mengendalikan
risikonya, kinerja keuangan UGG akan sangat berfuktuasi. Yang
berakibat pada naiknya tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
investor akibat premi risiko yang tinggi.
b. Menggunakan derivative cuaca
Pada akhir tahun 1990, derivative cuaca merupakan instrument yang
masih baru. Kontrak tresebut dijual di pasar OTC (Over The Counter).
Kontrak

bisa

dibuat

dengan

menggunakan

beberapa

variable

sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi kebutuhan pembelinya.
Variable tersebut bisa jadi temperature, curah hujan, indeks panas,
dan lainnya.
Dengan menggunakan variable – variable tersebut, bisa dibuat
sedemikian rupa sehingga struktur pay-of menyerupai opsi put, opsi
call, swap atau kombinasi derivative tersebut.
Namun, derivative cuaca mempunyai risiko jika indeks cuaca tersebut
mengalami penurunan. Maka penurunan indeks cuaca tersebut bisa
dihedge dengan membeli long opsi put (guna mengompensasi
kerugian jika indeks cuaca menurun).
Hedging dengan derivative cuaca seperti itu, tidak semudah yang
dibayangkan,

karena

instrument

tersebut

tidak

banyak

diperdagangkan. Disamping itu, UGG harus mengkonversi indeks
cuaca dan kontrak derivative sedemikian rupa sehingga hedging yang
efektif bis dilakukan.
c. Membeli asuransi
Membeli asuransi untuk risiko cuaca, dengan trigger pengiriman
industry. Jadi, jika risiko sedang jelek/ pengiriman biji pertanian
berkurang, perusahaan akan mengalami kerugian. Maka dari itu
perusahaan membeli asuransi cuaca dengan trigger pengiriman
industry (bukan pengiriman yang dilakukan oleh UGG). Karena, jika
triggernya adalah UGG kemungkinan akan timbul moral hazard guna
mendapatkan klaim asuransi.
Jika

triggernya

adalah

pengiriman

industry,

UGG

tidak

dapat

mempermainkan pengiriman industry. Nantinya, Pengiriman industry
juga akan berkorelasi erat dengan pengiriman UGG (panen membaik
maka

pengiriman

industry

besar,

sebaliknya

panen

memburuk

pengiriman industry kecil)
d. Pendanaan risiko yang terintegrasi
Wilis Risko Solution berpikir bahwa eksposur – eksposur tersebut bisa
digabungkan kedalam satu portofolio, kemudian asuransi dibeli
berdasarkan gabungan eksposur tersebut. Dengan penggabungan
semacam itu, kerugian pada satu eksposur bisa dikompensasi dengan
keuntungan dari eksposur lainnya dan dapat mengurangi biaya
asuransi (jika dibandingkan dengan membayar asuransi yang berbeda
untuk masing - masing eksposur).
Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa lima eksposur dari enam
eksposur

sudah

dikelola

dengan

cukup

baik

melalui

teknik

pengendalian internal. Sedangkan risiko atau ekposur cuaca belum
bisa dikelola (dikarenakan cuaca adalah factor eksternal). Karena
korelasi yang rendah antara risiko tersebut, maka Wilis menganjurkan
untuk mengasuransikan berdasarkan eksposur gabungan tersebut.
Pada bulan Desember UGG menerapkan program pendanaan risiko
terintegrasi dengan Swiss Re yang menggabungkan eksposur property
and casualty (harta benda dan kecelakaan) dengan risiko volume biji
pertanian (risiko cuaca).
e. Membangun infrastuktur manajemen risiko
Sebagai

asil

akhir

dari

manajemen

risiko

UGG,

infrastuktur

manajemen risikoUGG semakin baik. Infrastuktur tersebut mencakup
komite manajemen risiko, alat dan software manajemen risiko, dan
metode manajemen risiko yang semakin baik.
Salah

satu

tujuan

dari

program

manajemen

risiko

UGG

adalah

menurunkan biaya modal UGG. Penurunan biaya modal tersebut diperoleh
dari perubahan struktur modal UGG, yakni peningkatan penggunaan
hutang yang mempunyai biaya modal lebih rendah. Penggunaan hutang
lebih banyak tersebut dimungkinkan (di acc) jika aliran kas perusahaan
lebih stabil (dikarenakan risiko menjadi lebih kecil).
Berikut contoh perubahan struktur modal UGG pada jumlah modal $573,4
juta.

