Manajemen operasi dan produksi (2)
MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL DAN PRODUKSI
OLEH :
BAGASKARA ZULKARNAEN (15.05.51.0120)
RIA HANDAYANI (15.05.51.0077)
YUNA EKA ARSANTI (15.05.51.0079)
NIRA WIDI PAMULA (15.05.51.0090)
WIWID WIJAYANTI (15.05.51.0117)
B1-MANAJEMEN
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016-2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Manajemen Operasional
Harapan kami sebagai pembuat makalah ini agar makalah ini dapat memenuhi tugas,
serta bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan seperjuangan dalam mengisi dan menambah
sedikit pengetahuan tentang Menejemen Operasi dan Produksi
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Makalah Mata
Kuliah Menejemen Operasional
Demikian kata pengatar ini kami buat, semoga makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen. Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan,
salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting
karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan
banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai
pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk
bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang
dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan
produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan
perusahaan. Manajemen operasi (MO) mulai berkembang pesat sejak tahun 1910-an. Pada
saat itu Frederick W Taylor mengembangkan konsep yang terkait dengan efisiensi di bidang
produksi dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghitung produktivitas,
menggunakan fungsi manajemen untuk menemukan dan menggunakan aturan dan prosedur
dalam operasi system produksi.
Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu:
1)
Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi Perencanaan
Produk, Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik, Perencanaan Lingkungan
Kerja, Perencanaan Standar Produksi.
2)
Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan, tenaga kerja,
biaya, kualitas dan pemeliharaan.
3)
Sistem Informasi Produksi. Aspek ini meliputi struktur organisasi, Produksi atas dasar
pesanan, Mass Production. Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar dapat
berjalan dengan baik perlu planning, organizing, directing, coordinating, controlling
(Management Process).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Manajemen Operasi?
2.
Apa itu Manajemen Produksi?
2.
Menjelaskan apa sajakah faktor-faktor produksi itu?
3.
Bagaimana perkembangan menejemen produksi?
4.
Apa fungsi system produksi dan operasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN OPERASI
Istilah "Operasi" (Operations) dalam Production/Operations Management diartikan
sebagai kumpulan dari seluruh kegiatan yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
Sedangkan "Production" diartikan sebagai proses konversi sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan menjadi output. Selanjutnya, istilah "Management" diartikan sebagai pengelolaan
yang
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkoordinasian,
dan
pengendalian. Dengan demikian, Production/Operations Management didefinisikan sebagai
pengelolaan
(perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkoordinasian,
dan
pengendalian) semua kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang
dan jasa (James R Evan, Applied Production and Operations Management).
Menurut Richard B Chase dalam bukunya Production and Operation Management;
Manufacture and Service, 1998, manajemen operasi (MO) didefinisikan sebagai disain,
operasi dan perbaikan sistem produksi yang bertujuan menciptakan barang dan jasa utama
perusahaan. Sama halnya dengan pemasaran dan keuangan, manajemen operasi merupakan
bidang fungsional yang memiliki tanggung jawab sebagai manajemen lini dalam struktur
organisasi bisnis. Ini penting karena manajemen operasi sering kali dicampur-adukkan
dengan Riset Operasi atau Manajemen Sain (Operation Research-OR/ Management ScienceMS) serta Industrial Engineering (IE).
Perbedaan pokok antara Manajemen Operasi dengan OR atau MS atau IE adalah
bahwa MO merupakan bidang manajemen sedang OR/ MS merupakan aplikasi metode
kuantitatif untuk pengambilan keputusan di segala bidang, sementara IE merupakan disiplin
ilmu teknik. Dengan demikian MO menggunakan OR/ MS sebagai alat untuk pengambilan
keputusan seperti misalnya dalam penyusunan skedul dengan menggunakan jalur kritis, dan
dalam beberapa hal memiliki topic bahasan yang sama dengn IE seperti otomatisasi pabrik.
Perbedaan peran manajemen membuat MO menjadi berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.
Sementara menuruty Agus Ahyari manajemen produksi/ operasi merupakan proses kegiatan
untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari
produksi dan proses produksi. Sedang menurut Sukanto, manajemen produksi/ operasi
Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau
sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada.
