Pembangunan Manusia dan Indikator Keseja

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN INDIKATOR
KESEJAHTERAAN SOSIAL-EKONOMI DI PROVINSI JAWA
TIMUR TAHUN 2009-2012

Shoyash Mahabbah A.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

ABSTRACT
Human Development Index (HDI) is an indicator that was published by UNDP to see
how much the success of development and human welfare. The first purpose of this
study is to analyze the influence of socio-economic indicators welfare to HDI. The
second purpose is to analyze existence of human development convergence
Regency/City phenomenon in East Java.This research uses panel data in 2009-2012
with cross section data of 29 Regency and 9 cities in East Java Province.The
convergence analysis of human development began in 2007-2012. The first result of
this study indicates that social-economic welfare indicators has a significant effect on
the HDI. The second result of this study indicates that there is phenomenon of human
development convergence Regency/City in East Java for five years 2007-2012 which
is shown by the parameter coefficients that are negative and significant.
Keywords: Human Development Index, Social-Economics Well- being, Convergence


A. LATAR BELAKANG

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia dalam strategi
pembangunannya adalah masalah kesenjangan sosial. Dampak yang dihasilkan dari
adanya perbedaan tersebut dibahas oleh berbagai publikasi yang terutama difokuskan

1

pada pembangunan manusia (Purohit, 2007). Anand dan Sen (1993) menyatakan
bahwa pendekatan pembangunan manusia berkaitan dengan ide dasar pembangunan,
yaitu memajukan kekayaan kehidupan manusia, bukan kekayaan ekonomi.
Meningkatnya pendapatan dan peningkatan output bukan merupakan satu-satunya
hasil dari pembangunan. . Perbedaan tingkat pembangunan manusia wilayah akan
berdampak pada perbedaan tingkat kesejahteraan daerah sehingga ketimpangan
pembangunan manusia pun semakin melebar. Untuk

memahami ketimpangan

pembangunan di suatu daerah, sebaiknya dilakukan dalam suatu kurun waktu. Hal ini
dilakukan agar mengetahui apakah ketimpangan pembangunan semakin mengecil

(konvergen) atau semakin membesar (divergen), dalam kaitannya dengan
pembangunan manusia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2012. Penelitian ini juga
mengungkapkan fenomena konvergensi pembangunan manusia yang terjadi di tingkat
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur selama lima tahun yaitu tahun 2007-2012.
B. KAJIAN TEORITIS
Selama dasawarsa 1970-an, pembangunan ekonomi didefinisikan ulang dalam
kaitannya dengan upaya pengurangan kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran
(Todaro dan Smith, 2009). Pembangunan dipandang sebagai proses multidemensi
yang melibatkan berbagai perubahan mendasar
masyarakat, dan lembaga nasional; percepatan
2

dalam struktur sosial, sikap
pertumbuhan, pengurangan

ketimpangan dan penanggulangan kemiskinan. Pembangunan dalam masyarakat
setidaknya harus memiliki tiga tujuan berikut (Todaro dan Smith, 2009):
1. Peningkatan


ketersediaan

dan

perluasaan

distribusi

barang-barang

kebutuhan hidup yang pokok seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan dan
perlindungan.
2. Peningkatan standar hidup yang bukan hanya tercermin dari peningkatan
pendapatan tetapi juga ketersediaan lapangan kerja yang lebih banyak,
pendidikan yang lebih baik, serta perhatian yang lebih besar terhadap nilainilai budaya dan kemanusiaan.
3. Perluasan pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi individu dan bangsa
secara keseluruhan, yang tidak hanya membebaskan dari sikap menghamba
dan perasaan bergantung kepada orang dan negara lain tetapi juga dari
berbagai faktor yang menyebabkan kebodohan dan kesengsaraan.

Pembangunan manusia merupakan suatu proses untuk memperluas pilihanpilihan bagi manusia (UNDP, 2013). Salah satu pelopor pendekatan pembangunan
manusia dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah Sen (2005) melalui konsepnya
Human Capabilities Approach. Menurutnya, pembangunan manusia pada dasarnya
merupakan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta
kreatifitas

penduduk

sebagai

sumberdaya

pembangunan

guna

mencapai

kesejahteraan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang
menjelaskan bagaimana penduduk suatu wilayah mempunyai kesempatan untuk

3

mengelola hasil dari suatu pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya (Human Development Report, 2013).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang diterbitkan sejak tahun 1990 oleh
PBB dalam Laporan Program Pembangunan Tahunan (HDR) telah memungkinkan
untuk mempelajari konvergensi antara negara-negara dalam ukuran pengembangan
yang lebih komprehensif dari pendapatan per kapita (Konya dan Guisan, 2008). Roy
dan Bhattacharjee (2009) mengatakan bahwa dalam mengevaluasi implikasi
kesejahteraan dan untuk mencapai kesetaraan sosial, pertanyaan yang secara alami
muncul adalah: Apakah wilayah-wilayah dengan IPM rendah akan mampu mengejar
ketertinggalan wilayah dengan IPM tinggi?
Menurut Ghosh (2006), menghitung β konvergensi absolut adalah sebagai
berikut:
[ln(Xi,t)- ln(Xi,t-Ʈ )] / T = α + β ln(Xi,t-Ʈ ) + ε

it

……………………………............... (1)


di mana [ln(Xi,t)- ln(Xi,t-Ʈ )] / T adalah rata-rata pertumbuhan wilayah tahunan variabel
antara periode t dan t-Ʈ , dan ln(Xi,t) dan ln(Xi,t-Ʈ ) adalah logaritma natural variabel
pada waktu t dan t-Ʈ . T adalah lama periode waktu. Jika koefisien variabel secara
statistik bertanda negatif (β