Sebelum program

Sesudah program

manajemen risiko
C$jut (%)
C$jut

manajemen risiko
C$jut (%)
C$jut

Hutang jangka

a
138,3

2,8%

a
3,9

a
144,2

2,8%

a
4,1

pendek

150,3

4,5

6,7

156,7

4,5

7,0

Hutang jangka

288,5

3,7

10,6

300,9

3,7

11,1

panjang

51,6

51,6

Total hutang
Pajak ditunda

22,1

5,0

1,1

22,1

5,0

1,1

Modal saham :

211,1

13,0

27,4

198,7

13,0

25,8

573,4

6,8%

39,2

573,4

6,6

38,0

0,2%

1,2

Saham Preferen
Saham Biasa
Total Investasi
Utang

50%

52,5
%

Penurunan biaya
modal

Adapun Teknik Pendukung Identifkasi Risiko lainnya yaitu :
 Metode laporan keuangan

Yaitu menganalisis laporan keuangan dan memperkirakan risiko apa
saja yang dapat muncul dari rekening-rekening laporan keuangan
tresebut.
 Menganalisis fow chart kegiatan dan operasi perusahaan
Misal menganalisis proses produksi, dan memperkirakan kemungkinan
munculnya kegiatan yang tidak diinginkan dari proses produksi
tersebut
 Analisis kontrak
Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena
kontrak teretntu
 Catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan
Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa
mencatat

kerugian



kerugian

yang

dialami

oleh

perusahaan.

Perusahaan bisa menetapkan standar ke normal-an yang tertentu
untuk setiap kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan
tidak normal, maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut
penyebabnya.


Survey atau wawancara terhadap manajer

2. Menenttiknitieeiriaii-iykngikikniditerimkidkniditrknafer
Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah
mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola
risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian
yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara seperti :
a) Penghindaran
b) Ditahan (retention. Yaitu menghadapi risiko)
c) Diversifkasi (menyebar eksposur)
d) Transfer risiko (membeli asuransi)
e) Pengendalian risiko (dilakukan untuk mencegah atau menurunkan
probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan.
Contoh memasang alarm kebakaran untuk mengendalikan risiko)
f) Pendanaan risiko (yaitu bagaimana mendanai kerugian yang terjadi jika
suatu risiko muncul, misal dari asuransi, ataukah dana cadangan)
3. Memtttaiknitieeiriaii-iykngihkrtaiditknggtng

Lalu, menentukan risiko mana sajakah yang akan ditanggung. Misalnya
seperti kasus United Grain Grower, perusahaan memutuskan untuk
menanggung ke enam risiko tersebut, namun kelima eksposur sudah
dikendalikan dengan baik secara internal. Sedangkan risiko cuaca belum
dapat ditangani dengan baik, maka risio cuaca yang ditangani lebih lanjut
dengan menggunakan derivatif cuaca.
4. Memkatiikniriaii-idklkmiaeltrthier-aeaieengkmbilkniieetttakn
eertakhkkn
Seperti halnya telah dijelaskan dalam “karakteristik manajemen risiko
yang baik”, risiko harus diperhitungkan di setiap keputusan bisnis dan
keputusan perusahaan. Dengan cara menentukan mekanisme yang tepat,
penetapan batas dan penentuan sistem insentif yang tepat.
5. Mem-nit-ridknimengel-lkiriaii-iykngiditknggtngieertakhkkn.
Selalu memonitor risiko yang telah dikelola oleh perusahaan, agar dapat
mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan rencana. dan mengawasi keputusan harian perusahaan
konsisten dengan profl risikonya.

Perusahaan memusatkan tanggung

jawab untuk memonitor risiko perusahaan kepada Chief Ofcer yang
bertanggung jawab secara langsung kepada CEO serta secara berkala
menyampaikannya kepada komisaris dan direksi lainnya.