Dalam perencanaan manajemen produksi/operasi, perencanaan hingga pengambilan
keputusan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kalsifikasi hirarkhis (Hierarchical
Classifications). Artinya, perencanaan dan keputusan ditempatkan pada tiga kategori yakni:
a)
Keputusan dan Rencana Strategik
Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan memiliki skop yang luas dan meliputi seperti
misalnya, penentuan product line, distribution and marketing channel, new plant and
warehouse dll.
b)
Keputusan dan Rencana Taktis
Merupakan keputusan-keputusan perencanaan taktis terutama yang terkait penyusunan skedul
operasi, alokasi dana, penggunaan mesin, perencanaan tingkat produksi , penentuan jumlah
tenaga kerja yang diperlukan, penentuan perlu tidaknya lembur, penentuan perlu tidaknya
persediaan dan berapa banyak.
c)
Keputusan dan Rencana Operasional
Merupakan keputusan jangka pendek yang terkai misalnya menetukan pekerjaan yang harus
dilakukan hari ini atau minggu ini, menentukan siapa melakukan tugas apa, menentukan
tugas-tugas apa yang harus diprioritaskan. Perencanaan dan keputusan operasional ini
merupakan tingkatan yang terakhir yang mencakup perencanan dan keputusan tugas-tugas
rutin sehari-hari, nisalnya penjadualan karyawan dan peralatan, penyesuaian tingkat produksi,
keputusan melakukan tindakan-tindakan penyesuaian bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pengoperasian mesin, pengawasan terhadap kualitas produksi.
Perencanaan dan keputusan pada tataran strategik diambil oleh mereka yang berada
pada tingkatan tertinggi dalam organisasi, yang kemudian perencanaan dan keputusan pada
tingkat strategik tersebut perlu diterjemahkan dan dijadikan pedoman atau batasan dalam
perencanaan dan keputusan taktis. Selanjutnya perencanaan dan keputusan taktis, yang dibuat
berdasarkan perecanaan dan keputusan stratejik, dijadikan pedoman bagi perencanaan dan
keputusan operational.
B.
MANAJEMEN PRODUKSI
Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input)
menjadi keluaran atau output. Dalam arti sempit produksi adalah kegiatan yang menghasilkan
barang baik barang setengah jadi, barang jadi, barang industri, suku cadang, komponen
penunjang.
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan kekayaan melalui
eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan” atau bila kita artikan
secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti
menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat
menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan
manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna, disebut “dihasilkan”. Produksi
bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum
ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongandorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi
termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social.
1.
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat juga berakibat pada
rendahnya mutu produk atau jasa yang di hasilkan, peran manajemen produksi terasa sangat
semakin penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk
mengakinatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persediaan.
Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting yaitu:
Adanya orang yang lebih dari satu
Adanya tujuan yang ingin dicapai
Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut
C. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses
produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam
proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan
kewirausahaan.
a. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi
segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
– Tanah, tumbuhan, hewan.
– Udara, sinar matahari, hujan.
– Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di
alam langsung.
b. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah
suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang
terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian
berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah
tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.
c. Sumberdaya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan
untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari
ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi
yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal
dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
Modal dapat dibedakan menurut:
1) Kegunaan dalam proses produksi.
a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali
dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam
proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2) Bentuk Modal
a) Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi
mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.
d. Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang
atau jasa secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha
perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.
2.
Perkembangan Manajemen Produksi
Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia menghuni bumi
ini. Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di terapkan sejak jaman kuno.
Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang di perkirakan di tulis tahun 1300 sebelum masehi
menunjukan bahwa organisasi dan administrasi negara telah di terapkan oleh para pelaksana
negara pada zaman kuno.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari manajemen itu
mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing. Manajemen produksi
termasuk ke dalam bidang manajemen yang mengkhususkan tujuannya. Manajemen
produksi berkembang mengikuti perkembangan konsumsi masyaakat terhadap produk yang
di hasilkan.
Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang
menunjang yaitu:
3.
Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
Revolusi industri
Perkembangan alat dan teknologi
Perkembangan ilmu dan metode kerja
Proses Produksi
Proses produksi dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:
a.