II.4 PENGELOLAAN RISIKO
1. DENGAN KONTRAK ASURANSI
Keputusan

untuk

mengasuransikan

suatu

risiko

mempertimbangkan biaya pembelian kontrak asuransi (besarnya premi)
dan manfaat yang akan diperoleh karena memiliki kontrak asuransi.
Berikut beberapa contoh dari kontrak asuransi :
Tipe Risiko
Kerusakan properti perusahaan
yang diakibatkan oleh kebakaran
dan tindakan vandalisme
Kerugian bisnis karena adanya
penutupan bisnis sementara yang
disebabkan oleh pegawai atau
pimpinan perusahaan seperti

Tipe Asuransi Yang Digunakan
Asuransi Property
Asuransi pegawai dan pimpinan

keputusan yang salah dan tindakan
yang tidak sesuai dengan peraturan
perusahaan yang terkait dengan
aktivitas perusahaan.
Kerugian bisnis karena adanya
penutupan bisnis sementara yang
disebabkan oleh kebakaran
Kehilangan penghasilan karena
cacat atau kematian yang terjadi
terhadap pegawai yang memiliki
posisi kunci
Kerugian karena kecelakaan kerja
yang dialami pekerja

Asuransi gangguan bisnis
Asuransi kehidupan pegawai kunci

Asuransi kompensasi pekerja

Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU no. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Usaha yang memberikan jasa – jasa dalam penanggulangan resiko
atas kerugian , kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti .
Asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena
lingkup usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat
dibagi sebagai berikut :
o Asuransi kebakaran adalah asuransi yang diakibatkan karena
kejadian yang tidak

disengaja, misalnya : petir, ledakan, dan

kejatuhan pesawat.
o Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine
insurance) penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan
atau kerusakan pada saat pelayaran.
o Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat
digolongkan

ke

dalam

asuransi

kebakaran

dan

asuransi

pengangkutan. Jenisnya antara lain : asuransi kendaraan bermotor,
asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan
penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan jiwa atau

meninggalnya

seorang

yang

dipertanggungkan.

Asuransi

jiwa

memberikan :
o Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan
o Santunan bagi tertanggung yang meninggal
o Bantuan

untuk

menghindari

kerugian

yang

disebabkan

oleh

meninggalnya orang kunci
o Penghimpun dana untuk persiapan pensiun
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
:
 Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance). Biasanya polis asuransi
jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang
dibayar

secara

periodic

(bulanan,

triwulan,

semesteran,

dan

tahunan).
 Asuransi jiwa kelompok (group life insurance). Asuransi jiwa yang
biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu
kelompok orang dibawah satu polis induk di mana masing - masing
anggota kelompok menerima sertifkat partisipasi.
 Asuransi

Jiwa

industrial (industrial

life

insurance). Dalam

jenis

asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya
dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada
agen yang isebut debit agent.
3.

Reasuransi (reinsurance)
Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan
dari asuransi. Reasuransi sebagai sistem penyebaran risiko dimana
penaggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan
yang dututupnya kepada penaggung yang lain. Pihak tertanggung
disebut ceding company, dan penanggung adalah reasuradur. Dalam
menjalankan

usaha,

ada

kemungkinana

perusahaan

asuransi

menanggung risiko yang lebih besar dari kemampuan fnancialnya.
Untuk

mengatasi

penyebaran

risiko,

dilakukan

dengan

dua

mekanisme, yaitu : koasuransi dan reasuransi. K-katrknaiadalah
pertangunggan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek
asuransi.

Sedangkan Rekatrknai adalah

mengasuransikan
tertanggung.

kembali

pertanggung

proses
jawaban

pada

untuk
pihak

2. DENGAN LINDUNG NILAI “ FORWARD CONTRACTS”
2.1menggunakan forward contracts untuk lindung nilai risiko harga
komoditas
Kontrak yang menentukan harga saat ini untuk pembelian di
masa depan disebut dengan Forward Contract. Kontrak forward
merupakan persetujuan pribadi antara dua lembaga keuangan atau
antara lembaga keuangan dengan klien-klien perusahaan.
Misalnya, jika perusahaan harus membeli 10.000 barel minyak mentah
satu bulan mendatang tetapi sangat khawatir harga minyak mentah
akan naik dalam 30 hari kedepan. Maka perusahaan dapat membuat
kontrak forward untuk membeli minyak yang akan dikirimkan 1 bulan
kedepan dengan tingkat harga yang ditentukan saat ini.
Umumnya

forward

contract

adalah

negosiasi

antara

perusahaan yang mengelola risiko dengan financial intermediary
seperti Investment Bank.
Kelebihan kontrak forward adalah dapat disusun sesuai dengan
kebutuhan pihak pihak yang terlibat. Sedangkan kekurangannya
adalah :
 credit risk eksposure
yaitu salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya
 berbagi informasi stratejik
 nilai pasar kontrak negosiasi tidak mudah ditentukan
Hull (2008: 5) menyatakan kontrak forward hampir sama
dengan kontrak futures pada perjanjian untuk membeli atau menjual
aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan harga
yang tertentu. Namun, kontrak futures 21 diperdagangkan pada lantai
bursa sedangkan kontrak forward diperdagangkan pada pasar overthe-counter.

Pasar

over-the-counter

perdagangan

alternative

yang

(OTC)

merupakan

menghubungkan

dealers

pasar
melalui

jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi pertemuan
secara fsik antar dealers. Kontrak forward adalah salah satu alat paling
mendasar dan paling tua untuk mengelola risiko keuangan. Kontrak
forward secara legal adalah perjanjian mengikat antara dua pihak yang
meminta penjualan aset atau produk di masa yang akan datang

dengan harga yang disetujui pada hari ini. Pasal-pasal dalam kontrak
meminta satu pihak untuk mengirimkan barang kepada yang lain
untuk tanggal tertentu di masa yang akan datang, disebut dengan
tanggal penyerahan (settlement date). Pihak lain membayar harga
forward yang sebelumnya telah disetujui dan mengambil barang
tersebut. Kontrak forward dapat di beli dan di jual. Pembeli dari kontrak
forward memiliki kewajiban untuk memiliki kewajiban untuk menerima
pengiriman tersebut dan membayar untuk barang tersebut, penjual
dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman
dan

menerima

pembayaran.

Pembeli

dari

kontrak

forward

mendapatkan manfaat jika harga meningkat karena pembeli akan
memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal yang sama, penjual
akan menang jika harga turun karena harga jual yang lebih tinggi telah
dikunci.
3. DENGAN LINDUNG NILAI INSTRUMENT KEUANGAN DERIVATIF YANG
DIPERDAGANGKAN
3.1future contracts
Future contracts adalah kontrak untuk membeli dan menjual
komoditas tertentu (misalnya jagung atau fnancial claim (surat utang
pemerintah) pada harga dan periode waktu tertentu.
Kontrak futures diperdagangkan di bursa terorganisasi, dan
ketentuan kontrak distandarisasi oleh bursa. Terdapat 2 kategori dasar
dari future contract yang diperdagangkan di bursa berjangka yaitu :
 commodity futures
 fnancial futures
Sebagian besar harga kontrak future ditentukan terlebih
dahulu dan harga kontrak future pada saat tergantung harga pasar
pada saat itu. Harga yang disetujui antara pembeli dan penjual disebut
harga future.
Dimana kontrak futures adalah kontrak berjangka panjang
yang bersifat mengikat atau memberi kewajiban kepada kedua belah
pihak untuk membeli atau menjual underlying asset (asset acuan)
tertentu (berupa valuta asing, tingkat bunga, ekuitas, atau komoditas)
berdasarkan tingkat harga yang ditetapkan atau disebut harga
penyelesaian, yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara cash

settelement di masa yang akan datang sesuai dengan expiration date
yang ditetapkan di dalam kontrak tersebut. Futures pertama kali
dimulai di Internasional Money Market (IMM) of the Chicago Mercantile
Exchange, USA pada tahun 1972. Dan kemudian menyebar ke Eropa
dan akhir-akhir ini ke Negara-negara lain diseluruh dunia. Sejak itu
kemudian banyak dibuka pasar-pasar yang lain, termasuk bursa
komoditi COMEX di New York, the Chicago Board of Trade, dan the
London International Financial Futures Exchange (LIFFE).
Munculnya futures karena pembeli pada umumnya memiliki
preferensi yang berbeda atas spesifkasi kualitas, jumlah dan tempat
penyerahan

asset

dasarnya,

juga

sebagai

mengantisipasiketidakpastian yang akan datang. Spesifkasi kuantitas
dan kualitas underlying assets, initial price, dan besarnya margin bagi
kedua belah pihak tetap ditentukan oleh exchange’s clearing house
atau bursa khusus memperdagangkan futures secara terorganisasi.
Harga atas underlying assets dibedakan menjadi initial
futures price (harga awal) dan terminal future price (harga pada saar
kontrak futures di exercise) apabila terminal futures price lebih rendah
daripada initial futures ketika dilaksanakan exercise, maka penjual
akan mendapat proft. Sebaliknya, jika pada saat dilaksanakan
exercise, terminal future price-nya dari underlying assets lebih tinggi
dari