Berdasarkan kelangsungan hidup terbagi kedalam 2 bagian:
·
Proses produksi terus menerus (Continuous production)
·
Proses produksi yang terputus-putus (Intermiten Production)
b.
Berdasarkan teknik terbagi kedalam 4 bagian:
·
Proses ekstraktif
·
Proses analitis
·
Proses pengubahan
·
Proses sintesis
4.
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu:
1)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangandengan keadaan
lain
5.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
1)
Perencanaan sistem produksi.
2)
Perencanaan produksi.
3)
Perencanaan lokasi produksi.
4)
Perencanaan letak fasilitas produksi.
5)
Perencanaan lingkungan kerja.
6)
Perencanaan standar produksi.
Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen produksi:
1)
Manajemen merupakan salah satu fungsi utama.
1)
Harus dengan mempelajari manajemen produksi.
2)
Karena manajemen produksi merupakan bagian dari organisasi.
D.
FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
a.
Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (inputs).
b.
Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk
penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
c.
Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan
produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau tertentu.
d.
Pengendaian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Sistem Produksi dan Operasi
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang
saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang
lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi
pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan
operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan
menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam
industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi
dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang
dipergunakan dalam industri manufaktur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat prosesproses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi
sehingga dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam
masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif. Bahwa
sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas Manajemen Operasi berjalan agar
kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga dengan cermat dapat
meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam masyarakat serta mampu
mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur
agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Saran
Sarannya ketika perusahaan menghadapi peluang global maka manajer perusahaan
harus dengan cermat menempatkan perusahaannya dalam misi dan strategi operasi dan
mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, juga peluang dan
ancaman yang terdapat di lingkungan perusahaan, sehingga efektifitas perusahaan dapat terus
berjalan dan dapat menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan
standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
OLEH :
BAGASKARA ZULKARNAEN (15.05.51.0120)
RIA HANDAYANI (15.05.51.0077)
YUNA EKA ARSANTI (15.05.51.0079)
NIRA WIDI PAMULA (15.05.51.0090)
WIWID WIJAYANTI (15.05.51.0117)
B1-MANAJEMEN
UNIVERSITAS STIKUBANK (UNISBANK) SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016-2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Manajemen Operasional
Harapan kami sebagai pembuat makalah ini agar makalah ini dapat memenuhi tugas,
serta bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan seperjuangan dalam mengisi dan menambah
sedikit pengetahuan tentang Menejemen Operasi dan Produksi
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Makalah Mata
Kuliah Menejemen Operasional
Demikian kata pengatar ini kami buat, semoga makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.
Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang
yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh
konsumen. Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan,
salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting
karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan
banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai
pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk
bisa bertahan di dalam pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang
dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan
produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu
memasarkan
produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan
perusahaan. Manajemen operasi (MO) mulai berkembang pesat sejak tahun 1910-an. Pada
saat itu Frederick W Taylor mengembangkan konsep yang terkait dengan efisiensi di bidang
produksi dengan menggunakan pendekatan ilmiah untuk menghitung produktivitas,
menggunakan fungsi manajemen untuk menemukan dan menggunakan aturan dan prosedur
dalam operasi system produksi.
Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu:
1)
Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi Perencanaan
Produk, Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik, Perencanaan Lingkungan
Kerja, Perencanaan Standar Produksi.
2)
Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan, tenaga kerja,
biaya, kualitas dan pemeliharaan.
3)
Sistem Informasi Produksi. Aspek ini meliputi struktur organisasi, Produksi atas dasar
pesanan, Mass Production. Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar dapat
berjalan dengan baik perlu planning, organizing, directing, coordinating, controlling
(Management Process).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Manajemen Operasi?
2.
Apa itu Manajemen Produksi?
2.
Menjelaskan apa sajakah faktor-faktor produksi itu?
3.
Bagaimana perkembangan menejemen produksi?
4.