pada

initial

futures

pricenya,

maka

penjual

yang

akan

memperoleh keuntungan. Kondisi ini menunjukan bahwa kedua belah
pihak di dalam kontrak futures ini memiliki symetric exposure,
mengingat adanya potential loss dan proft function yang seimbang
antara penjual dan pembeli.
Kontrak

futures

bukan

dimaksudkan

untuk

memiliki

underlying assets secara fsik, melainkan lebih merupakan fnancial
instrument yang digunakan untuk meminimalisasi ekspektasi risiko
dalam

upaya

mencapai

proft

tertentu.

Berdasarkan

pada

pertimbangan tersebut, sehingga kontrak futures pada umumnya tidak
dipertahankan hingga expiration date, melainkan diselesaikan dengan
cara closing out the position atau di reserve sebelum berakhirnya
masa

kontrak.

Reverse

dilakukan

dengan

mengambil

posisi

berlawanan atas kontrak yang sama, yaitu sebagai penjual kontrak
futures pada tingkat harga yang lebih tinggi.

Misalkan, Jika anda ingin membeli kontrak futures pada tanggal 1
Januari 2000 atas komoditas tomat di Perancis sebanyak 20.000 kg
dengan initial futures price sebesar $ 0.5 per kg. apabila tingkat harga
yang berlaku atas underlying assets-nya pada tanggal 1 Juli adalah $
0.7 per kg, maka anda dapat me reserve posisinya pada saat itu
dengan menjual kontrak futures yang sama. Untuk itu ia akan
memperoleh proft sebesar 20.000 x $0.2 = $4.000.
3.2option contracts
Option adalah kontrak yang memberika hak (bukan kewajiban)
kepada pemegang kontrak untuk membeli (call options) atau menjual
(put options) suatu aset tertentu dengan harga tertentu. Sebagai
contoh, misalnya harga saham PT Omega di bursa amerika serikat
US$29 per saham. Jika investor membeli call options untuk saham
omega dengan harga patokan US$30 dan jatuh tempo tiga bulan dari
sekarang, maka dalam tempo tiga bulan investor memiliki hak untuk
membeli saham omega seharga US$30. Jika ternyata tiga bulan
mendatang harga saham omega adalah $40, maka investor dapat
menggunakan haknya untuk membeli saham omega.
Namun akan lebih baik, jika investor menjual kembali saham
omega dipasar dengan harga US$40 per lembar. Sehingga investor
memperoleh keuntungan US$10 per lembar saham.
Jika yang terjadi sebaliknya, yaitu harga saham turun menjadi
US$15, maka investor tidak wajib untuk exercise call options tersebut.
Pada put options investor memiliki hak untuk menjual aset
tertetu dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Jika
ternyata harga aset turun drastis, pemegang kontrak put options akan
untung besar. Sebaliknya, jika harga aset naik diatas harga patokan,
pemegang put options akan rugi sebesar premi dari opsi.

Faktor factor yang mempengaruhi harga opsi (option
premium)
 Harga penebusan (exercise price)
Kenaikan pada harga penebusan akan menurunkan harga call
option. Karena itu ada hubungan negatif antara harga
eksekusi dengan nilai opsi call.

 Tanggal berakhirnya opsi (expiration date)
Semakin lama tanggal berakhirnya opsi, maka semakin tinggi
harga call option. Tanggal berakhirnya opsi yang lebih panjang
memungkinkan

volatilitas

harga

saham

yang

menjadi

underlying asset juga lebih tinggi.
 Harga saham
Semakin tinggi harga saham yang menjadi underlying asset
sebuah call option, semakin tinggi harga call option nya. Hal
ini terjadi karena intrinsic value call option adalah So – E,
semakin tinggi harga saham (So) semakin tinggi pula nilai
intrinsiknya.
 Variabilitas dari underlying asset
Semakin

besar

fuktuasi

harga

asset,

semakin

tinggi

kemungkinan harga asset lebih besar dibandingkan dengan
harga eksekusi ( semakin tinggi kemungkinan harga asset
turun di bawah harga eksekusi). Kalau harga turun dibawah
harga eksekusi, maka nilai opsi call tersebut sama dengan nol.
Semakin besar variabilitas dari underlying asset maka call
option semakin berharga.
 Tingkat bunga bebas risiko
 Deviden
Bila dalam masa berlakunya opsi, perusahaan membagikan
deviden maka premi call option akan menurun dibandingkan
jika tidak ada pembagian deviden padda periode tersebut.
Membeli opsi call bisa dianggap seperti membeli harga aset
dengan harga eksekusi tertentu. Selisih antara kedua harga
tersebut

merupakan

‘tabungan’.

Semakin

besar

tingkat

bunga, semakin besar bunga tabungan, sehingga semakin
tinggi tingkat bunga, akan semakin tinggi premi opsi call.
Sebaliknya,

opsi

put

penjualan

saham.

Jika

investor

kehilangan

bisa

dianggap

tingkat

sebagai

bunga

kesempatan

menunda

meningkat,

untuk

maka

memperoleh

pendapatan bunga yang lebih tinggi. Karena itu semakin
tinggi tingkat bunga, semakin rendah nilai opsi put.
Secara ringkas , apabila faktor (2), (3), (4), dan (5) meningkat
maka niai opsi call akan meningkat, sedangkan apabila faktor
(1) meningkat nilai opsi call akan menurun.
Black Scholes model dalam penentuan harga opsi

Contoh perhitungan :

Maka :

4. DENGAN SWAP CONTRACT
Currency Swap atau sering disebut Swap adalah suatu transaksi
/ kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta (asing)
lainnya pada tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk
menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda di masa yang
akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak. Kedua
transaksi tersebut dilaksanakan sekaligus dan dengan counterparty yang
sama.
Jangka Waktu
Di Indonesia, pada suatu bank swasta transaksi swap dapat
dilakukan untuk jangka waktu 1 minggu sampai dengan 1 tahun.
Tujuan transaksi swap untuk memenuhi kebutuhan akan mata uang lokal
sekaligus pembayaran hutang dalam mata uang asing bagi anda yang
menerima pinjaman dalam mata uang asing dengan melakukan transaksi
swap Sell/buy, yaitu misal menjual USD lawan Rupiah pada valuta spot
(pada saat menerima pinjaman dalam mata uang asing / USD) dan
membeli kembali USD lawan Rupiah pada valuta di masa yang akan
datang (pada saat pelunasan pinjaman dalam mata uang asing/USD).

Mekanisme transaksi swap pada suatu bank x digambarkan pada diagram
di bawah ini:

Bank setuju
untuk
Buy/Sell USD
1 juta lawan
upiah pada
kurs

Bank menerima
USD 1 juta dari
nasabah dan
menyerahkan
Rp.7.025.000.00
0 dari nasabah

Bank menyerahkan
USD 1 juta dari
nasabah dan
menerima
Rp.7.117.000.000
dari nasabah

Contoh kontrak swap 2 bulan, USD 1 juta lawan Rupiah

BAB III KASUS
Baker Adhesive merupakan perusahaan produsen perekat khusus. Baker
Adhesive awalnya melayani pesanan lokal, namun seiring meningkatnya
persaingan, Baker semakin mendapat tekanan yang kuat untuk menemukan
pasar yang baru, sehingga mereka harus berekspansi ke pasar internasional.
Dan konsumen pertama Baker Adhesive di lingkungan Internasional adalah
Novo (Perusahaan mainan di Brasil). Pesanan awal sejumlah 1.210 galon.
Penerimaan penawaran pesanan dari Novo merupakan awal yang bagus bagi
Baker Adhesive untuk ber-ekspansi.
Baker Adhesive dan Novo telah membuat kesepakatan harga perekat khusus
tersebut seharga 90,15 real Brazil per galon.
Rincian Perhitungan harga perekat khusus
$brazilian per gallon :
Labor
6.000
Materials
32.500
Manufacturing Overhead
4.000
Administrative Overhead
2.000
Total Cost
44.500
Proft Margin (12%)
6.068
Cost Plus Proft Margin in Dollars
50.568

90,15

Conversion (USD/ BRL)
Cost Plus Mark Up (BRL)
Amount (Gallons)
Quoted Price Per Gallon (BRL)

0,4636
109.077
1.210
90,15

Namun, Baker Adhesive tidak membuat kesepakatan mengenai kurs yang
diterima ketika pembayaran dilakukan. Sehingga pembayaran dilakukan dalam
mata uang brazil lalu dikonversikan ke kurs US dollar.
Kurs bisa berubah setiap waktu, dalam kasus ini Baker Adhesive
menghadapi risiko kerugian kurs. Kerugian selisih kurs dapat diminimalkan
dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Meminimalkan transaksi beda mata uang, contohnya adalah :
-

Menggunakan mata uang yang sama ketika bertransaksi

-

Membuat cash reserve (kas cadangan dalam mata uang lawan transaksi)
ketika melakukan pembelian dari luar negri.