Apa fungsi system produksi dan operasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN OPERASI
Istilah "Operasi" (Operations) dalam Production/Operations Management diartikan
sebagai kumpulan dari seluruh kegiatan yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
Sedangkan "Production" diartikan sebagai proses konversi sumber-sumber yang dimiliki
perusahaan menjadi output. Selanjutnya, istilah "Management" diartikan sebagai pengelolaan
yang
meliputi
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkoordinasian,
dan
pengendalian. Dengan demikian, Production/Operations Management didefinisikan sebagai
pengelolaan
(perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkoordinasian,
dan
pengendalian) semua kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang
dan jasa (James R Evan, Applied Production and Operations Management).
Menurut Richard B Chase dalam bukunya Production and Operation Management;
Manufacture and Service, 1998, manajemen operasi (MO) didefinisikan sebagai disain,
operasi dan perbaikan sistem produksi yang bertujuan menciptakan barang dan jasa utama
perusahaan. Sama halnya dengan pemasaran dan keuangan, manajemen operasi merupakan
bidang fungsional yang memiliki tanggung jawab sebagai manajemen lini dalam struktur
organisasi bisnis. Ini penting karena manajemen operasi sering kali dicampur-adukkan
dengan Riset Operasi atau Manajemen Sain (Operation Research-OR/ Management ScienceMS) serta Industrial Engineering (IE).
Perbedaan pokok antara Manajemen Operasi dengan OR atau MS atau IE adalah
bahwa MO merupakan bidang manajemen sedang OR/ MS merupakan aplikasi metode
kuantitatif untuk pengambilan keputusan di segala bidang, sementara IE merupakan disiplin
ilmu teknik. Dengan demikian MO menggunakan OR/ MS sebagai alat untuk pengambilan
keputusan seperti misalnya dalam penyusunan skedul dengan menggunakan jalur kritis, dan
dalam beberapa hal memiliki topic bahasan yang sama dengn IE seperti otomatisasi pabrik.
Perbedaan peran manajemen membuat MO menjadi berbeda dengan disiplin ilmu yang lain.
Sementara menuruty Agus Ahyari manajemen produksi/ operasi merupakan proses kegiatan
untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari
produksi dan proses produksi. Sedang menurut Sukanto, manajemen produksi/ operasi
Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau
sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada.
Dalam perencanaan manajemen produksi/operasi, perencanaan hingga pengambilan
keputusan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kalsifikasi hirarkhis (Hierarchical
Classifications). Artinya, perencanaan dan keputusan ditempatkan pada tiga kategori yakni:
a)
Keputusan dan Rencana Strategik
Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan memiliki skop yang luas dan meliputi seperti
misalnya, penentuan product line, distribution and marketing channel, new plant and
warehouse dll.
b)
Keputusan dan Rencana Taktis
Merupakan keputusan-keputusan perencanaan taktis terutama yang terkait penyusunan skedul
operasi, alokasi dana, penggunaan mesin, perencanaan tingkat produksi , penentuan jumlah
tenaga kerja yang diperlukan, penentuan perlu tidaknya lembur, penentuan perlu tidaknya
persediaan dan berapa banyak.
c)
Keputusan dan Rencana Operasional
Merupakan keputusan jangka pendek yang terkai misalnya menetukan pekerjaan yang harus
dilakukan hari ini atau minggu ini, menentukan siapa melakukan tugas apa, menentukan
tugas-tugas apa yang harus diprioritaskan. Perencanaan dan keputusan operasional ini
merupakan tingkatan yang terakhir yang mencakup perencanan dan keputusan tugas-tugas
rutin sehari-hari, nisalnya penjadualan karyawan dan peralatan, penyesuaian tingkat produksi,
keputusan melakukan tindakan-tindakan penyesuaian bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pengoperasian mesin, pengawasan terhadap kualitas produksi.
Perencanaan dan keputusan pada tataran strategik diambil oleh mereka yang berada
pada tingkatan tertinggi dalam organisasi, yang kemudian perencanaan dan keputusan pada
tingkat strategik tersebut perlu diterjemahkan dan dijadikan pedoman atau batasan dalam
perencanaan dan keputusan taktis. Selanjutnya perencanaan dan keputusan taktis, yang dibuat
berdasarkan perecanaan dan keputusan stratejik, dijadikan pedoman bagi perencanaan dan
keputusan operational.
B.