-

Memakai mata uang asing ketika melakukan pembelian (pembelanjaan)
dalam negri.

2. Melakukan hedging
-

Hedging dengan money market

-

Hedging dengan forward

-

Melakukan swap contract

Dalam pemilihan teknik yang tepat untuk pemilihan keputusan terbaik
mengenai “cara apa yang akan dilakukan guna meminimalisir kerugian selisih
kurs” adalah melalui analisis cost beneft dari masing masing cara yang
dimungkinkan.
Dalam kasus Baker Adhesive, Berikut akan dipaparkan analisa cost beneft
mengenai hedging dengan money market dan hedging dengan forward.
Pada tanggal 1 Februari Novo memesan 1,210 galon perekat khusus
seharga 90,15 real brazil. Kurs US dollar terhadap real brazil
(USD/BRL) pada saat itu adalah 0,45.
Ketika pembayaran tiba, tepatnya pada tanggal 1 Juni 2016 Novo
membayar dalam real brazil. Saat itu kurs USD/BRL adalah 0,4368.
Sehingga terdapat kerugian sebesar USD 1.439,88.
Perhitungan
pendapatan
berdasarkan kurs USD/BRL
tanggal 1 Februari 2006
Gallons (BRL)
1.210
Price
90,15
(BRL/gallon)
109.081,5
Total
0,45
Exchange rate
(USD/BRL)
49.086,68
Total USD

Perhitungan
pendapatan
berdasarkan kurs USD/BRL
tanggal 1 Juni 2006
Gallons (BRL)
1.210
Price
90,15
(BRL/gallon)
109.081,5
Total
0,4368
Exchange rate
(USD/BRL)
47.648,8
Total USD

Selisih = 1.439,88 USD
Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa terdapat kerugian kurs di penerimaan
pesanan pertama Novo. Sekarang, mari lakukan analisa cost beneft dari
hedging money market dan hedging forward pada pesanan kedua Novo.
dengan money market dan hedging dengan forward.
Pada tanggal 5 September 2006 Novo kembali memesan 1,815 galon
perekat khusus seharga 90,15 real brazil. Pembayaran dilakukan pada
tanggal 5 September 2006.
- Kurs USD/BRL tanggal 5 Juni 2006
= 0,4368
- Kurs USD/BRL tanggal 5 September 2006 = 0,4234
Setelah bernegosiasi dengan Bank Lokal terkait forward, Baker
Adhesive mendapat penawaran kurs USD/BRL sebesar 0,4227. Bunga
efektif pertahun pinjaman pada bank lokal tersebut adalah 8,52% (ini
akan menjadi perhitungan time value, guna mengonversikan uang
yang akan diterima sebesar present valuenya). Sehingga bunga efektif
perbulan = (1+

8,52 % 3
¿ −1=2,1452 %
12

Sedangkan terkait Money Market, Baker Adhesive mendapat bunga
Tanpapendek
Hedging
26% per tahun dari pinjaman jangka
di Brazil. Bunga ini besar
Gallons
(BRL)
1.815
dikarenakan pada saat itu sedang terjadi tingkat infasi yang tinggi
Price
90,15
(BRL/gallon)
163.622
Total
0,4234
Exchange rate
(USD/BRL)
69.277,55
Total USD
2,15%
Interest rate
=
69.277,55
PV
=67.819,44
1+0,0215
Perhitungan hedging forward
Perhitungan hedging money
market
Gallons (BRL)
1.815
Gallons (BRL)
1.815
Price
90,15
Price
90,15
(BRL/gallon)
163.622
(BRL/gallon)
163.622
Total
0,4227
Total
6,5%
Exchange rate
Interest rate
153.635,68
(USD/BRL)
69.163,02
Real
to