MANAJEMEN PRODUKSI
Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input)
menjadi keluaran atau output. Dalam arti sempit produksi adalah kegiatan yang menghasilkan
barang baik barang setengah jadi, barang jadi, barang industri, suku cadang, komponen
penunjang.
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai “menghasilkan kekayaan melalui
eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan” atau bila kita artikan
secara konvensional, produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti
menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat
menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan
manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna, disebut “dihasilkan”. Produksi
bisa ditilik dari dua aspek; kajian positif terhadap hukum-hukum benda dan hukum-hukum
ekonomi yang menentukan fungsi produksi, dan kajian normatif yang membahas dorongandorongan dan tujuan produksi. Pembahasan mengenai nilai, norma, dan etika dalam produksi
termasuk kedalam aspek normative yang banyak dikaji oleh para ahli teori social.
1.
Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat juga berakibat pada
rendahnya mutu produk atau jasa yang di hasilkan, peran manajemen produksi terasa sangat
semakin penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk
mengakinatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persediaan.
Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting yaitu:
Adanya orang yang lebih dari satu
Adanya tujuan yang ingin dicapai
Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut
C. FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses
produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam
proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan
kewirausahaan.
a. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi
segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
– Tanah, tumbuhan, hewan.
– Udara, sinar matahari, hujan.
– Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di
alam langsung.
b. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah
suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang
terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian
berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah
tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.
c. Sumberdaya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan
untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari
ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi
yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal
dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
Modal dapat dibedakan menurut:
1) Kegunaan dalam proses produksi.
a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali
dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam
proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2) Bentuk Modal
a) Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi
mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.
d. Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang
atau jasa secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha
perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.
2.
Perkembangan Manajemen Produksi
Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia menghuni bumi
ini. Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di terapkan sejak jaman kuno.
Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang di perkirakan di tulis tahun 1300 sebelum masehi
menunjukan bahwa organisasi dan administrasi negara telah di terapkan oleh para pelaksana
negara pada zaman kuno.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari manajemen itu
mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing. Manajemen produksi
termasuk ke dalam bidang manajemen yang mengkhususkan tujuannya. Manajemen
produksi berkembang mengikuti perkembangan konsumsi masyaakat terhadap produk yang
di hasilkan.
Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor yang
menunjang yaitu:
3.
Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
Revolusi industri
Perkembangan alat dan teknologi
Perkembangan ilmu dan metode kerja
Proses Produksi
Proses produksi dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:
a.
Berdasarkan kelangsungan hidup terbagi kedalam 2 bagian:
·
Proses produksi terus menerus (Continuous production)
·
Proses produksi yang terputus-putus (Intermiten Production)
b.
Berdasarkan teknik terbagi kedalam 4 bagian:
·
Proses ekstraktif
·
Proses analitis
·
Proses pengubahan
·
Proses sintesis
4.
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu:
1)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangandengan keadaan
lain
5.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
1)
Perencanaan sistem produksi.
2)
Perencanaan produksi.
3)
Perencanaan lokasi produksi.
4)
Perencanaan letak fasilitas produksi.
5)
Perencanaan lingkungan kerja.
6)
Perencanaan standar produksi.
Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen produksi:
1)
Manajemen merupakan salah satu fungsi utama.
1)
Harus dengan mempelajari manajemen produksi.
2)
Karena manajemen produksi merupakan bagian dari organisasi.
D.
FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
a.
Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (inputs).
b.
Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk
penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
c.
Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan
produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau tertentu.
d.
Pengendaian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Sistem Produksi dan Operasi
Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang
saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang
lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi
pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan
operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan
menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam
industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi
dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang
dipergunakan dalam industri manufaktur.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat prosesproses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi
sehingga dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam
masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif. Bahwa
sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas Manajemen Operasi berjalan agar
kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga dengan cermat dapat
meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam masyarakat serta mampu
mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur
agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Saran
Sarannya ketika perusahaan menghadapi peluang global maka manajer perusahaan
harus dengan cermat menempatkan perusahaannya dalam misi dan strategi operasi dan
mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, juga peluang dan
ancaman yang terdapat di lingkungan perusahaan, sehingga efektifitas perusahaan dapat terus
berjalan dan dapat menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan
standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.